Anda di halaman 1dari 8

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN HEMATOLOGI

DISUSUN OLEH:

DILLA TRI NOVITA

DOSEN PEMBIMBING:
Ns.Mera Delima,M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
TAHUN AJARAN

2020/2021
Kasus skenario 3 : Hematologi

Ny. Y usia 67 tahun Klien mengatakan muka dan telapak tangan pucat, badan masih
terasa lemas dan hanya berbaring di tempat tidur, kepala terasa pusing, tidak nafsu makan hanya
bisa habis 1⁄2 porsi, mata berkunang-kunang, Klien tidak mampu untuk kekamar mandi,badan
terasa berbau, belum ada mandi, dan klien dibantu untuk mobilisasi dan hanya dapat berbaring di
tempat tidur, mual tidak ada, muntah tidak ada, BAB hitam tidak ada, gusi berdarah tidak ada,
nyeri tekan tidak ada dan klien sudah melakukan transfusi darah 1 kolf. Klien mengatakan tidak
ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan yang klien derita saat ini,dan penyakit
keturunan seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi dan Asma. Hasil pemeriksaan HB: 8,1 mg/dl.
Thearoi : ranitidine 25 mg 2x1. Sukralfat sirup 3x1.

A. PENGKAJIAN

1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama: Ny.Y
b. Jenis kelamin: Perempuan
c. Usia: 67 Tahun
d. Diagnosa: Badan terasa lemas+Kepala pusing+Mata berkunang-kunang.
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang:
Hematologi
b. Riwayat kesehatan masa lalu:
Tidak ada
c. Riwayat keluarga:
Tidak ada
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum:
Pucat dan lemas.
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital:
Td:
Nadi:
Suhu:
Pernapasan:
c. Riwayat kesehatan:
1. Sirkulasi
Gejala: Riwayat Hematologi
Tanda: Badan terasa lemas, Kepala pusing, Mata berkunang-kunang.
2. Neurosensory (gangguan)
Gejala: Mata berkunang-kunang, kepala pusing,
Tanda: Wajah tampak pucat, badan terasa lemas.
3. Nyeri/ketidak nyamanan
Gejala: Badan terasa bau.

4. AKTIVITAS SEHARI-HARI

a. Aktivitas
Gejala: Badan masih terasa lemas dan hanya berbaring di tempat tidur.
Tanda: Klien mengatakan muka dan telapak tangan pucat, kepala terasa pusing.
B. DATA FOKUS
a. Data Subjektif
a. Klien mengatakan muka dan telapak tangan pucat.
b. Klien mengatakan kepala terasa pusing.
c. Klien mengatakan tidak mampu untuk kekamar mandi.
b. Data Objektif
a. Badan masih terasa lemas dan hanya berbaring di tempat tidur.
b. Klien mengatakan muka dan telapak tangan pucat.
c. Tidak nafsu makan hanya bisa habis 1⁄2 porsi.
d. Badan terasa berbau.
e. Klien dibantu untuk mobilisasi.
f. Hasil pemeriksaan HB: 8,1 mg/dl. Thearoi : ranitidine 25 mg 2x1. Sukralfat sirup
3x1.

C. RUMUSAN MASALAH

NO DATA MASALAH (Problem) PENYEBAB (Etiologi)


1. Ds: Gangguan mobilitas fisik ketidakbugaran fisik
Klien mengatakan muka dan telapak
tangan pucat. Pucat

Do:
Badan masih terasa lemas dan hanya lemas
berbaring di tempat tidur.

2. Ds: Risiko defisit nutrisi Stress


Klien mengatakan kepala terasa
pusing.
Kepala pusing
Do:
a. Badan masih terasa lemas
dan hanya berbaring di Tidak nafsu makan
tempat tidur.
b. Tidak nafsu makan hanya
bisa habis 1⁄2 porsi.

3. Ds: Intoleransi aktivitas kelemahan


Klien mengatakan tidak mampu untuk
kekamar mandi.
Tidak mampu
Do: beraktivitas sendiri
a. Badan terasa berbau.
b. Klien dibantu untuk
mobilisasi.
c. Hasil pemeriksaan HB: 8,1
mg/dl. Thearoi : ranitidine
25 mg 2x1. Sukralfat sirup
3x1.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan anemia ketidakbugaran fisik
ditandai dengan :
Ds:
Klien mengatakan muka dan telapak tangan pucat.
Do:
Badan masih terasa lemas dan hanya berbaring di tempat tidur.

b. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan stress ditandai dengan :


Ds:
Klien mengatakan kepala terasa pusing.
Do:
a. Badan masih terasa lemas dan hanya berbaring di tempat tidur.
b. Tidak nafsu makan hanya bisa habis 1⁄2 porsi.

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan :


Ds:
Klien mengatakan tidak mampu untuk kekamar mandi.
Do:
a. Badan terasa berbau.
b. Klien dibantu untuk mobilisasi.
c. Hasil pemeriksaan HB: 8,1 mg/dl. Thearoi : ranitidine 25 mg 2x1.
Sukralfat sirup 3x1.
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Tujuan Dan
Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Rasional
(SIKI)
(SLKI)
1. Gangguan Mobilitas Fisik Definisi: hal:461 Setelah dilakukan 1. Untuk mengetahui
Hal 22. Memfasilitasi pasien tindakan selama kemampuan pasien
untuk meningkatkan 1x24 jam dalam melakukan
aktivitas berpindah. diharapkan aktivitasnya.
Observasi: gangguan 2. Meningkatkan kasus
1. Identifikasi adanya mobilitas fisik penyembuhan dan
nyeri atau keluhan fisik pasien dapat kemampuan koping dan
lainnya teratasi dengan emosional pada pasien.
2. Identifikasi fisik keriteria hasil: 3. Untuk mengetahui
melakukan ambulasi. hal: 65 kondisi pasien.
3. Monitor prekuensi 1. Pergerakan 4. Untuk mempercepat
jantung dan tekanan ekstremitas, proses penyembuhan
darah sebelum memulai kekuatan otot, dan segera
ambulasi. rentang gerak memandirikan pasien.
4. Monitotor kondisi meningkat 5. Untuk
umum selama 2. Nyeri, memberitahukan
melakukan ambulasi. kecemasan, kaku pengetahuan kepda
Terapeutik: sendi, dan pasien mengenai
1. Fasilitasi aktifitas kelemahan fisik perubahan posisi.
ambulasi dengan alat menurun.
bantu.
2. Fasilitasi melakuukan
mobilisa fisik (jika
perlu).
3. Libatkan keluarga
untuk membantu pasien
dalam meningkatkan
ambulasi.
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan
ambulasi.
2. Ajarkan ambulasi
dini.
3. Ajarkan ambulasi
sederhana.
Kolaborasi:
-

2. Resiko Defisit Nutrisi Definisi: Setelah dilakukan 1. Untuk mengetahui


Hal: 496 Mengidentifikasi tindakan selama penyebab, emasukan
mengelola diet yang 1x24 jam yang kurang sehingga
buruk, olahraga diharapkan dapat menentukan
berlebihan atau Resiko Defisit intervensi yang sesuai.
pengeluaran makanan Nutrisi pasien 2. Untuk melihat
dan cairan berlebihan. dapat teratasi perkembangan klien
hal:177 dengan keriteria setelah dilakukan
Observasi: hasil: hal: 179 pemberian asupan yang
1. Monitor asupan dan 1. Porsi makan sesuai.
keluarnya makanan dan yang dihabiskan 3. Untuk membantu
cairan serta kebutuhan meningkat. klien dan mengajarkan
kalori. 2. Kekuatan otot keluarga sehingga
Terapeutik: pengunyah dan masalah yang dihadapi
1. Timbang berat badan menelan dapat di hadapi
secara rutin. meningkat. bersama.
2. Diskusikan perilaku 3. Perasaan cepat
makan dan jumlah kenyang, nyeri
aktifitas fisik. abdomen,
3. Lakukan kontrak sariawan
perilaku. menurun.
4. Damping ke kamar 4. Berat badan,
mandi untuk indeksi masa
pengamatan perilaku tubuh, prekuensi
memuntahkan kembali makan, nafsu
makanan. makan membaik.
5. Berikan penguatan
positif terhadap
kebersihan target dan
perilaku.
6.Berikan konsekuensi
jika tidak mencapai
target sesuai kontrak.
7. Rencanakan program
pengobatan untuk
perawatan dirumah.
Edukasi:
1. Anjurkan membuat
catatan harian tentang
perasaan dan situasi
pemicu pengeluaran
makan.
2. Ajarkan pengaturan
diet yang tepat.
3. Ajarkan keterampilan
koping untuk
penyelesaian masalah
perilaku makan.
Kolaborasi:
Dengan ahli gizi dengan
target berat badan,
kebutuhan kalori dan
pemilihan makanan.

3. Intoleransi Aktivitas Definisi: Setelah dilakukan 1. Untuk mengetahui


Hal: 165 Mengidentifikasi dan tindakan selama tingkat aktivitas.
mengelola penggunaan 1x24 jam 2. Untuk mengetahui
energy untuk mengatasi diharapkan kemampuan dalam
atau mencegah Intoleransi beraktivitas.
kelelahan dan Aktivitas pasien 3. Agar dapat melatih
optimalkan proses dapat teratasi gerak klien.
pemulihan. dengan keriteria 4. Dapat
hal: 471 hasil: meminimalisirkan
Observasi: Hal: 165 kenyamanan pasien.
1. Identifikasi gangguan 1. Prekuensi nadi, 5. Untuk mengetahui
fungsi tubuh yang saturasi oksigen, terapi okupasi dalam
mengakibatkan kecepatan merencanakan program
kelelahan. berjalan aktivitas.
2. Monitor kelelahan meningka.
fisik dan emosional. 2. Keluhan lelah,
3. Monitor pola jam dyspnea saat
tidur. aktivitas dan
4. Monitor lokasi dan setelah aktivitas
ketidaknyamanan menurun.
selama melakukan 3. Warna kulit,
aktivitas. tekanan
Terapeutik: darah,prekuensi
1. Sediakan lingkungan nafas membaik.
nyaman dan rendah
stimulus.
2. Lakukan latihan
rentang gerak positif
atau aktif.
3.Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan.
4. Fasilitasi duduk di
sisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah
atau berjalan.
Edukasi:
1.Anjurkan tirah baring.
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap.
3. Anjurkan
menghubungi perawat
jika tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang.
4. Ajarkan srategi
koping untuk
mengurangi kelelahan.
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan.

F. IMPLEMENTASI
1. mengajarkan dan membantu klien untuk berpindah sesuai kebutuhan.
2. Memantau penggunaan alat bantu mobilitas.
3. Monitor perilaku klien yang berhubungan dengan pola makan, penambahan dan
kehilangan berat badan.
4. Monitur berat badan klien secara rutin.
5. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan.
6. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas.
G. EVALUASI
Evaluasi yang berorientasi dari hasil SDKI, SLKI dan SIKI untuk Gangguan Mobilitas
Fisik, Resiko Defisit Nutrisi, dan Intoleransi Aktivitas yaitu:
1. Pergerakan ekstremitas, kekuatan otot, rentang gerak meningkat, Nyeri, kecemasan, kaku
sendi, dan kelemahan fisik menurun.
2. Porsi makan yang dihabiskan meningkat ,Kekuatan otot pengunyah dan menelan
meningkat, Perasaan cepat kenyang, nyeri abdomen, sariawan menurun, Berat badan,
indeksi masa tubuh, prekuensi makan, nafsu makan membaik.
3. Prekuensi nadi, saturasi oksigen, kecepatan berjalan meningka, Keluhan lelah, dyspnea
saat aktivitas dan setelah aktivitas menurun, Warna kulit, tekanan darah,prekuensi nafas
membaik.

Anda mungkin juga menyukai