Anda di halaman 1dari 2

1.

alat bukti adalah segala sesuatu hal maupun benda yang ada hubungan dan
kaitannya dengan suatu kejadian atau peristiwa tertentu. Soebekti mendefinisikan
bukti sebagai sesuatu untuk meyakinkan akan kebenaran suatu dalil atau pendirian.
sedangkan alat bukti, alat pembuktian, upaya pembuktian (Bewisjemiddle) adalah
alat-alat yang dipergunakan untuk dipakai membuktikan dalil-dalil suatu pihak
dimuka pengadilan. Misalnya, bukti-bukti tulisan, kesaksian, persangkaan, sumpah.

2. Alat bukti ialah upaya pembuktian melalui alai-alat yang diperkenankan untuk
dipakai membuktikan dalil-dalil atau dalam perkara pidana dakwaan disidang
pengadilan, misalnya keterangan terdakwa, kesaksian, keterangan ahli, surat,
petunjuk, dan termasuk persangkaan dan sumpah.

3. Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang- Undang
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang perlindungan saksi dan, Peraturan Bersama Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Jaksa Agung Republik
Indonesia, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, dan Ketua Lembaga Perlindungan
Saksi dan Korban Republik Indonesia, Nomor M.HH11.HM.03.02.th.2011, Nomor
PER-045/A/JA/12/2011, Nomor 1 Tahun 2011, Nomor KEPB-02/01-55/12/2011,
Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perlindungan bagi Pelapor, Saksi Pelapor, dan Saksi
Pelaku yang Bekerjasama. dan surat edaran Mahkamah Agung no 4 Tahun 2011.

4. Pasal 1 Angka 2 UU 31/2014 menerangkan bahwa saksi pelaku adalah


tersangka, terdakwa, atau terpidana yang bekerja sama dengan penegak
hukum untuk mengungkap suatu tindak pidana dalam kasus yang sama.

5. Untuk mendapatkan posisi justice collaborator hanya dapat diperoleh dua cara yaitu,
ditawarkan melalui aparat hukum atau bersedia secara sukarela untuk menjadi
justice collaborator. Posisi untuk menjadi justice collaborator sangat dilematis
dikarenakan banyak sekali ancaman-ancaman yang akan menimpa dirinya baik dari
faktor internal maupun eksternal.

6. (Penelitian doktrinal adalah penelitian yang memberikan penjelasan sistematis


aturan yang mengatur suatu kategori hukum tertentu, menganalisis hubungan antara
peraturan menjelaskan daerah kesulitan dan mungkin memprediksi pembangunan
masa depan).

7. atas peran dari justice collaborator tersebut, hakim dalam menentukan pidana yang
akan dijatuhkan dapat mempertimbangkan dua hal dalam penjatuhan pidana, yakni
menjatuhkan putusan pidana percobaan bersyarat dan/atau pidana penjara paling
ringan dengan mempertimbangkan keadilan dalam masyarakat.

8. Sebagai orang yang berperan dalam mengungkap suatu tindak pidana,


seorang justice collaborator akan diberikan sejumlah perlakuan khusus, antara lain:

 Tidak dapat dituntut secara hukum atas kesaksiannya (Pasal 10 ayat (1) UU
31/2004).
 Tuntutan hukum terhadapnya wajib ditunda hingga memperoleh kekuatan hukum
tetap (Pasal 10 ayat (2) UU 31/2004).

Anda mungkin juga menyukai