Anda di halaman 1dari 7

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SAKINAH

NOMOR 442/SK.DIR/RSUS/X1/2018

TENTANG
KRITERIA PASIEN YANG MASUK DAN KELUAR DARI PELAYANAN HCU
DI RUMAH SAKIT SAKINAH

DIREKTUR RUMAH SAKIT

Menimbang : 1. Bahwa dalam proses pelayanan, pasien dapat memerlukan


perawatan di ruang intensif yaitu Ruang HCU
2. Bahwa untuk pelayanan intensif perlu dibuat kriteria bagi
pasien yang diterimanya mengingat kebutuhan pasien dan
kekhususan ruangan ini;
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b di atas,
maka perlu ditetapkan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar dari
Pelayanan HCU Keputusan Direktur Rumah Sakit ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik


Kedokteran.
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 442/SK/DIR/1/2018
tentang Persetujuan Tindakan Medik.
5. Keputusan Direktur Rumah Sakit Sakinah tentang Visi, Misi,
Falsafah, Tujuan, dan Motto Rumah Sakit .
6. Peraturan Direktur Rumah Sakit Sakinah Tentang Kebijakan
Pelayanan Rumah Sakit .
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Sakinah tentang
kriteria pasien yang masuk dan keluar dari pelayanan HCU

Kedua : Kriteria Pasien Yang Masuk dan Keluar dari Pelayanan HCU
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Agar Kebijakan yang dimaksud pada Diktum Kedua dapat
menjadi acuan bagi seluruh petugas rumah sakit yang melayani
pasien.
Keempat : Pengawasan dari pelaksanaan kriteria ini akan dilakukan oleh
Komite Medik dan Manajer Pelayanan Medik.

Ditetapkan di: RSU Sakinah


Padatanggal :01 November 2018

Direktur RSU Sakinah

dr.Reisna Refiana
Nik. 044100485010511
KRITERIA PASIEN YANG MASUK DAN KELUAR DARI PELAYANAN HCU
DI RUMAH SAKIT

1. Unit Pelayanan Intensif Rumah Sakit merupakan pelayanan yang mampu


memberikan tunjangan ventilasi mekanik lama serta mampu memberikan dukungan
atau bantuan hidup yang lainnya.
2. Pelayanan HCU adalah pelayanan medik pasien dengan kebutuhan memerlukan
pengobatan, perawatan dan observasi secara ketat dengan tingkat pelayanan yang
berada di antara HCU dan ruang rawat inap (tidak perlu perawatan HCU namun
belum dapat dirawat di ruang rawat biasa karena memerlukan observasi yang
ketat).
3. Penentuan indikasi pasien yang masuk ke HCU dan keluar dari HCU serta pasien
yang tidak dianjurkan dirawat di HCU ditentukan berdasarkan kriteria sebagai
berikut :
A. Kriteria pasien masuk HCU
1) Pada pasien dewasa digunakan penilaian dengan skor NEWS
Skor ≥ 7 : dipertimbangkan masuk HCU untuk observasi secara
kontinue.
2) Untuk pasien anak digunakan penilaian dengan skor PedEWSEC, bila
skor ≥6,
Pasien dipertimbangkan masuk HCU untuk observasi ketat.
3) Hasil laboratorium (hasil terkini) :
a. Nilai natrium serum < 110 mEq/L atau > 170 mEq /L.
b. Nilai kalium serum < 2.0 mEq/L atau > 7.0 mEq/L, dengan
tanda-
tanda gangguan jantung.
c. PaO2 < 50 mmHg dengan menggunakan suplementasi oksigen
sungkup muka 6 lpm.
d. pH < 7.1 atau pH > 7.7 dengan gangguan metabolik disertai
gangguan
e. Kadar glukosa serum > 800 mg/dl disertai gangguan metabolik
lainnya.
f. Kadar kalsium serum > 15 mg/dl disertai gangguan metabolik
lainnya.
g. Tingkat keracunan obat atau substansi kimia lain yang
mempengaruhi pasien secara hemodinamik/ neurologik.
h. Cardiac Troponin T positif.
i. Hitung trombosit < 40,000 dengan tanda perdarahan aktif dan
atau
gangguan hemodinamik (syok).
4) Radiografi/ Ultrasonografi/ Tomografi (hasil terkini)
a. Perdarahan vaskuler serebral, kontusio atau perdarahan subarachnoid
dengan perubahan status mental atau tanda-tanda neurologis, cedera
kepala sedang sampai berat.
b. Aspirasi berat, kongestif paru (kor pulmonale), hematothoraks,
pneumothoraks dengan hemodinamik yang tidak stabil.
c. Fraktur cervical dan daerah wajah dengan ancaman gagal napas.
d. Fraktur pelvis, robeknya kandung kemih, hati, varises esofagus atau
uterus dengan hemodinamik yang tidak stabil.
e. Aneurisma aorta disekti.
5) Elektrokardiogram
a. Infark Myocardial dengan aritmia kompleks, ketidakstabilan
hemodinamik atau gagal jantung kongestif.
b. Ventrikular Ekstra Sistole Maligna Bigemini, Salvo,
Multifokal/Multiform, R on T yang berpotensi menjadi Takikardi
Ventrikuler atau Fibrilasi Ventrikel.
c. Blok jantung komplit dengan hemodinamik yang tidak stabil, LBBB
komplit baru.
6) Berdasarkan diagnosis:
a. Sistem Kardiovaskular
1. Acute myocard infark dengan komplikasi
2. Shock kardiogenik
3. Complex arrhythmia yang memerlukan pengawasan ketat dan
intervensi
4. Gagal jantung akut dengan gagal napas dan atau memerlukan
bantuan hemodinamik
5. Hipertensi emergensi
6. Unstable angina, yang disertai aritmia, hemodinamik yang tidak
stabil, atau nyeri dada yang persisten
7. Henti jantung
b. Pulmonary System
1. Gagal napas akut yang memerlukan ventilator
2. Emboli paru dengan kondisi hemodinamik yang tidak stabil
3. Pasien di HCU atau rawat inap yang menunjukkan gangguan
pernapasan
4. Hemoptisis masive
5. Gagal napas dengan memerlukan intubasi
c. Neurologic Disorders
1. Stroke akut dengan perubahan status mental
2. Koma : metabolic, toksik, atau anoxic
3. Perdarahan intracranial yang berpotensi terjadi herniasi
4. Perdarahan subarachnoid akut
5. Meningitis dengan perubahan status mental atau gangguan
pernapasan
6. Sistem saraf pusat dan neurumuskular disorder dengan
disorientasi saraf dan fungsi paru
7. Status epileptikus
8. Pasien mati batang otak atau berpotensi mati batang otak dengan
status pendonor organ
9. Pasien dengan cedera kepala berat
d. Overdosis Obat
1. Hemodinamik yang tidak stabil
2. Defisit mental dengan gangguan jalan napas
3. Kejang yang tidak teratasi
e. Gangguan Gastrointestinal
1. Perdarahan saluran cerna yang disertai hipotensi, terus menerus
2. Gagal hati fulminan
3. Pankreatitis berat
4. Perforasi Esofagus dengan atau tanpa mediastinitis
f. Pembedahan
1. Perawatan intensif
g. Gangguan Lainnya
1. Septik shock dengan instabilitas hemodinamik,
2. Pengawasan hemodinamik,
3. Trauma lingkungan (listrik, hipotermi, hipertermi)
B. KRITERIA PASIEN KELUAR DARI HCU
a. Apabila kegawatan penyebab masalah kesehatan pasien sudah teratasi
b.Skor NEWS pada pasien dewasa sudah < 7 atau terdapat < 3 pada salah
satu parameter
c. Sudah mendapat persetujuan dari Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP).
d.Hemodinamik stabil tanpa obat – obat.
e. Hasil pemeriksaan diagnostic dalam batas normal atau sudah mendekati
normal.
6. Pasien intensif yang masuk diantar keruang intensif dan keluar atau pindah
dijemput oleh perawat ruangan dengn didampingi dokter jaga.
7. Setiap pasien masuk intensif wajib diminta surat persetujuan rawat intensif.
8. Setiap pasien masuk HCU wajib dilakukan pemeriksaan kultur darah sebelum
masuk antibiotik.
9. Pasien intensif tidak ditungguin oleh keluarga.
10. Dokter visite 1 kali sehari, atau bisa lebih pada kondisi – kondisi tertentu
11. Penetapan DPJP utama untuk pelayanan intensif adalah sebagai berikut :
a. HCU : dokter spesialis dengan penyakit terberat/ dokter anastesi
b. Perinatologi : dokter spesialis anak
12. Pasien kondisi MBO harus dinyatakan minimal oleh 3 Dokter (anastesi, neuro/
bedah syaraf dan DPJP utama).
13. Pasien koma dengan alat bantu nafas dirawat di HCU.
14. Jika keluarga minta lepas ventilator, maka keluarga yang akan melepas ventilator
beserta ETT nya, dengan terlebih dahulu menandatangani surat peryataan dan
diinformasikan pada DPJP.
15. Pasien intensif diperbolehkan menggunakan obat-obatan milik pribadi yang
diberikan per oral pada saat dirawat dengan seizin DPJP dan sudah diverifikasi oleh
farmasi.
16. Semua obat-obatan untuk pasien intensif harus berasal dari Rumah Sakit . Obat-
obatan yang dibawa dari rumah harus seiizin DPJP dan sudah diverifikasi oleh
farmasi.

Direktur RSU Sakinah

dr.Reisna Refiana
Nik. 044100485010511

Anda mungkin juga menyukai