Persamaan diatas merupakan gambaran yang sederhana dan bersifat umum mengenai
perkaitan diantara faktor-faktor produksi dan jumlah produksi.
Tiap faktor-faktor produksi diatas dapat dipecah menjadi faktor-faktor produksi yang
lebih spesifik.
3. FAKTOR-FAKTOR
PRODUKSI
1. faktor-faktor produksi
Faktor-faktor produksi yang digunakan dan untuk masing-masing faktor produksi ini ada 2 aspek yang
harus dipikirkan yaitu :
1. Komposisi faktor produksi yang bagaimana yang dapat menciptakan tingkat produksi yang tinggi.
2. Komposisi faktor produksi yang bagaimana yang akan dapat menimbulkan ongkos produksi yang
dikeluarkan
- Besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan digunakan
- Besarnya pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh faktor produksi yang ditambah tersebut
• Perakitan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan dinamakan fungsi
produksi.
• Didalam teori ekonomi dalam menganalisa mengenai produksi, selalu dimisalkan bahwa tiga faktor
produksi (tanah, modal, dan keahlian keusahawan) adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja
dipandang faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya.
• Intuk meminimumkan ongkos (atau memaksiumkan penjualan),prinsip yang harus dipegang oleh
seorang Produsen adalah : Mengambil unit tambahan, faktor produksi untuk setiap rupiah ongkos
yang dikeluarkan membeli faktor produksi itu akan menghasilkan tambahan nilai penjualan paling
maksimum.
4. KEGIATAN
PRODUKSI
1. PERENCANAAN PRODUKSI
a. Perencanaan produksi
Fungsi produksi adalah menciptakan barang/jasa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Agar fungsi produksi
dapat berperan dengan baik,perencanaan produksi perlu dilakukan, hal ini
meliputi keputusan yang menyangkut dengan masalah masalah
pokok,seperti:
Jenis barang yang akan dibuat
Tahap pertama: penentuan desain awal berupa desain spesifikasi
Tahap kedua: penentuan desain barang
Tahap ketiga: penentuan cara pembuatan
Tahap keempat: pembuatan
b. Jumlah barang yang akan dibuat
Dipengaruhi oleh perkiraan penjualan atau pola permintaannya,dan
mempengaruhi penentuan jenis mesin/peralatan yang akan digunakan.
c. Cara pembuatan
2. ORGANISASI PRODUKSI
Wh = Wo + 4Wn + Wp
6
4. Pengendalian persediaan bahan baku
Bahan baku merupakan masalah yang cukup
dominan di bidang produksi. Jumlah persediaan
harus cukup agar jalannya produksi tidak terganggu.
Persediaan dalam jumlah yang besar
mengandung banyak resiko,seperti:
• Resiko hilang dan rusak
• Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi
• Resiko usang
• Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar
5. Pengawasan kualitas dan inspeksi
Pengawasan kualitas dan inspeksi
Pengawasan kualitas pada tahap produksi biasanya digunakan analisis
statistik,sehingga dengan demikian data statistik mutlak diperlukan.
Terdapat 4 tahap dalam pengawasan kualitas,yaitu:
1. Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan
tuntutan pasar(konsumen).
2. Tahap penentuan desain teknis untuk mencapai target tuntutan pasar.
3. Tahap pembuatan,beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai
dan operasi produksi, sebagai perwujudan pelaksanaan tahap 1&2.
4. Tahap penggunaan di lapangan,dimana pemasangan akan
berpengaruh kepada kualitas akhir dan pengefektifan jaminan kualitas
serta daya kerja barang
a. Pengawasan kualitas didalam produksi
Inspeksi merupakan penyusunan cara-cara pengukuran karakteristik
kualitas dan membandingkannya dengan standart yang telah
ditetapkan.
Konsep probabilitas sangat memegang peranan pada tahap
pengawasan kualitas dengan cara menetapkan perencanaan.
BAB II
PRODUK MARGINAL
1. Definisi Produk Marginal
Produk Marginal (Marginal Product) adalah tambahan output yang dapat
dihasilkan dengan menggunakan satu unit tambahan input, dengan tetap
mempertahankan faktor lain tetap, secara matematis dirumuskan:
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor
produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah satu unit,
pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah
mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan
akhirnya mencapai nilai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi total
semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian
menurun.
Dengan demikian, pada hakekatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang
menyatakan bahwa perkaitan antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu :
(i) Tahap pertama : produksi total mengalami pertambahan semakin cepat.
(ii) Tahap kedua : produksi total pertambahannya semakin lama semakin lambat.
(iii) Tahap ketiga : produksi total semakin lama semakin berkurang.
THANK YOU!
Do you have any question?