Anda di halaman 1dari 10

Short Case

Hordeolum Internum Palpebra Inferior OD

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik


di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSMH Palembang

Oleh:
Yuzelina Azizah Putri, S.Ked
04084821921178

Pembimbing:

dr. H. Ibrahim, SpM (K)

DEPARTEMENILMU KESEHATAN MATA

RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
HALAMAN PENGESAHAN

Short Case

Hordeolum Internum Palpebra Inferior OD

Oleh:

Yuzelina Azizah Putri, S.Ked.

04084821921178

Short Case ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
periode 16 Desember 2019 s.d 20 Januari 2020.

Palembang, Januari 2020

dr. H. Ibrahim, SpM (K)


STATUS PASIEN

a. Status Pasien
Nama : Ny. ODP
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Palembang
Tanggal Pemeriksaan : 26 Desember2019

2. Anamnesis
Autoanamnesis tanggal 26 Desember 2019.

a. KeluhanUtama
Benjolan pada kelopak mata kanan yang terasa perih dan gatal sejak 5
hari yang lalu.

b. Riwayat Perjalanan Penyakit


Sejak ± 5 hari yang lalu, pasien mengeluh terdapat benjolan dikelopak
mata kanan yang sebesar biji jagung. Benjolan berwarna merah, mengeluarkan
nanah (-), mengeluarkan darah (-), nyeri tekan (+), terasa lunak saat diraba dan
terasa hangat disertai rasa gatal (+). Keluhan mata merah (-), pengelihatan
kabur (-), kotoran mata terutama saat bangun tidur (+), mata berair (-), sulit
membuka mata (-) dan penglihatan menurun (-). Pasien mulai merasa tidak
nyaman pada mata kanannya karena terasa mengganjal saat berkedip.
Kemudian pasien berobat ke Rumah Sakit Khusus Mata Palembang.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


• Riwayat keluhan nyeri dan mata merah sebelum kejadian disangkal.
• Riwayat DM disangkal.
• Riwayat hipertensi disangkal.
• Riwayat alergi disangkal.
• Riwayat menggunakan kacamata disangkal.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.

3. PemeriksaanFisik
a. Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit, regular, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 20 kali/menit
Suhu : 36,5o C
Status Gizi : Baik

b. Status Oftalmologis
Okuli Dekstra Okuli Sinistra

Visus 6/6 6/6


Tekanan P=N+0 P=N+0
intraocular

KBM
(Hirschberg Ortoforia
test)
GBM 0 0 0 0

0 0 0 0

0 0 0 0

Baik ke segala arah


Baik ke segala arah
Segmen Anterior
Palpebra Tampak benjolan palpebra Tenang
inferior bagian lateral, dengan
ukuran 2x5x2mm berwarna
merah, konsistensi lunak,
berbatas tegas, terfiksir dan
permukaan rata
Konjungtiva Tenang Tenang
Kornea Jernih Jernih
BMD Sedang Sedang
Iris Gambaran baik Gambaran baik
Pupil Bulat, central, refleks cahaya Bulat, central, refleks cahaya
(+), diameter 3 mm (-), diameter 3 mm

Lensa Jernih Jernih


Segmen Posterior
Refleks RFOD (+) RFOS (+)
Fundus
Papil Bulat, batas tegas, warna Bulat, batas tegas, warna
oranye, c/d rasio 0.3, a:v 2:3 oranye, c/d rasio 0.3, a:v 2:3
Makula Refleks fovea (+) Refleks fovea (+)
Retina Kontur pembuluh darah baik, Kontur pembuluh darah baik,
perdarahan (-) perdarahan (-)

4. PemeriksaanPenunjang
- Slit Lamp

5. Diagnosis banding
 Hordeolum internum palpebra inferior OD
 Hordeolum eksternum palpebra inferior OD
 Kalazion palpebra inferior OD

6. Diagnosis Kerja
Hordeolum internum palpebra inferior OD

7. Tatalaksana
1. Informed consent
a. Menjelaskan pada pasien bahwa keluhan yang terjadi merupakan
infeksi pada kelenjar di kelopak mata.
b. Menjelaskan pada pasien rencana pengobatan yang akan dilakukan.
2. Non Farmakologi
a. KIE
 Menjelaskan kepada pasien bahwa keluhan pada pasien adalah
peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian bawah.
 Menjelaskan kepada pasien untuk menjaga kebersihan mata dan
tidak menggosok mata ketika terasa mengganjal, perih ataupun
gatal.
 Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggosok mata ketika
kemasukan benda asing, saat terasa mengganjal, perih ataupun
gatal.
 Kontrol ulang apabila keluhan tidak membaik.
b. Kompres hangat 3-4 kali selama 15 menit.
3. Farmakologi
a. Kloramfenikol Eye Ointment 3 x 1 OD

8. Prognosis
• Okuli Dekstra
- Quo ad vitam : Bonam
- Quo ad functionam : Bonam
- Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam
LAMPIRAN

Gambar 1. Okuli dekstra dan sinistra kondisi terbuka

Gambar 2. Okuli dekstra dan sinistra kondisi tertutup

A B
Gambar 3. A. Inspeksiokuli dekstra; B. Inspeksi okuli sinistra
Gambar 4. Inspeksiokuli dekstra dengan menggunakan slit lamp
ANALISIS MASALAH

Ny, ODP, 39 tahun, datang dengan keluhan terdapat benjolan dikelopak


mata kanan yang berwarna sebesar biji jagung sejak ± hari yang lalu. Benjolan
berwarna merah, mengeluarkan nanah (-), mengeluarkan darah (-), nyeri tekan
(+), terasal unak saat diraba dan terasa hangat disertai rasa gatal (+). Keluhan mata
merah (-), pengelihatan kabur (-), kotoran mata terutama saat bangun tidur (+),
mata berair (-), sulit membuka mata (-) dan penglihatan menurun (-). Pasien
mulai merasa tidak nyaman pada mata kanannya karena terasa mengganjal saat
berkedip. Kemudian pasien berobat ke Rumah Sakit Khusus Mata Palembang.
Pada pemeriksaan status generalis didapatkan keadaan umum tampak sakit
ringan, kesadaran compos mentis, dengan , status gizi baik. Pada pemeriksaan
oftalmologi visus mata kanan 6/6 dan mata kiri 6/6. Pada palpebral mata kanan
tampak benjolan di palpebra inferior bagian lateral, dengan ukuran 2x5x2mm
berwarna merah, konsistensi lunak, berbatastegas, terfiksir dan permukaan rata.
Pupil tampak bulat, central, reflex cahaya (-), diameter 3 mm. Pemeriksaan
segmen anterior lain dan segmen posterior dalam batas normal.
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan keluhan berupa benjolan
pada kelopak mata kiri berwarna merah dan nyeri. Benjolan pada kelopak mata
dapat didiagnosis banding dengan hordeolum dan kalazion. Diagnosis banding
dapat disingkirkan satu per satu dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologi.
Pada anamnesis didapatkan keluhan ada benjolan pada kelopak mata kanan
yang berwarna kemerahan, nyeri, gatal, bengkak dan mata berair. Sedangkan pada
pemeriksaan oftalmologi didapatkan pada kelopak mata kanan tampak benjolan
palpebra inferior bagian lateral, dengan ukuran 2x5x2mm berwarna merah,
konsistensi lunak, berbatas tegas, terfiksir dan permukaan rata. Temuan ini
mengarah pada diagnosis hordeolum. Diagnosis hordeolum dapat ditegakkan
secara klinis yaitu berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi
sehingga pemeriksaan penunjang tidak dibutuhkan.
Hordeolum adalah perangangan supuratif pada kelopak mata, biasanya
disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus pada kelenjar sebasea kelopak
mata. Hordeolum internum merupakan infeksi pada kelenjar meibom yang
terletak di dalam tarsus, sehingga dapat menyebabkan benjolan terutama ke
bagian konjungtiva tarsal.Hordeolum eksternum biasanya memberikan gambaran
penonjolan pada kelopak mata, sedangkan hordeolum terlihat saat dilakukan
eversi.
Kalazion merupakan radang granulomatosa kronik pada kelenjar meibom.
Umumnya ditandai oleh pembengkakkan setempat yang tidak terasa sakit dan
berkembang dalam beberapa minggu. Awalnya dapat berupa radang ringan
disertai nyeri tekan yang mirip hordeolum. Kalazion dapat disingkirkan pada
kasus ini karena pada kalazion memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak,
tidak hiperemis, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Terkadang pula
dapat mengakibatkan perubahan bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi
kelainan refraksi pada mata tersebut.
Tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk mengurangi nyeri dan mencegah
infeksi yang memberat. Untuk mempercepat proses peradangan kelenjar pada
kelopak mata pasien dapat dilakukan kompres hangat 3-4x sehari selama 15
menit, pemberian antibiotik lokal berupa kloramfenikol eye ointment . Maksud
pemberian kompres hangat yaitu untuk melunakkan jaringan granulomatosa agar
pus dapat keluar dari kelenjar yang terinfeksi. Pemberian antibiotika adalah untuk
mengobati infeksi akibat kuman stafilokokus atau streptokokus serta mencegah
pasien untuk memiliki risiko rekuren atau terjadinya pembesaran kelenjar
preurikel.
Prognosis pada pasien ini quo ad vitam pada mata kanan adalah bonam
karena hordeolum tidak mengancam nyawa. Prognosis quo ad functionam pada
mata kanan pasien ini adalah baik (bonam) karena fungsi penglihatan tidak
terganggu (visus tidak menurun). Prognosis quo ad sanationam pada mata kanan
pasien ini adalah dubia ad bonam, asalkan kebersihan daerah mata tetap dijaga.

Anda mungkin juga menyukai