Anda di halaman 1dari 20

PANDUAN KRITERIA MASUK DAN

KELUAR RUANG INTENSIF

2018
2
BAB I
DEFINISI

Ruang Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu unit yang merupakan bagian dari unit pelayanan
di rumah sakit. Ruang lingkup pelayanannya meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Diagnosis penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa dan
dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari;
2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
penatalaksanaan spesifik masalah dasar;
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksaan terhadap komplikasi yang ditimbulkan
oleh penyakit atau iatrogenik
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat tergantung pada
alat/ mesin dan orang lain.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Kriteria masuk dan keluar ruang ICU


2. Kriteria masuk dan keluar ruang HCU
3. Kriteria masuk dan keluar ruang PICU
4. Kriteria masuk dan keluar ruang NICU

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. PASIEN ICU
1. Pemberian Informasi Kepada Pasien/ Keluarga
Sebelum pasien dimasukan ke ICU, pasien dan/atau keluargannya harus mendapatkan penjelasan
secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapatkan perawatan di
ICU, serta tindakan kedokteran yang mungkin akan dilakukan selama pasien dirawat di ICU.
Penjelasan tersebut diberikan oleh DPJP atai asisten DPJP yang bertugas. Atas penjelasan
tersebut pasien dan/atau keluarganya dapat menerima atau menolak untuk dirawat di ICU.
Persetujuan atau penolakan dinyatakan dengan menandatangani formulir informed consent.
2. Kriteria Pasien Masuk Berdasarkan Diagnosis
a. Sistem Cardiovaskuler
- Infark Miokard Akut dengan komplikasi
- Syok Kardiogenik
- Aritmia kompleks yang membutuhkan monitoring ketat dan intervensi
- Gagal jantung kongestif dengan gagal napas dan/ atau membutuhkan suport
hemodinamik
- Hipertensi emergensi
- Angina tidak stabil, terutama dengan disritmia, hemodinamik tidak stabil, atau nyeri
dada menetap
- S/P cardiac arrest
- Tamponade jantung atau konstriksi dengan hemodinamik tidak stabil
- Diseksi aneurisma aorta
- Blokade jantung komplit
b. Sistem Pernapasan
- Gagal napas akut yang membutuhkan bantuan ventilator
- Emboli paru dengan hemodinamik tidak stabil
- Pasien dalam perawatan Intermediate Care Unit yang mengalami perburukan fungsi
pernapasan

3
- Membutuhkan perawat/ perawatan pernapasan yang tidak tersedia di unit perawatan
yang lebih rendah tingkatnya misalnya Intermediate Care Unit
- Hemoptisis masif
- Gagal napas dengan ancaman intubasi
c. Penyakit Neurologis
- Stroke akut dengan penurunan kesadaran
- Koma : metabolik, toksik, atau anoksia
- Perdarahan intracranial dengan potensi herniasi
- Perdarahan subarachnoid akut
- Meningitis dengan penurunan kesadaran atau gangguan pernapasan
- Penyakit sistem saraf pusat atau neuromuskuler dengan penurunan fungsi neurologis
atau pernapasan (misalnya: Myastenia Gravis, Syndroma Guillaine-Barre)
- Status epilektikus
- Mati batang otak atau berpotensi mati batang otak yang direncanakan untuk dirawat
secara agresif untuk keperluan donor organ
- Vasospasme
- Cedera Kepala Berat
d. Overdosis obat atau keracunan obat
- Keracunan obat dengan hemodinamik tidak stabil
- Keracunan obat dengan penurunan kesadaran signifikan dengan ketidakmampuan
proteksi jalan napas
- Kejang setelah keracunan obat
e. Penyakit Gastrointestinal
- Perdarahan gastrointestinal yang mengancam nyawa termasuk hipotensi, angina,
perdarahan yang masih berlangsung, atau dengan penyakit komorbid
- Gagal hati fulminan
- Pankreatitis berat
- Perforasi esphagus dengan atau tanpa mediastinitis

4
f. Endokrin
- Ketoasidosis diabetikum dengan komplikasi hemodinamik tidak stabil, penurunan
kesadaran, pernapasan tidak adekuat atau asidosis berat
- Badai tiroid atau koma miksedema dengan hemodinamik tidak stabil
- Kondisi hiperosmolar dengan koma dan/atau hemodinamik tidak stabil
- Penyakit endokrin lain seperti krisis adrenal dengan hemodinamik tidak stabil
- Hiperkalesemia berat dengan penurunan kesadaran, membutuhkan monitoring
hemodinamik
- Hipo atau hipernatremia dengan kejang, penurunan kesadaran
- Hipo atau hipermagnesemia dengan hemodinamik terganggu atau disritmia
- Hipo atau hiperkalemia dengan disritmia atau kelemahan otot
- Hipofosfatemia dengan kelemahan otot
g. Bedah
- Pasien pasca operasi yang membutuhkan monitoring hemodinamik/ bantuan
ventilator atau perawatan yang ekstensif
h. Lain-lain
- Syok sepsis dengan hemodinamik tidak stabil
- Monitoring ketat hemodinamik
- Trauma faktor lingkungan (petir, tenggelam, hipo/ hipertermia)
- Terapi baru/ dalam percobaan dengan potensi terjadi komplikasi
- Kondisi klinis lain yang memerlukan perawatan setingkat ICU
3. Kriteria Pasien Masuk Berdasarkan Parameter Objektif
a. Tanda vital
- Nadi < 40 atau > 150 kali/menit
- Tekanan darah sistolik arteri < 80 mmHg atau 20 mmHg dibawah tekanan darah
pasien sehari-hari
- Mean arterial preassure < 60 mmHg
- Tekanan darah diastolik ateri > 120 mmHg
- Frekuensi napas >35 kali/menit

5
b. Nilai Laboratorium
- Natrium serum < 110 mEq/L atau > 170 mEq/L
- Kalium serum < 2.0 mEq/L atau > 7.0 mEq/L
- PaO2 < 50 mmHg
- pH < 7.1 atau 7.7
- Glukosa serum > 800 mg/dl
- Kalsium serum > 15 mg/dl
- Kadar toksik obat atau bahan kimia lain dengan gangguan hemodinamik dan
neurologis
c. Radiografi/Ultrasonografi/Tomografi
- Perdarahan vaskuler otak, konfusio atau perdarahan subarachnoid dengan penurunan
kesadaran atau tanda defisit neurologis fokal
- Ruptur organ dalam, kandung kemih, hepar, varises esophagus atau uterus dengan
hemodinamik tidak stabil
- Diseksi aneurisma aorta
d. Elektrokadiogram
- Infark miokard dengan aritmia kompleks, hemodinamik tidak stabil atau gagal
jantung kongestif
- Ventrikel takikardi menetap atau fibrilasi
- Blokade jantung komplit dengan hemodinamik tidak stabil
e. Pemeriksaan Fisik (onset akut)
- Pupil anisokor pada pasien tidak sadar
- Luka bakar >10 % BSA
- Anuria
- Obstruksi jalan napas
- Koma
- Kejang berlanjut
- Sianosis
- Tamponade jantung
(Sumber: Guidline for ICU admission, Discharge and Triage. Society Of Critical Care Medicine,
1999)
6
4. KRITERIA PRIORITAS PASIEN MASUK
Jika pasien yang memenuhi kriteria masuk jumlahnya cukup banyak sedangkan kapasitas ruang
ICU terbatas, maka harus ditentukan prioritas pasien masuk berdasrakan beratnya penyakit dan
prognosis. Penilaian objektif hendaknya digunakan untuk menentukan prioritas masuk ICU.
Pasien yang memerlukan terapi intensif (prioritas 1) didahulukan dibandingkan dengan pasien
yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas 3).
Kriteria pasien masuk ruang ICU adalah sebagai berikut:
a. Pasien Prioritas 1 (satu)
Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitsasi, seperti:
dukunganbantuan ventilasi dan alat bantu kontinyu, obat anti aritmia kontinyu
pengobatan kontinyu tertitrasi, misalnya pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat,
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa.
Terapi pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas
b. Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan yang canggih di ICU, sebab sangat
beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan intensif
menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien seperti ini antara lain mereka
yang menderita penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau yang telah
mengalami pembedahan major. Terapi pada pasien prioritas 2 tidak mempunyai batas,
karena kondisi mediknya senantiasa berubah.
c. Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang cenderung tidak status kesehatan
sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sendirian atau
kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini
sangat kecil. Contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai
penyakit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit
jantung, penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan
pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha
terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.

7
d. Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan Kepala Instalasi Ruang Intensif,
indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan catatan bahwa
pasien –pasien golongan demikian sewaktu-waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar
fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1,2,3 (satu,
dua, tiga). Pasien yang tergolong demikian antara lain:
1.) Pasien yang membutuhkan kriteria masuk tapi menolak terapi tunjangan hidup yang
agresif dan hanya demi “perawatan yang aman” saja. Ini tidak menyingkirkan pasien
dengan perintah “DNR (Do Not Resuscitate)”. Sebenarnya pasien-pasien ini
mungkin mendapat manfaat dari tunjangan canggih yang tersedia di ICU untuk
meningkatkan kemungkinan survivalnya.
2.) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
5. KRITERIA PASIEN KELUAR
Pasien yang sudah stabil dan tidak membutuhkan pemantauan yang ketat dapat dipindahkan dari
ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh DPJP ruang ICU dan tim yang merawat pasien.
a. Kriteria Umum
- Bila kondisi psikologis pasien stabil dan kebutuhan monitor dan perawatan ICU
sudah tidak diperlukan lagi
- Bila kondisi fisiologis pasien memburuk dan tidak ada lagi rencana intervensi aktif,
layak untuk keluar dari ICU dan mendapatkan tingkat perawatan lebih rendah.
b. Tanda vital
- Nadi > 60 atau < 100 kali/menit
- Mean arterial pressure > 65 mmHg
- Tekanan darah diastolik < 110 mmHg
- Frekuensi napas 8-30 kali/menit
- Diuresis > 0,5 ml/kgBB/jam
- Spo2 > 93 % dengan nasal canul
- Pasien sadar/ tidak sadar sudah terpasang Tracheostomi tube
e. Nilai Laboratorium
- Natrium serum 125-150 mEq/L
- Kalium Serum 3-5,5 mEq/L
8
- Paow > 60 mmHg
- pH 7,3-7,5
- Glukosa serum 80-180 mg/dl
- Kalsium serum 2,5- mmol/L
- Laktat plasma perbaikan (kurang dari 2)

B. PASIEN PICU
1. PENGERTIAN
Pediatric Intensive Care Unit (PICU) adalah fasilitas atau unit yang terpisah, yang
dirancang untuk penangan pasien anak yang mengalami gangguaan medis, bedah dan
trauma, atau kondisi yang mengancam nyawa lainnya, yang memerlukan perawatan intensif,
observasi yang bersifat komprehensif dan perawatan khusus.
Pasien anak adalah pasien yang berumur mulai dari 29 hari sampai dengan 18 tahun

2. KRITERIA PASIEN MASUK


a. Sistem Respirasi
Pasien dengan gangguan/ potensi gangguan respirasi berat yang mengancam nyawa.
Kondisi ini meliputi (namun tidak terbatas pada):
- Kebutuhan penggunaan Endotracheal Tube dan ventilator mekanik
- Gangguan sistem pernapasan (atas dan bawah) yang progresif dengan resiko tinggi
gagal napas dan atau obstruksial total
- Kebutuhan terapi oksigen dengan FiO2 > 0.5
- Pasca pemasangan trakeostomi
- Barotrauma akut
- Kebutuhan terapi inhalasi/nebulisasi yang sering
b. Sistem kardiovaskuler
Pasien dengan gangguan kardiovaskuler yang mengancam nyawa, antara lain (namun
tidak terbatas pada):
- Syok
- Pasca resusitasi jantung paru
- Arimia yang mengancam nyawa
9
- Gagal jantung kongestif (dengan atau tanpa kebutuhan ventilator)
- Kelainan antung bawaan (dengan atau tanpa kebutuhan ventilator)
- Pasca tindakan yang beresiko tinggi ( contoh kateterisasi)
- Kebutuhan akan pemantauan tekanan darah secara invasif, tekanan vena sentral atau
tekanan arteri pulmonal
- Kebutuhan pemasangan alat pacu jantung (pace maker)
c. Neurologis
Pasien dengan kelainan neurologis yang mengancam nyawa, antara lain:
- Kejang yang tidak berespon dengan terapi standar atau membutuhkan antikonvulsan
kontinyu secara intravena
- Gangguan kesadaran berat dan gangguan neurologis lain yang belum dapat
diperkirakan perkembangannya atau koma yang disertai dengan potensi gangguan
pernapasan
- Pasca bedah syaraf yang memerlukan pemantauan ketat
- Inflamasi akut atau infeksi medula spinalis, selaput otak atau otak dengan depresi
neurologis, gangguan metabolik dan hormonal gangguan pernapasan dan atau
hemodinamik atau kemungkinan peningkatan tekanan intrakranial
- Trauma kepala dengan peningkatan tekanan intrakranial
- Perawatan praoperatif bedah syaraf dengan penurunan status neurologis
- Disfungsi neuromuskuler progresif tanpa gangguan kesadaran yang membutuhkan
pemantauan respirasi dan kardiovaskuler
- Trauma spinal
- Penggunaan drain ventrikel eksternal
d. Hematologi dan Onkologi
Pasien dengan gangguan hematologi dan onkologi yang mengancam nyawa, antara lain:
- Transfusi tukar
- Plasmaferesis atau leukoferesis dengan kondisi klinik tidak stabil
- Koagulopati berat
- Anemia berat dengan gangguan hemodinamik dan/atau respirasi
- Komplikasi krisis sickle cell
- Kemoterapi dengan antisipasi terjadinya sindroma lisis tumor
10
- Tumor yang menekan pembuluh darah vital jalan napas, atau organ vital lainnya
e. Endokrin dan Metabolik
Pasien dengan gangguan endokrin dan metabolik yang mengancam nyawa antara lain:
- Ketoasidosis diabetik
- Gangguan elektrolit seperti:
 Hiperkalemia yang membutuhkan pemantauan jantung dan terapi intervensi
 Hipo- atau hipernatremi berat
 Hipo- atau hiperkalsemi
 Hipo-atau hiperglikemia dengan keadaan klinis tidak stabil
 Asidosis metabolik berat
 Gangguan keseimbangan cairan kompleks
- Inborn errors of metabolism dengan kegawatan yang mengancam nyawa
f. Gastrointestinal
Pasien dengan gangguan saluran cerna yang mengancam nyawa antara lain:
- Perdarahan saluran cerna akut dan berat
- Pasca endoskopi darurat
- Gagal hati akut
g. Bedah
Kondisi pasca bedah yang umumnya membutuhkan pemanatauan dan tindakan invasif
antara lain:
- Bedah kardiovaskuler
- Bedah thorak
- Bedah saraf
- Bedah THT
- Bedah kraniofasial
- Bedah ortopedi dan tulang belakang
- Bedah umum dengan gangguan hemodinamik dan respirasi
- Transplantasi organ
- Trauma multiple dengan atau tanpa gangguan kardiovaskuler
- Kehilangan darah dalam jumlah besar

11
h. Ginjal dan Saluran Kemih
Pasien dengan gangguan ginjal dan saluran kemih yang mengancam nyawa, antara lain:
- Gagal ginjal
- Kebutuhan hemodialisa, dialisa peritoneal atau renal replacement therapy lain dalam
keadaan tidak stabil
- Rhabdomyolisis akut dengan isufiensi ginjal
i. Gangguan lain
Pasien dengan gangguan lain yang mengancam nyawa antara lain:
- Keracunan atau overdosis obat dengan potensi kegagalan organ
- Gagal multipel organ
- Hipernatremia maligna
- Trauma elektrik atau trauma lingkungan lain: luka bakar > 10 % luas permukaan
kulit
3. Kriteria Prioritas Pasien Masuk
Kriteria prioritas pasien masuk ruang PICU adalah sebagai berikut:
a. Pasien prioritas 1 (satu)
Kelompok ini meliputi anak sakit kritis yang dengan terapi intensif dapat sembuh
sempurna dan dapat tumbuh dan berkembang sesuai potensi genetiknya.
b. Pasien prioritas 2 (dua)
Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan penyakit dasar yang secara medis saat ini
belum dapat ditanggulangi namun dengan terapi intensif dapat menanggulangi keadaan
kritis sepenuhnya, hingga anak kembali pada keadaan sebelum dirawat di PICU.
c. Prioritas 3 (tiga)
Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan penyakit dasar menyebabkan anak tidak
mempunyai kontak dengan lingkungannya secara permanen dan tidak mengalami
tumbuh kembang.
d. Prioritas 4 (empat)
Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan prognosis sangat buruk sehingga dengan
terapi intensif pun proses kematian tidak dapat dicegah.

12
4. Kriteria Pasien Keluar Dari Ruang PICU
Pasien dinyatakan dapat keluar dari ruang PICU jika memenuhi kriteria berikut:
a. Parameter hemodinamik stabil
b. Status respirasi stabil (tanpa ETT, jalan napas bebas, gas darah normal)
c. Kebutuhan suplementasi oksigen minimal (tidak melebihi standar yang dapat
dilakukan diluar ruang intensif pediatrik)
d. Tidak lagi dibutuhkan tunjangan inotropik, vasodilator, aritmia, atau bila masih
dibutuhkan, digunakan dalam dosis rendah dan dapat diberikan dengan aman diluar
ruang intensif
e. Disritmia jantung terkontrol
f. Alat pemasangan tekanan intrakranial invansif tidak terpasang lagi
g. Neurologi stabil kejang terkontrol
h. Kateter pemantauan hemodinamik telah dilepas
i. Pasien dengan ketergantungan ventilator mekanik kronik harus telah mengatasi
keadaan akutnya hingga hanya dibutuhkan perawatan dengan ventilator biasa diluar
ruang intensif atau dirumah
j. Pasien dengan peritoneal dialisa atau hemodialisa kronik telah mengatasi keadaan
akutnya singga tidak dibutuhkan tindakan khusus lain diluar standar perawatan diluar
ruang intensif atau dirumah
k. Pasien dengan trakeomalasia, tidak lagi membutuhkan pengisapan lendir eksesif
l. Staf medik dan keluarga telah melakukan penilaian bersama dan menyepakati bahwa
tidak ada lagi keuntungannya untuk tetap mempertahankan anak diruang intensif.

C. PASIEN NICU
1. PENGERTIAN
Neonatal Intensive Care Unit (NICU) adalah fasilitas atau unit yang terpisah, yang
dirancang untuk penangan pasien neonatus yang mengalami gangguan medis, bedah dan
trauma, atau kondisi yang mengancam nyawa lainnya, yang memerlukan perawatan intensif,
observasi yang bersifat komprehensif dan perawatan khusus.
Pasien neonatus adalah pasien yang berumur 0-28 hari
13
2. Kriteria Masuk Berdasarkan Diagnosis
a. Sistem Kardiovaskuler
- Syok kardiogenik
- Gagal jantung dengan gagal napas dan/atau membutuhkan bantuan hemodinamik
b. Sistem Pernapasan
- Gagal napas dan/atau gangguan napas berat yang membutuhkan bantuan ventilator
- Bayi dalam perawatan level 2 (bayi resiko tinggi) yang mengalami perburukan fungsi
pernapasan
- Membutuhkan perawatan pernapasan yang tidak tersedia di unit perawatan yang
lebih rendah (level 1 dan level 2)
c. Sistem Neurologis
- Koma: metabolik, toksik atau anoksia
- Perdarahan intrakranial
- Kejang refrakter
- Kern ikterus
d. Bedah
- Bayi pasca operasi yang membutuhkan monitoring hemodinamik/ bantuan ventilator
atau perawatan pasca operasi ekstensif
e. Lain-lain
- Syok sepsis dengan hemodinamik tidak stabil
- Kondisi klinis yang memerlukan perawatan setingkat NICU
3. Kriteria Masuk Berdasarkan Parameter Objektif
a. Tanda vital
- Nadi < 80 atau > 180 kali/menit
- Tekanan darah sitolik arteri < 50 mmHg atau 20 mmHg dibawah tekanan darah
normal bayi menurut masa gestasi
- Frekuensi napas < 30 atau > 90 kali/menit
b. Nilai laboratorium
- PaO2 < 50 mmHg
- pH < 7,2 atau > 7,6
14
-
c. Pemeriksaan radiografi
- Perdarahan intrakranial dengan penurunan kesadaran atau tanda defisit neurologis
- Hernia diafragma
4. Kriteria Keluar
a. Kriteria Umum
- Bila kondisi bayi stabil dan kebutuhan akan monitor serta perawatan NICU sudah
tidak diperlukan lagi
- Bila kondisi fisiologis bayi memburuk dan tidak ada lagi rencana intervensi aktif
b. Tanda Vital
- Nadi > 80 atau < 180 kali/menit
- Frekuensi napas 40-60 kali/menit
- Diuresis > 0,5 mL/kgBB/jam
- SpO2 > 93 % dengan nasal kanul
c. Nilai Laboratorium
- PaO2 >60 mmHg
- pH 7,3 – 7,5

D. PASIEN HCU
1. PENGERTIAN
Ruang High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan di rumah sakit bagi pasien dengan
kondisi respirasi, hemodinamik dan kesadaran yang stabil yang masih memerlukan
pengobatan, perawatan dan observasi secara ketat. Pelayanan HCU adalah pelayanan medik
pasien dengan kebutuhan memerlukan pengobatan, perawatan, dan observasi secara ketat
dengan tingkat pelayanan yang berada di antara ICU dan ruang rawat inap (tidak perlu
perawatan ICU namun belum dapat dirawat di ruang rawat biasa karena memerlukan
observasi yang ketat).

15
2. Kriteria Pasien
a. Indikasi Masuk
- Pasien dengan gagal organ tunggal yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadi
komplikasi
- Pasien yang memerlukan perawatan perioperatif
b. Indikasi Keluar
- Pasien sudah stabil yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat
- Pasien yang memburuk sehingga perlu pindah ke ICU
c. Pasien yang tidak perlu masuk HCU
- Pasien dengan fase terminal suatu penyakit (misalnya kanker stadium akhir)
- Pasien/ keluarga menolak untuk dirawat di ruang HCU (atas dasar informed consent)
d. Beberapa keadaan yang memerlukan perawatan HCU antara lain:

1) Sistem Kardiovaskuler
- Miokard Infark dengan Hemodinamik stabil
- Gangguan irama jantung dengan hemodinamik stabil
- Gangguan irama jantung yang memerlukan pacu jantung sementara/menetap
dengan hemodinamik stabil
- Gagal Jantung Kongestif NYHA kelas I atau II
- Hipertensi urgensi tanpa ada gagal organ target
2) Sistem Pernapasan
Gangguan pernapasan yang memerlukan fisioterapi yang intensif dan agresif
3) Sistem Saraf
- Cedera kepala sedang sampai berat yang stabil dan memerlukan tirah baring dan
memerlukan pemeliharaan jalan napas secara khusus, seperti hisap lendir
- Cedera sumsum tulang belakang leher yang stabil
4) Sistem Saluran Pencernaan
Perdarahan saluran cerna bagian atas tanpa hipotensi dan respon dengan pemberian
cairan
5) Sistem Endokrin
Diabetik Ketoasidosis dengan infuse insulin kontinyu

16
6) Pembedahan
Pasca bedah besar dengan hemodinamik stabil, tetapi masih memerlukan resusitasi
cairan dan pengawasan
7) Kebidanan dan Kandungan
Preeklamsia pada kehamilan atau pasca persalinan

17
BAB IV
DOKUMENTASI

Pendokumentasian perkembangan kondisi pasien dicatat dalam berkas rekam medis. Tujuan
pendokumentasian ini untuk mengikuti perkembangan penyakit dan evaluasi pengobatan ataupun
penanganan, serta nantinya akan digunakan untuk bahan perencanaan tindak lanjut tindakan,
pengobatan atau sikap yang akan diberikan kepada pasien.

18

Anda mungkin juga menyukai