Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 2

TUGAS FILSAFAT PENDIDIKAN

“FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM,


SUBSTANSI FILSAFAT PENDIDIKAN DAN
HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT
PENDIDIKAN”

ANGGOTA KELOMPOK:
JEREMI DESWALDY SILALAHI
(6213111025)
M.FAUZAN HAKIM
(6213111034)
MORA HALIM HASONANGAN SIREGAR
(6213111022)
SEPTI SUSWANTI
(6213111024)
SUPRIANTO SILABAN
(6213111029)
A. Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem

DEFINSI/PENGERTIAN
Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem barasal dari bahasa Yunani
yaitu systema yang berarti “cara, strategi”.
Dalam bahasa Inggris system berarti “system, susunan, jaringan, cara”.
System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir”.

Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang


secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang
dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak
tersebut mencapai kedewasaan.
Pendalaman Definsi
Buku ajar Filsafat Pendidikan Unimed Filsafat pendidikan terujud dengan menarik garis
linier, antara filsafat dan pendidikan. Dalam hal ini filsafat seolah-olah dijabarkan secara
langsung dalam pendidikan dengan maksud untuk menghasilkan konsep pendidikan
yang berasal dari satu cabang atau aliran filsafat, misalnya dengan idealism.

Bila konsep dasar tentang kenyataan yang pada hakikatnya, menurut idealism, adalah
sama dengan hal-hal bersifat kerohanian ataupun yang lain yang sejenis dengan itu,
maka pendidikan itu dalam mengutamakan perkembangan aspek aspek spritual dan
kerohanian pada peserta didik.
TUJUAN FILSAFAT MENURUT DEFINISI
Pendekatan lain yang akan dikembangkan adalah ketika pendidikan itu
menghadapi masalah atau keadaan yang tidak seperti yang diharapkan, pasti
memerlukan jawabn yang tidak semata-mata berada dalam ruang lingkup
pendidikan.
Misalnya tentang manusia seutuhnya, untuk memperjelas konsep ini
memerlukan penjelesan dari filsafat.
Bila hal ini akan dijawab dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang lain,
jawaban itu tidak dapat seketika secara spekulatif seperti halnya dalam
filsafat. Kemungkinan-kemungkinan tersebut dengan mengingat tujuan
pendidikan bila dikembangkan secara proporsional akan sangat memadai
dalam mengisi fundasi-fundasi ilmu pendidikan, sebagai bagian utama dalam
ilmu pendidikan umumnya.
B. Substansi Filsafat Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, filsafat pendidikan adalah bagian dari


fundasi-fundasi pendidikan.
Yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan
konsep-konsep dasar pendidikan.
Di Indonesia sendiri Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
dan undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan
utama terhadap pelaksanaan pendidikan.
Hal ini yang menjadikan Pancasila, atau khususnya Filsafat
Pancasila mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan
kependidikan, dan nilai-nilai serta norma-norma Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 itu melingkupi pendidikan secara
keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun mengenai praktek.
Roh dan Jiwa Undang-Undang Dasar 1945 harus mendasari
landasan praksis dan praktik pendidikan.
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah
dijelaskan nyata arah dan tujuan pendidikan yakni : untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Harapan ini didukung oleh batang tubuh dan pasal-pasal
Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa
pemerintah akan melaksanakan pendidikan bermutu bagi
setiap warga negara dan setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan minimal sampai pada tingkat
pendidikan dasar.
Tujuaan pendidikan semakin diperjelas dan dipertegas
substansi dan arahnyayakni menjadikan manusia yang
cerdas, berbudi luhur berakhlak mulia dan lainnya.
C.Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan

Sudah merupakan pandangan atau pemahaman umum bahwa


filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh seseorang atau
suatu masyarakat bahkan suatu bangsa merupakan asas atau
pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan
orang atau masyarakat tersebut atau bangsa itu sendiri,
termasuk didalamnya bidang pendidikan. Segala usahan atau
aktifitas yang dilakukan dengan mempedomani filsafat yang
dianutnya.
Hubungan Antara Filsafat dan Filsafat Pendidikan
Mendalam

1.Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal.


Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam
dunia filsafat pendidikan saja.

2.Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan


yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya

3.Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat


pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan.
4.Adanya problema-problema pendidikan dari zaman ke zaman yang
menjadi perhatian para ahli masing masing. Pendidikan adalah usaha
manusia untuk meningkatkan kesejathteraan lahir dan batin
masyarakat dan bangsa. Banyak tulisan yang dihasilkan oleh para
ahli pikir, dan tidak jarang gagasan ahli yang satu mempengaruhi
gagasan ahli-ahli yang lain. Corak gagasan yang berlandaskan
filsafat sering timbul dari ahli-pikir ini. Hal ini masuk dalam
lapangan filsafat Pendidikan.

5.Dapatlah diperkirakan bahwa bagi barang siapa yang mempelajari


filsafat pendidikan dapat mempunyai pandangan pandangan yang
jangkauannya melampaui hal-hal yang diketemukan secara
eksperimental dan empirik. Maka dari itu filsafat pendidikan dapat
diharapkan merupakan bekal untuk meninjau pendidikan beserta
masalah-masalahnya secara kritis.

6.Dapat terpenuhi tuntutan intelektual dan akademik dengan


landasan asas bahwa berfilsafat adalah berfikir logis yang nuntut
teratur dan kritis, maka berfilsafat pendidikan mempunyai
kemampuan semacam itu.
Aliran filsafat pendidikan yang dominan di dunia
1) Esensialis

Filsafat pendidikan Esesialis bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti berabad-abad
lamanya. Kebenaran seperti itulah yang esensial, yang lain adalah kebenaran secara
kebetulan saja. Kebenaran esensial itu adalah kebudayaan klasik yang muncul pada zaman
Romawi yang menggunakan buku-buku klasik ditulis dengan bahasa latin dikenalldengan
nama Great Book.

Tekanan pendidikannya adalah pada pembentukan intelektual dan logika. Dengan


mempelajari kebudayaan Yunani-Romawi yang menggunakan bahasa latin yang sulit itu,
diyakini otak peserta didik akan terarah dengan baik dan logikanya akan berkembang.
Disiplin sangat diperhatikan, pelajaran dibuat sangat berstruktur, dengan materi pelajaran
berupa warisan kebudayaan, yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga mempercepat
kebiasaan berpikir efektif, pengajaran terpusat pada guru.
2) Perenialis

Filsafat pendidikan Perenialis bahwa kebenaran pada wahyu Tuhan. Tentang bagaimana cara
menumbuhkan kebenaran itu pada diri peserta didik dalam proses belajar mengajar tidaklah jauh
berbeda antara esensialis dengan peenialis. Proses pendidikan meraka sama-sama tradisional.

3) Progresivis

Filsafat pendidikan Progresivis mempunyai jiwa perubahan, relativitas, kebebasan, dinamika, ilmiah, dan
perbuatan nyata. Menurut filsafat ini tidak ada tujuan yang pasti, begitu pula tidak ada kebenaran yang pasti.
Tujuan dan kebenaran itu bersifat relatif, apa yang sekarang dipandang benar karena dituju dalam kehidupan,
tahun depan belum tentu masih tetap benar. Ukuran kebenaan adalah yang berguna bagi kehidupan manusia
hari ini.

Sebagai konsekuensi dari pandangan ini, maka yang dipentingkan dalam pendidikan adalah mengembangan
peserta didik untuk bisa berpikir, yaitu bagaimana berpikir yang baik. Hal ini bisa tercapai melalui metode
belajar pemecahan masalah yang dilakukan oleh anak-anak itu sendiri. Karena itu pendidikan menjadi pusat
pada anak. Untuk mempercepat proses perkembangan mereka juga menekankan prinsip mendisiplin diri
sendiri, sosialisasi, dan demokratisasi. Perbedaan-perbedaan individual juga sangat mereka perhatikan dalam
pendidikan.
4) Rekonstruksionis
Filsafat pendidikan Rekonstruksionis merupakan variasi dari Progresivisme, yang menginginkan kondisi
manusia pada umumnya harus diperbaiki. Meraka bercita-cita mengkonstuksi kembali kehidupan manusia
secara total.

Semua bidang kehidupan harus diubah dan dibuat baru aliran yang ektrim. Ini berupaya merombak tata susunan
kehidupan masyarakat lama dan membangun tata susunan hidup yang baru sekali, melalui lembaga dan proses
pendidikan. Proses belajar dan segala sesuatu bertalian dengan pendidikan tidak banyak berbeda dengan aliran
Progresivis.

5) Eksistensialisi
Filsafat pendidikan Eksistensialis berpendapat bahwa kenyataan atau kebenaran adala eksistensi atau adanya
individu manusia itu sendiri. Adanya manusia didunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap
karena ada manusia. Manusia adalah bebas, akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan
komitmennya sendiri.

Pendidikan menurut filsafat ini bertujuan mengembangkan kesadaran individu, memberikesempatan untuk
bebas memilih etika, mendorong pengembangkan pengetahuan diri sendiri, bertanggung jawab sendiri, dan
mengembangkan komitmen diri sendiri. Materi pelajaran harus memberikesempatan aktif sendiri, merencana
dan melaksanakan sendiri, baik dalam bekerja sendiri maupun kelompok. Materi yang dipelajari ditekankan
kepada kebutuhan langsung dalam kebutuhan manusia. Peserta didik perlu mendapatkan pengalaman sesuai
dengan perbedaan-perbedaan individual mereka. Guru harus bersifat demokratis dengan teknik mengajar
langsung.
Thank you!
KAMI KELOMPOK 2 MENGUCAPKAN
TERIMAKASIH ATAS KESEMPATAN INI.
KAMI MEMINTA MAAF ATAS KEKURANGAN DAN
KESALAHAN KAMI.

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai