ANGGOTA KELOMPOK:
JEREMI DESWALDY SILALAHI
(6213111025)
M.FAUZAN HAKIM
(6213111034)
MORA HALIM HASONANGAN SIREGAR
(6213111022)
SEPTI SUSWANTI
(6213111024)
SUPRIANTO SILABAN
(6213111029)
A. Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem
DEFINSI/PENGERTIAN
Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem barasal dari bahasa Yunani
yaitu systema yang berarti “cara, strategi”.
Dalam bahasa Inggris system berarti “system, susunan, jaringan, cara”.
System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir”.
Bila konsep dasar tentang kenyataan yang pada hakikatnya, menurut idealism, adalah
sama dengan hal-hal bersifat kerohanian ataupun yang lain yang sejenis dengan itu,
maka pendidikan itu dalam mengutamakan perkembangan aspek aspek spritual dan
kerohanian pada peserta didik.
TUJUAN FILSAFAT MENURUT DEFINISI
Pendekatan lain yang akan dikembangkan adalah ketika pendidikan itu
menghadapi masalah atau keadaan yang tidak seperti yang diharapkan, pasti
memerlukan jawabn yang tidak semata-mata berada dalam ruang lingkup
pendidikan.
Misalnya tentang manusia seutuhnya, untuk memperjelas konsep ini
memerlukan penjelesan dari filsafat.
Bila hal ini akan dijawab dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang lain,
jawaban itu tidak dapat seketika secara spekulatif seperti halnya dalam
filsafat. Kemungkinan-kemungkinan tersebut dengan mengingat tujuan
pendidikan bila dikembangkan secara proporsional akan sangat memadai
dalam mengisi fundasi-fundasi ilmu pendidikan, sebagai bagian utama dalam
ilmu pendidikan umumnya.
B. Substansi Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan Esesialis bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti berabad-abad
lamanya. Kebenaran seperti itulah yang esensial, yang lain adalah kebenaran secara
kebetulan saja. Kebenaran esensial itu adalah kebudayaan klasik yang muncul pada zaman
Romawi yang menggunakan buku-buku klasik ditulis dengan bahasa latin dikenalldengan
nama Great Book.
Filsafat pendidikan Perenialis bahwa kebenaran pada wahyu Tuhan. Tentang bagaimana cara
menumbuhkan kebenaran itu pada diri peserta didik dalam proses belajar mengajar tidaklah jauh
berbeda antara esensialis dengan peenialis. Proses pendidikan meraka sama-sama tradisional.
3) Progresivis
Filsafat pendidikan Progresivis mempunyai jiwa perubahan, relativitas, kebebasan, dinamika, ilmiah, dan
perbuatan nyata. Menurut filsafat ini tidak ada tujuan yang pasti, begitu pula tidak ada kebenaran yang pasti.
Tujuan dan kebenaran itu bersifat relatif, apa yang sekarang dipandang benar karena dituju dalam kehidupan,
tahun depan belum tentu masih tetap benar. Ukuran kebenaan adalah yang berguna bagi kehidupan manusia
hari ini.
Sebagai konsekuensi dari pandangan ini, maka yang dipentingkan dalam pendidikan adalah mengembangan
peserta didik untuk bisa berpikir, yaitu bagaimana berpikir yang baik. Hal ini bisa tercapai melalui metode
belajar pemecahan masalah yang dilakukan oleh anak-anak itu sendiri. Karena itu pendidikan menjadi pusat
pada anak. Untuk mempercepat proses perkembangan mereka juga menekankan prinsip mendisiplin diri
sendiri, sosialisasi, dan demokratisasi. Perbedaan-perbedaan individual juga sangat mereka perhatikan dalam
pendidikan.
4) Rekonstruksionis
Filsafat pendidikan Rekonstruksionis merupakan variasi dari Progresivisme, yang menginginkan kondisi
manusia pada umumnya harus diperbaiki. Meraka bercita-cita mengkonstuksi kembali kehidupan manusia
secara total.
Semua bidang kehidupan harus diubah dan dibuat baru aliran yang ektrim. Ini berupaya merombak tata susunan
kehidupan masyarakat lama dan membangun tata susunan hidup yang baru sekali, melalui lembaga dan proses
pendidikan. Proses belajar dan segala sesuatu bertalian dengan pendidikan tidak banyak berbeda dengan aliran
Progresivis.
5) Eksistensialisi
Filsafat pendidikan Eksistensialis berpendapat bahwa kenyataan atau kebenaran adala eksistensi atau adanya
individu manusia itu sendiri. Adanya manusia didunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap
karena ada manusia. Manusia adalah bebas, akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan
komitmennya sendiri.
Pendidikan menurut filsafat ini bertujuan mengembangkan kesadaran individu, memberikesempatan untuk
bebas memilih etika, mendorong pengembangkan pengetahuan diri sendiri, bertanggung jawab sendiri, dan
mengembangkan komitmen diri sendiri. Materi pelajaran harus memberikesempatan aktif sendiri, merencana
dan melaksanakan sendiri, baik dalam bekerja sendiri maupun kelompok. Materi yang dipelajari ditekankan
kepada kebutuhan langsung dalam kebutuhan manusia. Peserta didik perlu mendapatkan pengalaman sesuai
dengan perbedaan-perbedaan individual mereka. Guru harus bersifat demokratis dengan teknik mengajar
langsung.
Thank you!
KAMI KELOMPOK 2 MENGUCAPKAN
TERIMAKASIH ATAS KESEMPATAN INI.
KAMI MEMINTA MAAF ATAS KEKURANGAN DAN
KESALAHAN KAMI.