Anda di halaman 1dari 7

Talak

(Sumber : Kitab Fathul Qorib)


Dosem Pengampu: Dr. M.Kharis Fadilah, M.Pd.i

Disusun oleh :
1. Adi Bimantoro
2. Faradina Wahid Sabilla

Institut Agama Islam Maarif NU Metro


Tahun Pelajaran 2020/2021
Talak
Talak secara bahasa adalah melepas ikatan. Dan secara syara’ adalah nama
perbuatan untuk melepas ikatan pernikahan.
Untuk terlaksananya talak, maka disyaratkan harus dilakukan oleh suami yang
mukallaf (muslim yang dikenai kewajiban atau perintah dan menjauhi
larangan agama) dan atas kemauan sendiri.
Sedangkan orang yang sedang mabuk, maka talak yang dilakukannya tetap sah
karena sebagai hukuman baginya.

 Macam-Macam Talak
 Talak ada dua macam, talak sharih dan kinayah.
1. Talak  sharih adalah talak menggunakan bahasa yang tidak mungkin diarahkan
pada selain talak.
2. Sedangkan talak kinayah adalah talak menggunakan bahasa yang
memungkinkan diarahkan pada selain talak. Seandainya sang suami
mengucapkan bahasa talak yang sharih dan dia berkata, “aku tidak
menghendaki bahasa tersebut untuk mentalak”, maka kata-katanya ini tidak
bisa diterima.
Talak Sharih
Talak sharih ada tiga lafadz. Yaitu lafadz “talak” dan lafadz-lafadz yang
dicetak dari lafadz tersebut, seperti “saya mentalakmu”, “kamu orang
yang tertalak”, dan “kamu orang yang ditalak.”

Di antara bentuk kalimat talak yang sharih adalah khulu’(melepaskan)


yang disertai dengan penyebutan harta yang dijadikan sebagai iwadl.
Begitu juga lafadz “al mufadah (tebusan).”

Bentuk talak yang sharih tidak butuh pada niat. Dikecualikan orang


yang dipaksa melakukan talak, maka bentuk kalimat talak sharih yang ia
lakukan menjadi bentuk talak kinayah. Jika ia niat menjatuhkan talak,
maka jatuh talak. Dan jika tidak niat mentalak, maka tidak jatuh talak.
Talak Kinayah

Kinayah adalah bentuk lafadz yang memungkinkan diarahkan pada


talak dan juga pada selain talak, dan butuh pada niat. Sehingga, jika
lafadz kinayah tersebut diniati untuk menjatuhkan talak, maka jatuh
talak. Dan jika tidak niat menjatuhkan talak, maka tidak jatuh talak.
Bentuk talak kinayah adalah seperti, “anti bariyah khaliyah
(engkau adalah wanita yang bebas dan sepi)”, “susullah
keluargamu”, dan bentuk-bentuk lain yang ada di dalam kitab-kitab
yang lebih luas penjelasannya.
 Macam-Macam Wanita Dalam Talak
Wanita di dalam permasalahan talak ada dua macam :

Satu macam adalah wanita yang bila ditalak, maka talaknya bisa berstatus sunnah dan
bisa berstatus bid’ah. Mereka adalah wanita-wanita yang memiliki (berusia) haidl. Yang
dikehendaki mushannif dengan talak sunnah adalah talak yang diperbolehkan,
sedangkan talak bid’ah adalah talak yang haram.

1. Talak sunnah adalah talak yang dijatuhkan oleh sang suami pada istri saat masa suci
yang belum dijima’ pada masa suci tersebut.

2. Dan talak bid’ah adalah talak yang dijatuhkan oleh sang suami pada istri saat masa
haidl atau masa suci namun sudah melakukan jima’ pada masa suci tersebut.

Dan satu macam lagi adalah wanita yang bila ditalak, maka talaknya tidak
berstatus sunnahj uga tidak berstatus bid’ah. Mereka adalah empat wanita, yaitu wanita
yang masih kecil, wanita ayisah yaitu wanita yang sudah tidak mengeluarkan darah
haidl lagi, wanita hamil, wanita yang menerima khulu’, dan wanita yang belum dijima’
oleh suaminya.
Hukum-Hukum Talak

1. Dengan pertimbangan yang lain, talak terbagi menjadi talak wajib seperti talak
yang dilakukan oleh suami yang sumpah ila’(bersumpah untuk tidak
mencampuri isterinya lagi dalam waktu empat bulan atau dengan tidak
menyebutkan jangka waktunya)
2. Talak sunnah seperti mentalak istri yang tidak beres kelakukannya seperti
berbudi jelek.
3. Talak makruh seperti mentalak istri yang baik keadaannya.
4. Talak haram seperti talak bid’ah dan sudah dijelaskan di depan.
5. Imam al Haramain memberi isyarah pada bentuk talak mubah dengan contoh
mentalak istri yang tidak dicintai oleh suaminya dan hati sang suami tidak rela
memberi nafkah tanpa ada unsur bersenang-senang dengan istri tersebut.
Sekian, Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai