Anda di halaman 1dari 35

Om swastyastu

Nama kelompok
Tunanetra

Mata adalah organ sensorik yang mentransmisikan rangsangan melalui jarak pada
otak ke lobus oksipital dimana rasa penglihatan ini diterima. Sesuai dengan proses
penuaan yang terjadi, tentunya banyak perubahan yang terjadi diantaranya dapat menjadi
kasar pada pria dan menjadi tipis pada sisi temporalis baik pada pria atau wanita.

Kelaianan indera penglihatan (Tuna netra ) adalah individu yang memiliki


hambatan dalam penglihatan. Tunanetra dapat diklasifikasikan ke dalam dua
golongan yaitu buta total (blind) dan low vision.
Anatomi Mata
Struktur Mata

Anatomi organ penglihatan dapat dikelompokkan menjadi 3


(tiga) bagian

1. Adneksa Mata (kelompok mata,


2. Bola mata ( konjungtiva, kornea, sclera, retina, uvea, pupil, lensa mata)
3. Rongga orbita/ otot otot bola mata
• (Musculus rektus internus (medius)
• Musculus rektus externus (lateralis)
• Musculus rektus superior
• Musculus rektus inferior
• Musculus oblique superior
• Musculus oblique inferior
Berdasarkan klasifikasi International Classification of
Functioning for Disability and Health (ICF) dalam Marjuki
(2009)

 Low vision ( Penglihatan sisa )


 Light Perception ( Persepsi Cahaya )
 Totally blind ( buta total
Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, ada beberapa
klasifikasi tunanetra
 Tunanetra sebelum dan sejak lahir
 Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil
 Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja
 Tunanetra pada usia dewasa

Berdasarkan kemmampuan daya penglihatan

Tunanetra ringan ( defective vision/ low vision )


Tunanetra setengah berat (partially sighted)
Tunanetra berat ( totally blind )
Faktor Penyebab
Berikut akan dijelaskan lebih lanjut faktor peyebab terjadinya ketunanetraan yang terdiri atas faktor
prenatal, natal dan postnatal

1. Pre-natal (dalam kandungan) Faktor penyebab tunanetra pada masa pre-natal sangat
erat kaitannya dengan adanya riwayat dari orangtuanya atau adanya kelainan pada masa
kehamilan.

2. Natal (Faktor natal merupakan masa pada saat bayi dilahirkan.)

3. Post-Natal Faktor ini menjelaskan penyebab terjadinya ketunanetraan ketika masa


perkembangan seseorang atau setelah masa kelahiran.
Tanda dan Gejala Tunanetra

Gejala umum, gangguan katarak meiliputi (Julianto,2009) ;

1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.


2. Peka terhadap sinar atau cahaya.
3. Dapat melihat dobel pada satu mata.
4. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
5. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
Kebutuhan Khusus Tunanetra.
• Fisiologis
Tunanetra adalah akibat adanya perubahan secara fisiologis dari sebagian aspek
dalam organisme. Dengan demikian seorang tunanetra mungkin membutuhkan
perawatan dan pemeriksaan medis, pengobatan dan evaluasi medis secara umum.
Sebagai kegiatan organisme diperlukan latihan gerak dan ekspresi tubuh

• Personal
Kebutuhan tersebut antara lain adalah latihan Orientasi dan Mobilitas
• Sosial
kebutuhan dari segi social adalah adanya hubungan yang baik antar personal )personal
relationship), interaksi yang baik antar anggota keluarga, interaksi dan hubungan dengan
teman-temannya, dan membutuhkan pula untuk ikut berpartisipasi dengan berbagai
kegiatan dalam lingkungannya.
Kebutuhan Khusus Tunanetra.

• Kebutuhan perkembangan motoric. Kebutuhan yang di berikan dengan bantuan


sepertiADL
Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa tunanetra memiliki tiga keterbatasan
yaitu:
Keterbatasan dalam lingkup keaneka ragaman pengalaman.
Keterbatasan dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Keterbatasan dalam mobilitas. Dalam keterbatasan diatas sudah jelas bahwa itu
merupakan akibat langsung dari ketunanetraannya.
Komplikasi / dampak tunanetra

 Dampak terhadap kognisi

 Dampak terhadap keterampilan social

 Dampak terhadap Bahasa

 Dampak terhadap orientasi dan mobilitas


Pemeriksaan penunjang
Berikut adalah pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan yaitu :
1. Tonometri (dengan schiotz pneumatic atau tonometer aplanasi) mengukur tekanan
intraokuler dan memberikan nilai dasar untuk perujukan

2. Pemeriksaan slit lamp

3. Gonioskopi

4. Oftalmoskopi

5. Perimetrik atau pemeriksaan lapang pandang

6. Fotografi fundus

7. Pemeriksaan ketajaman penglihatan


Penatalaksanaan
 Orang Tua Harus Lebih Terbuka Pemikirannya
 Lakukan Pengawasan Sedari Dini
 Berikan Motivasi, Perhatian dan Bimbingan
 Adaptasi Dengan Anak
 Meningkatkan Kedekatan Emosional Dengan Anak
 Ajari Anak Untuk Mengeksplor Ketrampilannya
 Tanamkan Kemandirian Sedari Dini
 Lakukan Kerjasama Dengan Sekolah
 Lakukan Pembiasaan Mengenai Sanksi dan Hukuman
 Pelajari Kebiasaan dan Kebutuhan Anak
 Ikuti Saran-Saran Pakar
 Pilihlah Sekolah Yang Tepat
 Ikutkan Anak Pada Terapi-Terapi Yang Ada
BAB I
Asuhan keperawatan teori tunanetra
Pengkajian Kebutuhan Kesehatan Komunitas (sesuai kuesioner)

Inti komunitas
• Data demografi • Neurosensori
• Pendidikan • Nyeri/kenyamanan
• Jenis disabilitas
• Kesulitan/ketergantungan dalam melakukan ADL
• Penyebab disabilitas
• Koping keluarga
• Pengkajian
Tunanetra • Koping diri

• Aktivitas/istirahat • Kebutuhan spiritual


1. Diagnosa keperawatan
Diagnosa Keperawatan: Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dari organ penerima.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria
hasil:
- Memakai kacamata atau dengan lensa yang benar.
- Memakai huruf braile
- Memakai penyinaram/cahaya yang sesuai.
Rencana Tindakan: NIC
Pencapaian Komunikasi : Defisit Penglihatan
- Kaji reaksi pasien terhadap penurunan penglihatan.
- Ajak pasien untuk menentukan tujuan dan belajar melihat dengan cara lain.
- Deskripsikan lingkungan disekitar pasien.
- Jangan memindahkan sesuatu di ruangan pasien tanpa memberi informasi pada pasien.
- Bacakan surat atau koran atau info lainnya.
- Informasikan letak benda-benda yang sering diperlukan pasien.
Manajemen Lingkungan: Ciptakan lingkungan yang aman nyaman bagi pasien.
Sasaran: Penderita Disabilitas (Tunanetra)
Metode : Komunikasi,informasi dan diskusi
Diagnosa keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dari organ penerima.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria
hasil:
- Klien terbebas dari bau
- Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLS
- Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
Rencana Tindakan: NIC :
Self Care assistance : ADLS
- Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
- Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.
- Sediakan bantuan sampai klien mampu secara untuh untuk melakukan self care.
- Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
- Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
- Ajarkan klien /keluarga untuk mendorang kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu
untuk melakukannya.
- Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai kemampuan.
- Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
Sasaran: Penderita Disabilitas (Tunanetra)
Metode : Komunikasi,informasi dan diskusi
3. Diagnosa keperawatan
Diagnosa Keperawatan: Resiko jatuh berhubungan dengan keterbatasan lapang pandang
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria hasil:
- Klien terbebas dari cedera
- Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah injury/cedera
- Klien mampu menjelaskan factor resiko dari lingkungan/perilaku personal.
- Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injury.
- Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
- Mampu mengenali perubahan status kesehatan.
Rencana Tindakan: NIC : Environment Management (Manajemen Lingkungan)
- Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien.
- Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit
terdahulu pasien.
- Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan barang barang yang tajam ke tempat yang aman).
- Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau pasien.
- Memberikan penerangan yang cukup/
- Menganjurkan keluarga menemani pasien.
- Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.
4. Diagnosa keperawatan
Diagnosa Keperawatan: Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi terkait penyakit.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri akut dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
- Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan.
- Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar.
- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/ tim kesehatan lainnya.
Rencana TindakanNIC :Teaching : desease process
- Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik.
- Jelaskan pastofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi,
dengan cara yang tepat.
- Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan cara yang tepat.
- Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat.
- Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan
dating dan atau proses pengontrolan penyakit.
- Diskusikan pilihan terapi atau penanganan pasien.
- Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat.
5. Diagnosa keperawatan
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan sensoripersepsi
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan sensoripersepsi dapat
diatasi dengan kriteria hasil :
- perubahan status kesehatan
Rencana TindakanNIC :
Environment Management ( Manajemen Lingkungan )
- Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien.
- Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi ognitif pasien dan riwayat
penyakit terdahulu pasien.
- Memasang side rail di tempat tidur.
- Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih.
- Membatasi pengunjung.
- Memberikan penerangan yang cukup
- Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
- Mengontrol lingkungan dari kebisingan.
- Memindahkan barang barang yang berbahaya.
Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
 
Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan, dimana
perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri wanita usia subur
dan menilai sejauh mana masalah yang dialami. Disamping itu, perawat juga
memberikan umpan balik atau pengkajian ulang, seandainya tujuan yang ditetapkan
belum tercapai, maka dalam hal ini proses perawatan dapat di modifikasi.
Bab II
Pembahasan
Pengkajian (Sesuai dengan kuesioner)
 Jumlah responden : 6 responden
 Usia responden
Dari hasil studi kasus jumlah usia responden mulai dari < 20 tahun sebanyak 66,7%,
dan usia responden > 20 tahun sebanyak 30,3 %.
 Status perkawinan
Dari hasil studi kasus, status perkawinan responden yaitu kawin sebanyak 57,1% dan
belum kawin sebanyak 28,8 %.
 Pendidikan
Dilihat dari hasil studi kasus, Pendidikan responden yaitu SD sebanyak 14,7%, SMP
sebanyak 18,8%, SMA sebanyak 14,7%, Perguruan Tinggi sebanyak 14,7%.
 Jenis Disabilitas
Dilihat dari hasil studi kasus, jenis disabilitas yang dialami oleh responden yaitu
tunanetra sebanyak 42,9%, tunagrahita sebanyak 28,6%, down syndrome sebanyak
14,7 % dan disabilitas intelektual sebanyak 14,7%.
Pengkajian (Sesuai dengan kuesioner)
 Penyebab:Dilihat dari hasil studi kasus, penyebab dari disabilitas yang dialami
responden yaitu tidak diketahui penyebabnya sebanyak 14,7%, virus sebanyak
14,7%, dan dari bawaan sebanyak 71,4 %.
 Kategori aktivitas: Dilihat dari hasil studi kasus kategori aktivitas yang dialami
responden yaitu mandiri produktif sebanyak 14,7 %, mandiri tidak produktif
sebanyak 42,9% dan tidak mandiri sebanyak 42,9%.
 Menerima keadaan saudara: Dilihat dari hasil studi kasus, dalam proses
penerimaan keadaan saudara yaitu menerima sebanyak 57,1%, menarik diri
sebanyak 28,8% dan malu sebanyak 14,7%.
 Perawatan diri: Dilihat dari hasil studi kasus, dalam proses perawatan diri yaitu
dibantu sepenuhnya sebanyak 28,8%, dibantu sebagian sebanyak 57,1% dan
mandiri sebanyak 14,7%.
 Dukungan spiritual:Dilihat dari hasil studi kasus, dalam dukungan spiritual yaitu
memerlukan dukungan spiritual berupa meditasi sebanyak 71,4% dan tidak
memerlukan dukungan spiritual sebanyak 14,7%.
Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. Dari hasil pengamatan studi Kelemahan fisik Defisit perawatan
pendahuluan dan pengambilan diri berhubungan
data berupa kuesioner dari dengan kelemahan
57,1% sebagian besar fisik
mengatakan perawatan dibantu
sebagian.
2. Dari hasil pengamatan studi Gangguan sensori Resiko jatuh
pendahuluan dan pengambilan persepsi berhubungan
data berupa kuesioner dari dengan
42,9% sebagian besar keterbatasan
mengatakan aktivitas tidak lapang pandang
mandiri.
3. Dari hasil pengamatan studi Gangguan Gangguan persepsi
pendahuluan dan pengambilan penerimaan sensori
data berupa kuesioner dari sensori dari organ penglihatan
42,9% sebagian besar penerima
mengalami tunanetra.
Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas
N Masalah Kes A B C D E F G H I J K Tot Prio
o
ritas
1 Defisit perawatan diri 3 4 2 2 3 5 3 3 3 4 2 34  
berhubungan dengan kelemahan
   
fisik
  2
   
   
2 Resiko jatuh berhubungan 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 36  
dengan keterbatasan lapang
 
pandang

 
 
 
 

KETERANGAN PEMBOBOTAN :
1. Sangat rendah A. Risiko terjadi A. Tempat
2. Rendah B. Risiko keparahan B. Waktu
3. cukup C. Potensial untuk penkes C. Dana
4. Tinggi D. Minat masy D. Fasilitas kesehatan
5. Sangat tinggi E. Kemungkinan diatasi E. Sumber data
F. Sesuai dengan program pemerintah  
Format Rencana Asuhan Keperawatan KomunitaS
Rencana Kerja (POA) Keperawatan Komunitas
Implementasi
 
Evaluasi (Sumatif: Pencapaian TUM)

NO MASALAH KESEHATAN EVALUASI

1 Resiko jatuh berhubungan S: klien sudah merasa aman dan nyaman melakukan
dengan keterbatasan lapang
pandang aktivitas, serta klien mampu beradaptasi dengan
  lingkungannya dengan keadaannya
O: klien tampak sudah melakukan aktivitas, serta klien
mampu beradaptasi dengan lingkungannya dengan
keadaannya
A: masalah teratasi
 
P: pertahankan kondisi pasien.
 
I: -
 
E: -
 
R: -
BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan

Tunanetra adalah seorang individu yang mengalami kelainan pada penglihatan


sehingga ia tidak dapat menggunakan penglihatannya sebagai saluran utama dalam
menerima informasi dari lingkungan. Faktor penyebab ketunanetraan adalah pre-
natal (dalam kandungan), natal (masa pada saat bayi dilahirkan), dan post natal
(ketika masa perkembangan seseorang atau setelah masa kelahiran). Tanda dan gejala
tunanetra biasanya berupa penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi
objek, peka terhadap sinar atau cahaya, dan dapat melihat dobel pada satu mata.
Karakteristik anak dengan gangguan pada indera penglihatan bisa dilihat mulai dari
fisik,psikis, perilaku, dan adanya low vision Dampak gangguan pada indera
penglihatan mulai dari kognitif, keterampilan sosial, bahasa, orientasi dan mobilisasi.
Om santhi santhi santhi om

Anda mungkin juga menyukai