Trauma Vascular
Pemeriksaan fisik
• Primary survey
• Terutama di C : hentikan pendarahan aktif
dan tentukan adanya tanda –tanda syok
hipovolemik
• Pemeriksaan fisik head to toe : pemeriksaan
adanya jejas dan tanda – tanda perdarahan
internal
• Periksa semua nadi pada ekstremitas
apakah ada hematoma , bruit dan trill
• D : kesadaran pasien , reflex mata, reflex
motorik dan sensorik
Diagnosis banding
• Thrombophlebitis superfisial
Algoritma diagnosis DVT
• DVT likely (Wells Score 2 poin atau lebih)16
• Wells score ≥ 2, maka lakukan proximal leg vein ultrasound scan apabila hasil ultrasound-nya
(-) ;lakukan uji d-dimer.
• proximal leg vein ultrasound scan tidak dapat dlm waktu 4 jam, maka lakukan uji d-dimer
terlebih dahulu, terapi antikoagulan sementara sambil menunggu hasil proximal leg vein
ultrasound scan selama 24 jam.
• proximal leg vein ultrasound scan yang (+), berikan terapi antikoagulan lanjutan
• proximal leg vein ultrasound scan (-) dan uji d-dimer(+), antikoagulan stop, lakukan proximal
leg vein ultrasound scan ulangan 6-8 hari kemudian dan apabila hasilnya positif lanjutkan
terapi antikoagulasi, dan jika hasilnya negatif hentikan pemberian terapi antikoagulan dan
pikirkan kemungkinan diagnosis alternatif lainnya.
• Jika hasil proximal leg vein ultrasound scan dan uji d-dimer negatif, maka hentikan pemberian
terapi antikoagulasi, pikirkan alternatif diagnosis lain.
• DVT unlikely (Wells Score 1 poin atau kurang)16
• Hasil penilaian menunjukkan DVT unlikely apabila didapatkan Wells score
≤ 1, maka lakukan uji d-dimer dengan hasil dapat diketahui dalam waktu
4 jam, bila hasil uji d-dimer tidak didapatkan dalam waktu 4 jam maka
berikan terapi antikoagulan sementara sambil menunggu hasil.
• Jika hasil uji d-dimer negatif, maka kemungkinan besar bukan DVT.
• Jika hasil uji d-dimer positif, lakukan proximal leg vein ultrasound scan
dengan hasil didapatkan selama 4 jam atau berikan terapi antikoagulan
sementara sambil menunggu hasil scan keluar dalam waktu 24 jam.
Tatalaksana
• Antikoagulan
• Unfractioned heparin :bolus IV 5000 unit (80unit/KGBB); lanjut continuous IV
drip 1200 -1600 unit (18 unit/KgBB/jam) sampat aPTT 1,8 -2,5x dri control
• LMWH (low molecular weight heparin): 5mg(BB<50kg); 7,5mg(50 – 100kg);
10mg (>100kg) subkutan 1x1 selama 5 hari
• Vitamin K Antagonis
• Warfarin : dosis :5 – 10mg/ hari selama 2 hari dgn target INR 2.0 – 3.0
• Pembedahan :
• Ligasi vena :cegah emboli paru
• Trombektomi:kurangi gejala pasca phlebitik, pertahankan fungsi katup
dan cegah komplikasi ; paling lama dilakukan 3 hari
• Femorofemoral grafts
• Saphenopopliteal by pass
PAD
PAD
• Sering pada kaki dibanding lengkan dikarenakan aliran arteri di
tungkai kurang berkembang dengan baik dan ekstremitas bawah
sering terjadi arterosklerosis
• 4 tahap iskemia :
• Asimtomatik
• Klaudikasio intermiten
• Nyeri malam hari/ istirahat
• Ulkus/ gangrene
• Iskemia asimtomatik
• ABI : <0,9 pada saat istirahat
• Resiko untuk komplikasi vascular
• Klaudikasio intermiten
• Nyeri pada tungkai saat berjalan di femoropopliteal dan atau aortoiliaka
• Kram saat berjalan
• Kurang berjalan di suhu dingin atau setelah makan
• Nyeri hilang saat istirahat, timbul saat jalan
• Pada laki – laki : disfungsi ereksi (kena bagian gluteal)
Arteri Neurogenik Vena
Patologi Stenosis / oklusi arteri Kompresi akar N lumbar / Obstruksi aliran keluar
cauda equina vena akibat oklusi vena
iliofemoral
Lokasi nyeri Otot betis umumny dpt kena Terasa nyeri , kesemutan dan Seluruh tungkai teras
paha dan bokong baal penuh
Lateralitas Unilateral femoropopliteral; Sering bilateral Hampir selalu unilateral
bilateral aortoiliaka
Awitan Bertahap setelah berjalan jauh Umumnya segera setelah Bertahap, dari sejak
berjalan/ berdiri berjalan
Gambaran yang Saat berhenti berjalan, nyeri Membungkuk ke depan dan Elevasi tungkai
meringankan menghilang sepenuhnya 1-2 berhenti jalan; duduk
menit membaik
Warna Normal/ pucat Normal Sianosis, kadang vena
varikosa(+)
Temp Normal / dingin Normal Normal/ meningkat
Edema Tidak ada Tidak ada Ada
Denyut < / tidak ada Normal Ada , sulit dirasakan krn
edema
Mengangkat Normal Mungkin terbatas Normal
tungkai lurus
• Nyeri malam hati/ istirahat (tanda bahaya PAD)
• Nyeri terutama di telapak kaki saat berbaring/ tidur
• Membaik bila kakinya menurunkan tungkainya/ bangun dan berjalan
• Nyeri terbakar? Baal? Tidak membaik pada menurunkan tungkai?( kaki DM)
• Ulkus / gangrene
• Lanjutan dri tanda bahaya pad bila tidak di terapi bedah segera karena tidak
ada tindakan revaskularisasi pada tungkai.
Tanda iskemia akut
• Soft sign
• Pulseless
• Pallor (pucat )
• Perishing cold (rasa dingin yang menusuk)
• Hard sign (tanda bahaya)
• Parasthesia
• Paralisis
• Pain on squeezing muscle
Pemeriksaan fisik
• Tanda –tanda iskemik: hilang rambut, kulit tipis dan kuku yang rapuh
• Denyut arteri kaki bisa teraba / tidak teraba
• Bila teraba arteri, suruh pasien berjalan hingga kakinya nyeri lalu di cek denyutnya.
Bila tidak teraba setelah ini maka dapat tegakkan PAD
• Urutan pemeriksaan
• inspeksi, palpasi dan auskultasi
• Pada inspeksi lihat warna kulit, tanda – tanda iskemik
• Palpasi : periksa denyut nadi kaki, teraba atau tidak teraba; periksa juga CRTnya; nyeri tekan;
edema ; suhu kaki bandingkan dengan sebelahnya
• Auskultasi : adakah bruit?
• Periksa ABI
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan darah lengkap dan LED
• Glukosa darah
• Urin dan elektrolit
• Kultur : bila ada ulkus
• Angiografi
• USG dopler
Penatalaksanaan
• Aspirin : 75 – 325mg/ hari
• Klopridogel :75mg/ hari
• Pemberian obat jenis statin pada semua pasien PAD
• Edukasikan pasien berhenti merokok
• Segera revaskularisasi pada pasien mempunyai tanda bahaya PAD