Anda di halaman 1dari 31

REGULASI KESELAMATAN KAPAL SUNGAI DAN DANAU

SELASA, 9 NOVEMBER 2021


PERAN ANGKUTAN SUNGAI DANAU

Eksistensi
Angkutan Sungai,
Danau

Membuka
keterisoliran serta
meningkatkan
perekonomian
suatu daerah

Terbuka aksesibilitas suatu Pembangunan yang


daerah akan memperlancar menjangkau sampai ke daerah
distribusi barang dan jasa pedalaman (captive area)
Wilayah XVII Prov Wilayah XX Prov Sulteng 5
Wilayah I Prov Aceh Wilayah II Prov Sumut Wilayah V Prov Wilayah XV Prov Kalsel
Kaltim & Kaltara 91 Kapal Sungai & 7 Kapal
20 Kapal Sungai 330 Kapal Sungai Jambi 105 74 Kapal Sungai
Kapal Sungai
Kapal Sungai Danau
Wilayah IV Prov
Riau & Kepri 371
Kapal Sungai Wilayah XIV Prov
Kalbar 633 Kapal
Sungai
Wilayah XXII Prov Sulut
belum menyampaikan data

Wilayah III Prov


Sumbar 216 Kapal
Sungai & 22 Kapal
Wilayah VII Prov
Danau
Sumsel & Babel Wilayah XVI Prov
1.075 Kapal Sungai Kalteng 245
Kapal Sungai
Wilayah VI Prov Wilayah XIX Prov Wilayah XXV Prov Papua
Bengkulu & Lampung Sulselbar 67 Kapal dan Papua Barat belum
289 Kapal Sungai Danau menyampaikan data

Kapal Sungai : 5.957 unit


Wilayah XI Prov Jatim
Wilayah IX Prov Wilayah X Prov Jateng
& DIY 757 Kapal 479 Kapal Sungai &
Wilayah XII Prov Kapal Danau : 2.199 unit
Jabar 1.597 Kapal Bali & NTB 57
Sungai Sungai 134 Kapal Danau Kapal Danau Total : 8.156 Unit
JUMLAH DAN PANJANG SUNGAI POTENSIAL UNTUK KEGIATAN TRANSPORTASI
Jumlah Sungai : 2.397 BANGKA BELITUNG
• JUMLAH SUNGAI: 19
Panjang : 84.678 Km • PANJANG : 223 Km
SULBAR
SULUT
• JUMLAH SUNGAI: 13
• JUMLAH SUNGAI: 19
KALTARA • PANJANG : 35 Km
• PANJANG : 239 Km
JAMBI • JUMLAH SUNGAI: 96
ACEH RIAU • PANJANG :4,846 Km
• JUMLAH SUNGAI: 12 MALUT
• JUMLAH SUNGAI: 82 • JUMLAH SUNGAI: 48 SULTENG
• PANJANG : 2,557 Km • JUMLAH SUNGAI: 9
• PANJANG :1,196 Km • PANJANG : 6,547 Km KALTIM
• JUMLAH SUNGAI: 85
• PANJANG : 340 Km • PANJANG : 9 Km
• JUMLAH SUNGAI: 88
• PANJANG : 5,410 Km
KALBAR GORONTALO
RIAU KEPULAUAN PAPUA BARAT
• JUMLAH SUNGAI: 96 • JUMLAH SUNGAI: 13
• JUMLAH SUNGAI: 56 • PANJANG : 7,294 Km
• JUMLAH SUNGAI: 451
• PANJANG : 23 Km
• PANJANG : 133 Km • PANJANG : 6,031 Km

PAPUA
• JUMLAH SUNGAI: 802
SUMATERA UTARA • PANJANG : 27,570 Km
• JUMLAH SUNGAI: 56
• PANJANG : 1,646 Km

SUMATERA BARAT
• JUMLAH SUNGAI: 22
• PANJANG : 87

KALTENG
BENGKULU • JUMLAH SUNGAI: 35
• JUMLAH SUNGAI: 22 • PANJANG : 8,697 Km
• PANJANG :155 Km KALSEL SULTRA
• JUMLAH SUNGAI: 7 • JUMLAH SUNGAI: 38
• PANJANG : 291 Km • PANJANG : 236 Km
SULSEL
SUMATERA SELATAN • JUMLAH SUNGAI: 86
• JUMLAH SUNGAI: 47 • PANJANG : 610 Km
• PANJANG : 6,242 Km
MALUKU
• JUMLAH SUNGAI: 94
• PANJANG : 1,562 Km
LAMPUNG JAWA BALI NTT
• JUMLAH SUNGAI: 49 NTB
• JUMLAH SUNGAI: 13 • PANJANG :1,416 Km
• JUMLAH SUNGAI: 2
• JUMLAH SUNGAI: 4
• JUMLAH SUNGAI: 32
• PANJANG : 4 Km • PANJANG : 576 Km
• PANJANG :692 Km • PANJANG : 10 Km
JUMLAH DAN LUAS DANAU POTENSIAL UNTUK KEGIATAN TRANSPORTASI

Jumlah Danau (Luas >20 Ha) : Luas Danau : 636.356,49 Ha


1.130 unit BANGKA BELITUNG
• JUMLAH DANAU: 82 SULUT
• LUAS DANAU: 8,242.48 SULBAR • JUMLAH DANAUI: 11
• JUMLAH DANAU: 0 • LUAS DANAU:
KALTARA
• LUAS DANAU:0 5,816.35
• JUMLAH DANAU: 15
ACEH RIAU JAMBI • LUAS DANAU: 441.13 MALUT
• JUMLAH DANAU: 49 SULTENG
• JUMLAH DANAU: 58 • JUMLAH DANAU: 6 • JUMLAH DANAU: 25
• JUMLAH DANAU: 22
• LUAS DANAU: 10,695.88 • LUAS DANAU : 22,126.51 • LUAS DANAU: 5,810.26 KALTIM • LUAS DANAU:
• JUMLAH DANAU: 48 • LUAS DANAU:
44,009.08 4,072.58
• LUAS DANAU:
KALBAR 43,541.20 GORONTALO
RIAU KEPULAUAN • JUMLAH DANAU: 108 • JUMLAH DANAU: 5 PAPUA BARAT
• JUMLAH DANAU: 0 • LUAS DANAU: • LUAS DANAU: • JUMLAH DANAU: 34
• LUAS DANAU: 0 34,767.90 • LUAS DANAU:
2,335.11
21,945.53

PAPUA
• JUMLAH DANAUI: 224
SUMATERA UTARA • LUAS DANAU: 70,416.89
• JUMLAH DANAU: 8
• LUAS DANAU:122,464.26

SUMATERA BARAT
• JUMLAH DANAU: 7
• LUAS DANAU: 23,165.93

KALTENG
BENGKULU • JUMLAH DANAU: 80
• JUMLAH DANAU: 4 • LUAS DANAU:
KALSEL SULTRA
• LUAS DANAU: 155.04 16,167.35
• JUMLAH DANAU: 38 • JUMLAH DANAU : 25
• LUAS DANAU: • LUAS DANAU:
SULSEL
12,224.88 • JUMLAH DANAU: 31 6,525.01
SUMATERA SELATAN • LUAS DANAU:
• JUMLAH DANAU: 15 99,756.92
• LUAS DANAU: 3,973.28 MALUKU
• JUMLAH DANAU: 12
• LUAS DANAU:
JAWA NTT
BALI 1,696.52
LAMPUNG • JUMLAH DANAU: 122 NTB • JUMLAH DANAU: 29
• JUMLAH DANAU: 7
• JUMLAH DANAU: 29 • LUAS DANAU: • JUMLAH DANAU: 21 • LUAS DANAU:
• LUAS DANAU:
• LUAS DANAU: 16,517.62 43,934.47 • LUAS DANAU: 4,061.09
2,930.88
4,982.31
TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT TRANSPORTASI SDP
SES U A I PM . 67 T H N 2 02 1
 Rancang Bangun Kapal
 Pengukuran Kapal  Syahbandar
 Status Hukum Kapal  Manajemen Keselamatan Kapal
PENGAWASAN  Patroli dan Pengamanan
 Keselamatan Kapal SARANA PENGAWASAN
DAN
 Pencegahan Pencemaran Kapal SARANA
TSDP PERUMUSAN DAN
DAN
 Penanggulangan Musibah
OPERASIONAL 
 Kompetensi dan Sertifikasi TSDP PELAKSANAAN PPNS
OPERASIONAL
SDP
Kepelautan KEBIJAKAN SDP
PENYUSUNAN NSPK

PEMBERIAN
BIMBINGAN TEKNIS
& SUPERVISI
 Rancang Bangun Fasilitas
EVALUASI &  Standar Pelayanan
Pelabuhan 
PELAPORAN Tarif Angkutan
 Tarif Jasa Pelabuhan
 Subsidi
 Pelayanan Jasa dan Usaha PRASARANA ANGKUTAN 
PRASARANA Angkutan Perintis
Pelabuhan TSDP ANGKUTAN
SDP  Persetujuan Operasi
 Pencegahan Pencemaran Pelabuhan TSDP SDP  Pengelolaan Sistem Informasi
Manajemen Jaringan

LALU LINTAS
LALU LINTAS  SBNP
SDP
SDP  Halte
 Alur
 Pola Lintas
 Sistem Informasi
 Pengerukan dan Reklamasi
 Pencegahan Pencemaran Lingkungan
7 PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU
(PM 61 TAHUN 2021)
Kegiatan Angkutan Sungai dan Danau Kegiatan
diselenggarakan dengan menggunakan: Angkutan Sungai
a. Angkutan Sungai dan dilakukan oleh : a. Trayek Tetap dan Teratur; dan dan Danau untuk
Danau di dalam - orang perseorangan b. Trayek Tidak Tetap dan Tidak Teratur Kepentingan
negeri; WNI dan/atau Sendiri
b. Angkutan Sungai dan - badan usaha dengan
Danau antara negara Kapal berbendera
Republik Indonesia Indonesia serta
dengan negara Persetujuan Jaringan, SPM & Tarif ditetapkan oleh:
diawaki oleh awak
tetangga; dan a. Perjanjian antar negara untuk Angkutan Sungai dan Danau
kapal WNI
c. Angkutan Sungai dan - Kegiatan Angkutan antar negara
Danau Untuk b. Menteri, untuk Trayek Angkutan Sungai dan Danau antar
Sungai dan Danau
Kepentingan Sendiri. provinsi;
dilarang dilakukan di
d. Angkutan Sungai dan c. Gubernur, untuk Trayek Angkutan Sungai dan Danau
laut, kecuali
Danau untuk daerah antarkabupaten/kota dalam provinsi; dan
mendapat izin dari
masih tertinggal d. Bupati/Wali kota, untuk Trayek Angkutan Sungai dan Danau
Syahbandar dengan
dan/atau wilayah dalam kabupaten/kota
tetap memenuhi
terpencil persyaratan
e. Angkutan Sungai dan kelaiklautan Kapal Untuk pelaksanaan pada
Danau Tujuan kriteria : Kawasan strategis
Tertentu nasional, KEK atau Kawasan
Pelayanan pariwisata yang belum
perintis / berkembang, LF < 60% per
penugasan oleh tahun.
Pemerintah Pusat
/ Daerah
8 KEWAJIBAN DAN TANGGUNG
JAWAB PENGANGKUT
KEWAJIBAN PENGANGKUT
1. Memenuhi persyaratan teknis
kelaiklautan kapan sungai TANGGUNGJAWAB:
dan danau • Badan Usaha dan/atau
2. Memiliki dan memenuhi SPM perorangan angkutan
3. Memiliki spesifikasi teknis sungai dan danau
kapal sungai dan danau bertanggung jawab
sesuai dengan fasilitas terhadap keselamatan dan
Pelabuhan/halte keamanan penumpang
4. Memiliki dan/atau dan/atau barang yang
mempekerjakan awak kapal diangkutnya
yang memenuhi kualifikasi • melaksanakan asuransi
5. Mencantumkan identitas perlindungan dasar
perusahaan/pemilik dan penumpang
nama kapal yang mudah
dibaca dan ditempatkan pada
bagian samping kiri dan
kanan kapal
KAJIAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI PENGGERAK PADA KAPAL
SUNGAI DAN DANAU

KLASIFIKASI SISTEM PENGGERAK KAPAL :


1. Combustion Engine Powered Vessel
2. Pure Electric Powered Vessel
3. Electric Powered Vessel
4. Pure Renewable Energi Powered Vessel
5. Renewable Energi Powered Vessel
6. Hybrid Powered Vessel
Gambar Jenis Sistem Penggerak Kapal
KAJIAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI PENGGERAK PADA KAPAL
SUNGAI DAN DANAU
1. Combustion Engine Powered Vessel

Gambar Skema Sederhana Sistem Combustion Engine Powered Vessel

2. Pure Electric Powered Vessel

Gambar Skema Sederhana Sistem Pure Electric Powered Vessel


KAJIAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI PENGGERAK PADA KAPAL
SUNGAI DAN DANAU

Gambar Kapal Ferry Ampere dengan Pure Electric Powered


Vesse

3. Electric Powered Vessel

Gambar Skema Sederhana Sistem Electric Powered Vessel


KAJIAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI PENGGERAK PADA KAPAL
SUNGAI DAN DANAU
4. Pure Renewable Energy Powered Vessel

Gambar Skema Sederhana Sistem Pure Renewable Energy


Powered Vessel

5. Renewable Energy Powered Vessel

Gambar Skema Sederhana Sistem Renewable Energy Powered


Vessel
KAJIAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI PENGGERAK PADA KAPAL
SUNGAI DAN DANAU
6. Hybrid Powered Vessel

Gambar Sistem Propulsi Greenline Saat Menggunakan Diesel Motor

Gambar Kapal hybrid “Greenline”

Gambar Sistem Propulsi Greenline Saat Menggunakan Diesel Listrik


KELAIKLAUTAN KAPAL

UU 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN KESELAMATAN


Pasal 117 ayat 3 KAPAL
Pemenuhan setiap persyaratan kelaiklautan kapal PENCEGAHAN
MANAJEMEN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan
KEAMANAN PENCEMARAN
dengan sertifikat dan surat kapal. KAPAL PERAIRAN
DARI KAPAL

MANAJEMEN
KESELAMATAN
DAN PENGAWAKAN
Kelaiklautan kapal wajib PENCEGAHAN KELAIKLAUTAN KAPAL KAPAL
Kelaiklautan kapal wajib PENCEMARAN
dipenuhi setiap kapal sesuai
dipenuhi setiap kapal sesuai DARI KAPAL
dengan daerah pelayarannya
dengan daerah pelayarannya

STATUS GARIS MUAT


HUKUM DAN
KAPAL KESEJAHTERAAN PEMUATAN
AWAK KAPAL DAN
KESEHATAN
PENUMPANG

DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI,


DANAU DAN PENYEBERANGAN
STATUS HUKUM KAPAL SUNGAI DAN DANA
AHLI UKUR METODE
KAPAL PENGUKURAN
PENGUKURAN • MENGELUARKA • METODE
STATUS HUKUM N DAFTAR DALAM NEGERI
UKUR SEBAGAI • METODE
DASAR INTERNATIONA
PENERBITAN L
KAPAL
SURAT UKUR
PENDAFTARAN
PENDAFTARAN HIPOTEK KAPAL
KAPAL HAK MILIK UNTUK KAPAL
KAPAL LEBIH DARI GT 7
• GROSS AKTE • AKTE HIPOTEK
KAPAL GT 7
TANDA KEATAS
• BALIKNAMA
HIPOTEK
KEBANGSAAN • BALIK NAMA HAK
MILIK KAPAL
• PENCORETAN

KAPAL • PENGHAPUSAN

DIATUR DENGAN PERDIRJEN TANDA KEBANGSAAN


TERSENDIRI KAPAL
• KP.5249/HK.205/DRJD/2019
TENTANG KOMPETENSI AHLI
UKUR KAPAL SUNGAI, DANAU • PAS SUNGAI DAN
DAN PENYEBERANGAN DANAU

DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI,


DANAU DAN PENYEBERANGAN
KESELAMATAN KAPAL SUNGAI DAN DANA
KESELAMATAN KAPAL
MATERIAL
KONSTRUKSI

ELEKTRONIKA
KAPAL
BANGUNAN

PERSYARATAN KESELAMATAN KAPAL

TATA SUSUNAN SERTA PERMESINAN


PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN PERLENGKAPAN ALAT DAN
PENOLONG DAN RADIO KELISTRIKAN

STABILITAS
PEJABAT PEMERIKSA KESELAMATAN
KAPAL PROSES
JENIS PENGERJAAN
PEMERIKSAAN KAPAL
• BERKALA • pembangunan
DIATUR DENGAN PERDIRJEN TERSENDIRI • INSIDENTIL kapal;
• perombakan
• KP.5265/AP.402/DRJD/2019 TENTANG kapal;
KOMPETENSI MARINE INSPECTOR SUNGAI, • pemeliharaan
DANAU DAN PENYEBERANGAN kapal; dan
• penutuhan kapal

DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI,


DANAU DAN PENYEBERANGAN
PERALATAN KESELAMATAN DAN PEMADAM KEBAKARAN
PERDIRJEN PERHUBUNGAN DARAT NOMOR KP.3424/AP402/DRJD/2020 TENTANG KAPAL SUNGAI DAN DANAU

Perlengkapan Navigasi Perlengkapan Keselamatan


PERALATAN UKURAN KETENTUAN PERALATAN UKURAN KETENTUAN
KAPAL KAPAL
Pedoman GT < 7 1 (satu) unit Pelampung GT < 7 1 (satu) unit
Magnet portable penolong sederhana
Pedoman GT 7 s/d 35 1 (satu) unit GT 7 s/d 35 1 (satu) unit dilengkapi dengan tali
Magnet
Baju Penolong Semua Sejumlah kapasitas pelayar ditambah
ukuran 10% jumlah pelayar unutk anak-anak
Perlengkapan Komunikasi Tali buangan 30 m > GT 7 1 unit

PERALATAN UKURAN KETENTUAN Rocket parachut GT <35 1 unit


KAPAL
peluit Semua 1 unit
Hand Phone atau GT < 7 ukuran
Handy Talky
Radio VHF GT 7 s/d 35 1 (satu) unit

Perlengkapan Pemadam Kebakaran


PERALATAN UKURAN KETENTUAN
KAPAL
Fire Bucket GT < 7 1 (satu) unit
(ember)
GT 7 s/d 35 2 (dua) unit
PENGAWAKAN KAPAL SUNGAI DAN DANAU
PERDIRJEN PERHUBUNGAN DARAT NOMOR KP.3424/AP402/DRJD/2020 TENTANG KAPAL SUNGAI DAN DANAU

AWAK KAPAL :

NAKHODA

JURU MESIN

ANAK BUAH KAPAL

PERSYARATAN AWAK KAPAL PENGAWAKAN MINIMAL KAPAL SUNGAI DAN DANAU


1. Usia minimal 18 Tahun untuk kapal
ukuran tonase dibawah GT 35 UKURAN KAPAL KETERANGAN
2. Usia minimal 21 Tahun untuk kapal
ukuran tonase dibawah GT 35 < GT 7 1 Nahkoda 1 Juru Mesin atau Nahkoda Merangkap Juru Mesin
3. Bisa membaca dan menulis
4. Sehat jasmani dan rohani GT 7 s/d GT 35 1 Nahkoda 1 Juru Mesin dan 1 Anak Buah Kapal
5. Mempunyai sertifikat BST
6. Mempunyai sertifikat kompetensi awak GT lebih dari 35 1 Nahkoda 1 Juru Mesin dan 2 Anak Buah Kapal
kapal sungai dan danau
SERTIFIKASI KAPAL SUNGAI DAN DANAU
PERDIRJEN PERHUBUNGAN DARAT NOMOR KP.3424/AP402/DRJD/2020 TENTANG KAPAL SUNGAI DAN DANAU

KESELAMATAN KAPAL
Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan
perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik kapal,
yang dibuktikan dengan sertifikat keselamatan kapal sungai dan danau

PENGUKURAN KAPAL
Untuk mengetahui ukuran tonnase kapal dalam satuan gross tonnage dibuktikan dengan surat ukur atau surat
keterangan ukur

PENDAFTARAN KAPAL
Kapal yang sudah diukur dapat didaftarkan dibuktikan dengan gross akta atau surat keterangan pendaftaran

TANDA KEBANGSAAN KAPAL


Kapal yang sudah didaftarkan berhak mendapatkan tanda kebangsaan kapal dibuktikan dengan Pas Sungai dan Danau

GARIS MUAT KAPAL


Untuk mengetahui kapal dalam batas maksimal muatan dibuktikan dengan sertifikat garis muat kapal

PENGAWAKAN KAPAL
Persyaratan menjadi awak kapal dibuktikan dengan sertifikat kecakapan awak kapal
Jumlah minimum awak kapal
BUDAYA BERKESELAMATAN

kecepatan aman,
Untuk
menghindari tubrukan,
mempertahankan kapal 
selalu dalam kondisi laik
alur pelayaran sempit,
laut dalam segala cuaca bagan pemisah lalu lintas,
dan tempat. kapal layar, penyusulan,
situasi berhadapan, situasi
memotong, penghindaran,
PERAWATAN KAPAL TERTIB BERLALULINTAStanggungjawab antar
kapal, olah gerak.
Kelebihan kapasitas muat
(overload) dapat Manifes, adalah dokumen
menyebabkan kecelakaan yang memiliki isi daftar
atau tenggelamnya kapal. kargo, penumpang, dan
Batas kapasitas muat dalam awak kapal,
eksploitasi kapal seringkali
tidak dihiraukan demi
OVERLOAD meraup untung besar.
MANIFEST
KENAVIGASIAN

Segala sesuatu yang berkaitan Sinergi kenavigasian yang diselenggarakan


dengan : Sinergi
oleh kenavigasian
Ditjen Hubdatyang diselenggarakan
dan Ditjen Hubla
oleh Ditjen Hubdat dan Ditjen Hubla
 Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran Terhadap sistem kenavigasian yang telah ada
Terhadap
terlebihsistem
dahulukenavigasian
/ berkembang, yang telah ada
Kenavigasian
 Telekomunikasi-Pelayaran terlebih dahulu /SDP
Transportasi berkembang,
yang Kenavigasian
Transportasi SDP yang
dikembangkan akan menjadi bagian dari
 Hidrografi dan meteorologi dikembangkan
kenavigasianakan yangmenjadi bagian dari
telah ada;
kenavigasian yang telah ada;
 Alur dan perlintasan Terhadap wilayah perairan yang belum
KONSEP Terhadap wilayah
terjangkau olehperairan yang belum yang
sistem kenavigasian
 Pengerukan dan reklamasi KENAVIGASIAN terjangkau
ada, danoleh sistem
wilayah kenavigasian
perairan daratanyang
yang
ada, dan wilayah perairan daratan yang
tertutup / tidak tersambung dengan perairan
 Pemanduan TRANSPORTASI SDP tertutup / tidak
wilayah kerjatersambung dengan perairan
Direktorat Jenderal
wilayah kerja Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut (contoh: Danau Toba),
 Penanganan kerangka kapal Perhubungan
TransportasiLautSDP (contoh: Danau Toba),
akan mengembangkan
Transportasi SDP akan mengembangkan
sistem kenavigasian mandiri
 Salvage sistem kenavigasian mandiri
 Pekerjaan bawah air untuk Kenavigasian Transportasi SDP mempunyai
Kenavigasian
akses kedalamTransportasi SDP mempunyai
sistem kenavigasian
kepentingan keselamatan akses kedalam
Direktorat sistem Perhubungan
Jenderal kenavigasian Laut untuk
pelayaran kapal. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk lalu
pengawasan operasional dan manajemen
pengawasan
lintas (satuoperasional dan digunakan
sistem monitor manajemen lalu
Sumber : PM 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian lintas (satu
bersama) sistem monitor digunakan
bersama)
LOCAL PORT SERVICE (LPS)
PM 7 Tahun 2019 Tentang Pemasangan Dan Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis
Pelayanan lalu lintas kapal di pelabuhan Bagi Kapal Yang Berlayar Di Wilayah Perairan Indonesia
penyeberangan dalam rangka pengaturan Wajib dipasang dan diaktifkan pada Kapal Berbendera
AIS Klas A Indonesia yang memenuhi persyaratan Konvensi SOLAS
dan pengendalian operasional kapal, AIS Klas A
AIS
pelabuhan, kepelabuhanan maupun AIS
AIS Klas B Wajib dipasang dan diaktifkan pada Kapal Berbendera
AIS Klas B Indonesia yang meliputi kapal penumpag dan barang non
terminal pada suatu lintas penyeberangan. konvensi dengan ukuran paling rendah GT 35.

Bagi Kapal Berbendera Indonesia


KEWAJIBAN Bagi
yang Kapal
tidak
yang tidak
kewajiban
Berbendera Indonesia
melaksanakan
melaksanakan
dikenakan sanksi
(Pasal 6 dan Pasal 7) kewajiban berupa
administratif dikenakan sanksi
administratifpemberian
penangguhan berupa surat
Informasi AIS Klas B Dalam
Dalam hal
hal AIS
AIS tidak
tidak penangguhan
persetujuan pemberian
berlayar sampaisurat
terdiri atas : berfungsi,
berfungsi, nakhoda
nakhoda persetujuan
dengan terpasangberlayar sampai
dan aktifnya
a. nama dan jenis wajib
wajib menyampaikan
menyampaikan SANKSI AISdengan
di atas terpasang
Kapal dan aktifnya
Nakhoda wajib informasi
informasi kepada
kepada SROP
SROP
Kapal; AIS di atas Kapal
mengaktifkan dan dan/atau
dan/atau Stasiun
Stasiun VTS,
VTS,
memberikan b.
b. kebangsaan
kebangsaan Kapal;
Kapal; serta mencatat kejadian Nakhoda yang selama pelayaran
informasi yang benar c. MMSI; tersebut pada buku Nakhoda
tidak yang selama
mengaktifkan AIS danpelayaran
tidak
pada AIS. d. catatan harian (log tidak mengaktifkan
informasiAISyangdan tidak
d. titik
titik koordinat
koordinat Kapal;
Kapal; memberikan benar
book)
book) Kapal
Kapal yang
yang
e. kecepatan Kapal;
e. kecepatan Kapal; dilaporkan memberikan
dikenai informasi yang benar
sanksi administratif
dilaporkan kepada
kepada
f. haluan Kapal Syahbandar
Syahbandar dikenai
berupa sanksi administratif
pencabutan sertifikat
berupa pencabutan
pengukuhan sertifikat
(Certificate of
pengukuhan (Certificate of
Endorsement/COE).
Endorsement/COE).
PENYELENGGARAAN SBNP
PP. No.5 / 2010 tentang Kenavigasian
PEMERINTA
PEMERINTA (psl.21
(psl.21 -24)
-24)
H
H
VISUAL
VISUAL
SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN
o
o Menara
Menara Suar
Suar
menyelenggarakan o
o Rambu
Rambu Suar
Suar
(SBNP)
menyelenggarakan
MENTERI
MENTERI o
o Pelampung
Pelampung Suar
Suar
alur
alur pelayaran
pelayaran &
& perairan
perairan pelabuhan
pelabuhan o Tanda Peralatan atau sistem yang berada di luar kapal yang
o Tanda Siang
Siang
(psl. umum
umum
(psl. 30) didesain dan dioperasikan untuk meningkatkan
memberi

30)
memberiijin

keselamatan dan efisiensi bernavigasi kapal dan/atau


SBNP ELEKTRONIK
ELEKTRONIK
o
o GPS
GPS lalu lintas kapal.
o
o DGPS
DGPS
ijin

o
o Radar
Radar Beacon
Beacon
o
o Radio Beacon
Radio Beacon
o
o Radar
Radar
BADAN menyelenggarakan Surveillance
Surveillance
BADAN menyelenggarakan o
Menentukan
Menentukan posisi
posisi
pada
pada lokasi
lokasi tertentu
tertentu &
& untuk
untuk kepentingan o MWRB
MWRB dan/atau haluan
haluan kapal
USAHA
USAHA kepentingan dan/atau kapal
tertentu
tertentu
AUDIBLE
AUDIBLE Memberitahukan
Memberitahukan
Menunjukkan
Menunjukkan batas
batas adanya
adanya
wilayah
wilayah suatu
suatu negara
negara bahaya/rintangan
bahaya/rintangan
pada
pada daerah
daerah berkabut
berkabut pelayaran
pelayaran
atau
atau pandangan
pandangan

FUNGS
terbatas
terbatas

I SBNP
Menunjukkan
Menunjukkan Menunjukkan batas-
kawasan
kawasan dan/atau
dan/atau batas alur pelayaran
kegiatan
kegiatan khusus
khusus di
di yang
yang aman
aman
perairan

Menandai garis
pemisah lalu
pemisah lalu lintas
lintas
kapal
kapal
PENYELENGGARAAN ALUR PELAYARAN SUNGAI DAN DANAU

TUJUAN Kelas alur-pelayaran ditetapkan oleh Menteri Perhubungan

a. Ketertiban lalu lintas SPESIFIKASI ALUR PELAYARAN


kapal sungai dan danau; KELAS ALUR
KEWENANGAN
PELAYARAN KEDALAMAN LEBAR RUANG BEBAS
b. Memonitor pergerakan
kapal sungai dan danau;
Kelas I Dirjen >10 m >250 m >15 m
c. Mengarahkan
pergerakan kapal sungai Kelas II Gubernur 5 – 10 m 100 – 250 m 10 – 15 m
dan danau Kelas III Bupati/Walikota <5m <100 m <10 m

Perawatan dan perbaikan fasilitas alur


Pemeliharaan
Pembersihan alur
Alur Pelayaran

Pengerukan sungai untuk menjaga kedalaman


RAMBU SUNGAI DAN DANAU
KP.4755/AP005/DRJD/2020 Pedoman Teknis Rambu Sungai dan Danau
Rambu Sungai dan Danau adalah fasilitas berupa tanda-tanda dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf, angka, dan/atau
perpaduan diantaranya yang dapat berupa papan berwarna atau pelampung dan/atau isyarat sinar yang digunakan untuk
memberikan larangan, perintah, petunjuk, dan peringatan bagi pemakai alur-pelayaran sungai dan danau.
JENIS – JENIS 10 30 10 40 10

10
Rambu dengan
RAMBU:

30
bahan yang mampu

20
memantulkan cahaya

140

30
atau Retro Reflektive
Rambu Peringatan

10
Bahan Rambu

30
10
mampu Rambu Sungai dan 20 10
100
10
10 80 10

memantulkan Danau pada keadaan

5
cahaya (Retro dan kegiatan tertentu
Rambu Larangan
Reflektive) dapat digunakan 45

100

90
Rambu Sungai dan
Danau sementara

5
Rambu Perintah
100

150
10 40 10 10 10 10 10

(Wajib) Rambu Sungai dan Danau sementara dipasang untuk


10 10
memberi informasi adanya:
25 KM
25

a. pekerjaan konstruksi di perairan;


20

b. perubahan lalu lintas secara tiba-tiba atau situasional;


Rambu Petunjuk PALEMBANG
140

10

c. bencana alam;

200
25

d. kecelakaan;
20

e. kegiatan olahraga;
10 10

10 10 10 10 10 40 10
f. kegiatan keagamaan; dan/atau
100
g. kegiatan budaya.
HALTE SUNGAI DAN DANAU
KP.4756/AP005/DRJD/2020 Pedoman Teknis Rambu Sungai dan Danau
Halte Sungai dan Danau adalah fasilitas berupa tempat pemberhentian sementara FASILITAS UTAMA
untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang diantara pelabuhan asal dan
tujuan.
LAYOUT HALTE SUNGAI DAN DANAU
JENIS HALTE SUNGAI DAN DANAU luas area pelataran maksimal 60
(enam puluh) meter per segi

Halte Sungai
Halte Statis Halte Dinamis

Desa A
Halte Statis Halte Dinamis
Terdiri dari: Terdiri dari:
• pelataran statis; • pelataran dinamis (ponton);
• tempat naik turun penumpang • tempat naik turun penumpang
dan barang; dan barang;
• tempat bongkar muat barang; • tempat bongkar muat barang;
• jalan penghubung ke daratan. • jembatan bergerak. min
lebar jembatan bergerak
5 km
maksimal 6 (enam) meter
KRITERIA PERENCANAAN HALTE SUNGAI DAN GAMBAR POTONGAN
DANAU
a. Lokasi yang digunakan untuk naik turun penumpang dan sebagai HALTE SUNGAI DAN
penunjang kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi; DANAU
b. Jarak antar halte sungai dan danau minimal 5 (lima) kilometer

Halte Sungai
c. Lebar sungai minimal 25 (dua puluh lima) meter;

Desa B
FASILITAS PENDUKUNG
d. Tidak berada pada tikungan sungai;
e. Tidak berada dekat bangunan pengatur air (dam/bendung/terjunan);
f. Tidak memiliki hambatan pada area perairan sungai dan danau; a. Identitas halte sungai yang memuat
g. Tidak berada pada area dengan sedimentasi tinggi; nama desa dan koordinat lokasi;
min b. Papan informasi trayek;
h. Kapasitas dapat menampung 50 (lima puluh) penumpang di platform;
25 m
i. Kedalaman perairan minimal 1 (satu) meter; c. Rambu petunjuk;
j. Khusus melayani kapal penumpang dengan maksimum ukuran kapal 7 GT; d. Lampu penerangan;
k. Tidak menyediakan fasilitas parkir kendaraan dan bangunan tetap lainnya Alur e. Tempat duduk; dan
selain pos pengawasan sesuai kebutuhan. Pelayaran f. Pagar pengaman.
SYAHBANDAR SYAHBANDAR
UU 17/2018
Fungsi Kewena
Penegakan ngan
hukum
Sebagai Pejabat a. mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pemerintahan di pelabuhan;
Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS) di b. memeriksa dan menyimpan surat, dokumen, dan
bidang keselamatan warta kapal;
dan keamanan
c. menerbitkan persetujuan kegiatan kapal di
pelayaran pelabuhan;

d. melakukan pemeriksaan kapal;

e. menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar;

f. melakukan pemeriksaan kecelakaan kapal;

g. menahan kapal atas perintah pengadilan;

h. melaksanakan sijil Awak Kapal.


SYAHBANDAR PEMERIKSAAN KAPAL

Syahbandar berwenang melakukan pemeriksaan


kelaiklautan dan keamanan kapal di pelabuhan

Dalam keadaan tertentu, Syahbandar berwenang


melakukan pemeriksaan kelaiklautan kapal dan
keamanan kapal berbendera Indonesia di pelabuhan

Yang dimaksud dengan “dalam keadaan tertentu” adalah


apabila Syahbandar mendapat laporan adanya indikasi bahwa
kapal tidak memenuhi persyaratan kelaiklautan dan keamanan

Syahbandar dapat menunda keberangkatan kapal untuk


berlayar karena tidak memenuhi persyaratan
kelaiklautan kapal atau pertimbangan cuaca
SUMBER DAYA MANUSIA MENUNJANG TUSI KESELAMATAN
DAN KEAMANAN PELAYARAN TSDP
No Kompetensi INISIAL JLH PER APRIL JLH DIKLAT DLM JLH PER
2021 TAHUN 2021 DESEMBER 2021
1 SYAHBANDAR UTAMA SU 25 - 25
2 SYAHBANDAR S 56 60 116
3 SYAHBANDAR PEMBANTU SP 240 90 330

4 MARINE INSPECTOR MI 116 30 146


5 ASISTEN MARINE INSPECTOR AS. MI 33 60 93

6 AHLI UKUR KAPAL AUK 54 30 84


7 OPERATOR STC/SROP OP-STC 30 60 90
8 AUDITOR MKK AMKK 15 60 75

9 PENGAWAKAN KAPAL PATROLI AW 31 60 91

10 BASIC SAFETY TRAINING BST 0 60 60


11 PENDUKUNG PETUGAS PEMBANTU PP 0 400 400
PENGAWASAN KESELAMATAN PELAYARAN

JUMLAH 600 910 1510


SINERGITAS DENGAN PEMDA DALAM PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN
TRANSPORTASI SUNGAI DAN DANAU

Keterbatasan jumlah SDM Ditjen Hubdat Payung


PEMDA Hukum

UU 17
2008
Ketersediaan
Sinergitas : Anggaran

UU 32 UU 23 Kesman 1. Pengawasan Keselamatan


2004 2014 Angkutan Sungai & Danau;
TSDP
DITJEN 2. Pembinaan Operator Ketersediaan
HUBDAT Transportasi Sungai & Danau; SDM
PM 67 3. Pengawasan trayek/ izin operasi;
2021 4. Pemda sebagai Penyelenggara
Transportasi Sungai & Danau;
Peningkatan
5. Perencanaan Pengembangan kompetensi
Transportasi Sungai & Danau
di Prov/ Kab/ Kota masing-
masing.

Anda mungkin juga menyukai