Anda di halaman 1dari 15

MEKANISME PENETAPAN JALUR

DALAM RANGKA
PELAYANAN & PENGAWASAN IMPOR

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Dasar Hukum

INS-3/BC/2019
LOREM IPSUM
TENTANG MEKANISME PENETAPAN JALUR DALAM
RANGKA PELAYANAN DAN PENGAWASAN IMPOR

MULAI BERLAKU MENGGUNAKAN MENUNTUT PERAN


SEJAK 01 SISTEM ANALISIS AKTIF DARI SEMUA
NOVEMBER 2019 RISIKO BARU UNIT TERKAIT

2 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Perubahan

BARU
 BANYAK VARIABEL
 LESS PREDICTABLE
LAMA  DINAMIS
 IMPORTIR X KOMODITI  DECENTRALIZED
 PREDICTABLE
 STATIS
 CENTRALIZED

3 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Pengembangan Risk Engine

November 2019
Mandatory penerapan RE
05 secara nasional
Oktober 2019
Perluasan penerapan RE
04 secara penuh pada KPUBC
Tanjung Priok
Juli 2019
Perluasan penerapan RE
03 secara penuh pada KPPBC
Tanjung Perak, Belawan, April 2019
Palembang & Juanda
Penerapan RE secara
02 penuh pada
Tanjung Emas
KPPBC
Desember 2018
Penerapan RE pada Jalur
01 Merah Acak

4 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Sistem Analisis Risiko

TARGETING 1
PELANGGARAN 01  Parameter tertentu untuk
menjaring importasi berisiko.
2 CURRENT  Memerahkan importasi.

 Parameter pelanggaran
02  Bersifat nasional atau lokal.

jumlah/jenis &/ denda


maksimal jalur MA.
 Memerahkan importasi.
03 AEO MITA 3
 Parameter tertentu untuk
menilai risiko importasi AEO
4 REGULER 04  Disusun oleh Dit. Teknis
Kepabeanan
 Model tertentu berdasarkan
Artificial Intelligence/Machine
Learning.
05 ACAK 5
 Disusun oleh Dit. IKC & Dit. P2
 Model acak yg ditentukan
oleh SKP.
 Ditetapkan oleh Dit. P2.

*Bekerja Sesuai Urutan

5 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Alur Penetapan Jalur

Jalur Prioritas Jalur Hijau

Penerbitan Penerbitan Periksa


SPPB SPPB Dokumen

Start

Y
2. Cek
1. Cek AEO/ T 4. Cek Skor 5. Cek
Pelanggaran
Targetting MITA? Reguler Acak
Current

T
T Skor >
T Ada T Skor > T
3. Cek Kena Acak? Treshold
Ada Target? Pelanggaran Treshold
AEO /MITA Kuning?
Current? Merah?
Y Y
Y Y
Y

Jalur Merah Jalur Kuning

Periksa Penerbitan Periksa Penerbitan


Periksa Fisik
Dokumen SPPB Dokumen SPPB

6 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
1. Analisis Risiko Targeting

• Targeting adalah sistem untuk menjaring PIB yang sesuai dengan kriteria
dalam ruleset yang telah dibuat untuk dilakukan pemeriksaan fisik.
• Ruleset adalah kombinasi beberapa parameter elemen data yang dibuat
oleh analis berdasarkan tren importasi, analisis pasca penindakan, informasi
intelijen, dan indikator risiko lainnya.
Contoh ruleset yang sudah diimplementasikan:
• Indentor dengan bentuk Usaha Dagang dengan importasi selain komoditi
kulit semi olahan
• HS 72285010 dengan uraian barang mengandung kata bar atau bars
• HS 47079000 dengan CIF dibawah USD 100/ton.
• Targeting dapat bersifat nasional (ditentukan oleh Dit. P2) maupun lokal
(ditentukan oleh Dit. P2, KPUBC atau KPPBC).

7 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
2. Analisis Risiko Pelanggaran Current
Referensi Pelanggaran Current

PIB Merah Acak


terkena SPTNP

Daftar
Pemasok Daftar
dan Importir
Komoditi

Case A Case B

PIB Cek Pemasok Termasuk dalam PIB Termasuk dalam


List?
Cek Importir List?
dan Komoditi

Y Y

Merah
Peluang Acak
Pelanggaran
ditambah 2%
Current

8 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
3. Analisis Risiko AEO/MITA

• Parameter tertentu untuk menilai risiko importasi AEO


• Disusun oleh Dit. Teknis Kepabeanan

9 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
4. Analisis Risiko Reguler

• Model Risiko dibuat menggunakan


Tingkat Resiko machine learning berdasarkan data
PIB 1 tahun terakhir yang menggam-
High
barkan pola dokumen yang memiliki
PIB Perhitungan Tingkat Resiko kecenderungan pelanggaran.
Medium
• Setiap PIB dihitung Skor Risikonya
dengan menggunakan model risiko
Resiko = B + aV1 + bV2 +cV3 + dV4 +... Low yang telah dibuat.
• Skor Risiko PIB dijadikan dasar untuk
menentukan penjaluran sesuai
tingkat thresholdnya.
DB Risk Engine • Threshold ditentukan berdasarkan
tingkat ketersediaan resource (SDM
dan prasarana) masing-masing
Ref. Ref. Ref. Ref. Ref. Ref.
Variable A Variable B Variable C Variable D Variable E Variable F kantor.
• Model Risiko dievaluasi minimal 6
bulan sekali untuk mengurangi
potensi terbaca oleh pengguna jasa.

10 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
5. Analisis Risiko Acak

• Presentase Acak dihitung per Importir dan bergantung pada


profil risiko importir dan status Pelanggaran Current.
• Saat ini persentase merah acak ditentukan pada angka 1.5%
untuk seluruh kelompok risiko importir.

11 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Reward System (Analisis Risiko Reguler)

Pemeriksaan Y
Ada
Dokumen
Notul?
(JH/JK)
SKOR PIB

Skor > Y Ada Y Hapus


Pemeriksaan Pemeriksaan
Threshold Salah Jumlah Akumulasi
Fisik (JM) Dokumen
Merah? /Jenis? Poin
T

-1 -1

Akumulasi
Poin
-1
-1
-1
-1

• Reward System adalah pengurangan nilai risiko atas PIB Jalur Merah yang tidak ditemukan
adanya kesalahan Jumlah/Jenis yang akan digunakan pada pengajuan PIB berikutnya.
• Tujuan pengembangan sistem ini adalah untuk mengurangi pemeriksaan barang atas PIB Jalur
Merah yang selalu kedapatan sesuai.

12 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Tren Hit Rate Jalur Merah

14 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Peran Unit Vertikal

KPUBC & KPPBC


Persentase Jalur
 Mengusulkan kepada Dir P2 ambang batas tingkat persentase jalur merah,
jalur kuning, dan/atau jalur hijau.
 Memperhatikan hasil evaluasi pengenaan jalur merah, rasio beban kerja,
tingkat kelancaran arus barang, dan risiko lainnya.
 Untuk menentukan treshold di Sistem Anasilis Risiko Reguler.

Parameter Targeting
 Menyusun, memasukkan, mengevaluasi, dan memutakhirkan parameter
targeting yang bersifat lokal.
 Untuk diterapkan di Sistem Analisis Risiko Targeting.

KWBC:
1. Secara aktif menyampaikan informasi, masukan dan/atau rekomendasi
penetapan jalur oleh Sistem Analisis Risiko Importasi kepada Dir P2.
2. Melakukan koordinasi dengan KPPBC di wilayah kerjanya .

15 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
TERIMA KASIH

16 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI

Anda mungkin juga menyukai