RUMAH SAKIT
H. L. MANAMBAI
ABDULKADIR No Dokumen : No Revisi : Halaman :
00 1/7
.
Ditetapkan
Direktur
RS. H. L. Manambai Abdulkadir
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
RUMAH SAKIT
H. L. MANAMBAI
ABDULKADIR No Dokumen : No Revisi : Halaman :
00 2/7
.
RUMAH SAKIT
H. L. MANAMBAI
ABDULKADIR No Dokumen : No Revisi : Halaman :
00 3/7
.
RUMAH SAKIT
H. L. MANAMBAI
ABDULKADIR No Dokumen : No Revisi : Halaman :
00 4/7
.
10. Kejang yang tidak terkontrol
11. Kelemahan otot progresif dengan keterlibatan otot-otot
pemapasan
12. Delirium berat akut
13. Cedera korda spinalis untuk pemantauan hemodinamik
14. Setiap kondisi yang membutuhkan kraniotomy atau
ventrikulostomi dengan risiko vasospasme
15. Pemantauan pasca prosedur endarterektomi karotis, stent
karotis atau aneorisma/ coi/ing.
16. Setiap kondisi yang dihubungkan dengan peningkatan
tekanan intrakranial yang dihubungkan dengan defek
neurologis yang progresif.
H. Penilaian Sepsis
1. Bukti adanya syok dengan tekanan darah sistolik < 90 mmHg
atau menurun 20 mmHg dari tekanan darah normalnya dan
sudah dilakukan rasusitasi cairan yang adekuat.
2. Asidosis laktat (laktat >4.0 mmol/L
3. Syok yang tidak dapat dijelaskan, dengan atau tanpa
hipotensi dan perlu hemodinamik monitoring yang intensif.
4. Syok septic dengan instabilitas hemodinamik.
K. Luka Bakar
1. Setiap pasien luka bakar dewasa ≥ 30% dengan atau tanpa
trauma inhalasi (<24 jam pasca trauma).
2. Setiap pasien luka bakar anak ≥ 10% dengan atau tanpa
trauma inhalasi (<24 jam pasca trauma).
3. Setiap pasien luka bakar dewasa ≥ 30% 24 jam
pascatrauma dengan salah satu atau lebih gangguan saluran
nafas (airway), pernafasan (breathing), sirkulasi (circulation)
4. Setiap pasien luka bakar anak ≥ 10% , ≥ 24 jam
pascatrauma dengan salah satu a\au lebih gangguan saluran
nafas (airway), pernafasan (breathing), sirkulasi (circulation)
5. Setiap pasien luka bakar dewasa dan anak dengan trauma
inhalasi.
KRITERIA PASIEN MASUK ICU
RUMAH SAKIT
H. L. MANAMBAI
ABDULKADIR No Dokumen : No Revisi : Halaman :
00 5/7
.
Prioritas 1:
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang
memerlukan terapi intensif dan tertitrasi, seperti:
dukungan/bantuan ventiiasi dan alat bantu suportif organ/sistem
yang Iain, infus obat-obat vasoaktif kontinyu, obat anti aritmia
kontinyu, pengobatan kontinyu tertitrasi, dan Iain- lainnya.
Contoh pasien kelompok ini antara Iain, pasca bedah
kardiotorasik, pasien sepsis berat, gangguan keseimbangan asam
basa dan elektrolit yang mengancam nyawa. lnstitusi setempat
dapat membuat kriteria spesifik untuk masuk ICU, seperti derajat
hipoksemia, hipotensi dibawah tekanan darah tertentu. Terapi
pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas.
Prioritas 2:
Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU,
sebab sangat berisiko bila tidak mendapatkan tempi intensif
segera, misalnya pemantauan intensif menggunakan pulmonary
arterial cafne/er. Contoh pasien seperti ini antara lain rnereks
yang menderita penyakit dasar jantung-paru, gagal ginja! akut dan
berat atau yang telah mengalami pembedahan major. Terapi pada
pasien prioritas 2 tidak mempunyai batas, karena kondisi
mediknya senantiasa berubah.
Prioritas 3:
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil
status kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya,
atau penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi.
Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di iCU pada
golongan ini sangat kecil. Contoh pasien ini antara Iain pasien
KRITERIA PASIEN MASUK ICU
RUMAH SAKIT
H. L. MANAMBAI
ABDULKADIR No Dokumen : No Revisi : Halaman :
00 6/7
.
dengan keganasan metastatik disertai penyulit infeksi,
pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien
penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai
komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada pasien
golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja,
dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau
resusitasi jantung paru.
Pengecualian:
Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan kepala
ICU, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa
dikecuaiikan, dengan catatan bahwa pasien-pasien golongan
demikian sewaktu waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar
fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk
pasien prioritas 1, 2, 3 (satu, dua, tiga). Pasien yang tergolong
demikian antara Iain:
1. Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi
tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi “perawatan
yang aman" saja. Ini tidak menyingkirkan pasien dengan
perintah “DNR (Do Not Resuscitate)“. Sebenamya pasien-
pasien ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan canggih
yang tersedia di ICU untuk meningkatkan kemungkinan
survivalnya.
2. Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
3. Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak.
Pasien-pasien seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk
menunjang Nngsi organ hanya untuk kepentingan donor
organ.
RUMAH SAKIT
H. L. MANAMBAI
ABDULKADIR No Dokumen : No Revisi : Halaman :
00 7/7
.
bedah dari berbagai disiplin bedah akan diinformasikan
Pada kondisi dimana ruangan ICU tetap tidak tersedia, maka upaya
pemindahan ke ICU Iain harus diinformasikan kepada keluarga
pasien oleh petuges tim ICU atau dokter penanggungjawa pasien
(DPJP). Untuk kasus emergency, operasi masih dapat dilakukan
tetapi pascabedah ditransfer ke ICU rumah sakit lain. Tidak
dibolehkan untuk merawat pasien di ruang pulih dengan ventilator.