Anda di halaman 1dari 27

INFUS

(Terapi Intravena)

Ica Fitriah A181067


Ima Susilawati A181017
Meilinia Sumpena Putri A181071
Dosen:
apt. M. Hilmi Fathurrahman, M.Farm.
Materi:
01 Pendahuluan Infus (Terapi Intravena)
 Definisi Infus
 Tujuan Pemberian Infus

02 Peralatan Infus
 Alat-Alat Infus
 Infus Set

03 Terapi Infus
 Tipe-Tipe Pemberian Infus
 Tipe-Tipe Cairan Infus
 Indikasi dan Kontraindikasi

04 Aspek Lain
 Komplikasi
 Permasalahan
 Keamanan
01
PENDAHULUAN INFUS
(TERAPI INTRAVENA)
Definisi Infus
Terapi Intravena (IV) adalah
menempatkan cairan steril melalui
jarum, langsung ke vena pasien.
Biasanya cairan steril mengandung
elektrolit (natrium, kalsium, kalium),
nutrient (biasanya glukosa), vitamin
atau obat.

(Brunner & Sudarth, 2002)


Tujuan Pemberian Infus
Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air,
elektrolit,vitamin, protein, lemak, dan kalori, yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral 0
Memperbaiki keseimbangan asam-basa dan komponen-
komponen darah

Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh

Memonitor tekanan vena sentral (CVP) dan memberikan nutrisi


pada saat sistem pencernaan mengalami gangguan
02
PERALATAN INFUS
Alat-Alat
Infus
Infus Set Cairan Parenteral

Abocath Handscoon
Alat-Alat
Infus
Nairbeken GUnting

Perlak Hypafix
Alat-Alat
Infus
Betadine Kapas Alkohol

Kasa Steril Torniquet


INFUS SET
Jenis Infus Set

INFUS SET MAKRO INFUS SET MIKRO TRANSFUSI SET


• Infus set yang memiliki • Infus set yang memiliki • Infus set yang memiliki
factor tetes yang besar. factor tetes lebih kecil. factor tetes yang besar
• Digunakan untuk pasien • Digunakan untuk pasien dan terdapat blood filter.
dengan kebutuhan cairan dengan kebutuhan cairan • Fungsi utamanya
sedang-banyak. kecil (pasien penyakit sebagai saluran untuk
• Digunakan untuk pasien jantung). melakukan transfuse
dewasa. • Digunakan untuk bayi darah atau produk darah
dan anak-anak. lainnya.
Bagian-Bagian Infus Set

SPIKE CUP SPIKE/PENETRATE AIR VENTED DRIP CHAMBER BLOOD FILTER


NEEDLE INFUSE

Sebuah penutup Plastik tajam Berfungsi sebagai Tabung yang Sebagai penyaring
penetrate needle berbentuk jarum, penyetabil udara di menampung darah dan
yang ada di infus berfungsi sebagai tabung tetesan dan tetesan infus mencegah trombos
set atau transfuse, factor tetes juga sebagai sebelum mengalir masuk ke aliran
berfungsi agar ventilasi ketika ke selang yang darah
penetrate needle memberikan infus berfungsi
tetap steril dalam bentuk vial mencegah emboli
udara
Bagian-Bagian Infus Set

SOLUTION FILTER ROLLER CLAMP SET Y-IJECTION IJECTION SITE INFUSION TUBE
CONNECTOR

Penghubung Berfungsi untuk Berfungsi sebagai Penghubung conector Sebagai penghubung


antara dip chamber mengatur tetsan tempat dan infusion tube, untuk mengalirkan cairan
dan tube untuk cairan penyuntikan obat digunakan sebagai infus kedalam pembuluh
mencegah via bolus atau tempat menyuntikkan darah vena
pertikel/bakteri intravena obat intravena atau
masuk kedalam bolus
pembuluh vena.
Bagian-Bagian Infus Set

CONECTOR NEEDLE HUB NEEDLE CAP

Merupakan salah Jarum pada conector Penutup jarum agar


satu bagian yang berfungsi terjaga kesterilannya
penghubung selang sebagai needle dan mencegah
infus dan abocath spooling dan juga tertusuknya jarum
untuk infus jenis vial
dan flash.
Ukuran Abocath

16G
20G 18G
26G 22G

NENONATUS, BAYI, BAYI, ANAK, DAN ANAK DAN ANAK DAN DEWASA
ANAK, DAN DEWASA DEWASA DEWASA
DEWASA (TERUTAMA USIA
(TERUTAMA USIA LANJT)
LANJT)
ABOCATH/IV CATHETER
03
TERAPI INFUS
Terapi Infus (Terapi Intravena)

Terapi intravena (IV) digunakan untuk memberikan


cairan ketika pasien tidak dapat menelan, tidak sadar,
dehidrasi atau syok dimana diberikan garam yang
berfungsi mempertahankan keseimbangan elektrolit atau
glukosa yang diperlukan untuk metabolisme dan
memberikan medikasi.

(Perry & Potter, 2006)


Tipe-Tipe Pemberian Infus
1. Continous Infusion (infus berlanjut) dapat
diberikan secara tradisional melalui cairan
yang digantung, dengan atau tanpa pengatur
kecepatan aliran.
2. Intermitten Infusion (Infus Sementara) dapat
diberikan melalui heparin lock, “piggy bag”
untuk infus yang kontiniu, atau untuk terapi
jangka panjang melalui perangkat infus.

(Perry & Potter, 2006)


Tipe-Tipe Cairan Infus
• Cairan Hipotonik: Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum,
sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum.
ex: NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%

• Cairan Isotonik: Osmolaritas cairannya mendekati serum, sehingga terus


berada di dalam pembuluh darah.
ex: Cairan RingerLaktat (RL) danlarutan garam fisiologis (NaCl 0,9%)

• Cairan Hipertonik: Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,


sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam
pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan
produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya
kontradiktif dengan cairan Hipotonik.
ex: Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik dextrose 5%+ringerLactate,
dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.

(Perry & Potter, 2006)


Indikasi & Kontraindikasi
Pemberian Terapi Intravena

Menurut Perry & Potter (2006) indikasi


pada pemberian terapi intravena:
Pada seseorang dengan penyakit berat,
pemberian obat melalui intravena Menurut Darmadi (2008)
langsung masuk ke dalam jalur kontraindikasi pada pemberian
peredaran darah. terapi intravena:
Inflamasi (bengkak, nyeri,
demam) dan infeksi di lokasi
pemasangan infus.
02
ASPEK LAIN
Komplikasi Terapi Intravena (Infus)
Menurut Darmadi (2010) beberapa komplikasi yang dapat terjadi dalam
pemasangan infus:
1. Hematoma, keadaan dimana darah mengumpul dalam jaringan tubuh
akibat pecahnya pembuluh darah arteri vena atau kapiler, terjadi akibat
penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum, atau “tusukan”
berulang pada pembuluh darah.
2. Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan
pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh
darah.
3. Plebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi akibat
infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
4. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi
akibat masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh
darah, menyebabkan rasa perih/sakit dan reaksi alergi.
Permasalahan
o Jarum infus tidak masuk vena
o Ditusuk berkali-kali
o Pipa tersumbat, terlipat, dan
tangan fleksi
o Jarum bergeser dan menusuk
keluar jaringan pembuluh vena
Keamanan
01 02

Sterilitas Pemasangan Plaster


- Jarum suntik Posisi disesuaikan dan
- Cairan infus
dipastikan merekat
- Praktikan
dengan benar
Pemilihan Tempat dan Arah
Abocath Penusukan
Sesuaikan dengan
Disesuaikan dengan
ukuran, kasus dan umur
prosedur penginfusan

03 04
Daftar Pustaka

A Potter, & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan
Praktik. edisi 4, Volume 2. Jakarta: EGC.
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial : Problematika Dan Pengendaliannya. Jakarta : Penerbit
Salemba Medika.
Darmadi, 2010.Infeksi Nosokomial.Jakarta : Salemba.
International Emergency Medicine Education Project
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai