Anda di halaman 1dari 13

Prinsip,Tujuan Dan Pentingnya Pengelolaan Lingkungan Belajar Di PAUD

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengelolaan Lingkungan Belajar
Dosen Pengampu : Yuning Eka Rahma Wati M.Pd

Oleh:
Titin Setianingsih : 201310024
Sulastri : 201310023
Program Pendidikan Islam Anak Usia Dini

FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS MAARIF LAMPUNG(UMALA)
METRO LAMPUNG
2023 M / 1444 H

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah yang berjudul “prinsip,tujuan dan pentingnya pengelolaan
lingkungan belajar paud” ini dapat tersusun dengan baik. makalah ini kami susun
untuk memenuhi tugas mata kuliah “pengelolaan lingkungan belajar” dengan
dosen pengampu Bunda Yuning Eka Ramha Wati M.Pd. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 13 maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................3

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................4

A. Prinsip Pengelolan Lingkungan Belajar................................................4

B. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Belajar.............................................6

C. Pentingnya Pengelolaan Lingkungan Belajar.......................................6

BAB III PENUTUP.............................................................................................8

A. Kesimpulan...............................................................................................8

B. Saran.........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menurut Mulyasa (2012) merupakan
peletak dasar pertama dan utama dalam pengembangan pribadi anak; baik
berkaitan dengan karakter, kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, sosial
emosional, spiritual, disiplin diri, konsep diri, maupun kemandirian. Mariyana,
dkk (2010) menjelaskan management berasal dari kata “to manage” yang berarti
mengatur, melaksanakan, mengelola, mengendalikan, dan memperlakukan.
Namun kata management sendiri sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia
menjadi kata manajemen yang berarti sama dengan istilah “pengelolaan”, yakni
sebagai suatu proses mengoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja
agar dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.
Lingkungan secara harfiah menurut kamus besar Bahasa Indonesia,
lingkungan diartikan sebagai suatu tempat yang mempengaruhi pertumbuhan
manusia, sedangkan menurut kamus Bahasa Inggris emvironment diartikan
sebagai sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan atau suasana. Jika
dikombinasikan pengertian istilah lingkungan kedua dari kedua bahasa tersebut,
maka lingkungan dapat diartikan sebagai tempat atau suasana (keadaan) yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang (Mariyana, dkk.,
2010).
Manajemen desain lingkungan PAUD menurut Suyadi (2011) adalah
penataan tepatnya set plan tampilan indoor maupun outdoor PAUD. Walaupun
kegiatan mendesain penampilan indoor maupun outdoor PAUD bukan keahlian
guru, tetapi setidaknya guru PAUD dapat mengenali karakter desain PAUD yang
sesuai dengan dunia fantasi anak. Sebab, dunia fantasi anak berpengaruh besar
terhadap
perkembangan kognitif, sosial, emosi, bahasa, seni, dan lain sebagainya.
Menurut Mariyana, dkk (2010) menjelaskan bahwa periode usia TK atau
prasekolah adalah masa peka. Anak sensitif untuk menerima segala rangsangan,

1
yaitu pada masa fungsi-fungsi fisik dan psikis telah siap merespons segala
rangsangan (stimulus) yang diberikan oleh lingkungan.
Dengan demikian, lingkungan sebagai unsur yang mensuplai atau
menyediakan sejumlah rangsangan perlu mendapatkan perhatian sungguh-
sungguh. Diperlukan perencanaan dan seleksi khusus agar agar dapat
menyediakan lingkungan yang cocok dan diperlukan oleh anak. Ketepatan
lingkungan yang disediakan akan memberi pengaruh pada proses dan hasil
perilaku anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Montessori, sama
halnya dengan Piaget, menganggap lingkungan sebagai kunci utama pembelajaran
spontan anak.
Lingkungan di sini hendaknya yang menyenangkan bagi anak dan juga
memberi kesempatan bagi perkembangan potensi masing-masing individu.
Menurut Montessori, anak adalah an active agent (agen aktif) dalam
lingkungannya, sementara guru merupakan fasilitator yang membantu
pembelajaran dan perkembangan anak (Hidayatulloh, 2014). Suyadi (2011)
menjelaskan bahwa menata atau mengelola penampilan indoor maupun outdoor
PAUD tidak bisa dilakukan sembarang orang.
Orang yang mampu mengerjakan hal ini adalah mereka yang berasal dari
pendidikan seni atau pendidikan desain. Merekalah yang mampu memilih
komposisi warna dan guratgurat corak serta khas lukisan yang dapat melejitkan
dunia fantasi anak. Inilah sebabnya, mengapa guru PAUD sekalipun tidak
berkompetensi di bidang ini. Sebab, proses pembuatan desain PAUD hampir
melibatkan seluruh unsure seni artistik yang ada.
Lebih dari itu, seni artistik yang dimaksud harus disesuaikan dengan dunia
fantasi anak, sehingga setting indoor maupun outdoor pembelajaran dapat
menambah suasana ceria anak. Jika lingkungan PAUD didesain berdasarkan
pemahaman terhadap semua unsur ke-PAUD-an (kurikulum, proses pembelajaran,
tumbuh kembang anak, dan lain sebagainya) maka setiap jengkal lingkungan
PAUD bisa menjadi cerminan program, tujuan, visi dan misi kelembagaan.
Konsep desain lingkungan PAUD dengan landasan filosofis yang kuat sangat
dibutuhkan, khususnya dalam penataan ruang, pemetaan fungsi lahan, tata letak

2
bangunan, dan lain sebagainya. Lebih dari itu, hiasan, khususnya lukisan sangat
membutuhkan desain yang berdasarkan pemikiran filosofis yang mendalam.
Mulai dari pemilihan komposisi warna, corak lukisan yang dipakai, objek yang
akan dilukis, dan yang tidak kalah pentingnya adalah makna filosofis di balik
lukisan tersebut (Suyadi, 2011: 212).1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip prinsip pengelolaan lingkungan belajar di paud?
2. Apa tujuan pengelolaan lingkungan belajar di paud?
3. Apa pentingnya pengelolaan lingkungan beajar di paud?

C. Tujuan
1. Mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan belajar.
2. Mengetahui tujuan pengelolaan lingkungan belajar.
3. Mengetahui pentingnya pengelolaan lingkungan belajar.

1
Sitti Mania et al., “Manajemen Desain Lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini Di Pusat Tumbuh
Kembang Anak Pendidikan Islam Anak Usia Dini Alauddin Makassar,” NANAEKE: Indonesian
Journal of Early Childhood Education 1, no. 1 (2018): 44–52.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip Pengelolan Lingkungan Belajar


Lingkungan Permainan Indoor dan outdoor merupakan bentuk permainan
yang biasa digunakan di lembaga PAUD, permainan indoor dimaknai sebagai
tekhnik permainan yang dilaksanakan oleh anak usia dini di dalam ruangan kelas,
sementara permainan outdoor adalah permainan yang dimainkan di luar ruangan
atau di luar kelas. Permainan indoor tidak begitu melelahkan karena tidak banyak
menggunakan aktivitas fisik tetapi lebih kepada aktivitas keterampilan motorik
halus yang lebih mengembangkan kreativitas pada diri anak yang dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Permainan indoor juga lebih mengedapankan penggunaan alat pengajaran
yang dilakukan, seperti alat peraga, gambar tema dan lain sebagainya. Sedangkaan
Permainan Outdoor. Berbeda dengan permainan indoor, permainan outdor lebih
menekankan pada aktivitas fisik dan motorik kasar anak. Motorik kasar anak
berfungsi melatih keterampilan, keseimbangan dan semua gerakan tersebut
terkordinasi dengan otak sehingga pelaksanaan aktivitas motorik kasar anak juga
mampu untuk melatih otot fisik anak.2
Prinsip adalah pedoman dalam pengelolaan lingkungan belajar di paud baik
secar indoor maupun out door.
Prinsip Prinsip Itu Meliputi:
1. Keserasian
Dalam mengelola lingkungan belajar khusunya di paud maka penattan
baik indoor ataupun out door harus diserasikan atau menjadi satu kesatuan
yaitu dimana penataan indoor maupun out door itu menjadi serasi dan
saling melengkapi.
2
Ambar Putri Ramdhani, Fuji Punjung Sari, and Retno Wulandari, “PENGELOLAAN DESAIN
LINGKUNGAN KELOMPOK BERMAIN,” Jurnal Multidisipliner Bharasumba 1, no. 02 July (2022):
337–50.

4
2. Keindahan
Dunia anak usia dini adalah dunia dimana didalamnya sangat fantasi
dan penuh keindahan.
Keindahahn dalam penngelolaan nya sangat membuat anak menjadi
nyaman dan betah bermain sambil belajar baik didalam ruangan maupun di
luar ruangan.
3. Keseimbangan
Perlu diperhatikan juga dalam hal keseimbangan,jadi jika indoor itu di
desain maka out door pun juga perlu di desain sesuai ciri khas dunia anak
usia dini.
4. Keamanan
Keamanan termasuk dalam prinsip pengelolaan dan penting untuk anak
usia dini. Dalam melakukan desain pengelolaan lingkungan belajar
keamanan perlu dperhatikan,baik dari bahan,kekuatan,dan keawetan untuk
pembuatan kelengkapan in door mapun out door
5. Nilai ekonomis
Menjadi salah satu problem dimana terkadang pengelolaan lingkungan
belajar kurang maksimal karna nilai kelengkapan in door /out door yang
kurang ekonomis.
Maka dari itu saat akan melakukan desain pengelolaan lingkungan
belajar ini perlu diperhatikan agar dana yang nantinya dikeluarkan suatu
lembaga tidak membengkak dan hasil dari pengelolaan lingkungan belajar
tetap maksimal.
Membuat desain yang indah tidak harus mengeluarkan biaya yang
membengkak karna guru AUD adalah guru guru yang banyak sekali
kreativitasnya, masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan berbagai
bahan yang dapat di olah dan akan membuatnya lebih ekonomis.3

3
Ramdhani, Sari, and Wulandari.

5
B. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Belajar
Tujuan utama penataan lingkungan fisik kelas menurut Prapsiwi (2012) ialah
mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya tingkah laku siswa yang
tidak diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot, pajangan, dan
barangbarang lainnya di dalam kelas.
Menurut Suyadi (2011) selain sarana prasarana di dalam ruang (indoor)
lembaga PAUD juga harus melengkapi sarana prasarana di ruang terbuka
(outdoor) atau lapangan. Isinya sama, yakni berbagai fasilitas pembelajaran atau
permainan. Hanya saja, bentuk dan jenisnya lebih bervariasi sesuai dengan
kondisi luar ruangan yang ada.
Melalui aktivitas fisik di luar ruangan atau outdoor semua bagian
perkembangan anak dapat ditingkatkan. hal ini terjadi karena aktivitas outdoor
melibatkan multi aspek perkembangan anak. Aktivitas outdoor lebih berperan
dalam mengintegrasikan sensoris dan berbagai potensi yang dimiliki anak.
Hal ini termasuk perkembangan fisik, keterampilan sosial dan pengetahuan
budaya, serta perkembangan emosional dan intelektual (Mariyana & Setiasih).4
Dan pastinya membuat anak merasa aman,nyaman,mendorong anak untuk dapat
bereksplorasi,mendukung anak utuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya,dan
dapat mendukung anak lebih bekembang.

C. Pentingnya Pengelolaan Lingkungan Belajar


Mengelola kelas merupakan salah satu peranan yang dilakukan seorang guru
dalam proses pembelajaran, yaitu untuk menciptakan kondisi belajar yang optimal
dan menetralisir keadaan jika terjadi gangguan di dalam kelas selama proses
belajar mengajar.5
Dalam merencanakan lingkungan, Gordon & Browne mengemukakan,
pendidik harus mengetahui jenis sumber daya apa yang tersedia termasuk
anggarannya. Namun demikian, tidak berarti dengan keterbatasan anggaran

4
Mania et al., “Manajemen Desain Lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini Di Pusat Tumbuh
Kembang Anak Pendidikan Islam Anak Usia Dini Alauddin Makassar.”
5
Wahyuni Ismail et al., “Pengelolaan Lingkungan Pembelajaran Di PAUD Kemala Bayangkari,”
NANAEKE: Indonesian Journal of Early Childhood Education 2, no. 2 (2019): 121–28.

6
pendidik tidak menyiapkan lingkungan yang optimal dalam memberikan layanan
kepada anak, tetapi sebaiknya menjadi tantangan untuk lebih kreatif dalam
memanfaatkan lingkungan baik lingkungan di dalam kelas maupun di luar kelas.
Menurut Wiyani “Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru sebagai
seorang leader sekaligus manajer dalam menciptakan iklim kelas yang kondusif
untuk meraih keberhasilan kegiatan belajar mengajar”. Berdasarkan pendapat
diatas sudah jelas bahwa pengelolaan kelas itu sangat penting dalam
mengoptimalkan proses pembelajaran di kelas.6
Pada dasarnya tujuan pengelolaan lingkungan belajar ini ada dua yaitu :
1) Performance (Tampilan)
2) Contents (Isi)
Dari aspek Performance yang ditekankan lebih kearah tampilan yang dapat
menampilkan lingkungan yang mampu mengundang atau merangsang anak untuk
tertarik beraktivitas didalam lingkungan belajar yang telah disediakan. Sedangkan
aspek Contents atau isi terdapat dua hal yang mendasar yang harus dicapai dalam
pengelolaan lingkungan belajar anak TK, yaitu kemampuan lingkungan belajar
tersebut dalam memfasilitasi multisensori anak serta kemampuan lingkungan
belajar dalam memberi kesempatan pada anak untuk beraktivitas dan berkreasi
secara efektif dan efisien.7

BAB III
6
Muhtadiyan M Ibnan, “Manajemen Pengelolaan Kelas Di TK PGRI Bandar Lampung” (PhD Thesis,
UIN Raden Intan Lampung, 2021).
7
Ramdhani, Sari, and Wulandari, “PENGELOLAAN DESAIN LINGKUNGAN KELOMPOK BERMAIN.”

7
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Baik aktivitas indoor maupun outdoor keduanya mempunyai peran
pentingdalam tumbuh kembang anak didiknya. Pentingnya aktivitas outdoor
dalam optimalisasi perkembangan anak adalah meliputi perkembangan fisik,
perkembangan keterampilansosial dan pengetahuan budaya, perkembangan
emosional, dan perkembangan intelektual.
Dalam pengelolaannya tetap harus memperhatikan prinsip-prinsip dan tujuan
serta manfaatnya sarana dan fasilitas dalam pengelolaan lingkungan belajar baik
in door maupun out door.

B. SARAN
Dalam pengelolaan lingkungan belajar baik out door maupun in door harus
tetap memperhatikan prinsip-prinsip dan tujuan serta manfaatnya untuk
perkembangan anak usia dini.
Semoga dengan adanya pembahasan materi ini dapat meningkatkan semangat
para pendidik anak usia dini untuk terus berkreativitas dalam menciptakan dan
mengarahkan proses pengelolaan lingkungan belajar AUD. Penyusun berharap
semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca.
Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnan penyusunan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

8
Ismail, Wahyuni, Rauhun Rauhun, Mutmainnah Mutmainnah, Nurwahilda
Nurwahilda, Misbawati Misbawati, and Uswatun Hasanah. “Pengelolaan
Lingkungan Pembelajaran Di PAUD Kemala Bayangkari.” NANAEKE:
Indonesian Journal of Early Childhood Education 2, no. 2 (2019): 121–
28.
M Ibnan, Muhtadiyan. “Manajemen Pengelolaan Kelas Di TK PGRI Bandar
Lampung.” PhD Thesis, UIN Raden Intan Lampung, 2021.
Mania, Sitti, Nurhasanah Nurhasanah, Nurbaeti Syam, Shermila Shermila, and K.
Fitriani. “Manajemen Desain Lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini Di
Pusat Tumbuh Kembang Anak Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Alauddin Makassar.” NANAEKE: Indonesian Journal of Early Childhood
Education 1, no. 1 (2018): 44–52.
Ramdhani, Ambar Putri, Fuji Punjung Sari, and Retno Wulandari.
“PENGELOLAAN DESAIN LINGKUNGAN KELOMPOK BERMAIN.”
Jurnal Multidisipliner Bharasumba 1, no. 02 July (2022): 337–50.

Anda mungkin juga menyukai