Anda di halaman 1dari 48

TUJUAN,,,,,,,

Peserta mampu
memahami teknik Peserta mampu
terapi oksigen memahami teknik
pengelolaan jalan
nafas
TERAPI OKSIGEN
SISTIM RESPIRASI

MEMENUHI KEBUTUHAN METABOLISME


SEL AKAN O2 DAN MENGELUARKAN CO2
SEBAGAI SISA METABOLISME SEL
STRUKTUR ANATOMI
ORGAN2
ORGAN2 SISTIM
SISTIM RESPIRASI
RESPIRASI Rongga
hidung

Laring

Lubang
hidung
Trakea

Faring

Bronkus
BAGAIMANA KITA TAHU
SESEORANG BUTUH OKSIGEN
Klinis
Tanda dan gejala hipoksia : Dispnea, takipnea,
disorientasi, gelisah, apatis atau penurunan
kesadaran.
Kondisi lain
Keracunan CO2, periode perioperatif, anemia
berat.
Pemeriksaan penunjang
Untuk mengukur kadar O2 dlm darah ( Oksimetri
AGDA )
TERAPI OKSIGEN
 DEFINISI
Adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang
lebih tinggi dari 21 % pada tek 1atm shg konsentrasi
oksigen dalam darah meningkat.
TUJUAN,,,,,

Untuk mengatasi keadaan


Untuk menurunkan kerja nafas
Hipoksemia
Untuk menurunkan kerja miokard
METODE TERAPI OKSIGEN
 LOW FLOW OXYGEN –DELIVERY SYSTEMS

1. Low Flow Low Consentration : kateter nasal


dan nasal kanule
2. Low Flow High Consentration : Simple mask,
Partial rebreathing mask dan Non
Rebreathing Mask.

 HIGH FLOW OXYGEN-DELIVERY SYSTEMS

1. High Flow Low Consentration : Ventury mask


2. High Flow High Consentration : Head box,
CPAP
LOW-FLOW
 Memberikan konsentrasi oksigen yang lebih
sedikit daripada yang dihirup oleh pasien,
bervariasi menurut gas yang keluar dari alat
dan pola pernapasan pasien
 Alat : kanula hidung dan sungkup oksigen
NASAL KANULE
 Pemberian aliran oksigen
mulai 1 - 6 l/mt ( FiO2
24 % - FiO2 44 % ).
 Dapat diberikan dalam
jangka pendek atau
jangka panjang.
Sehingga alat yang
digunakan sebaiknya
yang lembut dan
lentur.
 Setiap pemberian
oksigen 1 liter maka
akan meningkatkan
konsentrasi FiO2 4 % .
CONT…
Keuntungan pemberian oksigen dengan nasal kanule
adalah :
 Aman dan mudah
 Nyaman
 Efektif untuk pemberian konsentrasi oksigen rendah
 Dapat melakukan aktifitas seprti makan dan bicara
 Tidak mahal.

Kerugian pemberian na sal kanule adalah :


 Mengeringkan dan iritasi mukosa hidung
 Lecet pada lipatan kuping
 Tidak dapat diberikan jika terjadi gangguan /obstuksi
hidung
 Konsentrasi oksigen tergantung dari tidal volume ,
kecepatan pernafasan, kecepatan aliran dan kepatenan
fiksasi hidung.
ALIRAN RENDAH KONSENTRASI TINGGI
Sungkup muka sederhana
Aliranyg diberikan 6 – 10 ltr / mnt
Konsentrasi mencapai 40-60 %

Sungkup muka dg kantong Rebreathing


Alirandiberikan 8- 12 ltr / mnt
Konsentrasi mencapai 60-80 %

Sungkup muka dg kantong Non


Rebreathing
Aliranyg diberikan 8 – 12 ltr / mnt
Konsentrasi mencapai 100 %
SIMPLE FACE MASK

 Pemberian
oksigen terapi
dengan
memberikan
aliran oksigen 6 –
10 lt/mnt ( FiO2
40 % - FiO2 60 % ).
REBREATHING MASK
 Adapun keuntungan
dari pemberian
oksigen dengan alat
tersebut adalah :
1. Dapat memberikan
konsentrasi oksigen
tinggi
2. Tidak membuat
mukosa membran
kering
CONT…
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah :

 hindari kantong oksigen mengempis


 peletakan masker yang nyaman.
 periksa analisa gas darah
 perhatikan tanda-tanda adanya intoksikasi
oksigen
NON REBREATHING MASK
 Pemberian dengan
alat yang penting
adalah adanya katup
yang terletak antara
face mask dengan
kantong oksigen.
 Keuntungan dari
pemberian oksigen
dengan alat ini
tercegah adanya
penumpukan CO2.
HIGH-FLOW
 Konsentrasi oksigen yang masuk stabil dan
sesuai dengan yang dihirup oleh pasien
 Alat: sungkup venturi dan continuous
positive airway pressure (CPAP)
SUNGKUP VENTURI
 Aliran oksigen sekitar 4-14 lpm
 Konsentrasi berkisar 30 – 55 % sesuai
pengaturan
 Tidak dipengaruhi oleh perubahan pola
nafas
 Dipakai pada pasien dengan tipe nafas
tidak teratur, hiperkarbi, hipoksemi
sedang sampai berat.
HEAD BOX
 
 Head box biasanya digunakan pada bayi
terutama berat badan kurang dari 5 Kg.
Aliran gas yang diberikan adalah 3
liter/Kg.
CPAP MASK
 Pemberian O2 dgn sistem tertutup
 Memberikan tek positif pd INSPIRASI dan
EKSPIRASI, penggunaan PEEP tanpa intubasi
 Hrs dipsg NGT, krn akan terjadi penelanan
udara sehingga terjadi DISTENSI LAMBUNG,
Emisis
 Aliran 2 - 10 lpm
 Konsentrasi 21 - 100 %
AIRWAY
MANAGEMENT
KONSEP PENATALAKSANAAN JALAN NAFAS

ANATOMI
Hubungan jalan napas dan dunia luar didapatkan
melalui dua jalan:
Hidung  menuju nasofaring
Mulut  menuju orofaring
TUJUAN PENGELOLAAN JALAN NAFAS
 Menjaga agar jalan nafas tetap lancar, sehingga oksigen
bisa masuk sampai alveoli
CARA PENGELOLAAN JALAN
NAFAS
 Tanpa alat :
 Head Tilt Chin Lift (HTCL)

 Jaw Trust

 Dengan alat :
 Pipa orofaringeal (Guedel, Mayo)

 Pipa nasofaringeal (NPT)

 Laryngo Mask Airway (LMA)

 Pipa endotrakheal (ETT)

 Operatif :
 Krikotirotomi

 Trakheostomi
Gejala Obstruksi Airway

1. Sesak
! ! Dapat karena - Airway
- Breathing

2. Pernafasan yang berbunyi


pernafasan yang TERSUMBAT

29
Gejala obstruksi Airway

1. Sesak
 Mengeluh sesak ( pasien sadar)
 Takipnea
 Retraksi ( suprasternal,
infrasternal, antar iga )
2. Pernafasan berbunyi
 Gurgling (bunyi kumur-kumur)
Cairan
 Snoring (mengorok) Lidah
 Stridor ( Crowing )  Sumbatan
anatomis
30
Penanggulangan obstruksi

3. Sumbatan anatomis (Stridor) :


 Trauma Edema laring pada Lukabakar

Fraktur laring

 Non Trauma benda asing,

Biasanya perlu Jalan Nafas Definitif

31
AIRWAY
Penanganan obstruksi

1. Cairan (gurgling) :
• Suction
• Bila banyak  miringkan kepala
(trauma : “log roll”)
• Bila tidak teratasi :
Airway definitif

32
AIRWAY
Penanganan obstruksi
2. Lidah (snoring) :
> Manual : - Head tilt-chin lift
- Trauma – Head tilt ( - )
- Jaw trhust
> Jalan nafas sementara :
- oro/nasofaringeal

33
MULAILAH MELAKUKAN TINDAKAN
RESUSITASI
(airway)
Periksa Jalan napas
Finger Sweep

Buka jalan napas dengan 2 cara :


1. Head tilt chin lift
2. Jaw thrust (hanya untuk Tenaga Kesehatan)
AIRWAY
Penanganan obstruksi
3. Sumbatan anatomis (stridor) :
• Trauma : - Edema laring pada luka
bakar
- fraktur
• Non Trauma
laring
: - benda
asing -
difteri
Biasanya perlu jalan nafas
definitif

36
MACAM2 ALAT PENATALAKSANAAN
JALAN NAFAS

Jalan Napas Faring


 NPA (naso-pharyngeal airway)
 OPA (oro-pharyngeal airway)

Sungkup Laring
Pipa Trakhea
Jalan Napas Laring….

Naso-pharyngeal
airway (NPA)

Oro-pharyngeal
airway (OPA)
PEMASANGAN PIPA
OROPHARINGEAL
PEMASANGAN
PIPA
NASO
PHARINGEAL
Sungkup laring
Pipa trakhea
(laryngeal mask)
(endotracheal tube/ET)
CARA PEMASANGAN LMA
Airway Definitif

Oro-trakeal :
 Dapat tanpa /
dengan pelemas
otot
 Selalu persiapan
yang baik
(lampu, Cuff)
 Selalu bersiap
untuk
kriko - tiroidotomi
Intubasi oro-trakeal

43
TRACHEOSTOMY
1. Perlu jalan nafas buatan > 2 minggu.
2. Reflek laring (batuk) tidak ada.
3. Bronkhial toilet (sputum retention).
4. Trauma wajah dan leher.
5. Sumbatan jalan nafas bagian atas.
Kriko-tiroidotomi :
 Dengan jarum
 Surgikal

Kartilago tiroid
Membrana
Kartilago krikoid
Trakea

45
Penyulit penanggulangan Airway

1. Penderita tidak sadar & gelisah atau gigi terkatup

Alternatif :
 Berikan sedativa lalu intubasi lagi
 Coba naso-trakeal (kontra indikasi ?)
 Oro-trakeal memakai pelemas otot
 Kriko-tirotomi dengan jarum sambil menunggu
dokter untuk melakukan krikotirodotomi surgikal

2. Darah banyak dalam mulut (sering karena


trauma maksilo-fasial)

Tindakan  Suction, bila tidak berhasil


 Langsung krikotirotomi

46
PENGELOLAAN JALAN NAFAS
BAWAH
WASSALAMUALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai