Anda di halaman 1dari 12

Integrasi Islam

&
Ilmu Pengetahuan
Presented by :

KELOMPOK 5
Imam Heri Susanto ( A12019045 )

Kristy Vanda Novathyka ( A12019053 )

Qori Amalia ( A12019078 )

Radhita Ika Putrie ( A12019079 )


Materi :

-01- -02- -03-


Hakikat Kesatuan Antara Ayat Interkoneksitas
Ayat-Ayat Allah Qauliyah dan Kauniyah Dalam Memahami
Ayat Qauliyah dan
Kauniyah
-01-
Hakikat Ayat-
Ayat
Allah
Allah SWT menuangkan sebagian kecil dari ilmu Nya kepada umat manusia dengan dua
jalan. Pertama, dengan ath thoriqoh ar rosmiyah ( jalan resmi ) yaitu dalam jalur wahyu
melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya, yang disebut juga dengan ayat-ayat
qauliyah. Kedua, dengan ath thoriqoh ghoiru rosmiyah ( jalan tidak resmi ) yaitu melalui
ilham secara kepada makhluq-Nya di alam semesta ini ( baik makhluk hidup maupun
yang mati ), tanpa melalui perantaraan malaikat Jibril
-02-
Kesatuan
Antara Ayat
Qauliyah dan
Kauniyah
Allah menggunakan dua sandi besar dalam menunjukan kekuasaan-Nya. Kedua sandi tersebut
adalah sandi qouliyah dan sandi kauniyah. Sandi qouliyah dapat dilihat dengan
mempelajari Al Qur’an, sedangkan sandi kauniyah dipelajari dengan mencermati setiap
fenomena yang ada di sekitar kita, baik peristiwa alam maupun kejadian sosial.
-03-
Interkoneksitas Dalam
Memahami Ayat
Qauliyah dan
Kauniyah
Secara garis besar, Allah menciptakan ayat dalam
dua jalan keduanya saling menegaskan dan saling
terkait satu sama lainnya. Hal ini membuktikan
bahwa kemampuan manusia untuk memaham
keduanya adalah keniscayaan. Allah tidak hanya Alam adalah ayat Allah SWT yang tidak
memberikan perintah untuk sekedar memahami tertuang dalam bentuk perkataan Allah untuk
ayat-ayat Allah berupa Qauliyah, tetapi juga untuk dibaca dan dihafal. Tetapi alam adalah ayat
melihat fenomena alam ini. Allah yang semestinya dieksplore dan digali
sedalam-dalamnya untuk semakin manusia
mendekatkan diri pada kemahakuasaan Allah
SWT
Firman Allah ( QS. 3: 191 )

‫علٰى ُجن ُ ْو ِب ِه ْم‬ َ ‫اما َّوق ُُع ْو ًدا َّو‬ ‫ي‬ ِ


‫ق‬ ‫ه‬ ٰ
ً َ َ ّ ‫ال َّ ِذيْ َن يَ ْذك ُُر ْو َن الل‬
َ ‫ت َوالْا َ ْر ِضۚ َربَّنَا َما َخل َ ْق‬
‫ت‬ َّ ‫َويَتَ َفك َّ ُر ْو َن ِف ْي َخل ِْق‬
ِ ‫الس ٰم ٰو‬
‫ابالن َّ ِار‬ َ ‫ذ‬
َ ‫ع‬
َ ‫ا‬َ ‫ن‬‫ق‬ِ ‫ف‬
َ ‫ك‬
َ َ ‫ن‬‫ح‬ٰ ْ ‫ب‬‫س‬ُ ‫ا‬
ۚ ً ‫ل‬ ِ
‫اط‬َ‫ٰه َذا ب‬
Artinya:
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa api neraka
Berangkat dari kesadaran tentang realitas atas tangkapan
indra dan hati, yang kemudian diproses oleh akal untuk
menentukan sikap mana yang benar dan mana yang
salah terhadap suatu obyek atau relitas. Cara seperti ini Bagi orang-orang yang beriman, proses rasionalitas
bisa disebut sebagai proses rasionalitas dalam ilmu. dan spriritualitas dalam ilmu bagaikan keping
Sedangkan proses rasionalitas itu mampu mengantarkan mata uang, antara satu sisi dengan sisi yang
seseorang untuk memahami metarsional sehingga lain merupakan satu kesatuan yang bermakna.
muncul suatu kesadaran baru tentang realitas metafisika, Bila kesadarannya menyentuh realitas alam
yakni apa yang terjadi di balik obyek rasional yang semesta maka biasanya sekaligus kesadarannya
bersifat fisik itu. Kesadaran ini yang disebut sebagai menyentuh alam spiritual dan begitupun
transendensi. sebaliknya

Anda mungkin juga menyukai