Anda di halaman 1dari 47

Kelompok 3

Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Dengan Radang Panggul
Disusun Oleh :
1. Silfia Anggraeni (20191521)
2. Silvi Siti Aisah (20191522)
3. Siska Putri Luasianti (20191523)
4. Sri Wahyuni (20191524)
5. Sulistyaningsih (20191525)
6. Tiara Indra Pramugari (20191526)
7. Tri Rakhmawati Sa’adah (20191527)
8. Tyas Tizzarosa (20191528)
9. Wahyu Safitri (20191530)
10. Widya Gumilar (20191531)
11. Yosea Apriyadi (20191532)
12. Yuni Saidatul Mahmudah (20191533)
13. Yunika Putri Lestari (20191534)
14. Yunita Rahmawati (20191535)
Prevalensi Pelvic Inflammatory Disease
(PID)

 
Penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) dikenal sebagai suatu
kelainan yang manifestasinya dapat merusak system kesehatan reproduksi yang
menyebabkan terjadinya epidemic sekunder dari infertilitas faktor tuba dan menyebabkan
terjadinya gangguan pada outcome kehamilan, PID merupakan infeksi serius yang paling
biasa pada perempuan umur 16-25 tahun yang disebabkan oleh beberapa faktor meliputi
adat istiadat social yang liberal, insidensi pathogen menular seksual, dan pemakaian
kontrasepsi seperti alat konrasepsi dalam Rahim (AKDR).
Definisi Pelvic Inflammatory Disease (PID)

Pelvic Inflammatory Disease (PID) atau penyakit radang panggul adalah infeksi pada organ
reproduktif wanita seperti uterus, serviks, ovarium, atau tuba fallopi.Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri yang ditularkan melalui hubungan seksual

Infeksi ini cenderung lebih cepat menyebar pada saat menstruasi.Penyakit radang panggul
dapat melukai tuba fallopi dan ovarium, yang mengakibatkan sulitnya untuk hamil atau
menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik (berkembangnya fetus di tuba fallopi).
ETIOLOGI Bakteri yang dapat menyebabkan PID :

bakteri penyebab
infeksi menular • C.trachomatis dan N.Gonorrhoeae
seksual (IMS)
• Gardnerella vaginalis
• Mycoplasma hominis
• Mycoplasma genitalium
• Ureaplasma urealyticum
• Herpes simplex virus 2 (HSV-2)
• Trchomonas vaginalis
bakteri yang tergolong • Cytomegalovirus (CMV)
flora vaginalis
• Haemophilus influenza
• Streptococcus agalactiae
• Batang gram negatif (mis.Eschericia coli)
• Enterococcus
• Peptococcus
• Bakteri anaerob  
Patofisiologi

Patofisiologi PID (pelvic inflammatory disease) atau penyakit radang panggul dimulai
dari infeksi di vagina atau serviks yang didapatkan dari infeksi menular seksual (IMS),
biasanya disebabkan oleh C. trachomatis atau N. gonorrhoeae.Selanjutnya, bakteri
tersebut naik ke saluran genitalia yang lebih atas.Mekanisme penyebab kenaikan ini
diduga bersifat multifaktorial.
Lendir serviks merupakan salah satu penghalang naiknya mikroorganisme patogen ke
saluran genitalia yang lebih atas.Namun, pada kondisi infeksi yang menyebabkan
inflamasi pada vagina atau serviks, efektvitas perlindungan lendir serviks ini menjadi
berkurang.Begitu juga pada saat ovulasi dan menstruasi, efektivitas perlindungan serviks
menjadi berkurang diakibatkan perubahan hormonal.Selain itu, aliran darah menstruasi
merupakan medium biakan yang baik untuk bakteri.
Faktor lain yang mungkin berperan adalah senggama. Diperkirakan saat orgasme,
kontraksi uterus yang ritmik turut memfasilitasi naiknya bakteri ke saluran genitalia
atas.Bakteri juga dapat terbawa oleh sperma ke dalam uterus dan tuba falopii.Infeksi
pada tuba falopii ini awalnya hanya mengenai mukosa, tetapi selanjutnya inflamasi dapat
cepat menyebar ke transmural.Inflamasi ini dapat terus berlanjut ke struktur parametrial
termasuk usus.Melalui tumpahan cairan purulen dari tuba falopii atau penyebaran
limfatik, infeksi dapat berlanjut sampai melewati pelvis yang menyebabkan peritonitis
akut dan perihepatitis akut (Sindrom Fitz-Hugh–Curtis).
Faktor lain yang diduga turut terlibat dalam mekanisme terjadinya PID adalah faktor
genetik. Polimorfisme pada gen Toll-Like Receptor (TLR) yang merupakan komponen
penting pada sistem kekebalan tubuh bawaan diketahui meningkatkan risiko dari infeksi
saluran genitalia atas. Varian gen ini juga berhubungan dengan progresivitas
infeksi C.trachomatis pada PID.  
PID biasanya dimulai oleh servisitis (A).
Hal ini diikuti oleh perubahan kondisi
mikroba di vagina dan serviks (B).
Mengakibatkan vaginosis bakterial (C)
Patogen (baik yang awal maupun BV
akan naik ke traktus genital atas. Bagian
yang berwarna abu-abu adalah bagian
yang terkena

Modified from McCormack 1994 New


England Journal of Medicine 330: 115–
119.
Wanita berusia <25 tahun yang aktif secara seksual.

Memiliki banyak pasangan dalam melakukan hubungan intim.

Melakukan hubungan intim dengan seseorang yang mempunyai


Faktor pasangan seksual lebih dari satu.

Resiko Melakukan hubungan intim tanpa kondom.

Pernah mengalami infeksi seksual atau memiliki riwayat sakit radang


panggul.

Tidak membersihkan Miss V dengan sabun khusus


Keluhan atau gejala yang paling sering muncul adalah :
• Nyeri menusuk dibagian bawah abdomen. Biasanya sifat
nyerinya tumpul, sakit atau kram,bilateral dan tetap.
Manifestasi Dimulai beberapa hari setelah permulaan siklus
menstruasi terakhir.
Klinis • Perdarahan vagina pasca koitus
• Mengeluarkan keputihan dapat bercampur nanah
Kriteria minimum untuk diagnosis • Demam dengan suhutubuh > 38,30C merupakan gejala-
klinis adalah sebagai berikut gejala diakhir
(ketiga-tiganya harus ada)
• perjalanan klinis penyakit
1. Nyeri gerak serviks • Bila infeksi menyumbat tuba falopi maka tuba yang
2. Nyeri tekan uterus tersumbat bisa membengkak dan berisi cairan. Sebagai
akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan
3. Nyeri tekan adneksa menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan.
• Nadi meningkat, pernapasan bertambah dan tekanan
darah mungkin dalam batas normal.
Pathway
Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorim
2. USG transvaginal
3. Computerized tomography (CT)
4. MRI
5. Kuldosentesis
6. Biopsy endometrium
7. Laparaskopi
Penatalaksanaan
Terapi
Klien dengan penyakit akut yang menderita abses dalam panggul atau tubaovarium dan sindrom fitz-hugh-curtis,
seringkali membutuhkan perawatan.Duduk rendam dengan air hangat dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan
kenyamanan serta penyembuhan.Klien sebaiknya ditidurkan pada posisi semi fowler untuk memungkinkan
pengeluaran cairan rabas mukopurulen.
• Terapi antibiotic rawat jalan terdiri atas cefoxitin 2 gram intramuskuler ditambah probenecid 1gr per oral atau
ceftriaxone 250 mg intramuskuler. Terapi ini dikombinasikan dengan doksisiklin 100 mg per oral 2 kali sehari selama
14 hari. Pengobatan alternative meliputi ofloxacin 400 mg per oral 2 kali sehari selama 14 hari yang ditambah dengan
klindamicin hidroclorida 450 mg per oral 4 kali sehari selama 14 hari atau dengan metronidazole 500 mg per oral 2
kali sehari selama 1 hari (Bowie et al 1994)
• Terapi antibiotic spectrum luas diberikan secara intra vena saat klien di rawat inap yaitu:
• Regimen A: cefoxitin 2 gr IV setiap 6 jam atau cefotetan 2 gr IV setiap 12 jam. Dilanjutkan minimal selama 48 jam
setelah klien tidak demam. Obat ini dikombinasikan dengan doksisiklin 100 mg setiap 12 jam per oral atau per IV
selama 10-14 hari.
• Regimen B: clindamicyn 900 mg IV setiap 8 jam minimal selama 48 jam setelah klien tidak demam. Obat ini
dikombinasikan dengan gentamisin, dosis pembebanan (loading dose) 2 mg/kg berat bada melalui IV atau IM,
kemudian 1,5 mg/kg berat badan setiap 8 jam sampai pulang. Setelah pulang berikan doksisiklin 100 mg per oral
setiap 12 jam selama 10- 14 hari
Pencegahan
Jangan berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan.

Gunakan kondom saat berhubungan seksual.

Periksa kesehatan rutin jika memiliki risiko tertular infeksi menular seksual.

Konsultasikan pilihan dan rencana penggunaan alat kontrasepsi dengan


dokter.

Bersihkan area kemaluan dari depan ke belakang dan jangan sebaliknya.


Konsep asuhan keperawatan

1. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama: Ny. M
Umur : 25 tahun
Alamat : Pati
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Tanggal MRS : 2 Desember 2020
No. RM : 34252
Ds. Medis : Pelvic Inflammatory Disease (PID)
B. Riwayat Pengkajian

1. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri pinggang belakang bagian tengah.
P : nyeri saat istirahat dan beraktivitas.
Q : Seperti tertekan dan ditusuk-tusuk
R : Pinggang bagian tengah
S:7
T : muncul terus-menerus

2. Riwayat kesehatan sekarang


Pasien mengatakan sakit nyeri pinggang bagian tengah dirasakan semakin hebat, nyeri dirasakan seperti tertekan
dan ditusuk-tusuk benda tajam, nyeri dirasakan terus-menerus, nyeri tidak menghilang dengan istirahat.Nyeri
semakin dirasakan saat bergerak, nyeri dirasakan pada skala 7.Tidak ada rasa kesemutan maupun baal pada kaki
pasien, tidak ada keluhan pada BAK dan BAB pada pasien.Pasien juga mengeluhkan mual dan tidak ada muntah.
Lalu pasien dibawa ke rumah sakit pada tanggal 17 November 2020 dibawa ke IGD RSUD dengan hasil TTV :
TD = :120/90 mmHg, N =80 x/menit, S =39 oC, RR =20 x/menit, mendapatkan terapi infus RL 20 tpm, injeksi
ketorolac 30mg/12 jam, ranitidine 50mg/6 jam, meloxicam 15mg/hari. kemudian dibawa ke ruang Cempaka II
untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
3. Riwayat menstruasi
Pasien mengatakan saat menstruasi pada umur 15 tahun, siklus menstruasi
28 hari, lama menstruasi 7 hari dan menstruasi nya teratur, dan selama
menstruasi tidak mempunyai keluhan.
4. Riwayat Obstetri
Status Obstetri : G1 P1 A0
5. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan ± 2 tahun smrs pasien mengalami keputihan yang terkadang gatal,
berbau amis, dan berwarna kekuningan, keputihan yang keluar tidak terlalu banyak,
keputihan timbul tidak menentu, sebulan bisa 1-2 kali. Dan pasien tidak ke dokter
ataupun minum obat, karena pasien beranggapan kalau penyakitnya adalah keputihan
biasa.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan, suami pasien mengalami nyeri saat BAK, dan keluar nanah, pasien
dan suami tidak tahu penyebabnya dan tidak mengobati penyakit suaminya.
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Tampak meringis dan lemas
2. Kesadaran : Composmentis GCS= E : 4, V : 5, M : 6
3. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit ( kekuatan nadi kuat )
Suhu : 39 oC
Respirasi : 20 x/menit ( kecepatan pernapasan normal )
4. BB : 60 kg TB : 162 cm
5. IMT : BB/TB = 60/(1,62)2 = 60/2,62= 22,9 (normal)
2

6. Kepala :
I : Bentuk mesocepal, rambut bersih, tidak tampak ketombe , tidak beruban, tidak ada lesi.
Pa : Tidak terdapat lesi dikepala, tidak ada benjolan.
• Mata :
I : Bentuk simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak iterik, tidak ada edema, reaksi pupil terhadap cahaya baik.
Pa : Tidak ada massa dan nyeri tekan.
• Telinga :
I : Bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada penumpukan serumen, tidak ada gangguan pendengaran.
Pa : Tidak ada nyeri tekan pada telinga.  
• Hidung :
I : Bentuk simetris, tidak ada penumpukan secret.
Pa : Tidak ada nyeri tekan pada hidung.
•Mulut :
I : Tidak ada stomatitis, mukosa bibir kering, lidah bersih, gigi pasien sudah tumbuh 16,4 gigi seri depan,4 gigi
seri samping,4 gigi taring dan 4 gigi geraham, tidak ada pembengkakan pada gusi.
Pa : Tidak ada nyeri tekan lidah.
 
7. Leher :
I : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada lesi.
Pa : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan.
8. Dada
•Paru paru
I : bentuk dada normal pengembangan paru kiri dan kanan simetris, tidak ada lesi
Pa : tidak ada fraktur,tidak ada benjolan dan tidak ada lesi,vokal fremitus kiri dan kanan sama.
Pe:perkusi paru sonor
A :Suara paru vasikuler, tidak ada suara tambahan
• Jantung
I : ictus cordis tidak tampak, tidak ada jejas
Pa:ictus cordis teraba pada intercostal ke 4 dan 5 midklavikula sinistra
Pe:pada bagian batas jantung terdengar pekak
A :S1 dan S2 murni, tidak ada suara tambahan
9. Abdomen :
I = simetris, tidak ada lesi
A = bising usus terdengar 14x/menit
Pe = suara perut tympani
Pa = tidak ada nyeri tekan, kulit teraba hangat
10. Ekstremitas
Atas:Tidak ada edema, tangan kanan dan kiri dapat bergerak.
Bawah:Tidak ada edema, kaki kanan dan kiri dapat bergerak.
5 5
5 5
 
11. Genetalia : keputihan
12. Pengkajian Pola Fungsional menurut Virginia Henderson.
•Pola Bernapas.
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak sesak napas
Selamasakit : Pasien mengatakan bisa bernapas dengan baik dan tidak menggunakan alat bantu bernapas.
•Pola Nutrisi dan Cairan.
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa frekuensi makan secara teratur 3xsehari dengan nafsu makan baik dan
menghabiskan 1 porsi, jenis makanan nasi, sayuran, lauk pauk, tidak memiliki alergi. Frekuensi minum kurang
lebih 8 gelas / hari dengan volume 1500cc, jenis minum air putih dan teh.
Selama sakit : Pasien mengatakan bahwa frekuensi makan secara teratur 3xsehari dengan nafsu makan baik dan
menghabiskan ½ porsi makan, jenis makan sesuai program diet rumah sakit, tidak memiliki alergi. Frekuensi
minum 3-5 gelas/hari dengan volume 1200cc, jenis minum air putih dan teh.

Observasi :
A (Antropometri) BB : 60 kg TB : 162 cm = 1,62 m
IMT : BB/TB2 = 60/(1,62)2 = 60/2,62= 22,9 (normal)
B (Biochemical) Hb :5,34 g/dL
C (Clinical) turgor kulit <2 detik, konjungtiva anemis
D (Diet) Diet sesuai program Rumah Sakit
• Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1xsehari berbentuk lunak, bau khas, dan berwarna kuning kecoklatan.
BAK 4-7 x/ hari , bau amoniak , berwarna kuning pucat, pancaran kuat, jumlah 250cc sekali BAK, perasaan
setelah BAK lega, total produksi urin + 1500 -2000 cc/hari.
Selama sakit : Pasien mengatakan BAB 1xsehari (kadang-kadang) bebentuk cair sedikit ada ampas, bau khas
dan berwarna kuning, tidak ada darah . BAK 3-4 x/hari, bau amoniak, berwarna kuning pucat, pancaran lemah
menetes, jumlah 100cc sekali BAK, perasaan setelah BAK nyeri dan tidak puas, total produksi urin + 1000- 1500
cc/hari.
• Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak pernah tidur siang, tidur malam selama 7-8 jam/hari, tidak ada
Pengantar tidur, tidak ada gangguan tidur, dan perasaan watu bangun nyaman.
Selama sakit : Pasien mengatakan bahwa selama sakit pasien tidur siang selama 1 jam/hari, tidur malam 5
jam/hari, tidak ada Pengantar tidur, gangguan tidur sering terbangun, dan perasaan waktu bangun masih merasa
ngantuk.
• Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bisa beraktivitas secara mandiri.
Selama sakit : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sendiri seperti mandi, BAK, dll. Harus
dibantu dengan bantuan istrinya.
• Berpakaian
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bisa berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain.
Selama sakit : Pasien mengatakan dalam menggunakan pakaian dibantu istrinya.
• Mempertahankan suhu tubuh normal dan modifikasi lingkungan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan memakai pakaian tebal jika dingin dan tipis jika cuaca panas.
Selama sakit : Pasien mengatakan memakai pakaian tipis karena panas.

• Personal hygiane dan berhias diri.


Sebelum sakit : Pasien mengatakan mandi 2xsehari dan gosok gigi 2x/ hari dan keramas setiap hari.
Selama sakit : Pasien mengatakan mandi dengan sibin dibantu anaknya 2xsehari dan gosok gigi 2x/hari.
 
• Aktivitas mencegah kecelakan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bisa menghindari aktivitas yang menyebabkan kecelakan tanpa bantuan orang
lain.
Selama sakit : Pasien mengatakan tidak bisa menghindari aktivitas yang menyebabkan kecelakan tanpa dibantu
oleh orang lain.

• Komunikasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mampu berkomunikasi dengan baik.
Selama sakit : Pasien mengatakan mampu berkomunikasi dengan baik tetapi masih membutuhkan orang lain.

• Beribadah
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bisa beribadah sendiri.
Selama sakit : Pasien mengatakan hanya bisa berdoa diatas tempat tidur.
• Bermain dan rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat bermain dan berekreasi dengan keluarganya.
Selama sakit : Pasien mengatakan tidak bisa berekreasi dan hanya beraktivitas diatas tempat tidurnya.
 
• Aktivitas Bekerja
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat melakukan pekerjaanya sehari-hari dengan baik.
Selama sakit : Pasien mengatakan tidak dapat beraktivitas dan bekerja dengan baik.

• Aktivitas Belajar
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat menambah pengetahuan melalui media elektronik.
Selama sakit : Pasien mengatakan dapat menambah ilmu pengetahuan melalui penkes dari perawat ,
ahli gizi tentang cairan yang masuk, dan mengajarkan untuk diet.
Lab swab vagina
• Bahan: secret vagina
• Px. Gram : coccus gram positive
• Diploccus gram negative : positive intracell dan extracell

E. Penatalaksanaan
Farmakologis
• Terapi infus RL 20 tpm
• Ketolorac 30mg/12 jam,
• Ranitidine 50mg/6 jam
• Meloxicam 15mg/hari
Non Farmakologis
• Tirah baring
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. DS :
Pasien mengatakan sakit nyeri pinggang bagian tengah dirasakan semakin hebat, nyeri dirasakan
seperti tertekan, nyeri dirasakan terus menerus, nyeri tidak menghilang dengan istirahat.
P : nyeri saat istirahat dan beraktivitas. Q : Seperti tertekan dan ditusuk-tusuk. R : Pinggang bagian
tengah. S : 7. T : muncul terus-menerus.
DO :
Keadaan umum : tampak meringis dan lemah , TD :120/90 mmHg, N : 80 x/menit, S : 39 Oc,
RR :20x/menit

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan dengan tanda mayor
pasien mengatakan nyeri pinggang di bagian tengah, tampak meringis, gelisah, dan sulit
tidur.
2. DS :
Pasien mengatakan badan terasa lemas dan demam beberapa hari terakhir ini.
DO :
Akral teraba hangat
TD :120/90 mmHg
N : 80 x/menit
S : 39 oC
RR :20x/menit

Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit reaksi inflamasi dibuktikan dengan


tanda mayor suhu tubuh diatas nilai normal yaitu 39oC
3. DS :
Pasien mengatakan tidak mengetahui apa penyakit yang diderita.
DO :
Pasien Nampak belum begitu mengetahui tentang penyakitnya, karena
pasien sudah lama mengalami keputihan yang berbau dan suami pasien
mengalami nyeri saat BAK dan keluar nanah. Pasien dan suami tidak tau
penyebabnya dan tidak mengobatinya.

Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan


tanda mayor pasien tidak mengetahui apa penyakit yang diderita (menunjukkan perilaku
tidak sesuai anjuran dan menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah)
NURSING NOTE
PROGRESS NOTE
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai