Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 5

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. DILLA TRI NOVITA


2. LINNA PARENSAH
3. NOVTRI SILALAHI
4. RICO PADLI RAMADHAN
5. RINI JUANDA
6. SHERLY FADILLA
7. TIKA SARI
ASKEP GANGGUAN CITRA
DIRI

Dosen Mata ajar :


Ns. FALLERISISKA YUNERE, M.Kep
DEFENISI
• Gangguan citra tubuh (body image) menurut Kusumawati, 2011, adalah perubahan
persepsi tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi,
keterbatasan, makna dan objek seseorang.

• Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang
diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai
dengan yang diinginkan. Konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik individu
(NANDA-1,2018).

• Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu secara sadar atau
tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna
dan obyek yang kontak secara terus menerus ( anting, make up, kontak lensa, pakaian,
kursi roda) dengan tubuh.Pandangan ini terus berubah oleh pengalaman dan persepsi
baru. Gambaran tubuh yang diterima secara realistis akan meningkatkan keyakinan diri
sehingga dapat mantap dalam menjalani kehidupan
ETIOLOGI GANGGUAN CITRA TUBUH
1. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit.
2. Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, pemasangan, alat di dalam
tubuh.
3. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disertai dengan pemasangan.
4. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah sistem tubuh.
5. Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan.
6. Makna dan objek yang serang kontak : penampilan dan dandanan berubah, pemasangan alat pada
tubuh klien (infuse, traksi, respriator, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll).
7. Kemungkinan etiologi (yang berhubungan dengan).
8. Kekurangan umpan balik positif.
9. Kegagalan yang dirasakan.
10. Harapan-harapan yang tidak realistis (pada bagian dan orang lain).
11. Perkembangan ego mengalami retardasi.
12. Kebutuhan ketergantungan yang tidak terpenuhi.
13. Ancaman terhadap keamanan karena gangguan fungsi pada dinamika-dinamikakeluarga.
TANDA DAN GEJALA
• Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.
• Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi.
• Menolak penjelasan perubahan tubuh.
• Persepsi negatif pada tubuh.
• Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang.
• Mengungkapkan keputusasaan.
• Mengungkapkan ketakutan.
• Citra yang mengalami distorsi, melihat diri sebagai gemuk, meskipun pada keadaan berat badan normal atau
sangat kurus.
• Penolakan bahwa adanya masalah dengan berat badan yang rendah.
• Kesulitan menerima penguatan positif.
• Perilaku merusak diri sendiri, muntah yang dibuat sendiri; penyalahgunaan obat-obat pencahar dan diuretic,
penolakan  untuk makan
• Kontak mata kurang
• Alam perasaan yang tertekan dan pikiran-pikiran yang mencela diri sendiri setelah episode dari pesta dan
memicu perut
• Perenungan yang mendalam tentang penampilan diri dan bagaimana orang-orang lain melihat diri mereka.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CITRA TUBUH

1. Kegagalan fungsi tubuh.


Seperti hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonlisasi yaitu tidak mengakui atau asing
dengan bagian tubuh, sering berkaitan dengan fungsi saraf. Waham yang berkaitan dengan bentuk
dan fungsi tubuh seperti sering terjadi pada klien gangguan jiwa, klien mempersiapkan penampilan
dan pergerakan tubuh sangat berbeda dengan kenyataan.
Tergantung pada mesin.
Seperti : klien intensif care yang memandang imobilisasi sebagai tantangan, akibatnya sukar
mendapatkan informasi umpan balik engan penggunaan lntensif care dipandang sebagai gangguan.

2. Perubahan tubuh berkaitan


Hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan merasakan perubahan pada
dirinya seiring dengan bertambahnya usia. Tidak jarang seseorang menanggapinya dengan respon
negatif dan positif. Ketidakpuasan juga dirasakan seseorang jika didapati perubahan tubuh yang tidak
ideal.
LANJUTAN…..

3. Umpan balik interpersonal yang negatif


Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian sehingga
dapat membuat seseorang menarik diri.

4. Standard sosial budaya


Hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda-setiap pada setiap orang
dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya tersebut menyebabkan pengaruh
pada gambaran diri individu, seperti adanya perasaan minder.
DIMENSI DAN PERANAN CITRA DIRI
1. Diri sebagai oleh diri sendiri, dapat diwujudkan dalam pernyataan-pernyataan berikut:
“Saya baik hati”
“Saya hangat dan bersahabat”
“Saya agresif”
“Saya tidak cermat”
Sudah barang tentu, perasaan dan keyakinan seperti itu mempunyai dampak besar terhadap apa yang
diperbuat individu. Seseorang yang underachieved (hasil rendah dibanding kemampuan) di sekolah atau
pun orang yang tidak cermat memilih karier akan memandang diri sangat tidak adekuat dan bereaksi
secara tidak tepat dalam bidang-bidang tersebut.
2. Diri sebagai dilihat oleh orang lain atau “Beginilah saya kira orang lain memandang saya”, agaknya dapat
diwujudkan dalam ungkapan-ungkapan:
“Anda memandang saya sebagai bersifat bersahabat”
“Kakak memandang saya sebagai percaya diri”
“Teman-teman menganggap saya sebagai menarik”
“Paman menganggap saya sebagai gegabah”
Setiap individu juga mengembangkan sikap-sikap menurut bagaimana orang lain
memandang/menganggap dirinya, lalu dia cenderung berbuat sesuai dengan anggapan-anggapan yang
dipersepsi atau diterimanya.
LANJUTAN……
3. Diri idaman, mengacu pada “tipe orang yang saya kehendaki tentang diri saya”. Aspirasi-aspirasi
tujuan-tujuan, dan angan-angan, semuanya tercermin melalui diri idaman. Ini agaknya terungkap
dalam pernyataan:
“Saya pantasnya seorang guru”
“Saya seperti orang tua yang baik”
“Saya ini sepertinya akan menjadi orang kaya”
Diri idaman adalah perlu dalam penentuan cita-cita hidup. Sudah barang tentu tujuan atau
ideal yang terlalu jauh atau sukar/tidak mungkin terjangkau merupakan citra diri yang tidak
sehat.
LANJUTAN…..
- Peranan Citra diri secara umum yaitu:

a. Citra diri memberikan gambaran tentang seseorang itu. ini tidak hanya meliputi perasaan
terhadap diri seseorang, melainkan mencakup pula tatanan moral, sikap-sikap, idea-idea,
dan nilai-nilai yang mendorong orang bertindak atau sebaliknya tidak bertindak. Oleh
karena citra diri itu berbeda dari orang ke orang, maka citra diri dapat dianggap sebagai
penunjuk pokok keunikan individu dalam bertingkah laku.
b. Citra diri sebagai sistem sikap pandang terhadap diri seseorang dan merupakan dasar
bagi semua tingkah laku, dijelaskan lebih langsung oleh Ariety (1967) bahwa ”the self
concept is basic in all behavior”. Bahwa citra diri juga sangat menentukan tingkah laku
untuk masa depan seseorang terungkap dalam penyataan Einsberg dan Delaney (1977).
“A person’s view toward self appears to be a powerful determinant of behavior, personal
decision making, and aspirations for the future”. Jadi agaknya tidak ada keraguan bahwa
citra diri sangat menentukan tingkah laku individu sekarang dan masa datang, serta
menentukan pembuatan keputusan dan aspirasi-aspirasi individu bagi masa depannya.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas Pasien : nama, umur, alamat dll.
2. Alasan masuk
3. Faktor Predispdsisi dan Presipitasi
4. Pengkajian fisik
5. Psikososial
• Genogram
• Konsep Diri : Gambaran diri atau citra tubuh, Identitas Diri, Peran Diri, Ideal Diri, Harga Diri
• Hubungan Sosial
• Spiritual : Nilai, Keyakinan dan Ibadah
6. Status Mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
c. Aktivitas Motorik : Hipomotorik, Hipermotorik, TIK, Agitasi, Grimaseren, Tremor atau Kompulsif
d. Alam Perasaan
e. Afek
• Dari mana datangnya afek di dapatkan?
• Jenis Afek : Appropriate atau inappropriate
LANJUTAN……
f. Interaksi selama wawancara
g. Persepsi
h. Proses berpikir : Sirkumtansial, Tangensial, Kehilangan asosiasi, Flight of Ideas, Blocking,
Reeming, Perseverasi
i. Isi Pikir (dapat di ketahui dari?) : Obsesi, Phobia, Ide terkait, Depeersonalisasi, Waham ( agama,
somatik, kebesaran, curiga, nihilistic, hipokondria, magik mistik ) atau Waham yang bizar (ada
berapa?)
j. Tingkat kesadaran dan Orientasi
• Kesadaran Pasien (bingung, sedasi, atau stupor)
• 0rientasi terhadap waktu, tempat, orang
k. Memori ( Gangguan daya ingat jangka panjang, Gangguan daya ingat jangka pendek, Gangguan
daya ingat saat ini, Konfabulasi )
i. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung (mudah dialihkan, tidak mampu berkomunikasi, atau tidak
mampu berhitung )
m. Kemampuan Penilaian (gangguan kemampuan penilaian ringan, gangguan penilaian hermaka)
n. Daya Tilik Diri
LANJUTAN…..

7. Masalah Psikososial da Lingkungan


8. Pengetahuan
9. Aspek Medik
• Diagnosa Medis
• Program terapi obat yang diberikan
MASALAH DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
• Analisa data

No Data fokus Diagnosa


1. DO : Gangguan Persepsi Sensori:
Berbicara dan tertawa sendiri, tersenyum, Halusinasi
bersikap seperti mendengar atau melihat
sesuatu, berhenti bicara ditengah kalimat
untuk mendengarkan sesuatu, disorientasi,
menggerakkan bibir tanpa suara, diam dan
asyik sendiri.
DS :
Mendengar suatu bunyi yang tidak
berhubungan dengan stimulus nyata, melihat
gambaran tanpa ada stimulus yang nyata,
mencium bau tanpa stimulus, takut pada
suara atau bunyi atau gambaran yang
didengar, ingin memukul atau melempar
barang.
LANJUTAN....
No Data fokus Diagnosa
2. DO : Gangguan citra Tubuh
Apatis, ekspresi sedih, efek tumpul, menyendiri,
berdiam diri di kamar, banyak diam, kontak mata
kurang (menunduk), mendak berhubungan dengan
orang lain, perawatan diri kurang, posisi menekur.

DS :
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi,
kadang hanya dijawab dengan singkat, ya atau
tidak.
3. DO : Harga diri rendah kronis
Pasien tampak lebih suka sendiri, bingung bila
disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri.
LANJUTAN......

No Data fokus Diagnosa


3. DS :
Pasien mengatakan : saya tidak bisa, tidak
mampu, bodoh atau tidak tahu apa-apa, mengkritik
diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri (Townsend, 1998).
POHON MASALAH

Gangguan Persepsi
Sensori

Gangguan citra Tubuh

Harga diri rendah kronis


DIAGNOSA
• Gangguan Persepsi Sensori
• Gangguan citra tubuh
• Harga diri rendah kronis
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa SLKI SIKI
1. Gangguan Persepsi Setelah dilakukan intervensi Manajemen halusinasi
sensori keperawatan O:
selama.....diharapkan persepsi • Monitor perilaku yang
sensori membaik dengan kriteria mengindikasi halusinasi
hasil • Monitor dan sesuaikan tingkat
• Perilaku halusinasi menurun altivitas dan stimulus
• Menarik diri menurun lingkungan
• Respon sesuai stimulus • Monitor isi halusinasi
membaik T:
• Pertahankan lingkungan yang
aman
• Lakukan tindakan
keselamatanketika tidak dapat
mengontrol perilaku
• Diskusikan perasaan dan
respon terhadap halusinasi
• Hindari perdebatan tentang
validasi halusinasi
LANJUTAN....
No Diagnosa SLKI SIKI
E:
• Anjurkan memonitor sendiri
terjadinya halusinasi
• Anjurkan bicara pada orang
yang dipercaya untuk memberi
dukungan dan umpan balik
korektif terhadap halusinasi
• Hindari perdebatan tentang
validitas halusinasi
K:
• Kolaborasi pemberian obat
antiseptik dan antiansietas, jika
perlu
No Diagnosa SLKI SIKI
2. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan intevensi Promosi citra tubuh
keperawatan selama..... O:
diharapkan citra tubuh • Identifikasi harapan citra tubuh
meningkat dengan kriteria hasil berdasarkan tahap
• Melihat bagian tubuh perkembangan
meningkat • Identifikasi budaya, agama,
• Menyentuh bagian tubuh jenis kelamin dan umur terkait
meningkat citra tubuh
• Verbalisasi kecacatan bagian • Identifikasi perubahan citra
tubuh meningkat tubuh yang mengakibatkan
• Verbalisasi kehilangan isolasi sosial
bagian tubuh meningkat • Monitor frekuensi pernyataan
• Verbalisasi perasaan negatif kritik terhadap diri sendiri
tentang perubahan tubuh • Monitor apakah pasien bisa
menurun melihat bagian tubuh yang
• Respon nonverbal pada berubah
perubahan tubuh membaik
No Diagnosa SLKI SIKI
T:
• Diskusikan perubahan tubuh
dan fungsinya
• Diskusikan perbedaan
penampilan fisik terhadap
harga diri
• Diskusikan perubahan akibat
pubertas, kehamilan dan
penuaan
• Diskusikan kondisi stress yang
mempengaruhi citra tubuh
• Diskusikan cara
mengembangkan harapan citra
tubuh secara realistis
• Diskusikan persepsi pasien dan
keluarga tentang perubahan
citra tubuh
No Diagnosa SLKI SIKI
E:
• Jelaskan perawatan kepada
keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh
• Anjurkan mengungkapkan
gambaran diri terhadap citra
tubuh
• Anjurkan menggunakan alat
bantu
• Anjurkan memiliki kelompok
pendukung
• Latih fungsi tubuh yang dimiliki
• Latih peningkatan penampilan
diri
• Latih pengungkapkan
kemampuan diri kepada orang
lain maupun kelompok
No Diagnosa SLKI SIKI
3. Harga Diri Rendah Setelah dilakukan intervensi Manajemen perilaku
keperawatan selama.... O:
diharapkan harga diri meningkat • Identifikasi harapan untuk
dengan kriteria hasil mengendalikan perilaku
• Penilaian diri positif  
meningkat T:
• Perasaan memiliki kelebihan • Diskusikan tanggung jawab
atau kemampuan positif terhadap perilaku
meningkat • Jadwalkan kegiatan terstruktur
• Penerimaan penilaian positif • Ciptakan dan pertahankan
terhadap diri sendiri lingkungan dan kegiatan
meningkat perawatan konsisten setiap
• Postur tubuh menampakkan dinas
wajah meningkat • Tingkatkan aktivitas fisik sesuai
• Perasaan malu menurun kemampuan
• Perasaan bersalah menurun • Batasi jumlah pengunjung
• Perasaan tidak mampu • Bicara dengan nada rendaah
melakukan apapun menurun dan tenang
• Merehkan kemampuan • Lakukan kegiatan pengalihan
mengatasi masalah menurun terhadap sumber agitasi
• Cegah perilaku pasif dan
agresif
No Diagnosa SLKI SIKI
• Beri penguatan positif terhadap
keberhasilan mengendalikan
perilaku
• Lakukan pengekangan fisik
sesuai indikasi
• Hindari bersikap menyudutkan
dan menghentikan
pembicaraan
• Hjdari sikap mengancam dan
berdebat
• Hindari berdebat atau
menawar batas perilaku yang
telah ditetapkan
Edukasi
• Informasikan keluarga bahwa
keluarga sebagai dasar
pembentukan kognitif
Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang telah direncanakan dalam rencana keperawatan,
tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi. Pelaksanaan
keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang telah dutetapkan
sebelumnya dan perencanaan ini di sesuaikan dengan masalah yang terjadi. Dalam
pelaksanaan keperawatan ada empat tindakan yang dilakukan yaitu mandiri, tindakan
observasi, tindakan health education, tindakan kolabrasi (Tarwoto & Waryonoh, 2010).
Evaluasi
Evaluasi keperawata menggunakan teknik SOAP pada pasien dengan gangguan citra diri
bila menemukan masalah baru menggunakan SOAPIER, evaluasi meliputi catatan
perkembangan yang dialami oleh pasien setelah diberikan inmplementasi keperawatan

 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai