Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KONSEP PAUD

“Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini”


Dosen Pengampu : Ibu Dwi Septi Anjas Wulan,S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 7

 Muhammad Aldi [1232171002]


 Nurlila Pulungan [1233171040]
 Challerina

PRODI PENDIDIKAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 23

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadiran Allah SWT, tuhan yang maha esa yang telah
memberikan Rahmat serta hidayahnya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.Tugas
ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah "Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak
Usia Dini".kmi mengucapkan terima kasih Kepada “Ibu Dwi Septi Anjas Wulan,S.Pd,M.Pd"
sebagai dosen mata kuliah ini yang senantiasa membimbing kami,tak lupa juga ucapan terima
kasih kami sampaikan kepada orng tua dan para sahabat sehingga dapat terselesaikannya tugas ini.

Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu,kami
harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas
ini,kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang.

Medan, Oktober 2023

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………............................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
a. Latar Belakang.........................................................................................................
b. Rumusan Masalah.....................................................................................................
c. Tujuan Masalah.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN…………………....................................................................
A. Pengertian Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia
Dini………………………………………………………………………………….......
B. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia
Dini………………………………….……………..........................................................
C. Faktor-Faktor Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia
Dini………………………………………………….......................................................
D. Aspek-Aspek Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia
Dini…..............................................................................................................................
E. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia
Dini.................................................................................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................
A. Saran…………………………………….………………………………………....
B.Kesimpulan................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya ialah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak
secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak
dan potensi secara maksimal. Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di
Indonesia telah diatur menurut Permendikbud dan dalam undang-undang. Salah satunya
tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Anak Usia Dini dan Kebudayaan Republik
Indonesia No. 137 tahun 2014 pada Bab ke-VII yaitu tentang standar sarana dan prasarana
PAUD. Dalam peraturan tersebut dipaparkan bagaimana suatu lembaga PAUD mampu
memberikan layanan kepada para peserta didiknya secara ideal dengan memenuhi sarana
dan prasarana sesuai dengan standar yang ada. Peran pendidik sebagai fasilitator dalam
pelaksanaan proses pendidikan pada anak usia dini penting untuk memberikan kemudahan
yaitu berkaitan saat anak mempelajari berbagai hal yang ada di lingkungan sekitar. Anak
usia dini cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu hal yang ingin
dipelajarinya. Langkah untuk mempermudah pencapaian kemampuan anak tersebut,
pendidik perlu menyajikan lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan belajar
anak. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Israwati (2017:119) yaitu :Dalam
proses belajar mengajar di kelas guru mempunyai andil yang besar dalam menentukan
keberhasilan proses pendidikan. Guru menjadi ujung tombak pelaksanaan pendidikan,
dimana guru berhadapan langsung.

Dengan peserta didik sebagai sumber belajar, oleh karena itu guru di tuntut harus
memiliki keterampilan dalam mengajar dan menerapkannya dalam proses belajar
mengajar. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki seorang guru adalah keterampilan
mengelola kelas atau menata ruangan kelas, mengingat tugas seorang guru adalah
mendidik siswa dan menciptakan kondisi belajar yang optimal sesuai tujuan pengajaran
yang hendak di capai. Tujuan dari penataan lingkungan belajar adalah untuk mewujudkan
situasi yang kondusif untuk memfasilitasi perkembangan dan belajar anak. Penyediaan

4
lingkungan bagi anak hendaknya mendapat prioritas. Lingkungan belajar pada level TK
terbagi menjadi dua yaitu Lingkungan belajar dalam kelas (Indoor) dan lingkungan belajar
luar kelas (Outdoor). Disini peneliti ingin mengetahui lebih lanjut dan memfokuskan pada
Penataan lingkungan belajar dalam kelas (Indoor). Menurut Widiasworo (2018:42)
“Adapun lingkungan belajar yang dapat dijadikan lingkungan belajar Indoor yaitu
berbentuk ruangan kelas. Ruangan kelas ini harus tertata dengan baik sehingga kegiatan
pembelajaran berlangsung optimal mengingat selama berjam- jam para peserta didik
berada di dalam ruangan kelas”.

2. Rumusan Masalah

a. Pengertian Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini?


b. Bagaimana Tujuan Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini?
c. Bagaimana Faktor-faktor Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini?
d. Bagaimana Prinsip-prinsip Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini?
e. Bagaimana Aspek-aspek Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini?

3. Tujuan Masalah

a. Untuk Mengetahui Pengertian Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini.


b. Untuk Mengetahui Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini.
c. Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini.
d. Untuk Mengetahui Faktor-faktor Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini.
e. Untuk Mengetahui Aspek-aspek Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Lingkungan Belajar

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata manage, ent, berasal dari kata “to manage”
yang memiliki arti mengatur, melaksanakan, mengelola, mengendalikan dan memperlakukan.
Selanjutnya pengertian lingkungan menurut KBBI, diartikan sebagai suatu tempat yang
mempengaruhi perkembangan manusia. Kemudian belajar secara umum diartikan sebagai
perubahan tingkah laku yang relative menetap pada diri individu. Dari definisi-definisi di atas
maka disimpulkan bahwa secara sederhana diartikan sebagai suatu tempat atau suasana (keadaan)
yang mempengaruhi proses perubahan tingkah laku manusia dan perubahan-perubahan yang
diakibatkan lingkungan dapat bersifat menetap dan relative permanen. Semakin kuat pengaruh
lingkungan maka perubahan yang terjadi di prediksi akan semakin tinggi pula.

Menurut Eliyawati (2005) menjelaskan bahwa esensinya lingkungan belajar merupakan


suatu konteks fisik, sosial, dan psikologis yang dalam konteks tersebut anak memperoleh belajar
dan memperoleh perilaku baik. Selanjutnya pengelolaan lingkungan belajar di TK diartikan
sebagai suatu proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai komponen lingkungan
yang dapat terfasilitasi secara baik. Sehingga di artikan sebagai suatu usaha yang diarahkan untuk
mewujudkan suasana belajar yang efektif dalam mencapai tujuan belajar. Dengan demikian
pengelolaan lingkungan belajar di TK dimaksudkan agar lingkungan belajar mampu menstimulasi
anak agar dapat berpartisipasi dalam kegiatan belajar dengan optimal (Mariyana, Rita. 2010: 18),
tentunya agar semua tujuan dari pembelajaran dapat tercapai sesuai yang di harapkan.Dalam
pedoman pengelolaan kelas pendidikan anak usia dini dikatakan bahwa lingkungan merupakan
guru ketiga bagi anak. Dari sebuah lingkungan anak banyak belajar mengenai kebersihan,
kemandirian, semangat pantang menyerah dan lainnya. Maka dari itu lingkungan pada pendidikan
anak usia dini harus direncanakan, di tata, dimanfaatkan dan di rawat secara cermat agar dapat
mendukung pencapaian hasil belajar yang telah di tentukan bersama (Anonim, 2015:1).
Lingkungan belajar dan ruang kelas memiliki peran penting bagi keefektifan pembelajaran.

6
Komponen kunci lingkungan pembelajaran adalah semua faktor yang mempengaruhi pengalaman
belajar (Gavin.2009;38).

B. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Belajar

Secara umum tujuan pengelolaan lingkungan belajar adalah untuk mewujudkan situasi
yang kondusif untuk memfasilitasi perkembangan dan belajar anak secara maksimal sesuai dengan
perkembangan baik, kognitif, fisik-motorik, sosial-emosional, nilai agama dana moral bahkan seni
anak, serta menghilangkan berbagai hambatan yang akan mengganggu perkembangan dan
aktivitas belajar anak (Nugraha 2003 dalam Cucu Eliyawati 2005). Secara khusus dan sistematis,
terdapat dua tinjauan yang mengarahkan dari tujuan pengelolaan lingkungan belajar di TK yaitu :
(1). Ditinjau dari sudut Performances atau tampilan muka dari lingkungan belajar, dan (2). Aspek
isi atau Content dari lingkungan belajar tersebut. Dalam sudut performances ditujukan untuk
merangsang atau mengundang anak untuk tertarik dalam aktivitas di lingkungan belajar sedangkan
dalam aspek isi ditujukan untuk memfasilitasi multi sensori anak dan kemampuan memberikan
kesempatan kepada anak untuk beraktivitas dan berkreasi secara efisien dan efektif (Mariyana,
2010: 19).

C. Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Lingkungan Belajar

Dalam proses belajar, secara tidak langsung sosial budaya dapat mempengaruhi individu.
Apa yang di anggap baik dan buruk akan menentukan suatu sistem norma dan aturan yang berlaku
dalam kelompok budaya setempat. Hal ini dapat menjadi faktor dalam lengkungan belajar. Adapun
terkait hal tersebut terdapat faktor yang dapat mendukung serta menghambat pengelolaan
lingkungan belajar antara lain:

1. Tempat Belajar Yang Baik.

Untuk dapat di katakan sebagai temapat yang baik terdapat persyaratan sebagai
berikut: letak tata ruang, tempat belajar, penerapan cahaya yang cukup, udara yang baik,
adanya pengaturan tata ruang kelas.

7
2. Media Belajar Yang Tersedia.
Agar dapat mendukung proses lancarnya belajar di sekolah, diperlukan peralatan
yang cukup dan tersedia. Kekurangan alat-alat belajar akan memperbanyak individu
mengalami gangguan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan tersedianya alat-alat
belajar yang pokok didahulukan dibanding dengan yang lain seperti : papan tulis, kapur

tulis / spidol, penghapus dan sebagainya dapat menunjang pembelajaran anak.

3. Kedisiplinan Belajar.
Kedisiplinan ini diperlukan untuk melatih siswa agar terbiasa menerapkan dalam
segala tindakan atau kegiatannya. Karena disiplin ini berkaitan erat dengan kepribadian
anak, sehingga jika anak sudah terdidik untuk disiplin maka mereka akan memiliki
kecakapan dalam cara belajarnya.
4. Kebersihan Lingkungan Kelas Dan Sekolah.
Kebersihan lingkungan kelas maupun sekolah perlu diperhatikan agar siswa
merasa nyaman dalam proses belajar dan serta menjaga lingkungan menjadi bersih.

D. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Lingkungan Belajar

Sesungguhnya siapakah yang bertanggung jawab akan penyediaan dan pengelolaan


lingkungan belajar bagi anak? Terlepas dari siapapun itu yang menyediakan ataupun mengelola
yang jelas dan sudah pasti guru menjadi ujung tombak dalam penyediaan lingkungan belajar yang
kondusif. Guru merupakan individu yang banyak terlibat dalam setiap kegiatan anak pada saat
mereka belajar di sekolah. Keterampilan guru dalam meneyediakan lingkungan belajar akan
berpengaruh terhadap kegiatan anak di dalam lingkungan belajar tersebut, baik dalam interaksi,
eksplorasi, eksperimen maupun melakukan berbagai kegiatan kreatif lainnya.

Menurut Kollough (1996) dalam Rusnidal (2005:52) mengungkapkan bahwa ada sejumlah
hal yang berkaitan dengan anak yang harus dipertimbangkan dalam menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif diantaranya:

1. Memahami anak
2. Memahami pola-pola belajar anak
3. Menghargai anak baik belajar sendiri maupun kelompok

8
4. Anak lebih menyukai belajar melalui proses yang di senangi untuk memperoleh informasi
atau ide-ide baru
5. Tugas terstruktur dan tidak terstruktur
6. Gambaran umum atau ditail
7. Latar belakang pengalaman anak

Selanjutnya untuk dapat menciptakan lingkungan belajar perlu di mengembangkan prinsip-prinsip


berikut:

1. Mereflesikan selera anak (child,s tastes),


2. Berorientasi pada optimalisasi perkembangan dan belajar anak.
3. Berpijak pada efisiensi pembelajaran.

Pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak ada 10 prinsip yang perlu diperhatikan
yaitu:

1. Membuat anak merasa aman


2. Membuat anak merasa nyaman
3. Mendorong anak untuk bereksplorasi
4. Mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya
5. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak
6. Memperhatikan karakteristik anak, kemampuan anak, latar belakang keluarga lingkungan
bermain, dan budaya setempat
7. Lingkungan main yang di tata dapat membantu anak memperkirakan berbagai kegiatan
yang akan dilakukan, baik pelaksanaannya (kelompok atau individu) maupun tempat alat
main yang dibutuhkan.
8. Mengembangkan kemandirian. Lingkungan yang di tata dengan rapi, semua mainan yang
boleh digunakan anak ditata dalam rak yang terjangkau anak, membuat anak dapat secara
mandiri mengambil dan menyimpan kembali, tanpa harus minta tolong pendidik. Apabila
di satuan PAUD menerima anak berkebutuhan khusus dengan kursi roda, harus tersedia
agar anak bisa mengakses lingkungan tanpa harus tergantung pada orang lain.

9
9. Mengembangkan kepercayaan diri anak. Lingkungan yang ditata sesuai dengan kondisi
anak dapat membangun kepercayaan diri anak, bahwa mereka mampu melakukannya.
Lingkungan yang penuh tantangan, tetapi aman dilakukan anak, mendorong anak untuk
mencari jalan keluar untuk mengatasi setiap tantangan yang ada. Hal ini menumbuhkan
kreativitas dan sikap pantang menyerah.
10. Mengembangkan keterampilan motorik halus. Koordinasi tangan-mata, keterampilan
sosial, keaksaraan awal, sains dan teknologi, kemampuan matematika, serta kemampuan
berkomunikasi. Lingkungan yang memfasi-litasi dengan berbagai kegiatan langsung, tidak
semata-mata terfokus pada kegiatan akademik, akan mendorong anak senang terlibat dalam
kegiatan tersebut.

E. Aspek-aspek Pengelolaan Lingkungan Belajar

Dalam (Nana Syaodih) mengemukakan bahwa lingkungan pendidikan mencakup 4


(empat) aspek yaitu, Lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan intelektual dan lingkungan
lainnya. Adapun lingkungan fisik terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia
yang kadang memberikan dukungan dan hambatan dalam berlangsungnya proses pendidikan,
sedangkan lingkungan sosial merupakan lingkungan pergaulan antar manusia, pergaulan antara
pendidik dengan peserta didik serta orang-orang lainnya yang terlibat dalam interaksi pendidikan,
selanjutnya lingkungan intelektual mencakup perangkat lunak seperti sistem program-progran
pengajaran, media, dan sumber media, dan yang terakhir yaitu lingkungan lainnya seperti nilai
kemasyarakatan, ekonomi, sosial, politik, dan estetika.

Selanjutnya menurut Ki Hajar Dewantara dalam (Khairunnisa 2015 : 14-18) dalam ada
beberapa aspek dalam lingkungan belajar yang dihadapi siswa, yaitu:

1. Lingkungan Keluarga.
Dalam lingkungan ini terletak dasar-dasar pendidikan. Disinilah pendidikan
berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku di dalamnya,
artinya agar diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga.
2. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah lembaga pendidikan formal terdapat dimana kegiatan

10
belajar Mengajar Berlangsung. Kondisi lingkungan sekolah juga dapat mempengaruhi kondisi
belajar antara lain adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai dengan
jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah
yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang baik, adanya
teman dan keharmonisan di antara semua personil sekolah.
3. Lingkungan Masyarakat

Sebagai salah satu lingkungan terjadinya pendidikan, masyarakat mempunyai


pengaruh yang besar terhadap berlangsungnya segala kegiatan yang menyangkut masalah
pendidikan. Kegiatan pendidikan di masyarakat bersifat informal yang terdiri dari generasi
muda yang akan meneruskan kehidupan masyarakat itu sendiri,adapun materi itu berupa
kegiatan keagamaan, sosial serta kegiatan positif lainnya. Pendidikan dalam pendidikan
masyarakat ini boleh dikatakan pendidikan secara langsung. Pendidikan yang dilaksanakan
dengan tidak mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri dan
keagamaan masyarakat. Melalui pendidikan inilah masyarakat mengajarkan bagaimana
cara bertingkah laku dalam hidup bermasyarakat sesungguhnya.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengelolaan Lingkungan Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk


merancang proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pengelolaan
Lingkungan Belajar mempunyai tujuan umum yaitu, Menyediakan Sarana atau Fasilitas
beragam yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan nyaman sehingga guru dapat
mengembangkan sikap apresiasi pada siswa.

Lembaga PAUD hendaknya dapat mengelola Lingkungan Belajar bagi Anak Usia
Dini agar tumbuh kembanganak dapat berkembang dengan baik. Lingkungan Belajar Anak
Usia Dini harus berbeda dengan orang dewasa. Selain itu, Lingkungan Belajar Anak Usia
Dini harus memfasilitasi perkembangan dan kecerdasan Anak.

Pendekatan Sentra dan Lingkungan merupakan salah satu program yang berfokus
pada anak dengan menggunakan 4 jeni pijakan ( Scaffolding ) untuk menunjang
perkembangan anak yaitu, Pijakan Lingkungan Main, Pijakan Pengalaman Sebelum Main,
Pijakan Selama Main, dan Pijakan Setelah Main.

B. SARAN

Demikianlah Makalah “ Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini ” yang


kami buat semoga bermanfaat bagi banyak pihak. Penulis berharap dengan adanya makalah
ini dapat membantu kita memahami dan mengerti tentang Pengelolaan Lingkungan Belajar
Anak Usia Dini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adinna Kornelia.L, Fadillah, Miranda Dian. Jurnal. 2014. Analisis Pengelolaan Area Bermain
Outdoor Pada AnakUsia 4-5 Tahun Di Tk Lkia Pontianak. Fkip Untan.

Asmawati, Luluk. 2014. Perencanaan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Asmawati, Luluk. 2015. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka.

Pedoman Pengelolaan Kelas Pendidikan Anak Usia Dini (2015). Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mariyana, Rita dkk. 2010. Pengelolaan lingkungan belajar. Jakarta. Prenada Media Group.

Montolalu, B.E.F. 2010. Bermain dan permaianan anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mutiah, Diana. 2010. Psikologi bermain anak usia dini. Jakarta. Prenada Media Group.

Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung. PT. Rosda Karya

Nurita Dinda.P, julianto. Jurnal. Vol 4, No 2. 2015. Pengelolaan Lingkungan Belajar Indoor
Dengan Model Pembelajaran Sentra Di Paud. Surabaya : Universitas Surabaya: jurnal
mahasiswa Unesa

Rusnidal, Elizar. 2005. Pengelolaan Kelas Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen


Pendidikan Direktorat Jendaral Pendidikan Tinggi.

Sofyan, Hendra. (2014). Perkembangan Anak Usia Dini Dan Cara Praktis Peningkatannya.
Jakarta: Cv. Infomedika.

Sujiono, Nurani, Yuliani. (2013). Konsep Dasar Paud. Jakarta: Pt. Indeks

Triandriani M., Noviani S., Ema Yunita T. 2014. Penataan Ruang Kelas Yang Sesuai Dengan
Aktivitas Belajar Kasus: PAUD Kuncup Matahari Dan PG/RA

Mutiara Bhima Sakti Sidoarjo. Volume 12 No 1, Juni 2014, ISSN 1693-3702. Jurusan Arsitektur.
Universitas Brawijya. Jurnal RUAS

13
14

Anda mungkin juga menyukai