Anda di halaman 1dari 45

FRAKTUR

DEFINISI FRAKTUR
 Hilangnya kesinambungan substansi tulang atau
tulang rawan dengan atau tanpa pergeseran
fragmen (Brunner & Suddart, 2015).
Klasifikasi Fraktur
1. Hubungan dengan dunia
luar
2. Garis patah
3. Jumlah garis patah
4. Arah garis patah
5. Lokasi patah
6. Dislokasi patah
KLASIFIKASI
I. Berdasarkan hubungan dengan
dunia luar :

1.Fraktur 2. Fraktur
tertutup terbuka
 Klasifikasi Fraktur Terbuka
(Gustillo – Anderson)

I. Luka < 1 cm
II. Luka 1 – 10 cm
III. Luka > 10 cm
A. Soft tissue coverage
B. Bone exposed
C. Neurovascular injury
Klasifkasi Fraktur Terbuka
(Gustillo – Anderson)
KLASIFIKASI
II. Berdasarkan garis patah

1.Komplit 2.Inkomplit
KLASIFIKASI
III. Jumlah garis patah

1. Simple 2. Kominutif 3. Segmental


KLASIFIKASI
IV. Arah garis patah

1. Transversal 2. Oblique 3. Spiral 4. Kompresi


KLASIFIKASI
V. Lokasi

1. Tulang Panjang
• 1/3 proksimal
• 1/3 tengah
• 1/3 distal
2. Tulang Melintang
• 1/3 medial
• 1/3 mid / tengah
• 1/3 lateral
T
U
L
A 1/3 PROKSIMAL
N
G

P 1/3 MID/TENGAH
A
N
J 1/3 DISTAL
A
N
G
T 1/3 MEDIAL 1/3 LATERAL
U
L
A
N
G

M 1/3 MID
E
L
I
N
T
A
N
G
T
U
L
A
N
G

M
E
L
I
N
T
A
N
G
KLASIFIKASI
VI. Dislokasi Fragmen
 Un-displaced
Fragmen tlg searah (ad latus)

 Displaced
 Fragmen tlg membentuk sudut (ad axim)
 Fragmen distal menjauh (ad periferum)
Un-Displaced

Displaced
ETIOLOGI
FRAKTUR
1. TRAUMA
 Akibat dari trauma berat dengan gaya tembus ,
bending , crushing , twisting dan tarikan.
 2 jenis gaya langsung dan tak langsung

Langsung : Cruris ditabrak bamper mobil.


Tak langsung : Dislokasi panggul saat lutut
membentur dashboard
mobil.
2. Fatigue or stress fractures
 Akibat trauma kecil berulang
 Sering dijumpai pada tulang tibia , fibula
dan metatarsal . Pada kasus atlet yg
berlari , senam / dancer , tentara baru
latihan
3. Fraktur patologis
 Fraktur terjadi akibat beban ringan
bahkan normal. Terjadi pada tulang yang
rapuh akibat penyakit tumor , Pagets
dan osteoporosis
Fase penyembuhan tulang
1. Kerusakan jaringan dan terjadi hematoma
2. Inflamasi dan dan proliferasi selular
3. Pembentukan kallus
4. Konsolidasi dan Remodelling
Umumnya penyembuhan fraktur dengan
pembentukan kallus eksternal (indirect )
Stadium Penyembuhan
Fraktur
Faktor2 yang mempengaruhi
penyembuhan tulang
Penyembuhan fraktur tergantung dari :
 Tipe tulang ( cancellous lebih cepat dari Kortikal )
 Tipe fraktur ( fraktur tranversal lebih lama dari
jenis spiral )
 Aliran darah ( pembuluh darah rusak , lebih lama
sembuh )
 Keadaan umum (tulang sehat lebih cepat
sembuh )
 Usia ( anak > cepat sembuh )
Time table
Upper limb Lower limb

Callus visible on 2-3 weeks 2 - 3 weeks


x-ray

Union (fracture 4-6 weeks 8 - 12 weeks


firm)

Consolidation 6-8 weeks 12 - 16 weeks


(bone secure)
Pemeriksaan penunjang
 Xray
 Tomography
 CT- scan
 MRI
 Radioisotope scanning
RADIOLOGI
Rule of 2 :
 2 proyeksi

 2 sendi

 2 ekstremitas

 2 waktu
PRINSIP PENANGANAN
FRAKTUR
Reposisi
Cara mengembalikan kedudukan tulang

1. Manual
2. Traksi

3. Operatif
Reposisi tertutup (Closed reduction)
 Bagian distal ditarik sesuai sumbu panjang
ekstremitas/tulang
 Jika fragmen patah telah berhasil dilewati/
dilonggarkan , maka masing 2 fragmen
akan tereposisi dg sendirinya
 Alignment dinilai dari berbagi posisi ( A-P ,
lateral )
Reposisi
Keberhasilan dinilai dari :
 Alignment

 Contact > 50 %

 Rotation (-)

 Discrepancy (-)

 Sudut < 15 °
Immobilisasi
(mempertahankan reposisi)
1. Fiksasi eksterna
 Gips
 Traksi
2. Fiksasi interna (ORIF)
- K-nail
- Plate + Screw
- DLL
indikasi ORIF
 Fraktur , dimana tanpa operasi tidak dapat dicapai
reposisi
 Fraktur dg posisi unstable , cenderung
redisplacement pasca reposisi (antebrachi)
 Fargmen farktur sulit union dan perlu waktu lama
(collum femur )
 fraktur Pathologis
 Fraktur Multiple
 Fraktur pada pasien yang memerlukan
kemudahan perawatan (paraplegics, multiple
injuries dan orangtua)
Komplikasi ORIF
 INFEKSI
 NON – UNION
 PATAH PLATE / SCREW
;IMPLANT FAILURE
 REFRACTURE
3. Fiksasi eksterna (OREF)
Indikasi OREF (open reduction
external fixation)
 Fraktur dg kerusakan jaringan lunak luas
 Fraktur dg kerusakan saraf tepi atau pembuluh
darah
 Fraktur kominutif berat dan sangat unstable
 Fraktur pelvis
 Fraktur disertai infeksi berat
Komplikasi OREF
 Overdistraksi
 Osteoporosis , akibat gaya beban tidak lewat
tulang tetapi dialihkan ke Ext Fix , 6 – 8
minggu harus dicabut atau konversi dg ORIF
 Pin tract infection
FRAKTUR TERBUKA
(OPEN FRACTURE)
 EMERGENCY
 GOLDEN PERIOD : 6 – 8 jam
OPEN FRACTURE;
assesment
 Sirkulasi ke distal intact ?
 Saraf perifer intact ?
 Kulit sekitar luka sehat atau rusak ?
 Apakh ada hubungan fraktur dengan luka ?
Ingat periksa darah keluar dari luka !!!!!
Fraktur Terbuka
 Perbaiki KU
 Debridement, kultur/resistensi
 ATS-Toxoid, Antibiotik
 Tutup luka dengan kasa bersih
 Reposisi
 Imobilisasi
ANTIBACTERIAL
 Antibiotics :
 Kombinasi ampicilline and cloxacillin, 6 jam
, jika luka kotor tambahkan gentamycin or
metronidazole for 4-5 do
 Profikasis Tetanus
Komplikasi fraktur
General complication
 Shock
 Crush syndrome
 Thrombosis vena emboli paru
 Tetanus
 Gas gangrene
 Emboli lemak
Komplikasi lokal (tulang dan
sekitar)
 Infeksi
 Delayed union dan non union
 Malunion
 Gangguan pertumbuhan
 Avascular necrosis
Komplikasi jaringan lunak
 Trauma Vascular
 Compartement syndrome
(Volkmann”s ischaemia)
 Trauma saraf perifer
 Trauma pembuluh darah
 Myositis osificans
Komplikasi pada sendi
 Joint stiffness (kaku )
 Osteoarthritis
 Sudeck’s atrophy

Anda mungkin juga menyukai