Anda di halaman 1dari 22

“Belajar tanpa berpikir tidak ada gunanya, tapi berpikir tanpa

belajar sangat berbahaya!”

- Ir Soekarno
Sang Orator ulung
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Tugas dan
Wewenang
Lembaga
Negara
Lembaga
Legislatif di
Indonesia
Lembaga legislatif di Indonesia, antara
lain MPR, DPR, DPD, DPRD Provinsi,
DPRD Kabupaten/Kota. Di dalam UUD
1945, ketentuan tentang lembaga
pemegang kekuasaan legislatif diatur
di dalam beberapa bab dan pasal
berikut.
Bab II (Pasal 2 dan 3).
Bab VII (Pasal 19, 20, 20A, 21, 22,
22A, dan 22 B).
Bab VII A(Pasal 22C dan 22D).
Fungsi
Lemba
ga
Legisla
Menentukan policy (kebijaksanaan) dan
tif
membuat undang-undang. Untuk itu,
lembaga legislatif memiliki hak inisiatif, hak
untuk mengadakan amandemen terhadap
rancangan undnag-undang yang disusun oleh
pemerintah, dan hak budget

Mengontrol badan eksekutif dalam arti


menjaga supaya semua tindakan badan
eksekutif sesuai kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Untuk
menyelenggarakan tugas ini, badan
perwakilan rakyat mendapat hak-hak
DEWAN
PERWAKIL
AN
RAKYAT
Terkait dengan fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:
• Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
• Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
• Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan pusat
dan daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan
SDA dan SDE lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan daerah)
• Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
• Menetapkan UU bersama dengan Presiden
• Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang
diajukan Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU
Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:
• Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)
• Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait
pajak, pendidikan dan agama
• Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang disampaikan oleh BPK
• Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun
terhadap perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait
dengan beban keuangan negara

Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang:


• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan
pemerintah
• Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD
(terkait pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN,
pajak, pendidikan dan agama)
Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain:
• Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat
• Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk: (1) menyatakan perang ataupun
membuat perdamaian dengan Negara lain; (2) mengangkat dan memberhentikan
anggota Komisi Yudisial.
• Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal: (1) pemberian amnesti dan
abolisi; (2) mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar lain
• Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
• Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim agung yang
akan ditetapkan menjadi hakim agung oleh Presiden
• Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk selanjutnya diajukan ke Presiden
Majelis Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan

Permusyawaratan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum .

Rakyat MPR mempunyai tugas dan wewenang, yaitu :


• Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;
• Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil
pemilihan umum dalam sidang paripurna MPR;
• Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan
Mahkamah Konstitusi untuk memberhentikan presiden
dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya setelah
presiden dan atau wakil presiden diberi kesempatan
untuk menyampaikan penjelasan di dalam sidang
paripuma MPR;
• Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila
presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak
dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa
jabatannya;
• Memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan
presiden apabila terjadi kekosongan jabatan wakil
presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya
dalam waktu enam puluh hari;
• Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya
Dewan
Perwakilan
Daerah
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
merupakan salah satu lembaga perwakilan
rakyat dan bagian keanggotaan MPR, yang
dipilih melalui pemilu dari setiap provinsi.
Kewenangan DPD diatur dalam Pasal 22D Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pasal tersebut, kewenangan DPD di bidang
legislasi adalah:

Berwewenang dalam pengajuan RUU tertentu. Berwewenang untuk ikut membahas bersama DPR dan Pemerintah terhadap
penyusunan RUU tertentu. Berwewenang memberikan pandangan dan pendapat terhadap RUU tertentu Berwewenang
memberikan pertimbangan terhadap RUU tentang APBN dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama, serta

pengawasan terhadap pelaksanaan UU tertentu.


Lembaga Eksekutif
di Indonesia
Birokrasi lembaga eksekutif

1 2
Lembaga eksekutif di
Indonesia, antara lain
3
Lembaga eksekutif di
Indonesia, antara lain Presiden,
Adapun ketentuan tentang
kementerian diatur dalam
Presiden, Wakil Presiden, Wakil Presiden, para menteri, Bab V Pasal 17.
para menteri, dan kepala dan kepala daerah.
daerah.
Wewenang
Lembaga Eksekutif
Kewenangan di bidang diplomatik, yaitu menyelenggarakan
hubungan diplomatik dengan negara-negara lain
Kewenangan di bidang administratif, yaitu
dengan melaksanakan undang-undang serta
peraturan-peraturan lain dan
menyelenggarakan administrasi negara.
Kewenangan di bidang militer, yaitu mengatur angkatan
bersenjata, menyelenggarakan perang serta melakukan
upaya pertahanan dan keamanan negara.
Kewenangan di bidang yudikatif, yaitu memberi grasi,
amnesti, dan sebagainya.
Kewenangan di bidang legislatif, yaitu merencanakan
rancangan undang-undang dan meminta pertimbangan
lembaga legislatif hingga menjadi sebuah undang-
undang.
Wewenang Presiden
Wewenang, kewajiban, dan hak Presiden antara lain:

• Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.


• Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Laut
• Mengajukan RancanganUndang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan
dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.
• Menetapkan peraturan pengganti undang-undang (dalam kegentingan yang memaksa).
• Menetapkan Peraturan Pemerintah.
• Mengangkat dan memberhentikan Menteri Mahkaman Agung.
• Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR.
• Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.
• Menyatakan keadaan bahaya.
• Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
• Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
• Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.
• Memberi remisi, amnesti, dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
• Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU.
• Meresmikan anggotaBadan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbanganDewan
Perwakilan Daerah.
• Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan disetujui DPR.
• Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung.
• Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.
Wewenang Menteri
• Mengikuti dan melakukan koordinasi pelakanaan kebijaksanaan dan program yang telah ditetakan di bidang
tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.
• Menampung dan mengusahakan penyelesaian masalah-masalah yang timbul serta mengikuti perkembangan
keadaan dalam bidang yang dikoordinasinya sehari-hari.
• Melaksanakan koordinasi seerat-eratnya antara berbagai Direkur Jenderal dan pimpinan lembaga lainnya
dalam penanganan masalah yang memiliki sangkut paut dengan bidang koordinasi Menteri Negara yang
bersangkutan.
• Membina dan melakukan koordinasi dengan atau antar departemen dan instansi lainnya baik dalam rangka
pengumpulan bahan, pembahasan masalah yang diperlukan bagi perumusan kebijaksanaan dan program
yang menyangkut bidang yang menjadi tanggungjawabnya, ataupun dalam menampung dan memecahkan
masalah yang timbul dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan program tertentu.
• Menyampaikan laporan dan bahan keterangan serta saran dan pertimbangan di bidang tanggungjawabnya
Kepada Menteri Pimpinan Departemen, Menteri Koordinator yang dibantunya, dan Kepada Presiden.
Lembaga
Yudikatif
di
Indonesia
Birokrasi Lembaga Yudikatif
Ada beberapa lembaga Dalam Pasal 1 UU No.
negara di Indonesia yang 48 Tahun 2009 tentang
menjalankan kekuasaan Kekuasaan Kehakiman,
legislatif, yaitu Mahkamah dijelaskan dalam
Agung, Mahkamah melaksanakan tugas
Konstitusi, dan Komisi dan wewenang,
Yudisial. Lembaga- lembaga yudikatif juga
lembaga negara tersebut tidak terlepas dari
menjalankan kekuasaan pengamalan nilai-nilai
kehakiman berdasarkan Pancasila.
UUD 1945.
Mahkamah
Konstitusi
Kedudukan
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara pelaku kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan
Kewenangan

Mahkamah Konstitusi mempunyai 4 (empat) kewenangan dan 1 (satu) kewajiban


sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk:
Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar;
1. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar;
2. Memutus pembubaran partai politik, dan
3. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Mahkamah
Agung
a. Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, MA merupakan pengadilan kasasi
yang bertugas untuk membina keseragaman dalam penerapan hukum
melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali agar semua hukum dan
undang-undang di seluruh wilayah RI diterapkan secara adil, tepat, dan
benar.
b. Di samping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, MA berwenang
memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir yang
meliputi hal-hal berikut. semua sengketa tentang kewenangan yang
mengadili. permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 28, 29,30,33 dan 34
Undang-undang Mahkamah Agung No. 14 Tahun 1985). semua sengketa
yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal
perang RI berdasarkan peraturan yang berlaku (Pasal 33 dan Pasal 78
Undang-undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985).
c. Hak uji materiil, yaitu wewenang menguji/menilai secara materiil
peraturan perundangan di bawah Undang-undang tentang suatu
peraturan yang ditinjau dari isinya (materinya) dan bertentangan dengan
peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang
Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun1985).
Komisi
Yudisial
Wewenang Komisi Yudisial
Komisi Yudisial diberikan wewenang khusus yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2011 pasal 13. Berikut ini wewenang yang dimiliki KY:

• Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc Mahkamah Agung


pada DPR agar diperoleh persetujuan
• Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim
• Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama
Mahkamah Agung
• Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku
Hakim (KEPPH)
ugas Komisi Yudisial
Tugas Komisi Yudisial diatur dalam pasal 20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011.
Dalam pasal ini, Komisi Yudisial memiliki serangkaian tugas seperti berikut:
• Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap perilaku hakim
• Menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim
• Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi pada laporan dugaan
pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim secara tertutup
• Memutus benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Hakim
• Komisi Yudisial mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan hakim.
• Komisi Yudisial dapat meminta bantuan kepada aparat penegak hukum untuk
melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan dalam hal adanya dugaan
pelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim oleh Hakim
Lembaga
Eksaminatif
Kekuasaan eksaminatif disebut
juga kekuasaan inspektif, yaitu
lembaga negara yang memiliki
kekuasaan memeriksa, mengelola,
dan tanggungjawab terhadap
keuangan negara yang dijalankan
oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
D
a
s
a
r

H
u
k
u
m
Kewenangan
Lembaga
Eksaminatif
1 2 3
Mengawasi dan Melakukan pelaporan hasil Melakukan pelaporan kepada
memeriksa pengelolaan pemeriksaan kepada DPR. pihak penegak hukum apabila
keuangan negara (APBN) ditemukan ketidaksesuaian
dan Daerah (APBD) antara hasil pengawasan
dengan ketentuan yang berlaku.
Lembaga
M oneter
Kekuasaan menetapkan dan
melaksanakan kebijakan
moneter, mengatur dan menjaga
kelancaran system pembayaran
serta memelihara kestabilan
nilai rupiah.

Tugas/Wewenang:
Menetapkan dan
melaksanakan kebijakan
moneter.
Mengatur dan menjaga kelancaran
pembayaran (Pajak, Hutang, dan lain
sebagainya)
Mengatur dan mengawasi Bank di bawah
Thank you!
See you in my next class!

Anda mungkin juga menyukai