1 Berdasarkan usia pemakai Busana bayi, busana anak, busana remaja dan
busana dewasa
Pakaian musim dingin, pakaian musim panas, pakaian musim semi, pakaian musim
7 Berdasarkan musim/waktu gugur
Pakaian dari bahan tenunan, pakaian dari bahan rajutan, pakaian dari kulit
binatang, pakaian dari bahan non woven, pakaian dari bahan kombinasi dan lain
8 Berdsarkan asal bahan sebagainya
Berdasarkan kepercayaan Busana muslim, busana kesusteran, busana pendeta, busana biksu, dan lain
9 atau agama pemakai sebagainya sebagai identitas agama
Busana China, busana Jepang, busana Korea, busana India, busana Thailand,
10 Busana suku/negara busana Jawa, busana Melayu, busana Batak, dan busana daerah dan negara lainnya
Berdasarkan warna dan
11 motif Busana batik, busana lurik, busana polos, busana motif
Berdasarkan model Busana kemeja, gaun, jaket, celana panjang, celana pendek, legging, kaos, jas,
12 produk garmen blazer, vest, sweater, rok, kebaya, lingeri, dan sebagainya.
Berdasarkan aktivitas Pakaian formal (formal wear), pakaian santai (casual wear), dan pakaian aktif
13 manusia (active wear)
KARAKTERISTIK PRODUK GARMENT
• PAKAIAN FORMAL
Digunakan untuk acara formal resmi, seperti ke pesta, ke kantor, menghadiri acara
kenegaraan, dan acara resmi lainnya . Pada umumnya terbuat dari bahan tenunan, bisa
berasal dari wool, sutera, serat sintetis, ataupun katun.
Desain Pakaianya seperti : kemeja, jas, blazer, rok/gaun, dan celana panjang
Casual Wear
Proses manufaktur
Alur Produksi Garmen
Alur Produksi Garmen
• Alur proses produksi Garment
Persiapan pola dan Marker
Persiapan kain dan aksesorisnya
Gelar susun (Spreading)
Pemotongan (Cutting)
Penjahitan ( Sewing )
Inspeksi ( Line – middle – Final )
Pengepresan dan penyetrikaan (pressing and Ironing)
Pengepakan (packing)
Pembuatan Pola
Pembuatan Contoh pakaian
jadi
Pola sample (pattern sample)
dibuat dari size yang paling
kecil, dibuat dengan
pengembangan pola dasar
yang sudah ada
Grading Pola dan Pembuatan Marker
• Grading pola adalah proses memperbesar atau
memperkecil suatu pola tanpa merubah model,
menjadi pola lain dengan ukuran yang berbeda dari
pola dasarnya.
• Marker adalah susunan pola-pola diatas kertas yang
mempunyai lebar tertentu, biasanya kertas yang
digunakan harus mudah di gambar (Tidak licin, tipis
dan tidak mudah sobek). Tata letak pola pada
marker diatur sedemikian rupa sehingga didapat
penggunaan kain yang efisien.
Grading and Marker
Spreading / Gelar Susun Kain
• Spreading adalah penggelaran kain pada meja potong
sambil dilakukan penumpukan atau penyusunan kain
secara rata.
• Tujuan nya untuk mendapatkan tumpukan kain yang
siap untuk dipotong sesuai pola yang ada di marker
• Proses gelar susun kain dilakukan dengan cara menarik
kain dari rol kain sesuai dengan panjang marker yang
dibuat.
• Penarikan dilakukan berulang – ulang hingga tinggi
gelaran kain sesuai kapasitas mesin potong.
Cutting (Pemotongan Kain)
• Kain digelar susun sesuai kebutuhan, selanjutnya
dilakukan proses pemotongan kain. Tujuan pemotongan
kain adalah untuk memisahkan bagian – bagian
komponen pakaian sesuai dengan pola pada marker
• Persyaratan pemotongan kain yang baik :
• Presisi pemotongan
• Hasil pemotongan harus bersih
• Pinggiran kain hasil pemotongan tidak saling menempel
• Pemotongan yang konsisten
Numbering (Penomoran)
• Penomeran dimaksudkan agar komponen yang
akan di jahit menjadi pakaian yang berasal dari
satu gelaran atau gulungan kain yang sama,
dengan demikian akan terhindar dari jahitan
yang berbeda ukuran dan shading warna (beda
warna).
• Penomoran dilakukan dengan menggunakan
kertas (sticker) yang mudah dilepas dan tidak
menimbulkan bekas
• Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam penomoran
adalah :
1. Nomor penggelaran
2. Nomor lot kain
3. Nomor urut kain
4. Size komponen (ukuran komponen)
Urutan nomor yang digunakan yaitu angka-angka dan huruf
dengan urutan sbb :
Job number (2digit)+huruf size(SRL)+size (2digit)+ nomor urut
(3digit)
Contoh : 23R34056
Job Number : nomor identitas order yang digunakan
Huruf Size : S (short), R (reguler), L (Long)
Size : Ukuran
Nomor urut : mulai dari 001 - 999
Bundling (pembundelan)
• Proses Bundling yaitu proses pengelompokan
komponen berdasarkan ukuran, warna, dan jumlah
• Bundling dapat menggunakan potongan kain yang
Panjang untuk mengikat satu bagian komponen
• Kertas marker yang terpotong Bersama komponen
disertakan dalam bundle komponen sebagai
informasi identitas komponen untuk mempermudah
operator dalam proses penjahitan.
Fushing (Perekatan Interlining)
• Proses fushing adalah proses melekatkan
interlining pada komponen pakaian jadi
tertentu dengan menggunakan mesin fushing
• Yang harus diperhatikan saat proses
perekatan interlining adalah :
- Saat perekatan dengan kain utama, posisi
interlining 3mm dari tepi kain
- Perekatan dilakukan pada bagian bawah kain
- Suhu mesin harus bias melelehkan resin
interlining agar menempel pada kain
- Tekanan dan waktu saat merekatkan
interlining harus diatur agar interlining
menempel dengan sempurna.
Sewing (Penjahitan)
• Proses penjahitan (sewing) adalah penggabungan
komponen pakaian menjadi pakaian jadi atau pakaian
lengkap.
• Penggabungan ini dilakukan dengan cara membentuk
sambungan (seam)
• Penggabungan komponen pakaian jadi ini harus
memenuhi standar yang ditetapkan
• Penjahitan komponen adalah penggabungan potongan
bahan kain penyusun suatu komponen pakaian menjadi
satu komponen lengkap, seperti proses penjahitan
kerah, manset, dan yoke
• Proses perakitan pakaian adalah proses penggabungan
komponen pakaian jadi hingga menjadi suatu pakaian
jadi yang lengkap.
Finishing (Penyempurnaan)
• Proses finishing berfungsi untuk menyelesaikan suatu
produk hingga produk tersebut memiliki tampilan yang
bagus dan menarik. Adapun proses yang termasuk di
dalam finishing :
- Buttoning, pembuatan lubang kancing dan pemasangan
kancing pada pakaian jadi hasil sewing
- Bartacking, jahitan yang memperkuat bagian dari pakaian
yang mudah rusak atau membutuhkan kekuatan lebih
- Thread removal, proses membersihkan benang – benang
yang menempel pada permukaan pakaian jadi.