DEFINISI
Intensive Care Unit adalah salah satu bagian vital yang harus dimiliki oleh
sebuah rumah sakit. RSI Namira sebagai rumah sakit tiper C dan menjadi pusat
rujukan sekunder di Kabupaten Lombok Timur memiliki ruang Intensif salah satunya
adalah Intensive Care Unit,. Dengan alokasi tempat tidur sekitar 2-4% dari total tempat
tidur seluruh rumah sakit, tidak semua pasien dapat dimasukkan ke ruangan intensif,
sehingga ruangan ini dibutuhkan suatu koordinasi antar DPJP dan juga penanggung
jawab ruang Intensif.
Demikian halnya diperlukan pula suatu kriteria pasien yang berhak untuk dirawat
di ruang intensif. Selain itu, pasien-pasien yang telah memenuhi kriteria tersebut dinilai
prioritas untuk dirawat di ruang intensif sehingga pasien yang dirawat di ruang intensif
benar-benar pasien yang memerlukan pengawasan dan perawatan yang ketat dan selalu
termonitor.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2
BAB III
TATA LAKSANA
3
5. Penyakit Gastrointestinal
a. Perdarahan gastrointestinal yang mengancam nyawa termasuk hipotensi,
angina, perdarahan yang masih berlangsung, atau dengan penyakit
komorbid
b. Gagal hati fulminan
c. Pankreatitis berat
d. Perforasi esophagus dengan atau tanpa mediastinitis
6. Endokrin
a. Ketoasidosis diabetikum dengan komplikasi hemodinamik tidak stabil,
penurunan kesadaran, pernapasan tidak adekuat atau asidosis berat
b. Badai tiroid atau koma miksedema dengan hemodinamik tidak stabil
c. Kondisi hiperosmolar dengan koma dan/atau hemodinamik tidak stabil
d. Penyakit endokrin lain seperti krisis adrenal dengan hemodinamik tidak
stabil
e. Hiperkalsemia berat dengan penurunan kesadaran, membutuhkan
monitoring hemodinamik
f. Hipo atau hipernatremia dengan kejang, penurunan kesadaran
g. Hipo atau hipermagnesemia dengan hemodinamik terganggu atau
disritmia
h. Hipo atau hiperkalemia dengan disritmia atau kelemahan otot
i. Hipofosfatemia dengan kelemahan otot
7. Obgyn
a. Pre Eklampsi Berat
b. Eklampsi
c. HELLP Syndrome
8. Bedah
Pasien pasca operasi yang membutuhkan monitoring hemodinamik/ bantuan
ventilator atau perawatan yang ekstensif
9. Lain-lain
a. Syok sepsis dengan hemodinamik tidak stabil
b. Infeksi ( DSS, Malaria berat, Tetanus, Deare probius ) dengan
hemodinamik tidak stabil
c. Monitoring ketat hemodinamik
d. Trauma faktor lingkungan (petir, tenggelam, hipo/ hipertermia)
e. Terapi baru/ dalam percobaan dengan potensi terjadi komplikasi
f. Kondisi klinis lain yang memerlukan perawatan setingkat ICU
4
3. Radiografi/Ultrasonografi/Tomografi
a. Perdarahan vaskular otak, kontusio atau perdarahan subarachnoid
dengan penurunan kesadaran atau tanda defisit neurologis fokal
b. Ruptur organ dalam, kandung kemih, hepar, varises esophagus atau
uterus dengan hemodinamik tidak stabil
c. Diseksi aneurisma aorta
4. Elektrokardiogram
a. Infark miokard dengan aritmia kompleks, hemodinamik tidak stabil atau
gagal jantung kongestif
b. Ventrikel takikardi menetap atau fibrilasi
c. Blokade jantung komplit dengan hemodinamik tidak stabil
5. Pemeriksaan Fisik (onset akut)
a. Pupil anisokor pada pasien tidak sadar
b. Luka bakar > 10% BSA
c. Anuria
d. Obstruksi jalan napas
e. Koma
f. Kejang berlanjut
g. Sianosis
h. Tamponade jantung
(Sumber: Guideline for ICU Admission, Discharge and Triage. Society Of
Critical Care Medicine, 1999)
5
terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil. Contoh pasien ini antara lain
pasien dengan keganasan metastatik disertai penyulit infeksi, pericardial
tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit jantung, penyakit
paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada
pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan
usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi
jantung paru.
4. Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan Kepala Instalasi
Rawat Intensif, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa
dikecualikan, dengan catatan bahwa pasien-pasien golongan demikian
sewaktu-waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar fasilitas ICU yang
terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, 3 (satu, dua,
tiga). Pasien yang tergolong demikian antara lain:
1) Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan
hidup yang agresif dan hanya demi “perawatan yang aman” saja. Ini
tidak menyingkirkan pasien dengan perintah “DNR (Do Not
Resuscitate)”. Sebenarnya pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat
dari tunjangan canggih yang tersedia di ICU untuk meningkatkan
kemungkinan survivalnya.
2) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
3) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien-pasien
seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ
hanya untuk kepentingan donor organ.
6
PROTOKOL INDIKASI MASUK DAN KELUAR RUANG INTENSIF
CARDIAC CARE UNIT (ICCU)
7
Emboli Paru 1. Disertai dengan syok kardiogenik Tidak didapatkan tanda dan
akibat emboli paru massif gejala dari ketidakstabilan
2. Akan dilakukan tindakan hemodinamik
trombolisis
Diseksi Pasien Uncomplicated Aortic Setelah tindakan koreksi
Aorta Dissections pada aorta torakalis bedah atau intervensi
desenden (Stanford type B atau kardiologi tidak didapatkan
Debakey type III) yang komplikasi yang
mendapatkan terapi menggangu hemodinamik
medikamentosa
Gagal 1. Memerlukan terapi inotropik : Tidak didapatkan tanda dan
Jantung Syok kardiogenik gejala dari ketidakstabilan
Acute Decompensated Hearth hemodinamik
Failure
Disfungsi sistolik berat
Gagal jantung dengan disfungsi
multiorgan
2. Didapatkan edema paru akut :
SpO2 < 90 %
Ronchi basah halus > 1/3
lapang paru
Takhipneu
3. Disertai dengan miokarditis
fulminan
4. Disertai gagal ginjal yang
membutuhkan terapi
hemodialisis atau hemofiltrasi
5. Akan menjalankan pemasangan
percutaneous mechanical device
(seperti Intra Aortic Ballon
Pump)
Nyeri dada, 1. Perubahan gambaran EKG Tidak didapatkan tanda dan
syndrome minimal di 2 sandapan : gejala dari ketidakstabilan
koroner akut, Elevasi segmen ST > 1 mm hemodinamik :
infark atau gelombang Q . 0,04 detik Denyut jantung < 100
miocard akut Depresi segmen ST > 1 mm kali/menit
atau T inverted yang Tekanan darah sistolik <
menunjukkan iskemia 140 mm Hg
2. Dua dari beberapa klinis berikut : Tidak didapatkan nyeri
Penyakit Jantung Koroner yang dada dalam waktu 24 jam
tidak stabil ( frekuensi, durasi, Tidak didapatkan
intensitas ) komplikasi mekanik,
Tekanan darah sistolik < 100 elektrik yang mengganggu
mmHg hemodinamik
Aritmia ( new onset Atrial
Fibrilasi, Atrial Flutter, sustain
SVT, AV Blok derajat 2-3,
sustain atau rekuren
Ventricular Aritmia )
3. Rales lebih dari basal
8
Penyakit Disertai dengan : Tidak didapatkan tanda dan
jantung Sianosis berat gejala dari ketidakstabilan
bawaan pada Gagal jantung kongestif hemodinamik
dewasa Hipertensi pulmonal
Sindroma Eisenmenger
Aritmia jantung
Tamponade 1. Gangguan hemodinamik ringan Tidak didapatkan tanda dan
jantung atau berat gejala dari ketidakstabilan
2. Memerlukan peikardiosintesis hemodinamik
atau perikardiektomi
Valvular 1. Setelah operasi ganti katup Tidak didapatkan tanda dan
Heart (aortic valve replacement, mitral gejala dari ketidakstabilan
Desease valve replacement ) hemodinamik
2. Pengobatan medikamentosa
intensif
3. Regurgitasi mitral akut
4. Regurgitasi aorta akut
5. Stenosis aorta berat
6. Stenosis mitral berat
7. Disertai dengan endokarditis
infektif
9
BAB IV
DOKUMENTASI
10