Anda di halaman 1dari 9

Indrastanto D Notanubun

09711320

REFLEKSI KASUS
Penguji : Prof. DR. dr. H. Soewadi,MPH, Ph.D, Sp. KJ (K)
Identitas Pasien

 Nama / Inisial : Ny. M


 Umur : 28 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : islam taat ibadah
 Status : menikah
 Pekerjaan : ibu RT
 Diagnosis/ kasus : Gangguan depresif sedang tanpa
gejala somatik

 Pengambilan kasus pada minggu ke: 1


 Jenis Refleksi: a. Ke-Islaman b. Aspek sosial ekonomi
1.Resume kasus
Pasien perempuan 28 tahun datang ke poli jiwa diantar oleh
kakaknya dengan keluhan utama yaitu sering melamun,
Keluhan dialami sejak 1 bulan yang lalu, pasien terlihat sering
melamun. Menurutnya, ia sering melamun karena khawatir
memikirkan biaya hidup dan pendidikan serta masa depan
kedua anaknya. Pasien saat ini tidak mempunyai pekerjaan
tetap dan tidak mendapatkan nafkah dari suaminya selama 2
tahun. Pasien sudah menikah sejak tahun 2017 dengan suami
dan sejak itu pasien tinggal bersama mertua dan bertetangga
dengan tante dari suami pasien. Pasien mengaku dijodohkan
dengan suaminya yang merupakan keluarga jauhnya.
Diketahui bahwa pasien selama 2 tahun terakhir tidak
mendapatkan nafkah dari suaminya dikarenakan pasien belum
resmi bercerai dengan suami,
namun pasien sudah tidak tinggal bersama dengan suami
selama 2 tahun ini dikarenakan suami meninggalkan
pasien karena ketidakcocokan dengan keluarga suami,
terutama dengan ibu kandung dari suami dalam hal
keuangan. Menurut pasien, hal ini karena ia selama ini
tidak pernah memberi uang setiap bulan kepada ibu
kandung suaminya untuk biaya hidup ibu kandung
suaminya yang sudah menjadi janda. Menurutnya, tante
suami pasien juga selalu ingin mencampuri semua
urusan rumah tangga pasien. Sejak itu hubungan pasien
dengan tante dan mertuanya kurang baik. Dan diketahui
dari kakak pasien, saat ini suami pasien telah
mengirimkan surat cerai kepada pasien karena tidak ingin
melihat istri dan ibu kandung nya bertengkar.
Terkadang pasien mengaku pikirannya terasa kosong dan
bingung harus melakukan apa dan mengaku sulit berkonsentrasi
sehingga pekerjaan atau urusan rumah tangga seperti berbelanja
di pasar, mengantarkan anak ke sekolah, dan memasak untuk
anak menjadi terganggu. Pasien juga mengeluh sulit memulai
tidur, jika tertidur, pasien sering terbangun tengah malam,
kemudian menangis dan tidak dapat tertidur lagi.
 DX :
 Axis 1 : F32.01 gangguan depresif sedang tanpa gejala somatik
 Axis 2 : tidak ada diagnosis
 Axis 3 : tidak ada diagnosis
 Axis 4 : masalah berkaitan dengan keluarga
 Axis 5 : GAF 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas
sedang.
2.Latar belakang /alasan ketertarikan
pemilihan kasus
Menurut Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa (PPDGJ-
III), episode depresif merupakan diagnosis kejiwaan yang termasuk
dalam kelompok diagnosis gangguan suasana perasaan (gangguan
mood/afektif). Kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini adalah
adanya perubahan suasana perasaan (mood) atau afek kearah depresi.
Gangguan depresi secara umum akan menghilang dalam beberapa hari
namun dapat juga berkelanjutan dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Pada saat ini, depresi telah menjadi suatu gangguan kejiwaan yang
sangat berpengaruh terhadap kehidupan, dan hampir selalu
menghasilkan kendala pada fungsi interpersonal, sosial dan pekerjaan.
Pada kasus diatas bisa kita lihat permasalahannya terjadi dikarenakan
adanya komunikasi yang kurang baik antara suami istri dan keluarga
suami dan juga pengertian dari kedua bela pihak, juga terlalu banyak
yang ikut mencampuri urusan rumah tangga pasangan tersebut,
sehingga ada salah satu pihak yang terlalu memendam atau merasa
tertekan.
3.Refleksi dari aspek sosial ekonomi
Pada kasus di atas kita bisa belajar bahwa komunikasi
antar pasangan sangatlah penting, shingga bisa terjalin
hubungan yang baik dan juga saling pengertian antara
suami dan istri serta keluarganya. Alangkah baiknya
setelah menikah lebih memilih tinggal sendiri tidak
menumpang pada orang tua agar terhindar dari gesekan
gesekan yang tidak diinginkan dan juga menghindari
keluarga yang ingin mencampuri urusan rumah tangga.
Menikah juga membutuhkan landasan ekonomi yang
kuat, dikarenakan banyak pasangan yang bercerai hanya
karena alasan ekonomi maka diperlukan saling kerja
sama dan pengertian dari kedua bela pihak.
4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan
evidence / referensi yang sesuai
 kegoncangan jiwa atau depresi dapat menimpa siapa saja terutama pada kasus diatas bisa
dilihat bahwa pernikahan yang hancur dikarenakan komunikasi yang kurang baik dan juga terlalu
banyak yang mencampuri urusan rumah tangga pasangan tersebut. Sebaiknya pasien lebih
mendekatkan diri kepada ALLAH SWT agar diberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah
yang terjadi dalam hidupnya. Dikarenakan pasien telah memiliki anak sehingga yang dipikirkan
bukan hanya diri sendiri tapi juga masa depan anaknya. Sebagai seorang muslim, diberi
kekuasaan untuk berusaha melakukan pengobatan atas ujian ringan atau berat yang sedang
dialami agar memperoleh kesembuhan, dan bebas dari kesulitan atau penderitaan.
 Sebagaimana jaminan Allah yang tertera dalam surat Al insyra ayat 6-7 yang artinya

 ْ‫ص ْب َوإِلَ ٰى َربِّكَ فَارْ غَب‬ ِ ‫إِ َّن َم َع ْال ُعس‬


َ ‫ْر يُ ْسرًافَإ ِ َذا فَ َر ْغتَ فَا ْن‬

“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain[1586], dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap.”

 “Ujian akan selalu bersama dengan orang beriman lelaki maupun perempuan, baik pada dalam
diri, anak, dan hartanya, sampai dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai satu
dosa pun.” (HR.Tirmidzi)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai