Anda di halaman 1dari 22

FUNGSI LINEAR

Evaliati amaniyah, SE, MSM


Fungsi linear adalah funsi f pada domain R yang ditentukan
oleh f(x) = a + bx dengan a, b bilangan riil (R) dan b ≠ 0.
Dengan kata lain, fungsi linear adalah suatu fungsi yang
pangkat tertinggi dari variabel bebasnya adalah satu. Fungsi
linear mempunyai persamaan y = a + bx dan grafiknya
merupakan garis lurus.
Dimana a = titik potong pada sumbu vertikal (sumbu y) atau
nilai pada saat x = 0
b = lereng garis (gradien) atau besarnya tambahan
nilai y untuk setiap tambahan satu unit x
Y
Y = a + bx
b

1 2 3
pada saat x = 0, ∆y/ ∆x = b
x = 1, ∆y/ ∆x = b
x = 2, ∆y/ ∆x = b, jadi lereng garis fungsi linear selau konstan
Cara Membentuk Sebuah Persamaan Linear

 cara dwi koordinat


jika dietahui titik A(X1, Y1) dan titik B (X2, Y2) maka rumus
persamaan linearnya adalah:

Y – Y1 = X – X1
Y2 – Y1 X2 – X1

Contoh: jika titik A(2,3) dan titik B (6,5) buat persamaan linearnya.
Y–3=X–2
5–3 6–2
4y – 12 = 2x – 4
y = 2 + 0,5x
 Cara titik potong lereng
y = a + bx
Contoh: jika diketahui titik potong dan lereng garis
y = f (x) adalah 2 dan 0,5
maka persamaan linearnya adalah y = 2 + 0,5x
 Cara koordinat lereng
Jika diketahui titik A (X1,Y1) dan lereng garisnya adalah b maka rumus
persamaan linearnya adalah
Y - Y1 = b (X – X1 )
Contoh : Jika titik A (2,3) dan lereng garisnya adalah 0,5 buat
persamaan linearnya.
y – 3 = 0,5 (x – 2)
y = 2 + 0,5x
 Cara dwi titik potong lereng
Jika diketahui titik potong garis tersebut pada masing-masing sumbu
yaitu sumbu vertikal (ketika x = 0) dan sumbu horizontal (ketika y = 0)
y=a–ax
c
a = titik potong pada sumbu vertikal
c = titik potong pada sumbu horizontal
Y X=c

a Y=a

X
c
Contoh: jika diketahui titik potong sebuah garis pada sumbu vertical dan
horizontal masing-masing 2 dan -4, maka buat persamaan linearnya.
y=2–2x
-4
y = 2 + 0,5x
Aplikasi Fungsi Linear dalam Ekonomi
 Fungsi permintaan /Demand
Q = a – bP
P=a–1Q
b b
dimana Q = Kuantitas
P = harga per unit
P

D = demand
Q

Kurva permintaan berlereng (-) atau gradiennya negative


 Fungsi penawaran/supply
Q = -a + bP
P=a+1Q
b b

S =Supply

Q
Kurva penawaran berlereng (+) atau gradiennya positif.
Contoh: pada tingkat harga Rp10/unit banyaknya barang yang diminta 60
unit, jika harga naik menjadi Rp15/unit banyaknya barang yang dibeli
konsumen turun menjadi 50 unit, tentukan persamaan linearnya dan
gambar kurvanya.
P
P – P1 = Q – Q1
P2 – P1 Q2 – Q1
P – 10 = Q - 60 40
15 – 10 50 -60
-10P + 100 = 5Q – 300 P = -1/2Q + 40
P = -1/2Q + 40

Titik potong sb Q → P = 0 Q
P = -1/2Q + 40 80
0 = -1/2 Q + 40
½ Q = 40
Q = 80 →(80;0)
Titik potong sb P → Q = 0
P = -1/2Q + 40
P = -1/2(0) + 40
P = 40 → (0;40)
 Pasar suatu barang diktakan seimbang apabila jumlah barang yang
diminta sama dengan junkah yang ditawarkan, atau harga yamg diminta
sama dengan harga yang ditawarkan
Qd = Qs P
Pd = Ps
D
S

E
PE
Dimana: D = kurva permintaan
S = kurva penawaran
E = Equilibrium
(titik keseimbangan) Q
PE = harga keseimbangan
QE
QE = jumlah keseimbangan
P

D
S

E
PE Shortage
P1

Q
A QE B

Shortage = kekurangan penawaran atau


kelebihan permintaan
P
Excess supply

P1
E
PE

D
Q

A QE B

Excess supply = kelebihan penawaran atau


kekurangan permintaan
Contoh: fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh
persamaan P = 15 – Q dan fungsi penawarannya P = 3 + 0,5Q.
Berapa harga keseimbangan, jumlah keseimbangan di pasar
dan gambar grafiknya.
Jawab:
Pd = Ps
15 – Q = 3 + 0,5Q
- 3/2Q = - 12
Q=8
Q = 8 → disubstitusikan ke P = 15 -Q
P = 15 – 8
P=7
Fungsi permintaan P = 15 – Q
Titik potong sb Q → P = 0
P = 15 – Q
0 = 15 – Q
Q = 15 → (15;0)
Titik potong sb P → Q = 0 P
P = 15 – Q 15 P = 3 + 0,5Q
P = 15 – 0
P = 15 → (0;15) E
Fungsi penawaran P = 3 + 0,5Q 7
Titik potong sb Q → P = 0
P = 3 + 0,5Q P = 15 - Q
0 = 3 + 0,5Q 3
-0,5Q = 3 Q
Q = -6 → (-6;0) -6 8 15
Titik potong sb P → Q = 0
P = 3 + 0,5Q
P = 3 + 0,5(0)
P = 3 → (0;3)
 Pengaruh pajak spesifik terhadap keseimbangan pasar
jika ada pajak harga menjadi naik
Jika ada pajak, yang berpengaruh pada fungsi penawarannya, sedang fungsi
permintaannya tetap.
Fungsi penawaran sebelum pajak : P = a + bQ
Fungsi penawaran setelah pajak : P = a + bQ + t
dimana t = pajak
contoh: jika pada soal diatas (fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh
persamaan P = 15 – Q dan fungsi penawarannya P = 3 + 0,5Q) dikenakan pajak
sebesar Rp3/unit berapa harga dan jumlah keseimbngan setelah ada pajak,
gambar kurvanya.
Jawab:
Fungsi penawaran setelah pajak P = 3 + 0,5Q +3
P = 6 + 0,5Q
Pd = Ps
15 – Q = 6 + 0,5Q
3/2 Q = 9
Q=6
Q = 6 → disubstitusikan ke P = 15 -Q
P = 15 – 6
P=9
P = 6 + 0,5Q
P (sesudah pajak)

P = 3 +0,5Q
E’ (sebelum pajak)
9
E

P = 15 – Q
Q
6
 Besar pajak yang ditanggung konsumen (tk)
tk = P’ – P
dimana
P’ = harga keseimbangan setelah pajak
P = harga keseimabngan sebelum pajak
Jadi besar pajak yang ditanggung konsumen adalah Rp9 – Rp7 = Rp2
 Besar pajak yang ditanggung produsen (tp)
tp = t – tk
jadi besar pajak yang ditanggung produsen adalah Rp3 – Rp2 = Rp1
 Besar pajak yang diterima pemerintah (T)
T = Q’ x t
Dimana
Q’ = jumlah keseimbangan setelah pajak
Jadi besar pajak yang diterima pemerintah adalah 6 x Rp 3 = Rp18
R
 Pengaruh pajak proposional terhadap keseimbangan pasar
Pajak proposional adalah pajak yang besarnya ditetapkan berdasarkan prosentase
tertentu dari harga jual. Fungsi penawaran sebelum pajak : P = a + bQ
Fungsi penawaran setelah pajak adalah: P = a + bQ + tP
dimana tP = pajak proposional dalam %
contoh: jika pada soal diatas (fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh
persamaan P = 15 – Q dan fungsi penawarannya P = 3 + 0,5Q) pemerintah
menetapkan pajak 25% dari harga jual. Hitunglah harga dan jumlah
keseimbangan setelah ada pajak proposional juga gambar kurvanya.
Jawab
Fungsi penawaran setelah pajak P = 3 + 0,5Q + ( 25% ) P
P = 3 + 0,5Q +0,25P
P - 0,25P = 3 + 0,5Q
0,75 P = 3 + 0,5 Q
P = 3 + 0,5Q
0,75
P = 4 + 0,67Q
Pd = Ps
15 – Q = 4 + 0,67Q
Q = 6,6
Q = 6,6 → disubstitusikan ke P = 15 - Q
P = 15 – 6,6
P = 8,4
P = 4 + 2/3Q
P
Sesudah pajak

P = 3 +0,5Q
E’
Sebelum pajak
8,4
E

P = 15 – Q
Q
6,6
 Pengaruh subsidi tergadap keseimbangan pasar
Jika ada subsidi harga menjadi turum
Jika ada subsidi, yang berpengaruh pada fungsi penawarannya, sedang fungsi
permintaannya tetap.
Fungsi penawaran sebelum subsidi: P = a + bQ
Fungsi penawaran setelah subsidi adalah: P = a + bQ -s
dimana s = subsidi
contoh: jika pada soal diatas (fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh
persamaan P = 15 – Q dan fungsi penawarannya P = 3 + 0,5Q) pemerintah
memberikan subsidi Rp1,5/unit. Hitunglah harga dan jumlah keseimbangan
setelah ada subsidi juga gambar kurvanya.
Jawab:
Fungsi penawaran setelah subsidi adalah:
P = 3 + 0,5Q – 1,5
P = 1,5 + 0,5Q
Pd = Ps
15 – Q = 1,5 + 0,5Q
3/2 Q = 13,5
Q=9
Q = 9 → disubstitusikan ke P = 15 -Q
P = 15 – 9
P=6
P = 3 + 0,5Q

P Sebelum subsidi

P = 1,5 +0,5Q
E Sesudah subsidi
E’

P = 15 – Q
Q
9
 Subsidi yang diterima konsumen (sk)
sk = P – P’
dimana
P’ = harga keseimbangan setelah subsidi
P = harga keseimabngan sebelum subsidi
Jadi besar subsidi yang diterima konsumen adalah Rp7 – Rp6 = Rp1
 Subsidi yangd diterima produsen (sp)
sp = s – sk
Jadi besar subsidi yang diterima produsen adalah Rp1,5 – Rp1 = Rp0,5
Jumlah subsidi yang dibayar pemerintah (S)
 S = Q’ x s
Dimana
Q’ = jumlah keseimbangan setelah subsidi
Jadi besar subsidi yang dibayar pemerintah adalah 9 x Rp1,5 = Rp13,5

Anda mungkin juga menyukai