Anda di halaman 1dari 21

DEPARTEMEN DERMATOVENEREOLOGI

RSPAD GATOT SOEBROTO


FK UPNVJ

PRESENTASI TEORI

TATA LAKSANA
KUSTA
Disusun oleh :
Hasna Iffah Dias L - 2110221086

Pembimbing : dr. I Dewa Ayu, SpKK


01
NON
MEDIKAMENTOSA
NON MEDIKAMENTOSA

01 02 03 04
Rehabilitasi medik, meliputi Rehabilitasi non-medik, meliputi : Edukasi kepada pasien, Setiap kontrol, harus
fisioterapi, penggunaan rehabilitasi mental, karya dan keluarga dan masyarakat : dilakukan pemeriksaan
protese, dan terapi okupasi. sosial untuk menghilangkan stigma untuk pencegahan
dan penggunaan obat disabilitas
02

MEDIKAMENTOSA
TUJUAN
PENGOBATAN MDT

● Memutuskan mata rantai penularan


● Mencegah resistensi obat
● Memperpendek masa pengobatan
● Mencegah terjadinya cacat atau
mencegah bertambahnya cacat yang
sudah ada sebelum pengobatan
Multidrug Therapy (MDT)
MDT (PB) – Dosis Dewasa
MDT (PB) – Dosis Anak
(10-14 Tahun)
MDT (MB) – Dosis Dewasa
MDT (MB) – Dosis Anak
(10-14 Tahun)
KELOMPOK ORANG YANG
MEMBUTUHKAN MDT

● Pasien yang baru didiagnosis kusta dan


belum pernah mendapat MDT

● Pasien ulangan :
a. Relaps
b. Masuk kembali setelah default
c. Ganti klasifikasi/tipe
SEDIAAN &
KARAKTERISTIK
OBAT
RIFAMPISIN
• Sediaan berbentuk kapsul 150mg, 300mg, 450mg,
600mg
• Bersifat bakterisidal
• Mekanisme kerja : menghambat RNA polymerase
dependen-DNA
• Pemberian peroral dan sebaiknya dikonsumsi setengah
jam sebelum makan
DDS (DAPSON)
• Sediaan berbentuk tablet berwarna putih 50mg dan
100mg
• Bersifat bakteriostatik
• Mekanisme kerja : menghambat sintesis asam
dihidrofolat dengan cara bersaing dengan para-amino-
benzoate untuk berikatan pada active site dari
dihydropteroate synthetase.
KLOFAZIMIN (LAMPREN)
• Sediaan berbentuk kapsul lunak 50mg dan 100mg
berwarna coklat
• Bersifat bakteriostatik, bakterisidal lemah dan
antiinflamasi
• Mekanisme kerja : Berikatan dengan DNA
Mycobacteria
• Cara pemberian peroral dan sebaiknya setelah
makan
EFEK SAMPING
OBAT
03

PROGNOSIS
PROGNOSIS

Quo Ad Sanationam
Dubia ad bonam hingga dubia
ad malam
Quo Ad Functionam
Dubia ad bonam hingga dubia
ad malam
Quo Ad Vitam
Bonam
REFERENSI
● Menaldi S, Bramono K, Indriatmi, W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2016.

● Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. Panduan layanan


Klinis Dokter Spesialis Dermatologi Dan Venereologi. Jakarta: PP Perdoski; 2017.

● Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilcherst BA, Paller AS, Leffel DJ, editors.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine (8th ed). New York: McGraw-Hill
Co, 2012.

● Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta. Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia.
● McDougall AC, Yuasa Y, 2005, Atlas Kusta, Sasakawa Memorial Health
Foundation, Tokyo.

Anda mungkin juga menyukai