STANDAR PROSEDUR Direktur RS Wates Husada OPERASIONAL dr. Titin Ekowati,M.Kes. PENGERTIAN Suatu cara penilaian untuk menentukan seorang pasien memenuhi syarat dan layak untuk di rawat di ICU TUJUAN 1. Mengoptimalkan pemanfatan tempat tidur ICU 2. Menurunkan angka mortalitas dan morbuditas pasien KEBIJAKAN 1. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dapat dirawat di Ruang ICU. 2. Ruang ICU dapat menerima rujukan pasien dari rumah sakit lain sesuai dengan standar dan fasilitas yang dimiliki dan bila pasien memerlukan perawatan insentif yang lebih tinggi tingkatannya dapat di rujuk ke rumah sakit lain sesuai dengan kondisi pasien. PROSEDUR Kriteria inklusi: 1. Semua pasien yang membutuhkan bantuan ventilasi mekanik dan atau proteksi jalan nafas 2. Pasien-pasien paska operasi yang memerlukan monitoring intensif, seperti: a. Operasi lama > 6 jam dan atau resiko perdarahan b. Resiko tinggi (ASA >3, seperti hipoalbumin, anemia berat, dan gangguan koagulasi) c. Riwayat henti jantung, hipoksemia, atau aspirasi pneumonia selama operasi 3. Pasien-pasien yang potensial mengalami gagal organ (tidak stabil) dari IGD dan ruang rawat inap: a. Pasien-pasien traumatic brain injury (TBI) dengan GCS < 8 dan atau disertai trauma facial (masalah airway) b. Pasien-pasien cerebrovaskuler (stroke) dengan GCS < 8 atau disertai pneumonia c. Asidosis metabolic berat (dehidrasi, ketosis, intoksikasi, pankreatitis akut) d. Pasien-pasien multiple trauma dengan shock (anemia berat) e. Pasien-pasien yang memenuhi criteria sepsis berat : HR > 90, RR > 25, hipo/hipertermia atau leukositosis atau leucopenia dengan 1 tanda disfungsi organ: 1) Gangguan koagulasi / hemostase 2) Penurunan kesadaran (somnolen, gelisah) 3) Trauma paru akut (ARDS / ALI) 4) Peningkatan kadar ureum / kreatinin 5) Hipotensi 4. Diagnosa yang umumnya memenuhi perawatan ICU, adalah: a. Multi system (> 1) organ failure (hematology, kardiovaskuler, paru, ginjal, otak dan hati) b. Respiratori failure / disfuntion exacerbasi akut dari gagal ginjal kronik c. Drug overdosis (alcohol, paracetamol) d. Gastrointestinal hemorraghi e. Dibetik ketoasidosis f. Krisis hipertensi g. Sepsis h. HIV / AIDS dan kelainan yang berhubungan 5. Pasien-pasien yang menggunakan obat-obat inotropik dan anti aritmia yang memerlukan monitoring hemodinamik invasif.
Kriteria Eksklusi: a. Pasien yang telah dipastikan mengalami brain death b. Pasien dalam keadaan vegetatif permanent c. Pasien yang menolak untuk diberikan terapi di ICU karena berbagai sebab
Skala Prioritas Pasien yang masuk ke ICU:
1. Pasien kritis, yang tidak stabil yang memerlukan terapi intensif seperti bantuan ventilasi, infuse obat-obatan vasoaktif kontinyu, dan lain-lain. 2. Pasien yang memerlukan pemantauan canggih dari ICU. Jenis pasien ini berisiko sehingga memerlukan terapi intensif segera, sehingga diperlukan pemantauan secara intensif (penyakit dasar jantung dan paru). 3. Pasien sakit kritis dan tidak stabil dimana status kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, baik masing-masing atau kombinasinya, sangat mengurangi kemungkinan kesembuhan dan atau mendapat manfaat dari terapi ICU. Contoh pasien dengan keganasan metastatik disertai penyulit infeksi, sumbatan jalan nafas, pasien menderita sakit jantung atau paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat