Anda di halaman 1dari 49

REFERAT

HIPERTENSI PRIMER

Disusun oleh :
SAKILA ERSA PUTRI HTS, S.KED
2106111006

Pembimbing :
dr. RAHMAWATI, Sp. PD-KGH

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CUT MEUTIA
LHOKSEUMAWE
NOVEMBER 2021
DEFENISI
Hipertensi Primer
 Hipertensi esensial, primer atau hipertensi idiopatik merupakan tekanan darah tinggi
yang tidak diketahui penyebabnya
 Hipertensi esensial (95%) dan hipertensi sekunder.
 Hipertensi esensial disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan

Kategori Sistolik   Diastolik


Tekanan darah normal <120 dan <80
Pre-hipertensi 120-139 dan/atau 80-89
Hipertensi I 140 dan/atau 90
Hipertensi II 160 dan/atau 100
EPIDEMIOL
OGI
● Hipertensi merupakan penyakit yang banyak ditemukan di dunia, dan
kejadiannya terus mengalami peningkatan seiring dengan kemajuan zaman.
Meningkatnya prevalensi hipertensi setiap tahun menjadi masalah utama
karena menjadi faktor resiko utama dari penyakit kardiovaskular dan stroke
yang sering terjadi di negara berkembang dan negara maju.

Kejadian Hipertensi menempati peringkat pertama penyakit tidak menular


Pada tahun 2018 yaitu sebanyak 185.857 kasus, kemudian disusul oleh
DM tipe 2 sebanyak 46.174 kasus dan disusul oleh Obesitas sebanyak
13.820 kasus. Penderita hipertensi di usia ≥ 18 tahun terus meningkat,
berdasarkan data pada 2013,prevalensi hipertensi usia≥ 18 tahun mencapai
25,8% dan meningkat menjadi 34,1% di tahun 2018
● Data World Health Organization (WHO) Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes RI) 2019
menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi menunjukkan prevalensi kejadian hipertensi pada
di dunia mencapai sekitar 1,13 miliar orang dewasa berusia ≥ 25 tahun di dunia adalah
individu, artinya 1 dari 3 orang di dunia sekitar 38,4. Prevalensi kejadian hipertensi di Asia
terdiagnosis hipertensi. Peningkatan jumlah Tenggara mencapai 36,6%. Dan angka kejadian
hipertensi diperkirakan akan terus akan terus meningkat, pada tahun 2025 terdapat
meningkat hingga 1,5 miliar individu pada sekitar 29% orang dewasa diprediksi akan
tahun 2025, dengan tingkat kematian mengidap hipertensi.
mencapai 9,4 juta individu

● Prevalensi hipertensi di negara berkembang


mencapai 25% - 41,1% pada laki-laki dan
27,2% - 38,7% pada wanita. Sedangkan, di
negara maju prevalensinya mencapai 20% -
30 % dengan prevalensi yang mendapatkan
tatalaksana sekitar 51% - 66% dan hanya
27% - 66% dari yang mendapatkan
tatalaksana mencapai tekanan darah
terkontrol
ETIOLOGI
Hipertensi esensial atau hipertensi idiopatik
merupakan suatu keadaan tekanan darah
tinggi yang penyebabnya tidak diketahui
Hipertensi esensial memiliki sebagian besar kasus Meskipun penyebab hipertensi
idiopatik. Hipertensi esensial dikenal sebagai esensial ini belum diketahui, tetapi
penyakit multifaktorial yang dapat terjadi akibat terdapat beberapa informasi
berbagai faktor seperti genetik, lingkungan dan mengenai variasi genetik atau gen
gaya hidup. Peningkatan asupan garam dapat yang dieskpresikan secara
meningkatkan risiko terkena hipertensi. berlebihan atau fenotipe perantara
yang diatur untuk menyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan
darah

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan


tekanan darah tinggi, termasuk :
(1) obesitas, (2) resistensi insulin, (3) asupan alkohol
yang tinggi, (4) asupan garam yang tinggi (pada
pasien yang sensitif terhadap garam), (5) penuaan,
(6) stres, (7) asupan kalium rendah, dan (8) asupan
kalsium rendah.
FAKTOR
RESIKO
Faktor Resiko yang tidak dapat Faktor Resiko yang dapat
dimodifikasi dimodifikasi

 Riwayat hipertensi pada keluarga  Merokok


(Genetik)  Stres
 Umur  Obesitas
 Jenis Kelamin  Konsumsi Garam
 Aktivitas Fisik
 Kurang asupan kalium
PATOFISIOL
OGI
&
PATOGENESI
S
Mekanisme terjadinya hipertensi esensial ini sebenarnya tidak diketahui dengan pasti.
Banyak faktor patofisiologis yang terjadi dalam terjadi hipertensi esensial, seperti :
 Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis,
 Peningkatan paparan atau respon terhadap stres psikososial,
 Kelebihan produksi hormon penahan natrium dan vasokontriktor,
 Asupan natrium tinggi jangka panjang, asupan makanan yang tidak cukup kalium dan
kalsium,
 Peningkatan atau sekresi renin yang tidak sesuai dengan hasil peningkatan produksi
angiotensin II dan aldosteron,
 Defisiensi vasodilator seperti rostasiklin,
 Oksida nitrat (NO), dan peptida natriuretik; perubahan ekspresi sistem kallikrein kinin yang
mempengaruhi tonus vaskular dan penanganan garam ginjal,
 Kelainan pembuluh darah resistensi, termasuk lesi selektif pada mikrovaskuler ginjal;
diabetes mellitus; resistensi insulin; kegemukan; peningkatan aktivitas faktor pertumbuhan
vaskular;
 Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung, sifat inotropik
jantung, dan tonus vaskular; dan perubahan transpor ion seluler.
Patogenesis

1 Renal Pressure Natriuresis

2 Salt Sensitivity

3 RAAS (Renin Angiotensin Aldosterone System) Overactivity

4 Overaktivitas Simpatis
Patomekanisme Renal-pressure Natriuresis
Faktor-faktor yang berpengaruh pada
pengendalian tekanan darah
Perjalanan penyakit hipertensi esensial berkembang
dari hipertensi yang kadang–kadang muncul menjadi
Patogenesis hipertensi esensial
hipertensi yang persisten. Setelah periode asimtomatik
bersifat multifaktorial dan sangat yang lama, hipertensi persisten berkembang menjadi
kompleks. hipertensi dengan komplikasi, dimana kerusakan
Berbagai faktor terlibat dalam organ target di aorta dan arteri kecil, jantung,
regulasi tekanan darah jangka ginjal, retina dan susunan saraf pusat.
pendek dan jangka panjang
untuk perfusi jaringan termasuk
sebagai berikut:
● Curah jantung dan volume Progresifitas hipertensi dimulai dari prehipertensi
darah sirkulasi pada pasien umur 10–30 tahun (dengan
● Kaliber vaskular, elastisitas, meningkatnya curah jantung) kemudian menjadi
dan reaktivitas hipertensi dini pada pasien umur 20–40 tahun (dimana
● Mediator humoral tahanan perifer meningkat) kemudian menjadi
hipertensi pada umur 30–50 tahun dan akhirnya
● Stimulasi saraf menjadi hipertensi dengan komplikasi pada usia 40–
60 tahun
KLASIFIKASI
DERAJAT
HIPERTENSI
Klasifikasi hipertensi pada dewasa menurut JNC VII

Klasifikasi TD Sistolik (mmHg) TD Diastolik (mmHg)

Normal < 120 mmHg < 80 mmHg

Pre-Hipertensi 120-139 mmHg 80 – 89 mmHg

Hipertensi Stage -I 140-159 mmHg 90 – 99 mmHg

Hipertensi Stage -II ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg


Klasifikasi hipertensi pada dewasa menurut JNC VIII

Klasifikasi TDS (mmHg) TDD (mmHg)


Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi derajat I 140-159 90-99
Hipertensi derajat II 160-179 100-109
Hipertensi derajat III  180  110
MANIFESTA
SI KLINIS
Gejala dan tanda umum pada penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan. Keluhan
yang dapat muncul antara lain:
 Nyeri kepala,
 gelisah,
 palpitasi,
 pusing,
 leher kaku,
 penglihatan kabur,
 nyeri dada,
 mudah lelah, dan impotensi.
 Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas nyeri regio oksipital
terutama pada pagi hari

Sebagian kecil orang hanya mengalami gejala seperti, sakit kepala, muntah, pusing, dan
epistaksis. Gejala ini biasanya akan terjadi apabila memiliki tekanan darah yang tinggi atau
mengancam jiwa. Beberapa kasus ditemukan secara langsung dengan gejala kerusakan organ
akhir seperti gejala stroke atau ensefalopati hipertensi, nyeri dada, sesak nafas dan edema paru
akut
PENEGAKAN
DIAGNOSA
Anamnesis
1. Tekanan darah sebelumnya

2. Konsumsi obat-obatan

3. Faktor resiko seperti riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskuler, riwayat dislipidemia, riwayat
diabetes melitus, riwayat penyakit ginjal kronis pada pasien dan keluarga.

4. Riwayat kebiasaan

5. Indikasi hipertensi sekunder

6. Gejala kerusakan organ seperti sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, dan gangguan sensoris
atau motoris pada kerusakan organ otak dan mata; palpitasi, nyeri dada, sesak pada kerusakan organ
jantung; dan haus, poliuria, nokturia pada kerusakan organ ginjal.
Pemeriksaan Fisik

Pengukuran tanda vital dan identifikasi tanda-tanda komplikasi ke organ


lain.

1. Sirkulasi dan jantung, yaitu ritme dan jumlah nadi, tekanan vena
jugularis, suara tambahan pada auskultasi jantung, edema perifer pada
ekstremitas
2. Organ lain, seperti teraba perbesaran ginjal, perbesaran kelenjar tiroid,
indeks masa tubuh atau lingkar pinggang
Pengukuran tekanan darah di klinik
1. Ruangan yang tenang dan suhu ruangan yang nyaman.

2. Tiga puluh menit sebelum dilakukan pemeriksaan tekanan darah hindari


merokok, konsumsi kafein, dan berolahraga.

3. Pastikan pasien duduk tenang selama 3-5 menit.

4. Setiap kunjungan, pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dengan jarak 1 menit


setiap pengukuran. Dilakukan perhitungan rerata pada 2 pengukuran terakhir.
Bila tekanan darah pada pemeriksaan pertama <130/85mmHg, maka tidak
perlu dilakukan pengukuran berikutnya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektrokardiogram Atrial fibrilasi, hipertrofi ventrikel
kiri, penyakit jantung iskemik
Tes laboratorium darah Elektrolit, penilaian fungsi ginjal,
glukosa darah, pemeriksaan kadar
profil lipid, dll
Tes urinalisis Pemeriksaan urin
CT Scan kepala Deteksi lesi iskemik atau hemoragik
di otak
Funduskopi Deteksi hypertensive retinopathy
Radiologi arteri ginjal (USG atau CT- Identifikasi penyakit parenkim ginjal,
MR Angiography stenosis arteri renal, dan lesi adrenal
Ankle-Brachial Index Deteksi penyakit arteri perifer
DIAGNOSA
BANDING
 Hipertensi sekunder

 Hipertensi refrakter : Hipertensi dikategorikan refrakter jika TDS tetap > 140
mmHg atau TDD >90 mmHg walaupun sudah mendapatkan terapi 3 (tiga) obat
anti hipertensi.

 Krisis hipertensi : Krisis hipertensi terbagi menjadi hipertensi urgensi dan


emergensi. Klasifikasi ini didasari hipertensi arterial dengan TDS ≥180 mmHg
atau TDD ≥110 mmHg disertai dengan/atau tanpa kerusakan organ. Jika
ditemukan kerusakan organ maka tergolong hipertensi emergensi.

 Hiperaldosteronisme, koarktasio aorta, stenosis arteri renalis, penyakit ginjal


kronis, dan penyakit katup aorta harus selalu disingkirkan
TATALAKSA
NA
TERAPI
NON-
FARMAKOLOGI
Pemilihan obat harus memperhatikan
dengan kelas obat, dosis, indikasi,
dan kontraindikasi obat. Pasien yang
TERAPI masuk ke dalam klasifikasi
FARMAKOLO prehipertensi/normal-tinggi tidak
GI perlu di berikan obat, cukup dengan
modifikasi gaya hidup untuk
mengurangi resiko komplikasi
Prinsip Umum terapi Anti-hipertensi

• Tatalaksana dasar adalah kombinasi obat antihipertensi dengan


modifikasi gaya hidup.
• Terapi farmaka tidak hanya menurunkan tekanan darah namun
sekaligus mengurangi resiko stroke dan kematian.
• Beberapa jenis obat dapat menurunkan tekanan darah, Jenis obat
untuk terapi awal didasarkan pada efektivitasnya dalam mengurangi
kejadian klinis serta ditoleransi dengan baik, antara lain:
Diuretic tiazid, penghambat ACE, ARBs, dan CCBs Kombinasi obat
dengan mekanisme kerja sama perlu dihindari; misalnya kombinasi obat
penghambat ACE dengan ARBs, karena efektivitas masing-masing obat
akan berkurang dan risiko efek samping meningkat .
Target Terapi
Total dosis
Golongan Contoh harian/frekuensi Indikasi lain Kontraindikasi
per hari
Diuretik tiazid Hidroklorotiazid 6.25-50mg/1-2   Diabetes, dislipidemi,
hiperurisemia, gout,
hipokalemia
Anti-aldosteron Spironolakton 25-100mg/1-2 Gagal jantung
hemat kalium kongestif akibat
    disfungsi sistolik. Gagal ginjal
hiperkalemia
    Aldosteronisme
primer.  
   
Eplerenon 50-100mg/1-2
 
Beta blocker Atenolol (kardio selektif) 25-100mg/1 Angina, gagal Asma, PPOK, blok
jantung kongestif. jantung derajat 2 atau
    3
Infark
Propanolol (non-selektif)  40-160mg/2 miokardium,
takiaritmia
ventrikular.
Total dosis
Golongan Contoh harian/frekuensi Indikasi lain Kontraindikasi
per hari
Angiotensin Captropil 25-200mg/2 Pasca infark Gagal ginjal akut,
Converting Enzyme miokardium, stenosis arteri ginjal,
inhibitor sindrom koroner, kehamilan,
gagal jantung hiperkalemia
kongestif
Angiotensin Losartan 25-100mg/1-2 Nefropati, batuk Gagal ginjal akut,
Receptors Blocker akibat ACE stenosis arteri ginjal,
   
inhobitor kehamilan,
kandesartan 2-32mg/1 hiperkalemia
Calcium Channel Nifedipin (dihidropiridin) 30-60mg/1 Pasca infark Blok jantung derajat
Blocker miokardium, 2 atau 3
   
takikardi
Verapamil (non-  120-360/1-2 supraventrikuler,
dihidropiridin)
Angina
Pilihan Obat Antihipertensi untuk
Kondisi Tertentu

Indikasi yang Memaksa Pilihan Terapi Awal


Gagal Jantung Diuretik Thiaz, BB, ACEI, ARB.
Pasca Infrak Miokard Aldo Ant
Risiko Penyakit Pembuluh Darah BB, ACEI, Aldo Ant
Koroner Diuretik Thiaz, BB, ACEI, CCB
Diabetes Diuretik Thiaz, BB, ACEI, ARB,
Penyakit Ginjal Kronis CCB
Pencegahan stroke berulang ACEI, ARB
Diuretik Thiaz, ACEI
 Penyakit Arteri Koroner atau Komorbid dan
Coronary Artery Disease (CAD)
Komplikasi
 Stroke

 Gagal Jantung atau Heart Failure  Diabetes


(HF)
 Kelainan Lipid
 Penyakit Ginjal Kronik atau
 Sindroma Metabolik
Chronic Kidney Disease (CKD)
 Inflammatory Rheumatic Diseases
 Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(IRD)
atau Chronic Obstructive
Pulmonary Disease (COPD)  Penyakit Psikiatri
Prognosis
Prognosis tergantung pada kontrol tekanan darah dan hanya
menguntungkan jika tekanan darah mencapai kontrol yang
memadai; namun, komplikasi dapat berkembang pada beberapa
pasien karena hipertensi adalah penyakit progresif. Kontrol yang
memadai dan tindakan gaya hidup hanya berfungsi untuk
menunda perkembangan dan perkembangan gejala sisa seperti
penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal
 Diet rendah garam
 Pola makan sehat
 Kurangi atau hindari konsumsi
alcohol
 Penurunan berat badan
MODIFIKASI  Berhenti merokok secara bertahap
GAYA HIDUP  Peningkatan intensitas aktivitas
fisik
 Manajemen stress
 Kurangi paparan polusi dan udara
dingin
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai