Anda di halaman 1dari 3

MENGENAL JUCTICE COLLABORATOR DALAM HUKUM PIDANA

Pda perkembangannya ide Justice Collaborator sebenarnya bertitik tolak dari


ketentuan Pasal 37 ayat 2 United Nations Convetion Againts Corruption (UNCAC)
Tahun 2003 yang sudah diratifikasi oleh Indonesia melalui UU Nomor 7 Tahun
2006 tentang Pengesahan United Nations Convetion Againts Corruption (Konvensi
Perserikatan Bangsa Anti Korupsi 2003).1
Secara terminologis Justice Collaborator diartikan sebagai “Peniup Peluit”, ada
juga yang menyebutnya sebagai “saksi pelapor”, “pengadu”, “pembocor rahasia”,
“saksi pelaku yang bekerja saama dengan aparat penegak hukum”,.2
Menurut cOuncil of Europe Commite of Minister bahwa yang dimaksud dengan
Justice Collaborator atau Collaborator of Justice adalah:
Seseorang yang juga berperan sebagai pelaku tindak pidana, atau secara
meyakinkan adalah merupakan bagian dari tindak pidana yang dilakukan secara
bersama-sama atau kejahatan terorganisiasi dalam segala bentuknya, atau
merupakan bagian dari kejahatan terorganisasi, namun yang bersangkutan
bersedia untuk bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk memberikan
kesaksian mengenai suatu tindak pidana yang dilakukan bersama-sama atau
terorganisasi, atau mengenai berbagai bentuk tindak pidana yang terkait dengan
kejahatan terorganisasi maupun kejahatan serius lainnya.3
Sedangkan menurut Peraturan Bersama Menteri Hukum dan HAM, Jaksa Agung,
Kapolri, KPK, Ketua LPSK tentang Perlindungan bagi Pelapor, Saksi Pelapor, dan
Saksi Pelaku yang bekerja sama tanggal 14 Desember 2011, Pasal 1 Angka 3
memberikan definisi bahwa justice collaborator adalah saksi pelaku yang bekerja
sama adalah saksi yang juga sebagai pelaku tindak pidana yang bersedia
membantu aparat penegak hukum untuk mengungkap suatu tindak pidana atau
akan terjadinya suatu tidak pidana untuk mengembalikan aset-aset atau hasil
1
Lilik Mulyadi. Perlindungan Hukum Whistleblower & Justice Collaborator Dalam Upaya Penaggulangan Organized
Crime. Alumni, 2022.
2
Lilik Mulyadi. Perlindungan Hukum Whistleblower & Justice Collaborator Dalam Upaya Penaggulangan Organized
Crime. Alumni, 2022.
3
Ytirsa Yunus, “Rekomendasi Kebijakan Perlindungan Hukum Justice Collaborator: Solusi Akselerasi Pelaporan
Tindak Pidana Korupsi di Indonesia”, Direktorat Hukum dan HAM Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional, 2013.
suatu tindak pidana kepada negara dengan memberikan informasi kepada aparat
penegak hukum serta memberikan kesaksian di dalam proses peradilan
Perkembangannya menurut MA dalam SEMA RI No. 04 Tahun 2011 tentang
Perlakuan Bagi Tindak Pidana dan saksi pelaku yang bekerja sama (justice
collaborator) di dalam perkara tindak pidana tertentu disebutkan bahwa sebagai
pelapor tindak pidana adalah orang yang mengetahui dan melaporkan tindak
pidana tertentu dan bukan bagian dari pelaku kejahatan yang dilaporkannya,
sehingga seorang pelaku yang bekerja sama (justice collaborator) merupakan
salah satu pelaku tindak pidana tertentu, yang mengakui kejahatan yang
dilakukannya, bukan pelaku utama dalam kejahatan tersebut serta memberikan
keterangan sebagai saksi di dalam proses peradilan.
Dalam surat keputusan bersama antara LPSK, kejaksaan agung, Kepolisian RI, KPK
dan MA , Justice collaborator adalah seorang saksi, yang juga meruakan pelaku,
namun mau bekerja sama dengan penegak hukum dalam rangka membongkar
suatu perkara bahkan mengembalikan aset hasil kejahatan yang bersangkutan
apabila aset itu ada pada dirinya.
Untuk menentukan seseorang sebagai saksi pelaku yang bekerjasama (justice
collaborator) sesuai SEMA NOMOR 04 Tahun 2011 diatur beberapa pedoman
sebagai berikut:
1. Yang bersagkutan merupakan salah satu tindak pidana tertentu
sebagaimana dimaksud dalam SEM, mengakui kejahatan yang
dilakukannya, bukan pelaku utama dalam kejahatan tersebut serta
memberikan keterangan sebagai saksi di dalam proses peradilan.
2. Jaksa Penuntut Umum dalam tuntutannya menyatakan yang bersangkutan
telah memberikan keterangan dan bukti-bukti yang signifikan sehingga
penyidik dan atau penuntut umum dapat mengungkap tindak pidana
dimaksud secara efektif, mengungkap pelaku-pelaku lainnya yang memiliki
peran lebih besar dan atau mengembalikan aset-aset hasil suatu tindak
pidana.
3. Atas bantuannya tersebut, maka saksi pelaku yang bekerja sama
sebagaimana dimaksud di atas, hakim dalam menentukan pidana yang akan
dijatuhkan dapat mempertimbangkan hal-hal penjatuhan pidana berupa
menjatuhkan pidana percobaan bersyarat khusus dan/atau menjatuhkan
pidana berupa piana penjara yang paling ringan diantara terdakwa lainnya
yang terbukti bersalah dalam perkara yang dimaksud.4
Perkembangan terbaru dalam undang-undang yang berlaku di Indonesia
pengertian saksi pelaku yang bekerjasama (justice collaborator) diatur dalam
Pasal 1 angka 2 UU No. 31 Tahun 2014 tentang perubahan Undang-Undang
Nomor. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, adalah
tersangka, terdakwa, atau terpidana yang bekerja sama dengan penegak
hukum untuk mengungkap suatu tindak pidana dalam kasus yang sama. 5
Berdasarkan hal tersebut di atas, pada prinsipnya hadirnya justice collaborator
adalah untuk membantu penegak hukum dalam mengungkap suatu tindak
pidana dan bekerjasama dalam menemukan alat-alat bukti dan barang bukti
sehingga penyidikan dan penuntutan dapat berjalan dengan efektif.

5
Rahman Amin. Perlindungan Hukum Justice Collaborator dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia: Studi
Perkara Tindak Pidana Narkotika. Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2020).

Anda mungkin juga menyukai