Anda di halaman 1dari 20

Tetanus

Neonatorum
KELOMPOK 5:

ANANDA MUHAMMAD ILHAM


ARI TRI UTAMI
BELLA AGOESTINA
LISA
MAHARANI ADMAR
PUAN SADILA ISLAMI
RIFQAH KHAIRUNNISA
SUCI PRIMA ANANDA
Definisi
Tetanus neonatrum (TN) adalah tetanus
pada bayi usia dibawah 28 hari disebabkan
oleh neurotoksin yg dihasilkan oleh
clostridium tetani
Merupakan penyebab kematian paling
sering terjadi akibat persalinan &
penanganan tali pusat yg tidak bersih

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2012


Epidemiologi
tahun 1988 WHO memperkirakan 787,000 BBL meninggal
akibat TN. Perkiraan (WHO) bahwa ada 34.000 kematian
tetanus neonatal (NT) di seluruh dunia pd tahun 2015 terdapat
penurunan 96% dari situasi pd tahun 1988 perkirakan 787.000
kematian NT
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia menurut SDKI tahun
2007 adalah 34 kematian per 1000 kelahiran hidup& kematian
tertinggi terjadi pada periode neonatal. Angka kematian neonatal di
Indonesia adalah 19 per 1000 kelahiran hidup & TN merupakan
salah satu penyebab utamanya, sehingga tetanus merupakan
penyakit yg masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2012 Hinfey, Ripper et al, (2019). https://emedicine.medscape.com
Statistik internasional
Ditemukan negara-negara terbelakang (pedesaan, di iklim hangat),
Negara tanpa program imunisasi yang komprehensif

Demografi terkait jenis kelamin


Tetanus mempengaruhi kedua jenis kelamin  pria > wanita

Demografi terkait ras


Tetanus mempengaruhi semua ras  Hispanik, kulit putih, orang
Amerika keturunan Afrika

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2012 Hinfey, Ripper et al, (2019). https://emedicine.medscape.com
 Tetanus  strain toksigenik Clostridium tetani
Etiologi 

Bakteri gram positif
Tetanus tidak ditularkan dari orang ke orang
 Peka terhadap panas dan sejumlah antibiotik &
tidak dapat bertahan jika ada oksigen, Namun
bentuk spora sangat tahan terhadap panas &
antiseptik biasa
 Spora dapat bertahan dalam proses autoklaf
pada suhu 121oC selama 10 -15 menit
 Membutuhkan kondisi anaerobik
 Dapat bertahan di tanah selama berbulan-bulan
hingga bertahun-tahun  Jika tidak terkena
sinar matahari

Pan America Health Organization (2005) .Neonatal Tetanus Elimination Field Guide Second Edition. Scientific and Technical
Publication No. 602. ISBN 9275116024World Hearth Organization (WHO). Vaccine-Preventable Disease. Surveillance
Standard.
Faktor Resiko

Ibu yang tidak


divaksinasi, persalinan
Zat berpotensi
di rumah, dan
infeksius yang
pemotongan tali pusat
diaplikasikan pada
yang tidak higienis
tunggul pusar (spt:
kotoran hewan,
lumpur, atau
mentega murni)
Riwayat tetanus
neonatal pada anak
sebelumnya
Hinfey, Ripper et al, (2019). https://emedicine.medscape.com
Patogenesis
berubah menjadi bentuk toksin merambat dari tempat
C. Tetani masuk
melalui luka vegetatif dan berbiak cepat luka melalui : motor endplate &
&menghasilkan toksin aksis silinder saraf tepi ke kornu
anterior, sumsum belakang
kadar asetilkolin menjadi
sangat tinggi pada sinaps toksin diangkut ke arah
yang terkena
sel secara ekstra aksional Reseptor khusus pd ganglion
menyebabkan fragmen
Ctoksin tetanus yg menempel
blokade pada simpul yang erat
mengalirkan impuls pada
kekakuan
tonus otot

Nb :Bila tonus semakin meningkat akan timbul kejang,


terutama pada otot yang besar
IDAI
Patofisiologi

Hinfey, Patrick B. 2019. Tetanus Clinical Presentation. Medscape. https://emedicine.medscape.com, Gomes,


Andreia Patricia. 2011. Clostridium tetani infection in newborn infants : a tetanus neonatorum review. 23(4).
484-491 Wibowo, Tanjung, 2012. Tetanus Neonatorum. Kemenkes RI
• Kesulitan menyusui -> bisa berkembang menjadi
trismus.
• Kekakuan oto leher
• Kesulitan menelan
• Bayi rewel , gelisah dan sulit minum
• Risus sardonicus
• Ophisthotonus dan diikuti dengan fleksi dan adduksi
tangan serta kepala tangan seperti tinju
• nyeri

Hinfey, Patrick B. 2019. Tetanus Clinical Presentation. Medscape. https://emedicine.medscape.com, Gomes,


Andreia Patricia. 2011. Clostridium tetani infection in newborn infants : a tetanus neonatorum review. 23(4).
484-491 Wibowo, Tanjung, 2012. Tetanus Neonatorum. Kemenkes RI
Penegakan Diagnosis
ANAMNESIS
• Persalinan yang kurang higienis yang ditolong
oleh tenaga non medis yang tidak terlatih
• Perawatan tali pusat yg tidak higienis, pemberian
& penambahan suatu zat pada tali pusat
• Bayi sadar, sering mengalami kekuan ( spasme),
terumata bila terangsang atau tersentuh
• Bayi malas minum

Sumarmo et al, 2008, Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, Jakarta, IDAI, Ed:2
PEMERIKSAAN FISIK
• Bayi sadar, terjadi spasme otot berulang
• Mulut mencucu seperti mulut ikan(carpermouth)
• Trimus (mulut sukar dibuka)
• Perut teraba keras(perut papan)
• Opistotonus (ada sela antara punggung bayi
dengan alas,saat bayi ditidurkan)
• Tali pusat biasanya kotor dan berbau
• Anggota gerak spastik(boxing position)

Sumarmo et al, 2008, Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, Jakarta, IDAI, Ed:2
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Anamnesis & gejala cukup khas sehingga sering
tidak diperlukan pemeriksaan penunjang,kecuali
dalam keadaan meragukan untuk membuat
diagnosis banding .pemeriksaan yang dapat
dilakukan untuk membedakan anatara tetnus
neonatrum dengan sepsis neonatal atau
meningitis adalah
 Pungsi lumbal
 Pemeriksaan darah rutin, preparat darah hapus
antara kultur dan sensitivitas

Sumarmo et al, 2008, Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, Jakarta, IDAI, Ed:2
Diagnosis banding
• Meningitis, meningioensefalitis ,ensefalitis ( tidak dijumpai trismus ,risus sardonikus),
namun (dijumpai gangguan kesadaran & Kelainan likuor serebrosinal)

• Tetani : karena hipokalsemia, secara klinis dijumpai adanya spasme karpopedal

• Keracunan stirihnin : minuman tonikum terlalu banyak (pada anak)

• Rabies: dijumpai gejala hidrofobia dan kesukaran menelan , sedangkan pada anamnesis
diketahui digigit binatang pada waktu epidemi

• Trismus : karena proses local, seperti mastoiditis, OMSK, abses tonsilar, dan biasanya
asimetris
Sumarmo et al, 2008, Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, Jakarta, IDAI, Ed:2
Penatalaksanaan
• Pasang jalur IV beri & cairan dengan dosis rumatan
• Terapi untuk menghentikan spasme:
- diazepam 10 mg/kg secara IV dalam 24 jam /dengan
- bolus IV setiap 3-6 jam (dengn dosis 0,1- 0,2 mg/kg
per kali pemberian) maksimum 40 mg/kg/hari.

Pedoman pelayanan medis IDAI 2009


• Diazepam dihentikan bila frekuensi napas <30 kali/menit
kecuali ada
ventilator mekanik
• Human Tetanus Immunoglobulin 500 U IM atau antitoksin
tetanus (equine serum) 5000 U IM
• Antibiotik
Lini 1: metronidazol 30 mg/kg/hari dengan interval setiap 6
jam (oral/parenteral) selama 7-10 hari
Lini 2: penisilin procain 100.000U/kg IV dosis tunggal
selama 7-10 hari

Pedoman pelayanan medis IDAI 2009


Pencegahan
1. Pelaksanaan pelayanan neonatal esensial, terutama pemotongan tali pusat
dengan alat steril
2. Perawatan pascanatal, tidak mengoles atau menabur sesuatu yang tidak
higienis pada tali pusat
3. Bila sudah terjadi infeksi tali pusat berikan pengobatan yang tepat dengan
antibiotic local dan sisitemi (bila diperlukan) . pilih antibitiok yang efektif
untuk staphylococcus aureus dan escherichia coli
4. Praktik 3 Bersih perlu diterapkan, yaitu bersih tangan, bersih alat pemotong
tali pusat, dan bersih alas tempat tidur ibu, di samping perawatan tali pusat
yang benar sangat penting dalam kurikulum pendidikan bidan. Selain
persalinan yangCREDITS:
bersih danThis perawatan tali pusat
presentation template yang by ​Slidesgo​,
was created
5. Pemberian imunisasi TT minimal dua kali kepada images
including icons by Flaticon​, infographics & by ​Freepik
ibu hamil dikatakan sangat
bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum

https://www.idai.or.id/downloads/PPM/Buku-PPM.pdf
bulletin.eleminasi.tetanus.maternal dan neonatal(MNTE) di Indonesia,Vol1,September, 2012
Prognosis
Prognosis tetanus itu sendiri ditentukan oleh masa
inkubasi priod of onset, jenis luka, keadaan status imunisasi
pasien, makin pendek masa inkubasi makin buruk
prognosis, makin pendek period of onset makin buruk
prognosis. Letak, jenis luka, luas kerusakan jaringan turut
memegang peran dalam menentukan prognosis.
Sedangkan apabila kita menjumpai tetanus neonatorum
harus di anggap tetanus berat, oleh karena mempunyai
prognosis yang buruk

Sumarmo et al, 2008, Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, Jakarta, IDAI, Ed:2
Terimakasih
Any question ?

Anda mungkin juga menyukai

  • STUNTING
    STUNTING
    Dokumen17 halaman
    STUNTING
    Almamira Oktarama
    Belum ada peringkat
  • Translate Jurding 2
    Translate Jurding 2
    Dokumen15 halaman
    Translate Jurding 2
    Almamira Oktarama
    Belum ada peringkat
  • REFERAT
    REFERAT
    Dokumen24 halaman
    REFERAT
    Almamira Oktarama
    Belum ada peringkat
  • Jurding Obgyn
    Jurding Obgyn
    Dokumen17 halaman
    Jurding Obgyn
    Almamira Oktarama
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading 2 Almamira Oktarama
    Journal Reading 2 Almamira Oktarama
    Dokumen29 halaman
    Journal Reading 2 Almamira Oktarama
    Almamira Oktarama
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Obgyn Viola
    Jurnal Obgyn Viola
    Dokumen17 halaman
    Jurnal Obgyn Viola
    Almamira Oktarama
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading Obgyn Prayoga Eko
    Journal Reading Obgyn Prayoga Eko
    Dokumen12 halaman
    Journal Reading Obgyn Prayoga Eko
    Almamira Oktarama
    Belum ada peringkat
  • Salinan Isi 2
    Salinan Isi 2
    Dokumen10 halaman
    Salinan Isi 2
    Almamira Oktarama
    Belum ada peringkat
  • Output Peran
    Output Peran
    Dokumen14 halaman
    Output Peran
    Almamira Oktarama
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan
    Pertanyaan
    Dokumen4 halaman
    Pertanyaan
    Almamira Oktarama
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen2 halaman
    1
    Almamira Oktarama
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Referat
    Presentasi Referat
    Dokumen4 halaman
    Presentasi Referat
    Almamira Oktarama
    Belum ada peringkat
  • Keratitis
    Keratitis
    Dokumen5 halaman
    Keratitis
    Almamira Oktarama
    Belum ada peringkat