Anda di halaman 1dari 46

PEMERIKSAAN

OBSTETRI
Pembimbing : dr. Hadrians Kesuma Putra, Sp.OG (K)
Table of Contents

01 Anamnesis 03 Pemeriksaan dalam

02 Pemeriksaan fisik 04 Pemeriksaan tambahan


01

01 02

03

Anamnesis 04

05

06
1. GPA
Gravida: jumlah kehamilan termasuka; mola, kehamilan ektopik, dan abortus
Para : jumlah kehamilan yang diakiri dengan kelahiran janin yang memenuhi syarat untuk
melangsungkan kehidupan (28 minggu atau lebih dari 500 gram)
Abortus : jumlah kelahiran yang diakiri denganaborsi spontan atau terinduksi pada usia
kehamilansebelum 20 minggu atau memiliki berat kurang dari 500 gram

Yang Perlu ditanyakan:


 Berapa kali hamil
 Riwayat melahirkan janin aterm atau belum
 Riwayat abortus.
Dari sini akan dilihat riwayat obstetrinya, baik atau tidak. Pasien yang pernah melahirkan bayi
cukup bulan, spontan dan anak hidup, setidak-tidaknya mencerminkan bahwa panggulnya baik.
Dalam hal ini dikatakan bahwa ibu tersebut mempunyai riwayat obstetri baik.

Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
1

Prawirohardjo, 2006
Perlu diperhatikan !!! 01

02
Pasien dengan Riwayat operasi Pasien dengan
riwayat forseps atau 03
karena jalan lahir riwayat
janin yang lahir yang sempit Abortus yang
kemudian mati berulang 04

Berhati-hati, Maka dalam hal ini Harus ditangani 05


mungkin ada tindakannya sudah secara hati-hati,
sesuatu pada jelas yaitu re- karena yang
panggulnya seksiosesaria atas dikandungnya saat 06
indikasi panggul ini adalah anak yang
yang sempit atau berharga
DKP

Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
1

Prawirohardjo, 2006
2. Umur Kehamilan
Dalam obstetri, umur kehamilan ditentukan berdasarkan HPM/HPHT sedang pada
embriologi umur janin dihitung berdasarkan umur konsepsi. Dengan diketahui HPM,
maka selain umur kehamilan, hari perkiraan lahir (HPL) juga dapat ditentukan .

Yang Perlu ditanyakan:


 Kapan ibu mengeluarkan haid terakir
 Sebelum haid, apakah pada tanggal tersebut sudah bersih atau masih baru keluar
darah haidnya
 Berapalama menstruasinya, berapa banyak menstruasinya (jika hanya sedikit maka
kemungkinan sudah terjadinidasi.

Rumus Naegel
HPL = hari+7, bulan-3 dari HPM

Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
1

Prawirohardjo, 2006
Berdasarkan umur kehamilan dikenal istilah 01
 Abortus; keluarnya hasil konsepsi dengan umur 0-20 minggu
02
 Partus imaturus; partus yang terjadi pada 21-27 minggu
 Partus prematurus; partus yang terjadi pada 28-36 minggu 03
 Partus maturus; partus yang terjadi pada 37-42 minggu
 Partus postmaturus; partus yang terjadi pada uk lebih dari 42 04
minggu
05

Hamil aterm menunjukkan umur kehamilan 37-42 minggu 06

Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
1

Prawirohardjo, 2006
Bila umur kehamilan tidak diketahui, maka jenis 01
persalinan ditentukan berdasarkan berat badan.
02

03
Kurang dari 500 gr : abortus
500-999 gr : partus imaturus 04
1000-2499 gr : partus prematurus
Lebih dari 2500 gr : partus maturus 05
Konsep ini tidak lagi tepat. Karena janin dengan BB < 2500 gr, belum tentu
prematur, tetapi hanya BBLR ( Bayi Berat Lahir Rendah) 06

Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
1

Prawirohardjo, 2006
3. Usia Ibu

Waktu reproduksi sehat adalah antara umur 20-35 tahun, ini berarti bahwa umur ibu di
luar batas tersebut merupakan kehamlan dengan resiko tinggi (KRT).

Kurang dari 20 tahun : panggul belum sempurna


Lebih dari 35 tahun : ada kecenderungan mengalami perdarahan post partum

Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
1

Prawirohardjo, 2006
4. Paritas

Paritas yang ideal adalah 2-3 dengan jarak persalinan 3-4 tahun. Bila lebih
dari 5 tahun dan umur ibu lebih dari 35 tahun , ini disebut grandemultigravida,
yang memerlukan perhatian khusus

Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
1

Prawirohardjo, 2006
5. Riwayat Persalinan Terdahulu
• Untuk mengetahui apakah panggul pernah dilewati janin ukuran normal
atau belum
• Apakah anak yang dilahirkan dalam keadaan baik atau tidak
• Pada seorang primigravida, perlu ditanyakan berapa tahun nikah, ini
menentukan apakah fertilitasnya baik atau tidak
• Pada presentasi bokong perlu ditanyakan apakah persalinan yang dulu juga
presbo

Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
1

Prawirohardjo, 2006
6. Penyakit Yang Pernah Diderita

• Diabetes melitus, penyakit jantung, asma, penyakit ginjal, dll


• Apakah pernah operasi alat kandungan atau tidak, dll

Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
1

Prawirohardjo, 2006
7. Kehamilan Sekarang

• Bagaimana antenatal care (ANC) nya, teratur atau tidak, pada siapa, apa
saja yang dilakukan dll
• Obat-obat yang diminum selama hamil
• Apakah pernah sakit bengkak, apakah pernah menderita tekanan darah
tinggi, kejang-kejang dll
• Apakah pernah mengeluarkan darah pada kehamilan 7 bulan
• Kalau presbo, apakah pernah dilakukan versi luar
• Apakah ada saudara kembar, dll

Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
1

Prawirohardjo, 2006
8. Tanda-tanda Persalinan
• Kapan terasa kenceng-kenceng (kontraksi), teratur apa belum, sejak jam
berapa
• Apakah sudah keluar lendir darah, atau darah
• Apakah sudah mengeluarkan air ketuban, sejak kapan
• Apakah sebelum datang sudah mendapat pertolongan, misalnya apakah
sudah disuruh mengejan oleh dukun

Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
1

Prawirohardjo, 2006
01

02 02

Pemeriksaan
03

04

fisik 05

06
Inspeksi
Yang dicari adalah tanda-tanda persalinan, keadaan umum ibu, dan keadaan janin

• Keadaan umum ibu : Apakah Baik/Tampak kesakitan/tampak gelisah, dll


• Kesadaran : Apakah Compos Mentis/ Apatis/ Delirium/ Somnolen/ Sopor/ Koma.
• Conjungtiva anemis atau tidak
• Sklera Ikterik atau tidak
• Apakah muka dan ekstrimitas tampak edema
• Perut : membuncit, memanjang atau melintang, berapa besar
• Konfigurasi uterus : apakah telihat gambaran cincin Bandl
• Vulva : Tenang/ tampak lendir darah/ air ketuban/edema/ telah tampak bagian janin
yang menumbung

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Palpasi
Tata cara palpasi :

• Pasien tidur terlentang, dengan kepala dan bahu sedikit lebih tinggi

• Kedua tungkai ditekuk, dengan demikian otot-otot abdomen dalam keadaan


relaksasi.

• Operator berdiri disamping kanan pasien.

Palpasi dilakukan secara sistematik berdasarkan


prasat Leopold
1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Palpasi

1. Diukur tinggi fundus


2. Berapa taksiran berat janin, jumlah satu atau ganda
3. Menilai presentasi Janin dengan Leopold
4. Mencari bagian punggung untuk menilai DJJ
5. Menilai engagement
6. Menilai kualitas his
7. Apakah ada tanda-tanda patologis

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Leopold I 01

02
• Menentukan tinggi fundus uteri
03
• Menentukan bagian janin yang
terletak pada fundus uteri 04

• Bila teraba lembut, tidak


05
simetris, tidak melenting
 bokong
06
• Bila teraba bulat, keras,
melenting  kepala)

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
01

02
• Tinggi fundus uteri
03

04

05

06

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Leopold II 01

• 02
Menentukan bagian janin yang
berada disisi kanan/kiri perut ibu
03
• Menentukan letak punggung janin
serta menghitung DJJ
04
• Pada letak lintang, tentukan letak
kepala janin. 05

• Bila teraba bagian keras dan


kontinyu sepanjang salahsatu 06
sisi perut ibu  punggung
• Bila teraba bagian kecil janin
 ekstremitas
1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Leopold III 01

02
• Menentukan bagian janin yang
terletak dibagian bawah perut ibu
• Bila teraba bulat,keras, 03
melenting  kepala
• Bila teraba lembut, tidak 04
simetris, tidak melenting
bokong 05

• Dan untuk menentukan


06
apakah bagian terbawah janin
sudah masuk PAP,bila masih
bisa digoyang  belum
masuk PAP
1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Leopold IV 01
• Menentukan bagian janin yang
terletak dibagian bawah 02

• Menentukan berapa besarbagian


03
janin tersebut sudah masuk
PAP( Pintu Atas Panggul )
• 5/5  belum masuk PAP 04
• 4/5  bagian janin yang
belum masuk PAP 4 jari 05
• 3/5  bagian janin yang
belum masuk PAP 3 jari
06
• 2/5 bagian janin yang
belum masuk PAP 2 jari
• 1/5  bagian janin yg belum
masuk PAP 1 jari
1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Dengan menentukan tinggi fundus dua hal dapat dihitung, yaitu:

1. Umur kehamilan
Tinggi fundus diukur dari simfisis dengan pita lentur
Rumus Mc Donald : tinggi fundus uteri x 8 / 7 = umur (minggu)

2. Rumus Johnson untuk TBJ


a. Kepala di atas spina iskiadika, atau setinggi spina
TBJ (gram) = TFU – 12 x 155
b. Kepala di bawah spina
TBJ (gram) = TFU – 11 x 155

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Bila TBJ tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka ada beberapa kemungkinan:
• TBJ yang salah atau janin yang terlalu kecil karena mengalami keterlambatan
pertumbuhan intrauterin (intrauterine growth retardation/IUGR),
Atau
• Janin lebih besar dari yang seharusnya seperti pada diabetes. Pada gemelli,
setidaknya harus teraba 3 bagian keras/besar, yaitu kepala – kepala – bokong,
atau kepala – bokong- bokong.

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
• Kadang-kadang sukar sekali menentukan bagian-bagian janin dengan palpasi,
misal keadaan hidramnion, atau pada seorang primigravida dengan dinding
perut dan uterus yang tegang.

• Bila pasien sudah dalam persalinan, palpasi harus dikerjakan di antara his,
kecuali jika memang sedang menilai his

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Auskultasi

Auskultasi denyut jantung janin (DJJ) dikerjakan


• Tiap 15 menit pada kala I
• Tiap 3 – 5 menit pada kala II.

Dengan mendengarkan djj, ada 2 hal penting yang didapat, yaitu:


1. Keadaan umum janin dalam kandungan
2. Presentasi dan posisi janin

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Auskultasi

Alat yang dibutuhkan :


• Stetoskop biaural
• Stetoskop monoaural (Laenec)
• Fetal heart detector (Doppler)
• Dapat juga dengan mencatat terus-menerus dengan CTG

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Nilai keadaan umum janin 01

02
2. Frekuensi
1. Ada tidaknya DJJ 3. Iramanya teratur
03
• Frekuensi normal adalah
120-160 x/mnt.
• Djj menjadi lambat pada 04
Menunjukkan puncak kontraksi, dan Bila tidak ada
janin masih kembali normal bila his sesuatu pada janin
menurun. 05
hidup
• Djj diluar batas tersebut
pada saat tidak ada his 06
menunjukkan fetal distress.
• Djj yang lambat lebih
menunjukkan/lebih
mempunyai arti penting
daripada djj cepat
1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Nilai keadaan umum janin 01

02
4. Kerasnya suara tidak 5. Bunyi lain yang
mencerminkan kekuatan mungkin didengar 03
janin, tetapi tergantung adalah
pada : 04
• Bising yang sinkron dengan
djj, yang disebabkan darah
• Letak punggung janin terhadap
yang mengalir dalam a. 05
dinding abdomen ibu. Pada posisi
umbilikalis
anterior djj terdengar dekat dan
• Bising yang sesuai dengan
keras. Sebaliknya pada posisi 06
djj, yang disebabkan oleh
posterior djj lemah dan jauh
darah yang mengalir dalam
• Pada ibu yang gemuk, djj sukar
pembuluh darah uterus yang
didengar
besar
• Pada hidramnion, djj juga
terdengar lebih lemah
1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Bila sukar / tidak mendengar djj, mungkin
karena
• Kehamilan kurang dari 18 minggu
• Janin mati
• Obesitas
• Polihidramnion
• Bising maternal yang terlalu keras
• Oksiput pada posisi poterior
• Pada puncak his
• Stetoskop jelek
• Ruangan yang bising

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Dalam keadaan tertentu djj perlu terus-menerus dimonitor dengan menggunakan alat-alat
yang canggih (continuous electronic fetal heart monitoring, yaitu pada :
1. Djj yang secara klinis abnormal
2. Terdapat mekoneum dalam air ketuban
3. Partus prematurus
4. Persalinan yang majunya tidak seperti yang diharapkan

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
5. Terdapat kecenderungan insufisiensi uteroplacenta
a. riwayat janin mati pada persalinan sebelumnya
b. hipertensi dan preeklamsi
c. IUGR
d. kehamilan posterm
e. presentasi abnormal
f. isoimunisasi Rh
g. kehamilan ganda
g. Ketuban pecah dini (KPD), atau PROM (premature rupture of the membrane)

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
01

03 02

Pemeriksaan
03

04

Dalam 05

06
• Dalam obstetri dikenal dua pendekatan, yaitu PD lewat rektum dan PD
lewat vagina. PD lewat vagina lebih mudah, kurang memberikan rasa
sakit dan lebih akurat, sehingga dewasa ini orang lebih menyukai PD
vaginal. Dalam praktek ini lebih dikenal dengan toucher (tusje)
vagina.

Pada prinsipnya ada 4 hal yang harus dinilai, yaitu:


1. Keadaan serviks
2. Keadaan janin
3. Keadaan pelvis
4. Hubungan feto pelvis

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
1. Keadaan serviks

• Mencucu, mendatar, tebal, tipis, kaku, lunak, tertutup atau terbuka,


bila terbuka berapa cm pembukaannya, adakah jaringan parut,
bagaimana selaput ketuban (tebal, tipis, mengantong apa tidak, apa
sudah pecah).
• Pembukaan 10 cm adalah pembukaan lengkap.

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
2. Keadaan janin
• Apa presentasinya : kepala, bokong atau bahu, jika presentasinya kepala
ditentukan dimana ubun-ubun kecil, sutura sagitalis, ubun-ubun besar,
berapa jauh kepala sudah turun, jika kepala masih di atas panggul,
perkirakan apakah kepala bisa lewat.
• Ada kaput suksedaneum apa tidak, besar/kecil.
• Berapa jauh turunnya bagian terendah.
• Letak sutura sagitalis: anteroposterior, oblik atau transverse
• Ada sinklitisme atau tidak.

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
• Tentukan uuk dan uub dimana
posisinya.
• Kepala fleksi atau defleksi.
• Bila kepala ekstensi, tentukan
presentasinya apakah puncak
kepala, dahi atau muka.
• Bila presbo, tentukan apakah
frankbreech, complete atau
footling breech
• Apakah ada presentasi
majemuk
• Apakah ada prolaps tali pusat,
dll

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Keadaan pelvis
• Apakah promontorium teraba ?
Bila ya, berapa konjugata
diagonalis
• Berapa bagian linea terminalis
dapat teraba, simetris/tidak
• Spina iskiadika menonjol/tidak
• Insisura iskiadika: dalam/landai
• Sakrum: panjang dan datar, atau
pendek dan konkaf, bagaimana
inklinasinya
• Dinding samping: paralel atau
konvergen

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
• Apakah ada tonjolan tulang mencuat kedalam rongga panggul
• Simfisis pubis: berapa derajat arkusnya, permukaan dalam rata atau tidak
• Os koksigis mobil atau tidak
• Distansia intertuberosum berapa centimeter
• Bagaimana dengan jaringan lunak perineum, relaks-elastis atau keras kaku

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
Hubungan Fetopelvik
• Kepala engaged atau belum
• Bila belum apakah kepala dapat
masuk bila didorong dari fundus
dan suprapublik
• Apakah bagian terendah
menonjol di atas simfisis
• Bagaimana dengan sudut MKM
(Munro-Kerr-Muller)
• dll

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
01

04 02

Pemeriksaan
03

04

Tambahan 05

06
• Laboratorium darah dan urin rutin sebagai skrining.
• Pemeriksaan yang lebih canggih memerlukan indikasi tertentu dan sudah diluar
jangkauan partus normal.

1
Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2
Reference Manual: Guidelines for Performing Breast and Pelvic Examinations. Schaefer, L., Blouse, A., McIntosh, N., 2002
01

05 02

Video
03

04

Pemeriksaan 05

06
Daftar Pustaka 01

1. Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku 02


Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina 03
Pustaka Prawirohardjo, 2006
2. Reference Manual: Guidelines for
04
Performing Breast and Pelvic
Examinations. Schaefer, L., Blouse, A.,
McIntosh, N., 2002 05

06
01

02

Terimakasih
03

04

05

06
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icon by Flaticon, and infographics &
images from Freepik

Anda mungkin juga menyukai