Anda di halaman 1dari 34

KONSEP DASAR

K E P E R A W ATA N PA L I AT I F
PENDAHULUAN

• Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat


disembuhkan, memerlukan perawatan paliatif.
• Namun, pelayanan di Indonesia masih belum menyentuh kebutuhan
pasien dengan penyakit yang belum bisa disembuhkan.
• Pada stadium lanjut, pasien mengalami masalah fisik dan psikososial
• Kata paliatif berasal dari kata Yunani “palium” yang berarti jubah atau
mantel yang biasa dipakai untuk melindungi dari kedinginan.

• Dalam kaitannya dengan suatu penyakit, maka paliatif diartikan


sebagai perlindungan terhadap penderita dari penderitaannya.
DEFINISI

• Definisi perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna


meringankan beban pasien yang tidak mungkin disembuhkan (WHO,
1990).
• Tindakan aktif yang dimaksud ialah antara lain menghilangkan rasa
nyeri dan keluhan-keluhan lain, perbaikan dalam aspek psikologis,
sosial, dan spiritual.
• Semua ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup yang maksimal bagi
penderita dan keluarganya.
LANJUTAN

• Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan


meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan
penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial
mulai saat diagnosis ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan
terhadap keluarga yang kehilangan/ berduka (WHO, 2005).

1. Fokus pada semua pasien


2. Fokus pada pasien terminal
LANJUTAN

• Asuhan paliatif adalah suatu pendekatan yang meningkatkan kualitas


hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah terkait penyakit
mengancam jiwa, dengan mencegah dan meringankan penderitaan
melalui identifikasi dini, pengkajian cermat menyeluruh, dan
pengelolaan nyeri serta masalah lain, baik fisik, psikososial, dan
spiritual (Kemenkes, 2007).
• Kualitas hidup pasien adalah keadaan seseorang yang
dipersepsikan sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya,
termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya.
• Dimensinya gejala fisik, kemampuan fungsional (aktivitas),
kesejahteraan keluarga, spiritual, fungsi sosial, kepuasan terhadap
pengobatan (termasuk masalah keuangan), orientasi masa depan,
kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri sendiri, dan
fungsi dalam bekerja.
PRINSIP KEPERAWATAN
PALIATIF (WHO)
• Meningkatkan kualitas hidup dan menegaskan kematian adalah proses
yang normal
• Tidak mempercepat atau menunda kematian
• Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu
• Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual
• Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayat
• Berusaha mengatasi suasana duka cita keluarga
POIN PENTING

• Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk mengurangi penderitaan


pasien, memperpanjang umur, meningkatkan kualitas hidup, dan
memberi support keluarga.
• Walaupun pada akhirnya pasien meninggal, dia sudah siap secara
psikologis dan spiritual, serta tidak stres dg penyakit yang diderita.
KEPADA SIAPA?

• Asuhan Paliatif dapat diberikan pada pasien dengan penyakit


mengancam jiwa seperti: Kanker, HIV/AIDS, Alzheimer, penyakit
kardiovaskuler, parkinson, gagal ginjal, diabetes, saraf, hati, dan
penyakit berat lainnya.
• Di Indonesia, perawatan paliatif baru dimulai tahun 1992 di RS Dr.
Soetomo (Surabaya), disusul RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS
Wahidin Sudirohusodo (Makasar), RS Dr. Sardjito (Jogja), dan RS
Sanglah (Denpasar).
• Keadaan sarana pelayanan perawatan paliatif di Indonesia masih
belum merata
• Sedangkan pasien memiliki hak mendapat pelayanan yang bermutu,
komprehensif, dan holistik
• Maka dibentuklah kebijakan KEPMENKES RI NOMOR: 812, 2007
tentang penyelenggaraan pelayanan perawatan paliatif.
HOME CARE
• Adalah pelayanan perawatan paliatif yang dilakukan di rumah
pasien, oleh tenaga paliatif dan atau keluarga atas bimbingan/
pengawasan tenaga paliatif.

• Kunjungan dilakukan oleh tim yang terdiri dari dokter paliatif,


perawat, psikiater, dll untuk membantu memberikan solusi.
HOSPISE CARE

• Adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana pengobatan


terhadap penyakit tidak diperlukan lagi. Perawatan ini bertujuan
meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman pasien berlandaskan
aspek bio-psiko-sosio-spiritual.
• Hospis adalah tempat dimana pasien dengan penyakit stadium
terminal yang tidak dapat dirawat di rumah namun tidak melakukan
tindakan yang harus dilakukan di rumah sakit. Pelayanan yang
diberikan tidak seperti di rumah sakit, tetapi dapat memberikan
pelayaan untuk mengendalikan gejala-gejala yang ada, dengan
keadaan seperti di rumah pasien sendiri.
DAY CARE

• Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan


rawat inap, missal kemoterapi, wound care, hemodialisa, dsb.
RESPITE CARE

• Merupakan layanan yang bersifat psikologis. Penderita maupun


keluarga dapat berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater,
bersosialisasi dengan penderita lain, mengikuti terapi music, atau
sekedar bersantai dan beristirahat.
• Layanan ini juga bisa menitipkan penderita bila tidak ada pendamping
di rumah.
• Dasar perawatan paliatif adalah pendekatan holistik: penderita dirawat
secara seimbang dari sudut biologis, psikologis, sosial (termasuk
keluarga), dan spiritual
PENYAKIT TERMINAL

• Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang


menuju ke arah kematian.
• Contohnya seperti penyakit jantung, kanker, stroke, dll.
• Harapan hidup tipis, tidak ada lagi obat-obatan, tim medis sudah
menyerah
SASARAN KEBIJAKAN
PELAYANAN PALIATIF
• Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga.
• Lingkungan tempat pasien berada
• Pelaksana : dokter, perawat, tenaga kesehatan lainnya
• Institusi terkait: Dinkes provinsi, dinkes kabupaten, RS pemerintah
dan swasta, Puskesmas, fasilitas kesehatan lainnya.
ELEMEN PERAWATAN
PALIATIF
1. Populasi pasien (semua usia, jenis kelamin, penyakit kronis)
2. Perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga
3. Waktu perawatan paliatif (sejak diagnosis – sembuh/ meninggal – periode
duka cita)
4. Perawatan komprehensif (bio psiko sosio spiritual)
5. Tim interdisiplin
6. Fokus pada mengurangi penderitaan
7. Kemampuan berkomunikasi
8. Kemampuan merawat pasien meninggal dan berduka
9. Perawatan yang berkesinambungan
10. Hambatan pengaturan
11. Peningkatan kualitas
SELESAI
KEBUTUHAN ANAK YANG
TERMINAL
1. Komunikasi (anak dan orang tua)
2. Memberi tahu pada anak bahwa dia tidak sendiri
3. Berdiskusi dengan siblings
4. Social support meningkatkan koping
MENJELASKAN KEMATIAN
PADA ANAK
• Anak pra sekolah: Kematian adalah sudah tidak ada nafas, dada dan
perut datar, tidak bergerak lagi, dan tidak bisa berjalan.
PERBEDAAN ANAK DAN DEWASA
MENGARTIKAN KEMATIAN
• Anak tidak memiliki kematangan emosional dalam mempersepsikan
tentang arti kematian
• mekanisme koping pada anak belum terbentuk
• Anak belum bisa diajak berdiskusi tentang Tuhan, Surga, dan hal-hal
gaib.
SUPPORT

• Dukungan sangat diperlukan dan sangat dibutukan oleh anak yang


mengidap penyakit terminal
• orang tua, teman- teman, orang tua yang lainnya (kakek, nenek, bibi,
paman)
TAHAP MENUJU KEMATIAN

• Denial dan isolation


• Anger
• Bergaining
• Depression
• Acceptance
TEMPAT PERAWATAN
PALIATIF
• Rumah Sakit: untuk pasien yang mendapatkan perawatan dan
tindakan khusus
• Puskesmas: untuk pasien yang memerlukan rawat jalan
• Hospis: untuk pasien yang tidak mendapatkan perawatan khusus tapi
belum dapat perawatan di rumah.
• Rumah pasien
PENINGKATAN MUTU
PERAWATAN PALIATIF
• Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan
• Pemenuhan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan dan non
kesehatan
• menjalankan program keselamatan pasien
• Pola dasar pemikiran perawat
– Meningkatkan kualitas hidup seseorang dalam sisa masa hidupnya dan
menerima kematian sebagai proses yg normal
– Tidak mempercepat kematian
– Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu
– Berusaha agar penderita tetap aktif
– Berusaha mengatasi duka cita pada keluarga
PERAWATAN
PSIKOSPIRITUAL
• Biasanya dilimpahkan kepada para dokter spesialis jiwa, psikolog, dan
alim ulama, meliputi:
– Mempersiapkan penderita dan keluarga menerima kenyataan
– Perawatan terminal
– Perawatan nyeri
– Perawatan keluarga dalam menghadapi fase terminal dan fase duka cita
• Ditinjau dari besarnya kebutuhan dari pasien, jumlah dokter yang
mampu memberikan pelayanan perawatan paliatif juga masih terbatas.
Keadaan sarana pelayanan perawatan paliatif di Indonesia masih
belum merata sedangkan pasien memiliki hak untuk mendapatkan
pelayanan yang bermutu, komprehensif dan holistik, maka diperlukan
kebijakan perawatan paliatif di Indonesia yang memberikan arah bagi
sarana pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan
perawatan paliatif.
HOSPICE CARE

• adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana pengobatan


terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi. Perawatan ini bertujuan
meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari pasien,
berlandaskan pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual.
DAFTAR PUSTAKA

• Cowen, Perle Slavik. (2006). Current issues In Nursing. Seventh


edition.
• United state of America: Mosby Elsevier
• www.nextepincare.org. Hospice and palliative care. Tgl 29 Juli 2010
• www.wikipedia.com Perawatan paliatif dan hospice. Tgl 30 Juli 2010
•  
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai