Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH PERJUANGAN

BANGSA

KELOMPOK 2:
1 . R U D I A N TO TA LLU L EM BA N G
2 . N U R S I TA D E W I
3.MAIN INDRA GUNAWAN
A. SEJARAH PADA MASA ORDE LAMA ( 1945 – 1966 )
Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden
Soekarno di Indonesia. Ir. Soekarno adalah presiden Indonesia
pertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966. Ia
memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa
Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali
Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia
(bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal
17 Agustus 1945. Soekarno menandatangani Surat Perintah 11
Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya –
berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan
darat – menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk
mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi
kepresidenan.
Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk
membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti
anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah
pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun
1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabat annya
sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang
sama dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden
Republik Indonesia. Orde Lama berlangsung dari tahun 1945
hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia
menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem
ekonomi komando.Di saat menggunakan sistem ekonomi
liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan
parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia
menggunakan sistem ekonomi komando.
Pemerintahan Soekarno pada era 1960-an, masa ekonomi surut di
Indonesia. Saat itu harga-harga melambung tinggi, sehingga pada
tahun 1966 mahasiswa turun ke jalan untuk mencegah rakyat yang
turun. Mereka menuntut Tritura. Jika saat itu rakyat yang turun,
mungkin akan terjadi people power seperti yang terjadi di Philipina.
Pemerintahan Rezim Militer (Orba) cukup baik pada era 1970-an
dan 1980-an, namun akhirnya kandas di penghujung 1990-an karena
ketimpangan dari pemerintah itu sendiri. Di pemerintahan Soekarno
malah terjadi pergantian sistem pemerintahan berkali-kali. Liberal,
terpimpin, dan sebagainya mewarnai politik Orde Lama. Rakyat
muak akan keadaan tersebut. Pemberontakan PKI pun sebagian
dikarenakan oleh kebijakan Orde Lama. PKI berhaluan
sosialisme/komunisme (Bisa disebut Marxisme atau Leninisme) yang
berdasarkan asas sama rata, jadi faktor pemberontakan tersebut
adalah ketidakadilan dari pemerintah Orde Lama.
1.PENERAPAN DEMOKRASI ORDE LAMA

Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan


paradigma yang berkembang pada situasi dunia yang diliputi
oleh tajamnya konflik ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan
keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan kondisi
sosial-budaya berada dalam suasana transisional dari
masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka.
Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi
Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasila
diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada
masa orde lama. Terdapat 3 periode implementasi Pancasila
yang berbeda, yaitu periode 1945-1950, periode 1950-1959, dan
periode 1959-1966.
Orde Lama telah dikenal prestasinya dalam memberi identitas,
kebanggaan nasional dan mempersatukan bangsa Indonesia.
Namun demikian, Orde Lama pula yang memberikan peluang
bagi kemungkinan kaburnya identitas tersebut (Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945). Beberapa peristiwa pada Orde
Lama yang mengaburkan identitas nasional kita adalah;
Pemberontakan PKI pada tahun 1948, Demokrasi Terpimpin,
Pelaksanaan UUD Sementara 1950, Nasakom dan
Pemberontakan PKI 1965.
2.PEMBENTUKAN KONSTITUANTE DAN DEMOKRASI TERPIMPIN
PRESIDEN SOEKARNO (1950-1959)

Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat


itu terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara
Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian,
Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, & Negara
Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara
Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950. Sejak 17 Agustus 1950,
Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan Undang-
Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yg menganut
sistem kabinet parlementer.Era 1950-1959 adalah di mana presiden
Soekarno memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang
Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini berlangsung
mulai dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959.
B. SEJARAH PADA MASA ORDE BARU ( 1966 – 1998 )

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden


Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama
yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru
hadir dengan semangat “koreksi total” atas penyimpangan
yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama. Orde
Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka
waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat
meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi
yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara
rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
1.MASA JABATAN PRESIDEN SOEHARTO

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5
tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara
berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Politik
Presiden Soeharto memulai “Orde Baru” dalam dunia politik Indonesia
dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri
dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.
Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan
Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19
September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia “bermaksud untuk
melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam
kegiatan-kegiatan PBB”, dan menjadi anggota PBB kembali pada
tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima
pertama kalinya.
Soeharto siap dengan konsep pembangunan yang diadopsi dari
seminar Seskoad II 1966 dan konsep akselerasi pembangunan
II yang diusung Ali Moertopo. Soeharto merestrukturisasi
politik dan ekonomi dengan dwitujuan, bisa tercapainya
stabilitas politik pada satu sisi dan pertumbuhan ekonomi di
pihak lain.Dengan ditopang kekuatan Golkar, TNI, dan
lembaga pemikir serta dukungan kapital internasional,
Soeharto mampu menciptakan sistem politik dengan tingkat
kestabilan politik yang tinggi. Eksploitasi sumber daya Selama
masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan
pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak
merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan
dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Sanksi nonkriminal diberlakukan dengan pengucilan politik
melalui pembuatan aturan administratif. Instrumen penelitian
khusus diterapkan untuk menyeleksi kekuatan lama ikut dalam
gerbong Orde Baru. KTP ditandai ET (eks tapol). Orde Baru
memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan
utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur
administratif yang didominasi militer namun dengan nasihat
dari ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak
berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih
dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan
Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang
didengar oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena
70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor kepada
Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara
pusat dan daerah.
2.PERKEMBANGAN KEKUASAAN ORDE BARU

Pada hakikatnya Orde Baru merupakan tatanan seluruh


kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan pada
kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 atau sebagai
koreksi terhadap penyelewengan penyelewengan yang terjadi
pada masa lalu
Tritura mengungkapkan keinginan rakyat yang mendalam
untuk melaksanakan kehidupan bernegara sesuai dengan
aspirasi masyarakat.
Jawaban dari tuntutan itu terdapat pada 3 ketetapan sebagai
berikut :
1.Pengukuhan tindakan pengemban Supersemar yang
membubarkan PKI dan ormasnya ( TAP MPRS No. IV dan No.
IX / MPRS / 1966
2.Pelarangan paham dan ajaran Komunisme/Marxisme-
Leninisme di Indonesia ( TAP MPRS No. XXV / MPRS / 1966 )
3. Pelurusan kembali tertib konstitusional berdasarkan
Pancasila dan tertib hukum ( TAP MPRS No. XX / MPRS /
1966 )
Pada tanggal 3 Pebruari 1967 DPR-GR yang menganjurkan
kepada Soeharto untuk melaksanakan Sidang Istimewa,
sehingga pada 20 Pebruari 1967 Presiden
Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto. Tahap
selanjutnya adalah :Penyederhanaan Partai, Memurnikan
kembali politik luar negeri bebas aktif, Menghentikan
konfrontasi dengan Malaysia dan membentuk kerjasama
ASEAN, Kembali menjadi anggota PBB.
C.SEJARAH PADA MASA ERA REFORMASI (1998 – SEKARANG)

Sejarah Reformasi 1998 - Banyak hal yang mendorong timbulnya


reformasi pada masa pemerintahan Orde Baru, terutama terletak
pada ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum. Tekad
Orde Baru pada awal kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Setelah Orde Baru memegang tumpuk kekuasaan dalam
mengendalikan pemerintahan, muncul suatu keinginan untuk terus
menerus mempertahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini
menimbulkan akses-akses nagatif, yaitu semakin jauh dari tekad awal
Orde Baru tersebut. Akhirnya penyelewengan dan penyimpangan
dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat
pada UUD 1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru.
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan
menimbulkan permasalahan politik. Ada kesan kedaulatan rakyat
berada di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di
pegang oleh para penguasa. Dalam UUD 1945 Pasal 2 telah
disebutkan bahwa “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan
dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR”. Pada dasarnya secara de jore
(secara hukum) kedaulatan rakyat tersebut dilakukan oleh MPR
sebagai wakil-wakil dari rakyat, tetapi secara de facto (dalam
kenyataannya) anggota MPR sudah diatur dan direkayasa, sehingga
sebagian besar anggota MPR itu diangkat berdasarkan ikatan
kekeluargaan (nepotisme). Keadaan seperti ini mengakibatkan
munculnya rasa tidak percaya kepada institusi pemerintah, DPR,
dan MPR. Ketidak percayaan itulah yang menimbulkan munculnya
gerakan reformasi. Gerakan reformasi menuntut untuk dilakukan
reformasi total di segala bidang, termasuk keanggotaan DPR dam
MPR yang dipandang sarat dengan nuansa KKN.
Perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional dianggap
telah menimbulkan ketimpangan ekonomi yang lebih besar.
Monopoli sumber ekonomi oleh kelompok tertentu,
konglomerasi, tidak mempu menghapuskan kemiskinan pada
sebagian besar masyarakat Indonesia. Kondisi dan situasi
Politik di tanah air semakin memanas setelah terjadinya
peristiwa kelabu pada tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini
muncul sebagai akibat terjadinya pertikaian di dalam internal
Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Krisis moneter yang melanda Negara-negara di Asia Tenggara
sejak bulan Juli 1996, juga mempengaruhi perkembangan
perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum
mampu untuk menghadapi krisis global tersebut. Krisis
ekonomi Indonesia berawal dari melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika Serikat.
Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah, maka
pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 0% dan
berakibat pada iklim bisnis yang semakin bertambah
lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami
keterpurukan yaitu dengan dilikuidasainya sejumlah
bank pada akhir tahun 1997. Sementara itu untuk
membantu bank-bank yang bermasalah, pemerintah
membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(KLBI). Ternyata udaha yang dilakukan pemerintah
ini tidak dapat memberikan hasil, karena pinjaman
bank-bank bermasalah tersebut semakin bertambah
besar dan tidak dapat di kembalikan begitu saja.
Krisis moneter tidak hanya menimbulkan kesulitan keuangan
Negara, tetapi juga telah menghancurkan keuangan
nasional.Memasuki tahun anggaran 1998 / 1999, krisis moneter
telah mempengaruhi aktivitas ekonomi yang lainnya. Kondisi
perekonomian semakin memburuk, karena pada akhir tahun
1997 persedian sembilan bahan pokok sembako di pasaran
mulai menipis. Hal ini menyebabkan harga-harga barang naik
tidak terkendali. Kelaparan dan kekurangan makanan mulai
melanda masyarakat. Untuk mengatasi kesulitan moneter,
pemerintah meminta bantuan IMF. Namun, kucuran dana dari
IMF yang sangat di harapkan oleh pemerintah belum terelisasi,
walaupun pada 15 januari 1998 Indonesia telah
menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of intent atau Lol)
dengan IMF.
1. PENGANGKATAN B.J. HABIBIE MENJADI PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
Setelah B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia
pada tanggal 21 Mei 1998. Tugas Habibie menjadi Presiden
menggantikan Presiden Soeharto sangatlah berat yaitu
berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi yang mkelanda
Indonesia sejak pertengahan tahun 1997.
Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang
ketiga B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang dinamakan
Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16
orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur
militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI.
Setelah B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada tanggal
21 Mei 1998. Tugas Habibie menjadi Presiden menggantikan Presiden Soeharto
sangatlah berat yaitu berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi yang mkelanda
Indonesia sejak pertengahan tahun 1997.
Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie
membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan.
Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu diambil dari
unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI. Dalam bidang Ekonomi,
Pemerintahan Habibie berusaha keras untuk melakukan perbaikan. Ada
beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintahan Habibie untuk memperbaiki
perekonomian Indonesia diantaranya :
a.Merekapitulasi perbankan
b.Merekonstruksi perekonomian Indonesia
c.Melikuidasi beberapa bank bermasalah
d.Menaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga di bawah
Rp. 10.000,-
e.Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan oleh IMF

Anda mungkin juga menyukai