Anda di halaman 1dari 31

ANALISA BIAYA DAN

PENDAPATAN
MANFAAT
 Sebelummelakukan usaha diperlukan analisa
untuk mengetahui tingkat kepastian dari
usaha yang aan dilakukan

 Tujuannya agar meminimalkan kerugian dari


usaha yang akan dibuat, meningkatkan
efektifitas dan efesiensi dari biaya yang
diperlukan
ANALISA BIAYA DAN
PENDAPATAN

1. BEP
2. PBP
3. ROI
4. IRR
5. NPV
6. CASH FLOW
BREAK EVENT POINT (BEP)
 Dengan menggunakan analisa BEP ini, usaha
akan layak bila BEP lebih kecil dari estimasi
peluang pasar yang tersedia. Semakin besar
kapasitas pasar yang tersedia akan semakin
menguntungkan.
 Rumus BT
: BEP (unit )   1 unit
HJ  BV

atau
BT
BEP (rupiah) 
BV
1
HJ
Kurva BEP
Rupiah
Income (I)

Variabel Cost
Profit

Harga BEP

Total Cost

Fix Cost

0 N1 N2 Quantity
Fix Cost Bertambah
Rupiah
Income (I)

Variabel Cost
Profit
Harga BEP

Fix Cost

Total Cost

0 N1 N3 N2 Quantity
Variabel Cost Bertambah
Rupiah Income (I)
Variabel Cost

Harga

BEP
Fix Cost

0 N1 N3 N 2 N4 Quantity
BT = BIAYA TETAP
Biaya yang tetap nilainya selama satu
periode akuntansi walaupun jumlah
penjualan berubah

Biaya ini biasanya dikaitkan dengan


waktu atau perjanjian

Ex: biaya peyusutan, gaji, sewa,


pemeliharaan, bunga, asuransi, dan
sebagian biaya tidak langsung lainnya
BV = BIAYA VARIABEL
 Biayayg nilainya akan tetap apabila dilihat
biaya per unit penjualannya.

 Jikavolume penjualan berubah, maka biaya


variabel juga akan berubah secara
proporsional

 Ex:uang resep, biaya pengiriman, biaya


perbaikan, HPP, biaya iklan dan biaya
langsung lainnya.
BEP
 Rumus BEP dengan laba

BT  Laba
BEP (unit )   1 unit
HJ  BV
atau

BT  %laba. X
BEP 
BV
1
HJ
Contoh BEP
 Suatuusaha produksi memiliki biaya tetap
tahunan Rp. 20.000.000,- dan biaya variabel
per unit produk Rp. 1.000,-. Harga jual
produk per unit Rp. 1.500,-. Untuk
kepentingan kemajuan perusahaan, laba
dipatok sebesar 20%. Perkiraan pasar
menunjukkan bahwa kapasitas pasar yang
tersedia mencapai kisaran 10.000 unit per
tahun. Dengan menggunakan analisis BEP,
layak atau tidak usaha ini?
Contoh BEP
 Misal jumlah penjualan = X, maka

 BEP Unit = Rp. 150.000.000 / 1.500 = 100.000 unit.


 Oleh karena kapasitas pasar hanya mencapai kisaran 10.000
unit per tahun dan BEP untuk mencapai laba 20% sebesar
100.000 unit , maka usaha ini tidak layak karena BEP >
kapasitas pasar.
PAY BACK PERIODE (PBP)
 Merupakan suatu periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran suatu investasi
(capital outlays) dengan menggunakan aliran kas
masuk neto (proceeds) yang diperoleh.
 Layak tidaknya suatu peluang usaha tergantung
berapa lama periode pengembalian modal, semakin
cepat kembali berarti usaha tersebut semakin
menguntungkan.
 Rumus :
Contoh PBP
 SatuApotek membutuhkan investasi sebesar Rp.
120.000.000,-. Aliran kas masuk (proceeds)
diperkirakan Rp. 40.000.000 per tahun selama 6
tahun (sesuai jangka waktu pengembalian kredit
yaitu selama 6 tahun). Berapa PBP-nya? Usaha
tersebut layak atau tidak?

Artinya bahwa dari data diatas, usaha tersebut


kembali modal pada tahun ke 3 sehingga usaha
tersebut layak (PBP < waktu pengembalian kredit)
RETURN ON INVESTMENT (ROI)
 Adalah tingkat pengembalian seluruh harta yang
digunakan untuk melaksanakan usaha dalam
menghasilkan laba.
 Tingkat ROI yang tinggi akan semakin baik (layak).
 Gunanya : untuk mengetahui seberapa besar tingkat
pengembalian dari seluruh harta yang diinvestasikan.
 Rumus :
Contoh ROI
 Selamatahun 2016 Apotek ABC memiliki total harta
Rp. 500.000.000,- dan laba usaha yang diperoleh
selama tahun itu Rp. 25.000.000,-. Berapa ROI? Usaha
tersebut layak atau tidak?

ROI = 25.000.000 X 100 % = 5%


500.000.000

Data diatas menunjukkan bahwa ROI : 5%


sehingga
layak hanya jika bunga tabungan bank < 5%,
tidak layak bila bunga bank > 5%
INTERNAL RATE OF RETURN
(IRR)
 Adalah tingkat pengembalian modal sendiri yang
digunakan untuk usaha.
 Berguna untuk :
 Mengetahuhi seberapa manfaat dana yang
ditanamkan dalam usaha untuk mendapatkan
laba.
 Mengetahui seberapa besar pengembalian modal
sendiri jika digunakan untuk melaksanakan usaha.
 Makin tinggi IRR makin baik artinya jika IRR lebih
tinggi dari bunga bank, berarti usaha yang dijalankan
layak, tetapi bila lebih rendah, berarti tidak layak.
 Rumus :
Contoh IRR

 Awal tahun 2009, Benjo telah menyetor modal usaha


sebesar Rp. 10.000.000,- dan pada akhir tahun 2009 dari
usaha tersebut mendapat penghasilan / keuntungan
sebesar Rp. 500.000,-. Berapa IRR? Usaha tersebut layak
atau tidak?

Data diatas menunjukkan bahwa IRR : 5% sehingga usaha


ini layak hanya jika bunga (tabungan) bank < 5%,
sebaliknya bila > 5% menjadi tidak layak.
NET PRESENT VALUE (NPV)

 Adalah nilai kini bersih.


 Berguna untuk : menganalisis aliran dana kas dan
sekaligus dapat mengetahui nilai kini bersih pada saat
itu.
 Rumus :
NPV = Aliran Kas Netto - Biaya Investasi.

 Suatu usaha dinyatakan layak jika NPV positif atau NPV


> 0, sebaliknya tidak layak jika NPV negatif atau NPV <
0.
Contoh NPV

 Akhir tahun 2009 UD ABC memiliki kas netto : Rp.


100.000.000,-. Jumlah kewajiban / biaya investasi Rp.
10.000.000,-. Berapa NPV? Usaha tersebut layak atau
tidak?

NPV = Rp. 100.000.000,- - Rp. 10.000.000,-


= Rp. 90.000.000,-

Data diatas menunjukkan bahwa usaha tersebut layak


karena NPV positif atau NPV > 0.
CASH FLOW (ALIRAN KAS)
 Sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat
dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas
yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas
keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode
 Yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami
dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan
atau investasikan. Fungsi tsb. meliputi :
 Likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada
pengurangan investasi awal.
 Anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada
daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
 Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/
perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang..
CASH FLOW (ALIRAN KAS)
 Alirankas yang berhubungan dengan suatu proyek
dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
 Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi
misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb.
Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)
 Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran
kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti;
penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran
kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan
aliran kas keluar (cash out flow).
 Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa
modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
Manfaat

 Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang


berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan
transaksi yang menyebabkan perubahan kas.
 Sebagi dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa
yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu
pengembalian kredit.
 Membantu menager untuk mengambil keputusan
kebijakan financial.
 Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan
untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya
Contoh Penyusunan Cash
Flow
 Berikut ini adalah estimasi penerimaan dan pengeluaran
perusahaan PT. Usaha Anda yang bergerak dibidang
industri makanan dalam waktu enam bulan
Contoh Penyusunan Cash
Flow
Contoh Penyusunan Cash
Flow
 Asumsi-asumsi :
 Saldo kas awal Rp 10,000,000
 Saldo kas minimum yang harus
dipertahankan sebesar Rp
10,000,000/bulan
 Platfond pinjaman yang diberikan oleh
bank adalah sebesar Rp 50,000,000 dengan
bunga 10 % flat jangka waktu 1 tahun,
tetapi pencairannya sesesuaikan dengan
kondisi arus kas pada perusahaan.
Estimasi Penerimaan Tunai
Asumsi lain :

 Setelah menyusun estimasi penerimaan dan


pengeluaran, dapat terlihat bahwa pengeluaran pada
bulan January lebih besar dari penerimaannya, sehingga
perusahaan mengalami deficit sebesar Rp 2,000,000.
untuk menutupi deficit tersebut perusahaan
menggunakan fasilitas pinjaman yang diberikan oleh
bank. Besarnya pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan,
dalam hal ini maka untuk menjaga saldo kas minimum
yang harus dipelihara perusahaan maka perusahaan
menggunakan pinjaman dana sebesar Rp 2,000,000
dengan syarat ketentuan diatas. Untuk melihat apakah
perusahaan tersebut fleksibel atau tidak maka dapat
dilihat estimasi cash flow di bawah ini :
Estimasi Cash Flow
Kesimpulan dari contoh
 kasus
Dari estimasiCash
tersebut, Flow
kas perusahaan menunjukan hasil yang surplus dan
perusahaan dapat mengembalikan pinjaman bank sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan dan pada akhirnya perusahaan tersebut secara financial
dapat dikatakan flexible.

Anda mungkin juga menyukai