Anda di halaman 1dari 30

Bismillah..

ANAMNESIS PASIEN
Keluhan utama?
1. Sejak kapan?
2. Mendadak atau terus menerus?
3. Mata merah.
4. Mata kanan/kiri
5. Pandangan kabur? Atau penurunan pengelihatan
6. Nyeri pada mata? Perih? Gatal?
7. Kotoran mata? Warnanya?Konsistensi?
8. Rasa mengganjal?
9. Mata berair-air (epifora)?
10. Silau (fotopobia)?
11. Sulit membuka dan menutup kelopak mata (blefarospasme)?
12. Nyeri kepala, mual, muntah?
13. Trauma?

Penglihatan:
14. Berasap/berkabut?  Katarak
15. Seperti terowongan, pelangi, halo?  glaukoma
16. Seperti melihat kilatan cahaya (fotopsia), benda-benda terbang (floater), tertutup tirai? 
ablasio retina
17. Pandangan gelap sebagian
18. Pandangan ganda

Keluhan sistemik
19. Sakit kepala, mual muntah glaukoma akut
Riwayat Penyakit Dahulu (TOAKS) 
20. Trauma (tumpul, tajam, kimia), kelilipan (kemasukan benda asing), terkena daun/ranting pohon
21. Obat/Operasi mata
22. Alergi
23. Kacamata, kontak lensa
24. Sistemik (DM, hipertensi, nyeri sendi (RA), TB, asma)
Riwayat keluarga
25. Penyakit yang sama pada keluarga
26. Riwayat alergi pada keluarga

27. Riwayat kontak dengan orang yang sakit mata?


28. Riwayat pajanan sinar matahari? (Pekerjaan)
29. Riwayat kebiasaan (Lama di depan komputer)

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..
Status Oftalmologi
Okuli Dekstra Okuli Sinistra

Visus 6/60 ph 6/21 5/60 ph 6/18


BCVA S-3.25 = 6/6 S-3.50 = 6/6

Binocular = 6/6
Tekanan intraokular P = n+0 P = n+0

KBM Ortoforia
GBM 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0
0 0

Baik ke segala arah


Palpebra Tenang Tenang

Konjungtiva Tenang Tenang


Kornea Jernih Jernih

BMD Sedang Sedang


Iris Gambaran baik Gambaran baik
Pupil Bulat, Central, Refleks Cahaya (+), Bulat, Central, Refleks cahaya (+),
diameter 3 mm diameter 3 mm

Lensa Jernih Jernih


Refleks Fundus RFOD (+) RFOS (+)

Papil Bulat, batas tegas, warna merah Bulat, batas tegas, warna merah
normal, c/d ratio 0.3, a/v 2:3 normal, c/d ratio 0.3, a/v 2:3
Makula Refleks fovea (+) Refleks fovea (+)

Retina Kontur pembuluh darah baik Kontur pembuluh darah baik

1. Visus  Mata kanan dahulu yang diperiksa, minta


pasien menutup mata kirinya dengan telapak
Cara Melakukan Pemeriksaan Visus
tangan.
 Pasien berjarak 6 meter dari kartu snellen.
Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014
Bismillah..
 Minta pasien menyebutkan huruf yang Pemeriksaan Lambaian Tangan
ditunjuk pemeriksa.  Pertama periksa mata kanan pasien, mata kiri
 Visus pasien dinyatakan 6/x, dimana x adalah ditutup.
angka disamping baris snellen chart yang  Pemeriksa berjarak 1 meter dari pasien.
terakhir dibaca. Dengan arti: pasien mampu  Pemeriksa melambaikan tangan ke arah atas-
membaca huruf tersebut dalam jarak 6 meter, bawah atau kanan-kiri.
dimana orang lain mampu membaca huruf  Tanyakan pada pasien apakah melihat
tersebut dalam jarak x meter. lambaian tangan? Jika melihat, tanyakan ke
 Apabila terdapat false >50% huruf dalam satu arah mana, kanan-kiri atau atas-bawah.
baris, maka naik ke baris di atasnya.  Lakukan pemeriksaan yang sama pada mata
 Lakukan pemeriksaan pinhole dari baris huruf kiri.
terakhir yang bisa dibaca pasien.  Apabila pasien dapat melihat lambaian tangan,
 Visus dinyatakan dengan: maka visus pasien adalah 1/300 (pasien hanya
6/.. false y... ph 6/... dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1
 Lakukan juga pemeriksaan visus pada mata kiri m, sementara orang normal dapat melihat
pasien dengan menutup mata kanan. lambaian tangan pada jarak 300 m).
Apabila pasien tidak bisa melihat lambaian
Catatan Interpretasi tes pinhole:
tangan, lakukan pemeriksaan dengan proyeksi
 Apabila maju dengan pinhole  kelainan
sinar.
refraktif.
 Apabila tidak maju dengan pinhole  bukan Pemeriksaan Proyeksi Sinar
kelainan refraktif (ex: kelainan organik, media  Pertama periksa mata kanan pasien, mata kiri
visual, dll). ditutup.
 Pemeriksa berjarak 1 meter dari pasien.
Apabila pasien tidak bisa membaca huruf
 Pemeriksa meletakkan sinar di depan mata
terbesar (paling atas) pada snellen, lakukan
pasien, lalu menanyakan: “apakah melihat
pemeriksaan dengan jari.
sinar?”
Pemeriksaan Jari  Jika pasien melihat sinar, arahkan sinar dari
 Pertama periksa mata kanan pasien, mata kiri atas/bawah/kanan/kiri pasien, lalu tanyakan
ditutup. “dari mana arah cahaya?”
 Pemeriksa berjarak 1 meter dari pasien.  Jika jawaban pasien benar  persepsi/
 Pemeriksa menanyakan pada pasien berapa proyeksi sinar benar (PSB).
jumlah jarinya.  Jika jawaban pasien salah persepsi/
 Jika jawaban pasien benar, pemeriksa mundur proyeksi sinar salah (PSS).
menjadi 2 m, bila masih terlihat mundur lagi  Lakukan pemeriksaan yang sama pada mata
jadi 3 m, dst sampai 5 m. satunya.
 Lakukan juga pemeriksaan visus mata kiri.  Apabila pasien mampu melihat cahaya, visus
 Visus dinyatakan dengan x/60 (x= 1-5 meter), pasien adalah 1/∞ (pasien dapat melihat sinar
dengan arti: pasien bisa melihat jari pada jarak pada jarak 1 m, dimana orang normal dapat
x meter sementara orang normal dapat melihat sinar dari jarak tak hingga).
melihat jari pada jarak 60 m.  Visus dinyatakan dengan:
1/∞ PSB atau 1/∞ PSS
Apabila pasien tidak bisa melihat jari pemeriksa
 Jika pasien tidak dapat melihat sinar, visus
pada jarak 1 meter, lakukan pemeriksaan
pasien dinyatakan dengan  no light
lambaian tangan.
perception (NLP).
Catatan:
Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014
Bismillah..
Pemeriksaan proyeksi sinar untuk mengetahui  Mengkalibrasi tonometri, pastikan jarum di
fungsi retina perifer. angka nol.
 Proyeksi sinar dari arah nasal  untuk menilai  Letakkan beban 5,5/ 7,5/ 10 (yang biasa
fungsi retina di bagian temporal, dan digunakan beban yang 7,5).
sebaliknya.  Antiseptik ujung tonometri dengan alkohol
 Proyeksi sinar dari arah atas  untuk menilai swab, tunggu hingga alkohol menguap
fungsi retina di bagian bawah, dan sebaliknya. (kering).
 Pasien diminta mengangkat jempolnya ke
2. Tekanan Intraokular atas tengah, dan minta pasien untuk
melihat ke jempolnya (jangan melirik ke
Cara Memeriksa Tekanan Intraokular:
mana-mana).
 Palpasi
 Pemeriksa membuka kelopak mata pasien.
 Tomometri schiotz
 Letakkan ujung tonometri tepat pada
 Tonometri aplanasi goldman
kornea pasien.
 Non contact tonometry
 Lihat angka yang ditunjuk jarum,
interpretasikan berdasarkan tabel.
a. Palpasi  Lakukan pemeriksaan yang sama pada mata
 Cuci tangan  sebelahnya.
 Pasien diminta melirik ke bawah.  Cuci tangan 
 Pemeriksa meletakkan jari-jari kedua
Catatan:
tangan (selain telunjuk) pada pipi pasien
 Normal TIO  10-21 mmHg.
untuk fiksasi.
 Kontraindikasi schiotz:
 Kedua jari telunjuk melakukan palpasi
 Scar kornea
secara bergantian pada sklera bagian atas
 Ruptur bola mata
salah satu mata (misal mata kanan terlebih
 Infeksi pada kornea/ mata.
dahulu). Satu telunjuk melakukan palpasi,
telunjuk satunya merasakan konsistensi
3. Kedudukan Bola Mata
bola mata.
Apabila kedua mata letaknya sejajar (tidak ada
 Konsistensi bola mata pasien dapat
salah satu mata yang turun/ tidak ada salah
dibandingkan dengan konsistensi bola mata
satu mata yang ptosis), nilai kedudukan bola
pemeriksa.
mata dengan melakukan tes hirschberg (tes
 Lakukan pemeriksaan yang sama pada mata
refleks sinar pada kornea), caranya:
satunya.
 Letakkan sinar (penlight) sejauh 30 cm dari
 Cuci tangan 
glabela pasien.
 Interpretasi:
 Perhatikan sinar jatuh apakah :
 TIO normal  P = N+0
 Tepat ditengah pupil kedua mata 
 TIO menurun  P= N-1/ N-2/ N-3
ortoforia.
 TIO meningkat  P= N+1/ N+2/ N+3
 Sinar jatuh di sebelah nasal dari pupil 
eksotropia (juling ke luar).
b. Tonometri Schiotz
 Sinar jatuh di sebelah temporal dari pupil
 Pasien diminta berbaring pada tempat yang
 esotropia (juling ke dalam).
datar.
 Cuci tangan 
Catatan:
 Pemeriksa meneteskan pantokain 0,5% Derajat eksotropia dan esotropia
pada kedua mata pasien. Apabila sinar jatuh pada:
 Pemeriksa menyiapkan alat:  Tepi pupil  150
Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014
Bismillah..
 Di antara tepi pupil dan limbus  300  Menggunakan loupe
 Pada limbus  450
Yang diamati pada pemeriksaan segmen anterior:
 Palpebra
4. Gerakan Bola Mata
Nilai apakah ada:
Cara memeriksa gerakan bola mata yaitu
Benjolan? Hiperemis? Hematoma? Edema?
dengan duksi dan versi. Duksi  dengan satu
Ptosis? Bulu mata tumbuh ke arah dalam
mata. Versi  dengan kedua mata.
(trikiasis)?
 Pemeriksa duduk dengan jarak sekitar 60
cm di depan pasien.
 Konjungtiva
 Mata pasien mengikuti jari pemeriksa yang
Nilai apakah ada:
diarahkan ke enam arah kardinal.
- Injeksi konjungtiva
 Nilai apakah bola mata dapat bergerak
- injeksi siliaris  keterlibatan kornea
tanpa hambatan ke segala arah atau
- kemosis
terdapat hambatan:
- discharge, warnanya?
- Hambatan 25%  -1
- folikel  konjungtivitis virus
- Hambatan 50%  -2
- hipertropi papil , trantas dot 
- Hambatan 75%  -3
konjungtivitis vernal.
- Hambatan 100%  -4
- tearing (berair-air)
- perdarahan subkonjungtiva
- benjolan berwarna kuning putih 
pinguekula.
- membran berbentuk segitiga dengan
puncak di bagian sentral/kornea 
pterigium.
- benda asing
Keterangan:
 OI : obliqus inferior (N.III)  Kornea
 OS : obliqus superior (N. IV) - Keruh?
 RL : rectus lateralis (N. VI) - Edema?  glaukoma
 RM : rectus medialis (N.III) - Infiltrat?  keratitis
 RI : rectus inferior (N. III) - Fluorescent test?
 RS : rectus superior (N. III) o Jika FT (+)  erosi kornea
o FT (+) di tepi lesi  ulkus kornea
- Pada kasus trauma kimia  iskemik
limbus (cari gradingnya).

 Bilik mata depan


Cara memeriksa bilik mata depan:
Letakkan sinar (penlight) 45 derajat dari
arah temporal, interpretasi:
- Apabila terdapat bayangan iris 
dangkal.
- Apabila sinar tersebar merata  sedang.
Segmen Anterior
Pemeriksaan segmen anterior: Yang dinilai pada BMD:
 Cuci tangan - Dangkal/Sedang/Dalam?
Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014
Bismillah..
- Flare?  glaukoma? Uveitis anterior?  Tetesi mata pasien dengan midriasil (bila tidak
- Pus? (hipopion) terdapat kontraindikasi seperti peningkatan
- Darah pada BMD? (hifema) TIO, BMD dangkal, dll)
 Diperiksa di kamar gelap.
 Iris  Pasien dalam posisi duduk.
- Gambaran baik?  Siapkan alat:
- Iridoplegia  glaukoma? - Nyalakan optalmoskop.
- Sinekia? - Atur warna cahaya.
- Iris bombe? - Putar roda optalmoskop pada angka
sesuai dengan kelainan refraksi pada
 Pupil pasien (+/-).
Yang dinilai pada pupil: Prosedur pemeriksaan:
- Bentuk? Apakah bulat? Pasien dalam posisi duduk.
- Letak? Apakah di sentral?  Mata kanan pasien dilihat dengan mata kanan
- Refleks cahaya ? (+/-) pemeriksa.
- Diameter? Normal: 3 mm  Pada jarak 30 cm  nilai Refleks fundus (+/-).
Jika middilatasi (> 6 mm)  glaukoma?  Oftalmoskop lebih didekatkan pada mata
pasien, pemeriksa melihat ke arah nasal mata
Cara memeriksa refleks pupil: pasien  terlihat papil (nilai bentuk, batas,
Sinari salah satu mata sekitar 45 derajat warna, c/d rasio, a/v rasio).
dari arah temporal, nilai:  Pasien disuruh melihat ke arah cahaya 
- Refleks pupil langsung (direk)  apakah terlihat makula, nilai (refleks makula)
terjadi miosis pada mata yang disinari?  Nilai retina  kontur pembuluh darah retina.
- Refleks pupil tidak langsung (indirek/
konsensual)  apakah terjadi miosis
pada mata satunya? Yang dinilai pada pemeriksaan segmen posterior:

 Lensa  Refleks fundus  (+)/(-)


Yang dinilai dari lensa: - Jika (+)  cahaya tembus sampai ke
- Jernih/ keruh? belakang (tidak ada obstruksi aksis visual).
- Shadow test (ST)? - Jika (-) terdapat obstruksi aksis visual.
 Papil bulat? Batas tegas? Warna merah
Cara melakukan shadow test: normal? c/d rasio 0,3, a/v rasio 2/3.
Letakkan sinar (penlight) 45 derajat dari Jika c/d rasio meningkat (>0,3)  glaukoma?
arah temporal, nilai bayangan iris pada  Makula  refleks makula (+)/(-)
lensa. Interpretasi:  Retina  kontur pembuluh darah retina (baik
- ST (+)  bayangan besar dan jauh (pada atau tidak baik).
katarak imatur).
- ST (-)  bayangan kecil dan dekat (pada
katarak matur).
- ST pseudo (+)  bayangan kecil dan jauh
(pada katarak hipermatur).

Segmen Posterior
Cara pemeriksaan menggunakan oftalmoskop

 Cuci tangan 

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014


Bismillah..

Mohon Koreksi ya Semoga sukses  Maulia Sari Khairunnisa 2014

Anda mungkin juga menyukai