B. Sistem Paru
C. Gangguan Neurologis
E. Gangguan Gastrointestinal
1. Pendarahan gastrointestinal yang mengancam jiwa termasuk hipotensi, angina, perdarahan
yang berlanjut, atau dengan komorbid
2. Kegagalan hati fulminan
3. Pankreatitis berat
4. Perforasi esofagus dengan atau tanpa mediastinitis
F. Endokrin
1. Ketoasidosis diabetikum yang diperberat oleh ketidakstabilan hemodinamik, perubahan status
mental, insufisiensi pernapasan, atau asidosis berat
2. Krisis tiroid atau koma miksedema dengan ketidakstabilan hemodinamik
3. Keadaan hiperosmolar dengan koma dan / atau ketidakstabilan hemodinamik
4. Masalah endokrin lainnya seperti krisis adrenal dengan ketidakstabilan hemodinamik
5. Hiperkalsemia berat dengan perubahan status mental, membutuhkan pemantauan
hemodinamik
6. Hipo atau hipernatremia dengan kejang, dengan perubahan status mental
7. Hipo atau hipermagnesemia dengan hemodinamik terkompensasi atau disritmia
8. Hipo atau hiperkalemia dengan disritmia atau kelemahan otot
9. Hipofosfatemia dengan kelemahan otot
G. Bedah
Pasien pasca operasi yang membutuhkan pemantauan hemodinamik / dukungan ventilasi atau
perawatan yang luas
H. Lain-lain
1. Syok septik dengan ketidakstabilan hemodinamik
2. Pemantauan hemodinamik
3. Kondisi klinis yang membutuhkan perawatan di tingkat ICU
4. Cidera lingkungan (tersambar petir, hampir tenggelam, hipo / hipertermia)
5. Terapi baru / eksperimental dengan potensi komplikasi
Parameter Objektif
A. Tanda Vital:
1. Denyut nadi < 40 atau > 150 denyut / menit
2. Tekanan arteri sistolik < 80 mm Hg atau 20 mm Hg di bawah tekanan biasa pasien
3. Tekanan arteri rata-rata < 60 mm Hg
4. Tekanan arteri diastolik > 120 mm Hg
5. Laju pernapasan > 35x / menit
• Pembagian :
1. Separated HCU
2. Integrated HCU
3. Pararel HCU
Pelayanan HCU
Pelayanan HCU adalah tindakan medis yang dilaksanakan melalui pendekatan Tim
muftidisiplin yang terdirj dari Dokter Spesialis dan Dokter serta dibantu oleh Perawat yang bekerja
secara interdisiplin dengan fokus pelayanan pengutamaan pada pasien yang membutuhkan
pengobatan, perawatan dan observasj) secara ketat sesuai dengan standar prosedur operasional yang
berlaku di Rumah Sakit.
Pelayanan HCU melipuh pemantauan pasien secara ketat, menganalisis hasi) pemantauan dan
melakukan tindakan medik dan asuhan keperawatan.
Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakukan antara lain:
1. Tingkat kesadaran.
2. Fungsi pernapasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal 4 (empat) jam atau disesuaikan
dengan keadaan pasien.
3. Oksigenasi dengan menggunakan oksimeter secara terus menerus.
4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 (delapan) jam atau disesuaikan dengan
keadaan pasien.
Tindakan medik dan asuhan keperawatan yang dilakukan adalah:
1. Bantuan Hidup Dasar / Basic life Support (BHD/BLS)| dan Bantuan Hidup Lanjut /Advanced
Life Support (BHL/ALS)
a Jalan nafas (Airway) :
Membebaskan jalan nafas (sampai dengan melakukan intubasi endotrakeal).
b. Pernafasan/ ventilasi (Breathing):
Mampu melakukan bantuan nafas (breathing support).
c. Sirkulasi (Circulation) :
1) Mampu melakukan resusitasi cairen
2. Terapi oksigen.
3. Penggunaan obat-obatan untuk pemeliharaan/stabilisasi (obat inotropik, obat anti ayeri, obat
aritmia jantung, obat-obat yang bersifat vasoaktif, dan lain-lain).
4. Nutrisi enteral atau parenteral.
5. Fisioterapi sesuai dengan keadaan pasien.
6. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah diberikan
2. Indikasi Keluar
a. Pasien sudah stabil yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat.
A. Sistem Kardiovaskuler
1. Miokard infark dengan hemodinamik stabil .
2. Gangguan irama jantung dengan hcmodinamik stabil.
3. Gangguan irama jantung vang memerlukan pacu jantung sementara / menetap dengan
hemodinamik stabil.
4. Gagal jantung kongestif NYHA Class I dan II.
5. Hipertensi urgency tanpa ada gagal organ target.
B. Sistem Pernapasan
Gangguan pernapasan yang memerlukan fisioterapi yang intensif dan agresif.
C. Sistem Saraf
1. Cedera Kepala Sedang sampai Berat / stroke yang stabil dan memerlukan tirah baring dan
memerlukan pemeliharaan jalan nafas secara khusus, seperti hisap lendir berkala.
2. Cedera sumsum tulang belakang bagian leher yang stabil.
F. Pembedahan
Pasca bedah besar dengan hemodinamik stabil tapi masih memerlukan resusitasi cairan.
Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.04/I/1966/11 Tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit. Direktur
Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Kementerian Ksehatan Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Penyelanggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 834 Tahun 2010 Tentang High Care Unit
The Society of Critical Care Medicine. Guidelines for ICU Admission, Discharge, and Triage. Crit Care
Med 1999 Mar;27(3):633-638.