Anda di halaman 1dari 20

Kasus Osler

stomatitis
Indrastanto D Notanubun
Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 52 thn
Status : menikah
Agama : islam
Alamat : daguran, beji ngawen GK
No. RM : 00465XX
anamnesis
Keluhan Utama:
bintik merah pada pipi bagian
dalam sebelah kiri
RPS :
Pasien datang ke poli THT RSUD Wonosari dengan Keluhan muncul
bintik merah pada pipi bagian dalam sebelah kiri Terasa nyeri dan dirasa
hilang timbul. Keluhan sudah dirasakan kurang lebih sudah 2 minggu ini,
pasien juga mengeluhkan mulut serta tenggorokan terasa kering. Apabila
makan dirasa di bagian mulut ada yang mengganjal sehingga tidak
nyaman. Keluhan demam, batuk, pilek disangkal.pasien sudah berobat
sebelumnya namun keluhan belum membaik.
01. 02.
RPD Riw alergi
HT (-), DM (-), asma (-),
pasien sebelumnya post Alergi (-)
operasi CWL kurang lebih 1
bulan sebelumnya.
03.
RPK
Sakit serupa (-), HT (-), DM
(-)

Asma (-)
Pemeriksaan Fisik
Status generalis Status lokalis regio coli
Kesadaran : compos mentis
KU : cukup Inspeksi: tidak tampak
Tanda Vital : tumor/pembesaran KGB
• TD 110/70 Palpasi: Pembesaran KGB -/-, nyeri
• HR 84x/m tekan -/-
• RR 22x/m Kesan: dalam batas normal
• T 36,9 C”
Pemeriksaan telinga

Tes Penala : tidak


dilakukan
Kesan: telinga dalam
batas normal
Pemeriksaan hidung

● Inspeksi
Deformitas : tidak ada
Septum deviasi : tidak ada
Konka : hiperemi -/-
Meatus : discharge (-), massa -/-
Mukosa :
○ Cavum nasi : DBN
○ Septum : DBN
○ Konka : hiperemi (-)

● Palpasi
Krepitasi :-
Nyeri tekan daerah pipi :-

 Kesan: pada pemeriksaan hidung dalam batas normal


Pemeriksaan Mulut
mukosa bukal : terdapat ulser berbentuk oval di sinistra dengan
ukuran 2x3 mm berwarna putih dengan tepi eritem

Mukosa labial : DBN

Lidah : putih kekuningan

Ginggiva :DBN

Kesan : didapatkan ulser berbentuk oval pada mukosa bukal


sinistra dengan ukuran 2x3mm
Pemeriksaan tenggorokan

Inspeksi :

Mukosa faring : hiperemi (-), oedema (-)


Uvula : deviasi (-), hiperemi (-) Arcus
Faring : hiperemi (-), oedema (-)
Tonsil : hiperemi -/-, detritus -/- ,
kripte tidak melebar
Dentis : caries (-), nyeri (-)

Kesan: tenggorokan dalam batas normal


Diagnosis

STOMATITIS APTHOUS
RECURRENT
MINOR
Penatalaksanaan

Kenalog 3x1 Edukasi

Paracetamol • Instruksikan pasien untuk mengonsumsi sayur dan buah yang cukup,
yang banyak mengandung asam folat, B12, dan zat besi

3x500mg •

Instruksikan agar pasien lebih tenang dan tidak stres
Pasien disarankan untuk mengganti pasta gigi dengan pasta gigi
yang tidak mengandung deterjen (SLS)
• Pasien disarankan untuk tidak makan atau minum selama lebih
kurang 30 menit setelah mengoleskan obat
• Pasien disarankan datang kembali untuk dikontrol 1 minggu setelah
pemeriksaan dan pemakaian obat
Definisi

Stomatitis merupakan radang yang terjadi pada mukosa mulut yang


biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak
cekung. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok.
Stomatitis yang terjadi berulang pada rongga mulut disebut Reccurent
Apthous Stomatitis (RAS)
Klasifikasi
Berdasarkan karakteristik klinisnya, yaitu :
Stomatitis Apthous Recurrent minor Stomatitis Apthous Recurrent mayor
• Sering terjadi pada mukosa bibir dan • Aptous mayor merupakan bentuk yang lebih besar
pipi, dan jarang terjadi pada mukosa dari aptous minor, dengan ukuran diameter lebih dari
berkeratin seperti palatum durum. 1 cm, bersifat merusak, ulser lebih dalam, dan lebih
• Apthous minor tampak sebagai ulkus sering timbul kembali.
oval, dangkal, berwarna kuning-kelabu, • Ulkus ini memiliki karakteristik crateriform, asimetris
dengan diameter sekitar 3-5 mm. dan unilateral. Bagian tengahnya nekrotik dan
• Ulkus bisa tunggal maupun multiple, cekung. Ulkus sembuh beberapa minggu atau bulan,
dan sembuh spontan tanpa dan meninggalkan jaringan parut.
pembentukan jaringan parut dalam
waktu 14 hari.
• Rasa terbakar merupakan keluhan
awal, diikuti rasa sakit hebat beberapa
hari
Stomatitis Apthous Recurrent herpetiform
• Ulkus herpetiform ini, secara klinis mirip ulkus-
ulkus
pada herpes primer.
• Gambaran berupa erosi kelabu yang jumlahnya
banyak, berukuran sekepala jarum yang
membesar, bergabung dan menjadi tak jelas
batasnya.
• Awalnya berdiameter 1-2 cm dan timbul
berkelompok
10-100 buah.
• Ulkus dikelilingi daerah eritematosus dan
mempunyai gejala sakit.
• Biasanya terjadi hampir pada seluruh mukosa oral
terutama pada ujung anterior lidah, tepi-tepi lidah
dan mukosa labial. Sembuh dalam waktu 14 hari
Etiologi
Penyebab pasti dari SAR masih belum diketahui, namun kemungkinan bersifat
multifaktor karena kejadiannya tidak dipastikan rekuren dari faktor yang sama. SAR
timbul karena pengaruh faktor- faktor predisposisi seperti stres, trauma, alergi,
gangguan endokrin, makanan yang bersifat asam, atau makanan yang mengandung
gluten
Patofisiologi
pada awal lesi terdapat infiltrasi limfosit yang diikuti oleh kerusakan epitel dan infiltrasi
neutrofil ke dalam jaringan. Sel mononuclear juga mengelilingi pembuluh darah
(perivaskular) tetapi vaasculitis tidak terlihat. namun secara keseluruhan terlihat tidak
spesifik.
perjalanan stomatitis aftosa dimulai dari masa prodromal selama 1sampai 2 hari
berupa panas atau nyeri setempat.  mukosa berubah menjadi makula berwarna
merah bagian tengahnya berubah menjadi jaringan nekrotik dengan epitelnya
hilang sehingga terjadi lekukan dangkal.

ulkus akan ditutupi oleh eksudat fibrin kekuningan yang dapat bertahan selama 10-
14 hari. Bila dasar ulkus berubah warna menjadi merah muda tanpa eksudat fibrin
menandakan lesi sedang memasuki tahap penyembuhan.
Manifestasi klinis
Tahap pre Tahap pre- Tahap Tahap
monitor ulserasi ulseratif penyembuhan
• Perkembangan lesi sar • Berlangsung
• Perkembangan lesi • Berlangsung dari
pada 24 jam pertama beberapa hari
sar pada 18-72 jam hari ke 4 hingga
• Terasa sensasi mulut hingga 2
pertama ke 35
terbakar pada tempat • minggu
Makula dan papula • Ulser tersebut
diamana lesi akan • Papula
akan berkembang akan ditutupi
muncul papula akan
dengan tepi oleh epitelium
• Pada gamabaran berulserasi
eritematous • Penyembuhan
mikroskopis sel sel • Terjadi peningkatan dan ulser itu
terjadi tindak
monoklear akan akan diliputi
intensitas nyeri akan
menginfeksi epitelium oleh lapisan
menimbulkan
dan edema akan mulai fibromembra
jaringan parut
berkembang nous
Diagnosis DD

● • Traumatic ulser
Diagnosis SAR didasarkan pada anamnesis
• Recurrent hsv infection
dan pemeriksaan fisik serta gambaran klinis
dari lesinya
● Pada pemeriksaan fisik biasanya didapatkan
ulser di bagian mukosa dan berbentuk oval
● Pemeriksaan tambahan perlu dilakukan
seperti biopsy dan kultur apabila ulser tidak
kunjung sembuh
Penatalaksanaan

● terapi stomatitis aftosa rekuren tidak memuaskan dan tidak ada yang pasti.
terapi dilakukan secara siptomatik.
● penatalaksanaan stomatitis aftosa rekuren ditujukan untuk mengurangi
rasa sakit atau mencegah timbulnya lesi baru.
● waktu perjalanan penyakit dapat di per singkat dengan pemberian
kortikosteroid topikal seperti triamcinolone acetonide 0,1% dalam orabase
yang bersifat adesif
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai