Anda di halaman 1dari 272

PKPA STIFAR

“YAYASAN PHARMASI SEMARANG”


PERIODE APRIL–MEI2018
Disusun Oleh:
1. Ayu Vebriana Ramadani, S.Farm 1061711019
2. Dimas Alprima Winatra, S.Farm 1061711032
3. Dyah Indra Nur Halimah, S.Farm 1061711036
4. Fena Dana Wijayanti, S.Farm 1061711042
5. Hanik Linawati, S.Farm 1061711050
6. Hanun Alfreda Priyono, S.Farm 1061711051
7. Nurkie Isnaini Yanuri, S.Farm 1061711086
8. Rasti Hana Safira, S.Farm 1061711097
9. Hilda Rahmawati, S.Farm1061711133
10. Putri Utami, S.Farm 1061711135
DEFINISI RUMAH SAKIT

Berdasarkan Permenkes Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

• Berdasarkan Undang-Undang RI No 44 tahun 2009


• Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara
TUGAS berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan
pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

• Berdasarkan Undang-Undang RI No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit


disebutkan bahwa rumah sakit mempunyai fungsi sebagai:
• 1. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
• 2. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
FUNGSI • kesehatan sesuai kebutuhan medis.
• 3. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia.
• 4. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi 
• bidang  kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
• kesehatan.
Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan
Permenkes RI No 56 Tahun 2014
RS Pendidikan
Berdasarkan
RS Pemerintah Afiliasi
Berdasarkan Pendidikan
RS Non
Kepemilikan Pendidikan
RS Swasta
RS tipe A

RS umum
Berdasarkan Berdasarkan RS tipe B
Pelayanan fasilitas dan
kemampuan
RS khusus pelayanan,
Rumah Sakit. RS tipe C

RS tipe D dan
RS tipe D
pratama
Tipe RS Berdasarkan Permenkes RI no 56 tahun 2014
Tenaga Medis :

a. 18 dokter umum untuk pelayanan medik dasar;


b. 4 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c. 6 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar;
d. 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang;
e. 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain;
f. 2 dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis; dan
RS g. 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut
Tipe
Tenaga Kefarmasian :

A a. 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;


b. 5 apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit 10 TTK
c. 5 apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 10 TTK
d. 1 apoteker di instalasi gawat darurat yang dibantu oleh minimal 2 TTK
e. 1 apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2 TTK
f. 1 apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat merangkap melakukan pelayanan
farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh TTK.
g. 1 apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di
rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh TTK
Tipe RS Berdasarkan Permenkes RI no 56 tahun 2014

Tenaga Medis :

a. 12 dokter umum untuk pelayanan medik dasar;


b. 3 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c. 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar;
d. 2 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang;
e. 1 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain;
f. 1 dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis; dan
RS g. 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut.
Tipe Tenaga Kefarmasian :

B a. 1 orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;


b. 4 apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit 8 TTK
c. 4 orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8 TTK
d. 1 orang apoteker di instalasi gawat darurat yang dibantu oleh minimal 2 TTK
e. 1 orang apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2 TTK
f. 1 orang apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh TTK
g. 1 orang apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik
di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh TTK.
Tipe RS Berdasarkan Permenkes RI no 56 tahun 2014

Tenaga Medis :

a. 9 dokter umum untuk pelayanan medik dasar;


b. 2 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c. 2 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar;
d. 1 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang; dan
RS e. 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut.
Tipe

C Tenaga Kefarmasian :

a. 1 orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;


b. 2 apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit 4 TTK
c. 4 orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8 TTK
d. 1 orang apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi yang
dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan
dan dibantu oleh TTK
Tipe RS Berdasarkan Permenkes RI no 56 tahun 2014

Tenaga Medis :
a. 4 dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
b. 1 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c. 1 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar.

RS Tenaga Kefarmasian :
Tipe a. 1 orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;

D b. 1 apoteker yang bertugas di rawat inap dan rawat jalan yang dibantu oleh paling
sedikit 2 TTK
c. 1 orang apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi yang
dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan
dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan
beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

Menurut UU RI No.44 thn 2009 tentang Rumah Sakit, yang


dimaksud dengan Instalasi Farmasi adalah : bagian dari Rumah Sakit
yang bertugas menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan
mengawasi seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan
pembinaan teknis kefarmasian di Rumah Sakit.

Menurut Permenkes RI No. 72 Tahun 2016


Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah
Sakit.
TUJUAN PELAYANAN KEFARMASIAN
Melaksanakan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan
biasa maupun gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien, maupun
fasilitas yang tersedia.
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi yang profesional
berdasarkan prosedur kefarmasian dan etika profesi
Tujuan
Memberikan informasi dan edukasi bagi pasien dan tenaga
kesehatan lain.

Memberikan informasi mutakhir tentang perbekalan farmasi


kepada tenaga kesehatan yang lain.
Menjalankan pengawasan perbekalan farmasi berdasarkan aturan
yang berlaku.

Melakukan dan memberikan pelayanan bermutu melalui analisa


telaah dan evaluasi pelayanan, yang dimaksud dengan pelayanan
bermutu memenuhi standart pelayanan minimum RS melalui analisa
waiting time dan survey kepuasan pasien

Mengadakan penelitian dibidang farmasi dan peningkatan metoda.


JENIS PELAYANAN FARMASI KLINIK
DI RUMAH SAKIT

Standar Pelayanan Kefarmasian di RS Permenkes


Standar Pelayanan Kefarmasian di RS 72 Tahun 2016
Permenkes 58 Tahun 2014
1. Pengkajian dan pelayanan Resep
1. Pengkajian dan pelayanan Resep;
2. Penulusuran riwayat penggunaan Obat
2. Penelusuran riwayat penggunaan Obat;
3. Rekonsiliasi Obat; 3. Rekonsiliasi Obat
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO); 4. Pelayanan Farmasi Obat
5. Konseling;
5. Konseling
6. Visite;
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO); 6. Visite
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO); 7. Pemantuan Terapi Obat (PTO)
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO); 8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
10. Dispensing sediaan steril; dan
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah
(PKOD); 10. Dispensing Sediaan Steril; dan
12. Handling cytostatic 11. Pemantuan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
SIKLUS MANAJEMEN & PENGGUNAAN OBAT (MPO)

Pemantaua
n terapi Seleksi
obat / PTO Perencanaan

Pendokumentasian
pengadaan

Pemberian Penyimpanan

penyaluran pemesanan/peresepan
(dispensing)

persiapan pencatatan
(preparing) (transcribe)
Pendistribusian
PROFIL RSISA
SEJARAH RSISA
Berawal atas bantuan pemerintahan Belanda
tahun 1970 berdiri Health Centre (Pusat
Kesehatan Masyarakat) dengan 14 tempat tidur
menjadi RSI & FK adalah Gagasan Pangdam VII
Dip-Brig. Jend. M Sarbini kepada Kol dr. Soetomo
Bariodipoero dan Ka. Kesdam VII Dip Kol dr.
Soehardi. Saat ini jumlah tempat tidur 400 tempat
tidur. Berlokasi di Jl. Raya Kaligawe Km. 4
Semarang Jawa Tengah.
1 Januari 1970 s.d Juni 1972 masa pembangunan
awal. Meskipun belum selesai pembangunan fisik
gedung namun pada 17 Agustus 1971 telah
diresmikan oleh Yayasan Badan wakaf Sultan Agung.

Layanan pertama adalah Klinik Umum, Klinik


kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga berencana.
1973
1973 mendapat
mendapat bantuan
bantuan dari
dari Pres
Pres Soeharto
Soeharto
Ambulance
Ambulance Toyota
Toyota Crown
Crown

Sumitomo
Sumitomo shoji,
shoji, tokyo,
tokyo, Co.CV.
Co.CV. Sapto
Sapto Argo
Argo Puro
Puro
dan
dan Pabrik
Pabrik Rokok
Rokok Sukun
Sukun Kudus
Kudus memberi
memberi bantuan
bantuan 44
VIP
VIP dan
dan diresmikan
diresmikan 20
20 Mei
Mei 1973
1973

23
23 Oktober
Oktober 1975
1975 ditetapkan
ditetapkan RS
RS Tipe
Tipe C
C (SK
(SK Men.
Men.
Kes.
Kes. RI
RI no.
no. 1024/Yan.Kes/1.0/75
1024/Yan.Kes/1.0/75

88 Januari
Januari 1992
1992 RS
RS Sultan
Sultan Agung
Agung Menjadi
Menjadi RSI
RSI
Sultan
Sultan Agung
Agung
RSI-SA era 70 an
AKREDITASI

Tanggal 24 – 27 Maret 2010,


RSI Sultan Agung telah di survey Akreditasi
oleh Komite Akreditasi RS (KARS),
berdasarkan Kepmenkes
No. YM.01.01/III/1656/10, telah diberikan status AKREDITASI PENUH
TINGKAT LENGKAP (16 Bidang Pelayanan)
PENETAPAN KELAS B

Keputusan Menteri Kesehatan RI,

Nomor : HK.03.05/I/513/2011 tanggal 21 Pebruari 2011 tentang Penetapan


Kelas Rumah Sakit Islam Sultan Agung menjadi Rumah Sakit Kelas B
PENETAPAN RS PENDIDIKAN

Keputusan Menteri Kesehatan RI No:HK.03.05/III/1299/11 tentang


Penetapan RSI Sultan Agung Semarang Sebagai Rumah Sakit Pendidikan
Utama Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Aguung Semarang.
(25 Juni 20011 bertepatan 23 Rajab 1432 H)
AKREDITASI JCI VERSI KARS

• Tanggal 16 s.d 18 Juli 2014


• Lulus akreditasi tingkat paripurna
AKREDITASI SYARIAH
• Rumah Sakit Islam Sultan Agung menjalani penilaian
dan sertifikasi terkait standar rumah sakit syariah
oleh Dewan Syariah Nasional MUI dan Majelis Ulama
Kesehatan Islam Indonesia, akhir Februari tahun
2016.
MCEB
(Multi Center of Excelence Building)

• Launching pada tanggal 25 Agustus 2014.


• Merupakan gedung baru yang dibuka untuk umum di bulan oktober.
• Memiliki kelebihan one stop service.
• Terdiri dari 9 lantai yang digunakan untuk : poliklinik eksekutif, cardiac center,
Semarang Eye Center, stroke center, onkologi center, geriatri, VIP, VVIP
ARTI LOGO RSI SULTAN AGUNG

Makna Bentuk:
Bulan merah berarti lambang
kesehatan islam
Makna Warna:
 Hijau melambangkan kesembuhan
dan kedamaian
 Putih melambangkan kesucian
 Merah melambangkan semangat
hidup
VISI
Rumah Sakit Islam Terkemuka Dalam Pelayanan
Kesehatan, Pendidikan Dan Pembangunan
Peradaban Islam Menuju Masyarakat Sejahtera
yang Dirahmati Allah
MISI
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Yang Selamat Menyelamatkan
Dijiwai Semangat Mencintai Allah Menyayangi Sesama,
2. Menyelenggarakan Pelayanan Pendidikan Dalam Rangka
Membangun Generasi Khaira Ummah,
3. Membangun Peradaban Islam Menuju Masyarakat Sehat
Sejahtera Yang Dirahmati Allah.
MEANING STATEMENTC

BERKHIDMAT MENYELAMATKAN
UMAT

…… Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang


manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya…. (Q.S. Al – Maidah :32)
MOTTO

MENCINTAI ALLAH
MENYAYANGI SESAMA
NILAI

• Intergritas
• Profesional
• Kasih sayang
• Kerja sama
• Inovatif
Tujuan RSI Sultan Agung
a. Terselenggaranya pelayanan kesehatan Islami.
b. Terselenggaranya pelayanan kesehatan masyarakat
c. Terselenggaranya pelayanan pendidikan dalam rangka membangun generasi khaira
ummah
d. Terwujudnya Rumah Sakit untuk pendidikan kedokteran dan kesehatan islam yang
berkualitas B plus untuk 5 tahun ke depan dan A untuk 10 tahun kedepan.
e. Terselenggaranya silaturahim dan jejaring dengan pusat-pusat pengembangan ilmu
kedokteran & kesehatan dan RSI di seluruh dunia.
f. Terselenggaranya silaturrahim yang intensif dengan masyarakat dan partisipasi aktif
dalam upaya membangun masyarakat sehat sejahtera yang dirahmati Allah SWT.
Layanan RSI Sultan Agung
Semarang Eye Center

• Semarang Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung, menempati
ruangan khusus yang representatif, dengan pelayanan terpusat, pengguna
layanan SEC akan mendapatkan pelayanan "One Stop Service" dimulai
pemeriksaan awal, pengobatan, konsultasi tindakan operatif, apotek dan
optik yang berada dalam satu lokasi.
UROLOGY CENTER

• Pelayanan medis bidang urologi dengan didukung peralatan modern


seperti

1. extracorporal shock wave lithotriper (ESWL)


2. trans urethra needle ablatin (TUNA Teraphy)
3. uroflowmeter.
Sultan Agung Integrated Spesialist Clinic

Merupakan pelayanan klinik spesialis terpadu yang terletak di tiga gedung yakni
gedung MCEB, gedung A ITH RSI Sultan Agung dan gedung D RSI Sultan Agung.
Klinik-klinik yang terletak di gedung MCEB RSI Sultan Agung terdiri dari Klinik
Spesialis Penyakit Dalam, Klinik Spesialis Anak, Klinik Spesialis Penyakit Syaraf, Klinik
Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Klinik Konsultasi Psikologi, Sultan Agung Eye
Center, Sultan Agung LASIK Center, Medical Chek Up.
Terletak di Gedung A ITH RSI Sultan Agung terdiri dari Klinik Spesialis Gigi dan Mulut
/ Sultan Agung Dental Care, serta
Terletak di Gedung D RSI Sultan Agung Klinik Spesialis Bedah, Klinik TB DOTS, Klinik
Konsultasi Gizi, Klinik Andrologi, Klinik Kesehatan Jiwa, Sultan Agung ENT Center,
skin center.
Sultan Agung Medical Rehabilitation Center
(SAMC)

Sultan Agung Medical Rehabilitation Center (SAMC)


menawarkan berbagai fasilitas yang ideal bagi pasien yang
mengalami kasus cedera yang membutuhkan layanan
rehabilitasi. Dengan didukung paramedis berkualitas,
menggunakan metode pengobatan terkini dan peralatan
terapi berkualitas.
Sultan Agung Diabetic Center (SDC)

Merupakan salah satu layanan unggulan RSI Sultan Agung


untuk para penderita penyakit diabetes untuk
mempertahankan kadar gula darah seseorang yang
menderita penyakit diabetes dengan melakukan kegiatan
konseling, senam kaki, memberikan program diet bagi
penderita penyakit diabetes bersama instalasi Gizi.
Sultan Agung Skin Center

Layanan unggulan RSI Sultan Agung yang dapat


memberikan jawaban terbaik dari permasalahan
kulit di bidang kosmetik, bedah kulit, bedah laser,
alergi-immunologi dan masalah kulit lainnya.
Sultan Agung Pain Center

Unit khusus yang melayani penanganan nyeri akut


dan kronik dengan mengurangi frekuensi dan
intensitasnya dengan cara melakukan manajemen
penanganan nyeri
Sultan Agung Oncology Center

Sultan Agung Oncology Center adalah unit pelayanan terpadu RSI Sultan
Agung yang bertujuan mengendalikan pertumbuhan sekaligus mengobati
kanker dalam tubuh.Dalam usahanya Sultan Agung Oncology Center
memberikan terapi obat-obatan, bedah dan radiotheraphy. Sultan Agung
Oncology Center menawarkan fasilitas layanan klinik Rawat Inap dan
Rawat Jalan berfokus pada Kanker Payudara ; Kanker Paru-paru ; Kanker
Kepala & Leher ; Kanker Gastrointestinal (Usus dan saluran pembuangan) ;
Kanker Kandungan & Genitourinari dan Limfoma.
Sultan Agung Cardiac Center (SCC)

Merupakan suatu layanan unggulan Rumah Sakit Islam Sutan


agung sebagai pusat pelayanan pengobatan penyakit jantung
yang terletak di gedung GMCE. Fungsi SCC sebagai pusat
pengobatan jantung di sultan agung yakni melakukan tindakan
Intervensi pada jantung
Struktur Organisasi Rumah Sakit Sultan Agung Semarang Tahun
2013
INSTALASI FARMASI
RSI SULTAN AGUNG

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Sultan Agung berada


di bawah direktorat pelayanan, dipimpin oleh apoteker dan
dibantu oleh beberapa apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian (S1 farmasi, D3 farmasi, SMF/SMK Farmasi)
untuk melakukan pelayanan kefarmasian.
Visi, Misi dan Motto IFRS RSISA

MISI
• Mengembangkan pelayanan
VISI kefarmasian yang optimal.
• Mengembangkan pelayanan MOTTO
Rumah Sakit Islam terkemuka
dalam pelayanan kefarmasian kefarmasian untuk pendidikan bagi memberikan pelayanan
yang berorientasi pada jaminan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung kefarmasian yang profesional
mutu menuju masyarkat sehat dan lembaga pendidikan lainnya. dan bermutu.
sejahtera yang dirahmati Allah • Mengembangkan pelayanan untuk
SWT. penelitian dan pengembangan ilmu
kefarmasian sesuai dengan standar
kompetisi yang ada.
TUJUAN IFRS RSI SULTAN
AGUNG
a. Melaksanakan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun gawat darurat, sesuai
dengan keadaan pasien, maupun fasilitas yang tersedia.
b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi yang profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan
etika profesi.
c. Memberikan informasi dan edukasi bagi pasien dan tenaga kesehatan lain.
d. Memberikan informasi mutakhir tentang perbekalan farmasi kepada tenaga kesehatan yang lain.
e. Menjalankan pengawasan perbekalan farmasi berdasarkan aturan yang berlaku.
f. Melakukan dan memberikan pelayanan bermutu melalui analisa telaah dan evaluasi pelayanan.
g. Mengawasi dan memberikan pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi pelayanan
h. Mengadakan penelitian dibidang farmasi dan peningkatan metoda.
STRUKTUR ORGANISASI
IFRS SULTAN AGUNG
Direktorat Pelayanan

Ka.Instalasi Farmasi

APJP

Penjab Pel. Farmasi Rawat Penjab Pel. Farmasi Rawat


Jalan Penjab Pel. Logistik Farmasi
Inap

Pelaksana Pelaksana Pelaksana


SUMBER DAYA INSANI (SDI)
INSTALASI FARMASI (mei 2018)

• APOTEKER = 14 orang
• D3 FARMASI = 28 orang
• ASISTEN APOTEKER /SMF = 16 orang
• RESEPTIR = 3 orang
• Tenaga Admiinistrasi dan SMK = 7 orang

• TOTAL TENAGA = 78 orang


TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB APOTEKER
DI RUMAH SAKIT

1. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan


kefarmasian yang optimal dan profesional serta sesuai prosedur dan etika profesi.
2. Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
efektif, aman, bermutu dan efisien.
3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai guna memaksimalkan efek terapi dan keamanan serta meminimalkan
resiko.
4. Melaksanakan komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) serta memberikan rekomendasi kepada
dokter, perawat dan pasien.
5. Berperan aktif dalam komite/Tim Farmasi dan Terapi.
6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan pelayanan kefarmasian.
7. Memfasilitas dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit.
NINE STARS PHARMACY
Care-giver

Decision-
Entrepreneur
maker

Communicat
Research
or
9star
Pharmacy

Teacher Manager

Life-Long
Leader
Learner
1. CARE-GIVER

Seorang Farmasis/Apoteker memiliki tanggung jawab untuk memberikan


pelayanan kefarmasian yang optimal dan prima kepada masyarakat
• Sesuai dengan peraturan PMK no. 72 tahun 2016, misalnya peracikan obat,
memberi PIO (Pelayanan Informasi Obat), penelusuran riwayat penggunaan
Obat, rekonsiliasi Obat, Pemantauan Terapi Obat, dispensing sediaan steril,
konseling, konsultasi, screening resep, monitoring, visite, dan banyak tugas
kefarmasian lainnya.
2. Decision Maker

Seorang farmasis/apoteker memiliki kompetensi untuk menentukan pilihan


mana yang diambil seperti obat apa yang harus diorder, keputusan dalam
pemilihan obat yang tepat untuk digunakan.
3. Communicator

Seorang farmasi/apoteker harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi


baik dengan pasien, teman sejawat maupun tenaga kesehatan yang lain agar
pelayanan kefarmasian berjalan dengan optimal.
4. Manager

• Seorang farmasis/apotker harus memiliki kemampuan untuk memanajenem


suatu hal baik yang berhubungan dengan klinis maupun non klinis.
• Klinis : manajemen terapi obat pada pasien
• Non klinis : membagi jobdesk kepada tiap bagian
5. Leader

• Seorang farmasis/apoteker harus memiliki jiwa kepemimpinan yang


bijaksana dalam mengambil setiap keputusan dan memiliki visi misi yang
jelas.
6. Life-long Leaner

Seorang farmasi/apoteker harus memiliki semangat belajar sepanjang waktu dan


terus perlu meng-update pengetahuan dan kemampuan agar tidak ketinggalan
7. Teacher

Seorang farmasis/apoteker harus memiliki pengetahuan yang luas dan


mampu mengejarkannya pada generasi-generasi berikutnya
8. Research

• Seorang farmasi/apoteker harus memiliki kemampuan dalam penemuan


dan pengembangan obat-obatan yang lebih baik dan juga dapat meneliti aspek
lainnya misal data konsumsi obat, kerasionalan obat, pengembangan formula,
penemuan sediaan baru (obat, alat kesehatan, dan kosmetik).
9. Enterpreneur

Seorang farmasis/apoteker harus memiliki jiwa berwirausaha seperti dalam


pengembangan apotek.
PERMENKES RI No. 72 Tahun 2016 tentang
SARANA DAN PRASARANA

Sarana Farmasi, terdiri dari: Sarana Farmasi yang ada di RSI Sultan
• 1) Ruang Kantor/Administrasi Agung

• 2) Ruang penyimpanan Sediaan • 1) Ruang Kantor/Administrasi


Farmasi, Alat Kesehatan • 2) Ruang penyimpanan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan
• 3) Ruang distribusi Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis • 3) Ruang distribusi Sediaan Farmasi,
Habis Pakai Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai
• 4) Ruang konsultasi / konseling
Obat • 4) Ruang konsultasi / konseling Obat
• 5)Ruang Pelayanan Informasi Obat • 5)Ruang Pelayanan Informasi Obat
• 6) Ruang produksi; • 6) Ruang produksi;
PERMENKES RI No. 72 Tahun 2016 tentang
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

• Kebutuhan Apoteker untuk Apoteker untuk Pelayanan Kefarmasian


di RSI Sultan Agung telah menerapkan 1
Pelayanan Kefarmasian 1 (satu)
(satu) orang Apoteker sebagai
orang Apoteker untuk kegiatan penanggung jawab untuk kegiatan
Pelayanan Kefarmasian di: Pelayanan Kefarmasian di:
• 1) Unit Gawat Darurat; 1) Unit Gawat Darurat;
• 2) Intensive Care Unit 2) Intensive Care Unit (ICU)/Intensive
Cardiac Care Unit
(ICU)/Intensive Cardiac Care Unit
(ICCU)/Neonatus Intensive Care Unit
(ICCU)/Neonatus Intensive Care Unit
(NICU)/Pediatric
(NICU)/Pediatric Intensive Care Unit
Intensive Care Unit (PICU)
(PICU);
3) Pelayanan Informasi Obat
• 3) Pelayanan Informasi Obat;
• Pelayanan Kefarmasian di rawat
inap yang meliputi pelayanan Pelayanan Kefarmasian di rawat inap
farmasi manajerial dan pelayanan RSI Sultan Agung yang meliputi
farmasi klinik dengan aktivitas pelayanan farmasi manajerial dan
pelayanan farmasi klinik dengan
1. pengkajian resep, aktivitas
2. penelusuran riwayat penggunaan 1. pengkajian resep,
Obat, 2. penelusuran riwayat penggunaan
3. rekonsiliasi Obat, Obat
4. pemantauan terapi Obat, 3. rekonsiliasi Obat
4. pemantauan terapi Obat
5. pemberian informasi Obat,
konseling, edukasi dan visite, 5. pemberian informasi Obat,
konseling, edukasi dan visite
dibutuhkan tenaga Apoteker dengan
tenaga Apoteker dengan rasio 1
rasio 1 Apoteker untuk 30 pasien.
Apoteker untuk ≥30 pasien.
Pelayanan Kefarmasian di
• Pelayanan Kefarmasian di rawat jalan RSI Sultan
rawat jalan meliputi Agung yang
pelayanan farmasi meliputi pelayanan farmasi
menajerial dan pelayanan menajerial dan pelayanan
farmasi klinik dengan farmasi klinik dengan
aktivitas pengkajian Resep, aktivitas pengkajian Resep,
penyerahan Obat, penyerahan Obat,
Pencatatan Penggunaan Pencatatan Penggunaan
Obat (PPP) dan konseling. Obat (PPP) dan konseling,
Idealnya dibutuhkan tenaga tenaga Apotker dengan
Apoteker dengan rasio 1 rasio 1 Apoteker untuk >50
Apoteker untuk 50 pasien. pasien.
Siklus Pengelolaan Perbekalan Farmasi
(drug management cycle)
di IFRS RSI Sultan Agung Semarang

Seleksi
Pemantauan terapi obat / Perencanaan
PTO

Pendokumentasian pengadaan
(mutu dan safety pasien)

Penerimaan
Distribusi ke pasien

penyimpanan
Peresepan
/prescribing
Pendistribusian
logistik farmasi ke
depo farmasi
1. SELEKSI OBAT

Adalah proses “pemilihan obat” yang akan digunakan didalam pelayanan


kesehatan di Rumah Sakit.
Seleksi obat di RSI. Sultan Agung merupakan tanggung jawab Komite
Farmasi Terapi (KFT).
Seleksi Obat di RSI. Sultan Agung  FORMULARIUM  formularium
RSISA
FORMULARIUM
OBAT RUMAH SAKIT

Secara Teori ,Formularium obat RS Adalah suatu pedoman penggunaan perbekalan


farmasi (obat dan Alkes) yang digunakan dalam Rumah Sakit dalam periode tertentu.
Formularium obat RSISA berisi hanya daftar obat yang masuk dalam periode 1 tahun
dan digunakan dalam pelayanan kesehatan di RS.
FORMULARIUM OBAT
RSI. Sultan Agung
• Sebelum formularium terbentuk, dahulu RSI. Sultan Agung menggunakan
sistem standarisasi obat tiap tahun.

• RSI. Sultan Agung mempunyai formularium obat secara resmi dan sesuai
prosedural pada tahun 2011.

• Periode penggunaan Formularium obat di RSI. Sultan Agung selama 1 tahun.


• Formularium RSI Sultan Agung dibentuk dengan diawali proses pembuatan,
penyusunan, penggunaan, evaluasi dan monitoring kepatuhan formularium.
2. Perencanaan Obat

Perencanaan obat adalah tahapan dalam merencanakan obat yang digunakan dalam pelayanan
kefarmasian.

Secara teori, metode perencanaan obat terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Metode konsumsi

2. Metode epidemiologi

3. Metode kombinasi
Perencanaan obat di RSI.
Sultan Agung
• Perencanaan obat yang digunakan di RSI. Sultan Agung adalah mengacu pada metode
konsumsi dan Metode epidemiologi namun lebih condong ke metode konsumsi.

• Metode konsumsi yang digunakan adalah dengan merencanakan pembelian obat


berdasarkan data pembelian tahun lalu lalu ditambah 10-20%.

• Metode epidemiologi di RSI. Sultan Agung biasanya digunakan pada saat ada wabah
penyakit tertentu.
3. Pengadaan Obat

Pengadaan obat adalah suatu kegiatan dalam mengadakan obat / kegiatan pembelian perbekalan farmasi.

Secara teori, pengadaan obat terbagi menjadi 5 yaitu:

1. Sistem tender
2. Sistem penunjukan
3. Sistem just in time / pembelian langsung
4. Produksi
5. Hibah
Pengadaan obat di RSI.
Sultan Agung

•Pengadaan obat di RS. Islam Sultan Agung dibawah Direktorat


• Tender Umum (menjadi tanggung jawab bagian pengadaan),
• Penunjukan menggunakan sistem just in time / pembelian langsung (pasien
umum)
• Just in time •Tender dilakukan pada saat pengadaan obat awal tahun untuk
• Produksi obat yang Fast moving, menyera dana bear dan untuk obat yang
pengadaannya hanya bisa dilakukan pada awal tahun.
• Hibah •Pengadaan obat di RS. Islam Sultan Agung berdasarkan
Formularium RS
4. Penerimaan

Barang yang diterima di cek sesuai faktur, pengecekan meliputi :

1. Jumlah barang
2. Nama barang
3. Nomer batch
4. Expired
5. Stabilitas
6. Kondisi fisik
Logistik Instalasi Farmasi RSI Sultan Agung melakukan penerimaan berdasar
kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang
tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
Semua dokumen terkait penerimaan barang telah di dokumentasikan dan
tersimpan dengan baik.
5. Penyimpanan Obat

Penyimpanan obat adalah kegiatan untuk menyimpan obat yang ditujukan untuk keamanan obat dan
sesuai prosedur penyimpanan obat.

Penyimpanan obat secara teori didasarkan pada :

1. Penyimpanan obat khusus (narkotika, psikotropika )

2. Penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan obat

3. Penyimpanan berdasarkan FIFO dan FEFO

4. Penyimpanan berdasarkan stabilitas obat

5. Penyimpanan berdasarkan kelas terapi


Penyimpanan obat di RSI.
Sultan Agung

Penyimpanan obat di RSI. Sultan Agung berdasarkan :

1. Penyimpanan khusus (narkotika, psikotropika, OOT)

2. Penyimpanan berdasarkan sediaan obat (sirup, tablet, injeksi)

3. Penyimpanan berdasarkan stabilitas obat

• Penyimpanan khusus digunakan untuk obat narkotika dan psikotropika.


• Penyimpanan narkotika disimpan dalam lemari terpisah rangkap dua pintu dan kunci
rangkap dua.

• Penyimpanan psikotropika disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci satu pintu.
Penyimpanan obat berdasarkan stabilitas :

1. Suhu kamar (15 – 25 celcius) contoh : amoksisilin tablet, capsul


cefadroksil, sirup parasetamol

2. Suhu sejuk ( 8-15 celsius) contoh : L-Bio

3. Suhu Dingin (0 – 8 celcius) contoh : Suppositoria, ovula, insulin

4. Suhu frezer (-5 – 0 celcius) contoh : vaksin tertentu

Penyimpanan kepemilikan berdasarkan (reguler, JKN).


6. Pendistribusian ke tiap depo

Setiap depo farmasi mencatat barang yang dibutuhkan , kemudian di berikan


kepada logistik farmasi

Pesanan yang diterima oleh logistik farmasi di catat atau di entry di komputer
sebagai data pemesanan.
7. Peresepan

Peresepan dilakukan oleh dokter secara e-press dan ditelaah oleh


petugas farmasi. Setelah ditelaah, obat disiapkan

Namun untuk rawat jalan masih ada dokter yang merespkan


secara manual
8. Distribusi

Distribusi obat adalah kegiatan dalam menyalurkan

Secara teori kegiatan distribusi obat terbagi dalam 4 metode yaitu :

1. Sistem individual prescription

2. Sistem Ward Floor Stock / persediaan obat di ruangan

3. Sistem Unit Dose Dispensing / UDD

4. Sistem kombinasi
DISTRIBUSI obat di RSI.
Sultan Agung
• SISTEM DISTRIBUSI FARMASI RAWAT
JALAN  menggunakan Individual
prescription atau peresepan perorangan

• SISTEM DISTRIBUSI FARMASI RAWAT


INAP  menggunakan sistem Individual
prescription dan ODDD (One Day Dose
Dispensing) untuk injeksi dan infus, dan
untuk obat oral menggunakan UDD (Unit
Dose Dispensing).
9. Pendokumentasian

Untuk pemantauan mutu obat dan monitoring efek


samping

10. Pemantauan Terapi Obat


Tujuan : untuk memastikan bahwa pasien mendapat obat
yang paling sesuai, dalam bentuk dan dosis yang tepat,
dimana waktu pemberian dan lamanya terapi dapat
dioptimalkan, dan DRP dapat diminimalkan
PERMENKES RI No. 72 Tahun 2016 tentang
PELAYANAN FARMASI KLINIK

Standar Pelayanan Kefarmasian di RS Permenkes


72 Tahun 2016
Pelayanan langsung kepada pasien
1. Pengkajian dan pelayanan Resep
belum efektif dilakukan apoteker
2. Penulusuran riwayat penggunaan Obat terutama pada pelayanan rawat jalan.
3. Rekonsiliasi Obat Pada pelayanan rawat jalan apoteker
mendelegasikan TTk yang telah
4. Pelayanan Farmasi Obat
diberikan pelatihan untuk melakukan
5. Konseling pio, pengkajian dan pelayanan resep,
6. Visite rekonsiliasi obat, dispensing sediaan
steril dan konseling, namun untuk
7. Pemantuan Terapi Obat (PTO)
visite bangsal, PTO, Temuan MESO,
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO) EPO sudah dilakukan oleh apoteker
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) dan untuk PKOD di RSI Sultan Agung
10. Dispensing Sediaan Steril; dan
belum diberlakukan

11. Pemantuan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)


KEGIATAN PKPA
Central sterilization supply departemen (CSSD)

Bagian di institusi pelayan kesehatan (rumah sakit) yang


melayani pelayanan sterilisasi dengan cara menerima,
mendesinfeksi, membersihkan, mengemas, mensteril,
menyimpan, dan mendistribusikan alat-alat (baik yang
dapat dipakai ulang dan alat yang sekali pakai) sesuai
dengan standar prosedur.
Alur pelayanan CSSD

SERAH TERIMA INSTRUMEN


DAN ALKES DARI DEPO OK, DIGOSOK DAN DISIKAT DENGAN SETELAH KERING INSTRUMEN
INSTRUMEN DIRENDAM SPONS, DIKERINGKAN DENGAN DIMASUKAN DALAM FOCES
SEC, ICU, POLI RAWAT
DENGAN LARUTAN ANIOSINE. COMPRESOR DAN LAP HALUS KEMUDIAN DI SELLING DAN
JALAN, DAN RAWAT INAP
PENCATATAN, DI RUANG DITEMPEL INDIKATOR BIOLOGIS
DEKONTAMINASI MASIH BENING DAN TANGGAL ED
SERTA NAMA-NAMA ALKES

INSTRUMEN YANG SUDAH INSTRUMEN DI STERILISASI


PENDISTRIBUSIAN MENGGUNAKAN OUTOKLAF
STERIL DIKELUARKAN DAN
KE UNIT LAIN → PADA SUHU 1340 c SELAMA 45-
DI SIMPAN DALAM
DIAMBIL MELALUI 60 MENIT
RUANGAN STERIL
PASS BOX
Depo
Farmasi
Depo GMCE R.
Jalan Depo
Farmasi
Farmasi
GMCE R.
OK
Inap

Depo
Depo
Farmasi
Farmasi
Handling
Jantung
Sitostatika

IFRS Terbagi
Menjadi 11 Depo IFRS
Farmasi Logistik
Depo R.Inap
Sentral
Farmasi

Depo Depo
Farmasi Farmasi
IGD SEC
Depo
Depo Farmasi
Farmasi R.Jalan &
ICU R. Inap
gd.D
Garis Koordinasi Penjab
Pelayanan Farmasi Rawat Jalan

Penjab Pelayanan
Farmasi R.Jalan

Staf Staf Staf


Staf Staf Farmasi
Farmasi Staf Farmasi Farmasi
Administrasi Inap Gedung
R.Jalan Farmasi IGD MCEB
D
Gedung D SEC MCEB rwt jalan
Alur Pelayanan di Rawat Jalan
Petugas menyerahkan rincian pembayaran pada pasien
umum guna menyelesaikan administrasi
Pasien membayar dikasir

RESEP DITERIMA RESEP DISIAPKAN DAN


MELAKUKAN TELAAH RESEP MENGAMBILKAN OBAT MEMBERI ETIKET
MENGENTRY/MENGINPUT SESUAI DENGAN
RESEP PERMINTAAN

OBAT YANG SUDAH SIAP UNTUK


DISERAHKAN

PENYERAHAN RESEP KE PASIEN DILAKUKAN TELAAH OBAT


DISERTAI DENGAN EDUKASI DAN
KONSELING
Depo Farmasi gedung D

Depo farmasi gedung D melayani pelayanan resep pasien rawat inap.


Depo gedung D rawat jalan melayani pasien dari poli THT, poli Kulit, poli Bedah, poli Andrology.
Depo farmasi rawat jalan gedung D melayani pembelian obat langsung. Pelayanan depo farmasi
rawat jalan gedung D menggunakan sistem komputerisasi.

Pelayanan dilakukan setiap hari senin – minggu selama 24 jam untuk rawat inap. Melayani
bangsal syifa , bangsal atfhal, bangsal ma’ruf

Untuk rawat jalan dibagi menjadi 3 shift, yaitu:


• shift 1 : 07.00-14.00
• Shift 2 : 10.00-17.00
• shift 3 : 14.00-21.00
KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI
RAWAT JALAN GEDUNG D
1.Membantu mengambil obat.
2.Membantu pengetiketan pada obat dengan

pengawasan tenaga kefarmasian rumah sakit.

3.Membantu membungkus hand scoon, pastik dan


masker.

4.Membantu membuat puyer, kapsul dan salep.


• Depo farmasi rawat inap gedung D adalah pelayanan kefarmasian yang dilakukan untuk
memudahkan akses memenuhi kebutuhan pasien rawat inap gedung D yang dilakukan di
rawat jalan gedung D.
• Melayani bangsal syifa , bangsal atfhal, bangsal ma’ruf
• Pelayanan menggunakan metode ODDD yaitu obat yang ditulis dalam resep dan
pelayanan kepasien untuk penggunaan satu hari

• Depo farmasi gedung D rawat inap melakukan pelayanan hari senin-sabtu dibagi menjadi
3 shift yaitu

shift pagi 07.00-14.00 WIB

shift siang 14.00-21.00 WIB,

dan shift tengah 10.00-17.00 WIB.


• Hari libur dan  di atas jam 21.00 pelayanan di alihkan ke depo farmasi rawat inap.
KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI
RAWAT JALAN GEDUNG D
1.Membantu menyiapkan obat dan alkes sesuai dengan permintaan resep.

2.Membantu meracik sediaan puyer dan kapsul.


3.Membantu melarutkan sediaan dry sirup.
4.Membantu menata obat sesuai dengan alfabetis sesuai bentuk dan sediaan.
5.Membantu mengambil obat dan alkes kedepo farmasi lain jika obat atau alkes yang

dibutuhkan tidak tersedia didepo farmasi rawat inap gedung D.

6.Membantu pengetiketan obat dan alkes (hasil etiket dicek kembali oleh petugas farmasi).
DEPO FARMASI IGD

Depo farmasi IGD melayani pelayanan R/ gawat darurat dan pembelian obat
secara langsung, serta melayani resep rawat jalan poli saraf, poli gigi&mulut dan
poli obgyn serta melayani resep rawat jalan yang lainnya jika sudah tutup.

Pelayanan dilakukan setiap hari senin – minggu


selama 24 jam. Dibagi menjadi 4 shift, yaitu:
shift 1 : 07.00-14.00
shift 2 : 10.00-17.00 • Melayani penerimaan obat/alkes dari logistik
shift 3 : 14.00-21.00 farmasi pukul 08.00 – 15.00 WIB
• Hari minggu dan hari libur depo farmasi IGD
shift 4 : 21.00-07.00
melayani pukul 09.00-16.00 WIB.
Untuk rawat jalan dilakukan setiap hari senin-sabtu • Depo farmasi IGD melayani pasien rawat jalan
shift 1 : 07.00-14.00 dari poliklinik gedung ITH dan pasien Unit
shift 2 : 09.00-16.00 khusus IGD.
shift 3 : 14.00-21.00
Jumlah petugas: 1 orang/ shift.
KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI
DEPO IGD

1.Membantu menyiapkan obat untuk pasien rawat jalan


2.Membantu membuat sediaan puyer dan kapsul
3.Membantu pengetiketan obat dengan pengawasan tenaga
kefarmasian rumah sakit

4.Membantu menyiapkan paket untuk sunat masal, P3K


5.Membantu mengambil obat ke depo farmasi lain.
6.Membantu mengirim dan menerima obat melalui aerocom.
Depo Farmasi GMCE

• Depo ini melayani resep pasien rawat jalan dan rawat inap.
• Depo GMCE rawat jalan melayani resep pasien dari poli anak, poli penyakit dalam
• Jumlah petugas 1 orang/ shift
• Pelayanan terdiri dari

Pagi : 07.00-14.00,
F1 : 09.00-16.00
F4 : 10.00-17.00
Siang : 14.00-21.00
: 08.00-13.00
: 07.00-12.00 5 JAM

: 09.00-14.00
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
DI GMCE RAWAT JALAN

1. Membantu mengambil dan menyiapkan obat sesuai dengan resep.


2. Membantu meracik puyer dan kapsul
3. Membantu mengambil dan mengecek obat dari logistik.
4. Membantu mengambil obat ke depo farmasi lain.
5. Membantu mengecek stok obat yang habis.
6. Membantu menata obat berdasarkan nama, bentuk sediaan, suhu

penyimpanan.
• Depo GMCE rawat inap berada dilantai 5
Depo farmasi inap GMCE melayani resep rawat inap GMCE
saja
• Pelayanan dilakukan :
• Shift 1 : Pukul 07.00 -14.00
• Shift 2 : Pukul 10.00-17.00
• Shift 3 : Pukul 14.00 -21.00
KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI
GMCE RAWAT INAP

1. Membantu menyiapkan obat dan alkes untuk pasien


farmasi rawat inap GMCE sesuai dengan permintaan
resep.
2. Membantu menata obat sesuai dengan alfabetis sesuai
bentuk dan sediaan.
3. Membantu mengambil obat dan alkes kedepo farmasi lain
jika obat atau alkes yang dibutuhkan tidak tersedia didepo
farmasi rawat inap GMCE
4. Membantu memberi etiket obat dan alkes (hasil etiket
dicek kembali oleh petugas farmasi).
Depo Farmasi SEC

Depo farmasi SEC melayani pelayanan resep poli


mata.

 Pelayanan pada hari Senin – Sabtu dengan 3 shift


yaitu;

Shift 1 : 07.00 - 14.00

F1 : 09.00 – 16.00

Shift 2 : 12.00 – 16.00

 Jumlah petugas : 1 orang/shift


TIDAK ADA MAHASISWA PKPA YANG
DITUGASKAN DI DEPO SEC
Depo Farmasi jantung
Depo farmasi jantung melayani pelayanan resep poli jantung.
Pelayanan pada bidang farmasi yang khusus dilakukan untuk pasien
yang melakukan pemeriksaan kesehatannya pada pelayanan
cardiac center. Hal ini dilakukan untuk lebih mengoptimalkan
pelayanan kepada pasien. Depo farmasi jantung berada dibawah
naungan kepala instalasi farmasi rawat jalan.
Pelayanan pada hari Senin – Sabtu dengan 3 shift yaitu;
Shift 1 : 07.00 - 14.00
Shift 2 : 09.00-16.00
Shift 3 : 10.00-17.00
Jumlah petugas: 1 orang/shift
KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI
DEPO FARMASI JANTUNG

1.Membantu mengambil dan pengetiketan obat yang


dicek kembali oleh tenaga kefarmasian rumah sakit

2.Membantu mengemasi obat


3.Membantu mengambil obat di logistik
4.Membantu menata obat sesuai alfabetis dan betuk
sediaan
Garis koordinasi Penjab
Pelayanan Farmasi Rawat Inap

Penjab
Pelayanan
Farmasi R. Inap

Staf Farmasi Staf Farmasi


Staf Farmasi Staf Farmasi
Handling
R. Inap ICU Inap MCEB
Sitostatika
Depo Farmasi Rawat Inap

Depo farmasi inap merupakan depo yang melayani


pelayanan resep untuk pasien rawat inap pada bangsal
Baitul Rijal, Baitussalam 1 dan 2, Baitul Izzah 1 dan 2, dan
baitun Nisa’ 1 dan 2, dan peristi.

Pelayanan dilakukan setiap hari senin – minggu selama 24 jam.


Dibagi menjadi 4 shift, yaitu:
shift 1 : 07.00-14.00
shift 2 : 14.00-21.00
shift 3 : 21.00-07.00
F5 : 11.00-18.00
Alur Pelayanan di Rawat Inap

KIO/KIA DITERIMA MELALUI E- KIO/KIA DICETAK BESERTA ETIKET RESEP DITELAAH KEMBALI
PRESS RESEP DISIAPKAN DAN DIBERI ETIKET
MELAKUKAN TELAAH RESEP

RESEP DISERAHKAN RESEP DITELAAH SERTA


PERAWAT RUANGAN OLEH RESEP DIKIRIM KE BANGSAL DICEK OLEH PETUGAS ODDD
PETUGAS ODDD
KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI
RAWAT INAP
1.Membantu mempersiapkan dan mengambilkan obat, resep
2.Membantu meracik sediaan kapsul, puyer & melarutkan sediaan dry sirup dengan pengawasan
tenaga kefarmasian rumah sakit

3.Membantu pengambilkan obat/alkes antar depo farmasi jika terjadi kekurarangan/ kekosongan
obat ataupun alkes

4.Membantu menata obat sesuai dengan alfabetis, sesuai bentuk sediaan dan kestabilan
penyimpanan.

5.Membantu mengemas handscon, masker dan pastik.


6.Membantu mengetiket obat dan alkes yang kemudian dicek oleh tenaga kefarmasian rumah sakit
7.Membantu mengantarkan obat ke bangsal
8.Membantu mengembalikan alkes dan obat yang di retur dari setiap bangsal .
Depo Farmasi ICU

Depo farmasi ICU melayani pelayanan resep untuk pasien-pasien


yang memerlukan perawatan intensif di ruang ICU.

Pelayanan dilakukan setiap hari senin – minggu selama 24 jam.


Dibagi menjadi 1 shift, yaitu:

• shift 1 : 07.00-14.00
Alur Pelayanan di ICU

RESEP DITERIMA MELALUI E-PRESS


MELAKUKAN TELAAH KIO/KIA RESEP DISIAPKAN OLEH PETUGAS, RESEP DIKEMAS TIAP PASIEN UNTUK
KIO/KIA DICETAK BESERTA ETIKET DITELAAH DAN DIBERI ETIKET DISERAHKAN PADA PERAWAT

RESEP DISERAHKAN PADA PERAWAT DI


RESEP DILETAKKAN DI LOKER PENYIMPANAN OBAT UNTUK RUANG ICU
PASIEN DAN KIA DILETAKKAN DI LOKER PENYIMPANAN
ALKES UNTUK PASIEN
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
DI DEPO FARMASI ICU

1.Membantu mempersiapkan dan mengambilkan obat dan alkes untuk pasien

ICU sesuai Resep

2.Membantu mengambil obat dan alkes ke depo farmasi lain jika obat atau
alkes yang dibutuhkan tidak tersedia di farmasi ICU.

3.Membantu mengantarkan obat ke ICU dan menata didalam lemari obat

maupun lemari alkes sesuai dengan ruangan pasien

4. Membantu menata obat dan alkes di ruang farmasi yang ada di ICU
5.Membantu mengembalikan alkes dan obat yang di retur dari ruangan ICU.
Depo Farmasi Handling Sitostatika

Depo farmasi handling sitostatika melayani pelayanan resep pasien yang akan menjalani kemoterapi.
Pelayanan dilakukan setiap hari senin - sabtu dengan 1 shift 09.00- selesai
Jumlah petugas: 3 orang
DEPO FARMASI HANDLING CYTOS
• TAHAP PERSIAPAN • TAHAP AKHIR
1. Cuci tangan sesuai prosedur
2. Pakai APD sesuai prosedur
1.Keluarkan keranjang berisi obat
yang telah direkonstitusi
3. Hidupkan lampu UV pada LAF selama 10
menit 2.Ambil obat dan masukkan ke box
4. Lakukan desinfeksi LAF dengan alkohol 70% khusus masing-masing bangsal
5. Siapkan meja kerja dengan memberi alas 3.Lakukan serah teerima dengan
underpaed
alkohol 70%
6. Siapkan plastik warna ungu di dalam LAF
4.Hidupkan lampu UV selama 10
• TAHAP PENCAMPURAN menit
1. Ambil keranjang obat berisi obat dan alkes 5.Tinggalkan APD sesuai prosedur
2. Campurkan obat ke dalam infus yang cocok 6.Cuci tangan sesuai prosedur
sesuai prosedur
3. Masukkan obat yang telah direkonstitusi ke
dalam keranjang obat

PROSEDUR KERJA PENCAMPURAN OBAT KANKER


Alur Penyiapan Obat Pasien Umum
Pasien umum (acc Pengisian Form Resep
Tambahan Rekonstitusi Input Resep
harga obat)
Cytostatika & Penulisan
Resep Alkes
Penyiapan Obat
Pembuatan Buku Program Protokol Terapi
kemoterapi, pelarut Sitostatika, Pengisian Buku
yang sesuai, dan obat Etiket/Label
Data Permintaan Rekonstitusi
pre med dan post med Pertama dan label Cytotoxic & Blangko
dan penempelan kedua Persiapan Program Sitostatika
Etikel/label pertama
Pengoplosan Penempelan Serah terima dengan
Obat Etiket/Label Kedua perawat
& pengemasan Obat pre med dan post
med :
Ranitidin inj
Dexamethason inj
Ondansentron inj
Alur Penyiapan Obat Pasien jkn
Persyaratan :
Pasien jkn •F.c KTP Pengisian Form Resep
Negeri • F.c Kartu bpjs Tambahan Rekonstitusi Input Resep
• Protokol Terapi Cytostatika & Penulisan
Resep Alkes
(Asli)
• Hasil Lab PA
•KK Buku Program Protokol Terapi
Penyiapan Obat Pembuatan
Sitostatika, Pengisian Buku
kemoterapi, pelarut Etiket/Label
Data Permintaan Rekonstitusi
yang sesuai, dan obat Pertama dan label Cytotoxic & Blangko
pre med dan post med kedua Persiapan Program Sitostatika
dan penempelan
Etikel/label pertama
Pengoplosan Obat pre med dan post
Penempelan Serah terima dengan
Obat Etiket/Label Kedua med :
perawat
& pengemasan Ranitidin inj
Dexamethason inj
Ondansentron inj
Alur Penyiapan Obat
Pengisian Form Resep Buku Program Protokol Terapi
Tambahan Rekonstitusi Sitostatika, Pengisian Buku
Input Resep Data Permintaan Rekonstitusi
Cytostatika & Penulisan
Resep Alkes Cytotoxic & Blangko
Persiapan Program Sitostatika

Penyiapan Obat Pembuatan


Pengoplosan kemoterapi, pelarut Etiket/Label
Obat yang sesuai, dan obat Pertama dan label
pre med dan post med kedua
dan penempelan
Etikel/label pertama
Penempelan
Serah terima dengan
Etiket/Label Kedua
perawat
& pengemasan
Alur Pelayanan Sitostatika

Obat yang sudah


Mendapat permintaan resep sitos, Menggunakan APD sebelum Menyiapkan obat yang
disiapkan dimasukan
melengkapi form reg dll mencampur sitos akan dicampur
kedalam pass box

Setelah obat jadi, Obat dicampur di LAF sesuai


Obat siap diserahkan Obat dibungkus dan dikeluarkan melalui pass prosedur dan permintaan
perawat dietiket box rekonstitusi
DAFTAR OBAT SITOSTATIKA
OBAT DENGAN STABILTAS SUHU 25º - 30º OBAT DENGAN STABILTAS SUHU 2º - 8º

No Nama Obat No Nama Obat


1 Cyclosphospamide 1 Avastin 100 mg
2 Paclitacel 2 Brexel 20, 80 mg
3 5-fluorouracil 3 Doxorubicin 10, 50 mg
4 Mitomycin C 4 Doxorubin 10, 50 mg
5 Cisplatin 5 Epirubicin 10, 50 mg
6 Endoxan 6 Erbitux 100 mg
7 Bleomycin HCl 7 Holoxan 2 gram
8 Oxaliplatin 8 Mabthera 100 mg
9 Paxus 9 Rescuvolin 80 mg
10 Plastosin 10 Taxotere 20, 80 mg
11 Rexta
KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI
DEPO FARMASI HANDLING SYTOS

1. Diarahkan untuk memakai alat pelindung diri (APD) yang benar.


2. Ditunjukkan tentang obat yang diresepkan oleh dokter.
3. Melihat proses serta administrasi resep, protocol terapi arsiran,
formulir program pemberian terapi sitostatika dan formulir program
permintaan rekonsiliasi sitostatika.
4. Membantu penyiapan obat yang akan dicampurkan dan alkes yang
akan digunakan.
5. Membantu pembungkusan obat dan pengetiketan obat yang sudah di
oplos dengan pengawasan tenaga kefarmasian rumah sakit
Garis koordinasi Penjab
Logistik Farmasi

Penjab
Logistik
Farmasi

Staf Staf Staf


pengadaan penerimaan Farmasi OK
Depo Logistik Farmasi

Logistik farmasi melakukan kegiatan penerimaan, penyimpanan, dan produksi


persediaan farmasi.
Pelayanan dilakukan setiap hari senin – sabtu, dibagi menjadi 2 shift, yaitu:
shift 1 : 07.00-14.00
shift 2 : 14.00-21.00
08.00/09.00/10.00/12.00 - 7jam
Jumlah petugas logistik farmasi : 4 orang
Alur Pelayanan di Logistik Farmasi

PENGADAAN BARANG PENERIMAAN BARANG DAN


DENGAN PBF PENGECEKAN DENGAN FAKTUR INPUT DATA BARANG

PENATAAN DI TEMPAT PENYIMPAN


DENGAN SISTEM ALFABETIS DAN FEFO PEMBERIAAN LABEL Hight Alert DAN
NORUM
Distribusi Logistik Farmasi

DEPO
FARMASI

LOGISTIK
BANGSAL
FARMASI
RADIOLOGI
HEMODIALISA
BAGIAN CSSD

LAIN KAMAR JENAZAH


RONTGEN
LABORATORIUM
Alur Distribusi Logistik Farmasi

Perbekalan farmasi
Permintaan perbekalan
disiapkan sesuai
farmasi dari depo farmasi, permintaan
bangsal dan bagian lain

Pengecekan
perbekalan farmasi

Didistribusikan ke depo
Input data farmasi atau bagian depo
mengambil ke logistik farmasi
KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI DEPO
LOGISTIK FARMASI

1.Membantu dalam proses produksi ( caco3,antilith).


2.Membantu menyiapkan obat permintaan dari depo-depo farmasi (depo farmasi inap, depo farmasi
gedung D, depo farmasi MCEB jalan, depo farmasi MCEB inap, depo farmasi jantung, depo

farmasi SEC, depo farmasi ICU, depo farmasi IGD, depo framasi O.K).

3.Membantu menyiapkan obat,alkes dan BMHP sesuai permintaan dari bangsal dan Unit

Lain(IGD,OK,Laborat,Rontgen,Kamar jenazah,dll).

4.Membantu menata obat sesuai letak obat berdasarkan metode FEFO dan FIFO.
5.Membantu melabeli obat-obat NORUM dan HIGH ALERT.
Depo Farmasi OK

DEPO FARMASI DI RUANG OPERASI UNTUK MEMENUHI


KEBUTUHAN OBAT-OBATAN MAUPUN BAHAN HABIS PAKAI
YANG DIPERLUKAN DALAM RANGKA PEMBEDAHAN
DIKAMAR OPERASI.
Pelayanan dilakukan setiap hari senin – sabtu, dibagi menjadi 2
shift, yaitu:
shift 1 : 07.00-14.00
shift 2 : 14.00-21.00
Jumlah petugas: 1 orang/shift
Alur Pelayanan OK

Perawat menelefon petugas Petugas farmasi


farmasi ruangan OK, untuk mengentry obat & alkes Petugas farmasi
program operasi pasien yang dibutuhkan sesuai menyiapkan obat & alkes
dengan program op

Petugas farmasi melakukan Box bedah & anestesi Petugas farmasi


billing obat dan alkes apa disiapkan di ruang operasi menempatkan obat & alkes
saja yang sudah dipakai untuk digunakan pasien pada box bedah & anestesi
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
DI DEPO FARMASI OK

1.Membantu mengembalikan obat atau alkes yang diretur.


2.Membantu menata obat atau alkes sesuai tempatnya.
3.Membantu pengambilan permintaan barang ke logistik farmasi.
4.Membantu pengambilan obat atau alkes saat operasi berlangsung.
5.Membantu menyiapkan paket bedah dan paket anestesi.
KEGIATAN WAKTU OBAT
Kegiatan Waktu Obat atau Waiting Time dilakukan oleh 2 mahasiswa PKPA di
Depo Farmasi IGD dan 2 mahasiswa PKPA Depo Farmasi GMCE rawat jalan.
Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 15 Mei 2018 dan 16 Mei 2018.
Kegiatan yang dilakukan adalah mencatat waktu penyerahan resep dari pasien
ke bagian farmasi dan juga penyerahan obat dari bagian farmasi kepada
pasien, kemudian dihitung durasi dan rata-rata waiting time dari obat jadi
maupun obat racikan.
Didapatkan hasil :
Depo Farmasi IGD  rata-rata waiting time obat jadi = 32,43 menit
tidak ada obat racikan.
Hal tersebut tidak sesuai dengan literatur maupun standart rumasakit.
Waiting time obat jadi literatur 30 menit
Waiting time obat jadi standart rumahsakit 20 menit
Depo Farmasi GMCE  rata-rata waiting time obat jadi = 67,27 menit
rata-rata waiting time obat racikan = 106,71 menit

Hal tersebut tidak sesuai dengan literatur maupun standart rumasakit.


Waiting time obat jadi literatur 30 menit
Waiting time obat jadi standart rumahsakit 20 menit
Wating time obat racikan literatur 60 menit
Waiting time obat racikan standart rumah sakit 45 menit
KEGIATAN FARMASI KLINIS
PELAYANAN INFORMASI OBAT
(PIO)

POSYANDU
PKMRS (SIARAN RADIO)
PIO DI POLI RAWAT JALAN
PTO

VISITE KE BANGSAL
KRITIK DAN SARAN UNTUK
DEPO FARMASI DI RSI
SULTAN AGUNG
FARMASI GMCE RAWAT JALAN

KRITIK :

• Perlu penambahan tenaga kefarmasian untuk meracik obat minimal 3 orang.

• Tempat peracikan ada dibawah AC sehingga menimbulkan lebih banyak obat yang hilang.

• Terbatasnya tempat untuk menata dan menyimpan stok obat, dan masih bercampurnya obat
untuk depo jantung.
SARAN :

• Tempat penyimpanan obat sebaiknya diletakkan didepo masing-masing agar tidak terjadi

penumpukan dan kesalahan pengambilan stok masing-masing obat.

• Sebaiknya tempat peracikan obat diberikan tempat yang khusus dan penambahan exhouse.
FARMASI GMCE RAWAT INAP
KRITIK :

• Depo rawat inap yang terlalu sempit menyebabkan penataan obat tidak
rapi, sehingga penataan obat dalam 1 kotak terdapat 2/lebih macam obat.

• Tidak ada meja untuk menyiapkan obat racikan.

• Keleluasaan petugas dalam bekerja terbatas.


SARAN :

• Perlu perluasan ruang, agar memudahkan dalam meracik obat.


FARMASI JANTUNG

• KRITIK :
Depo farmasi yang terbuka, sehingga dalam penyiapan obat
terlihat oleh pasien.
• SARAN :
sebaiknya dibuat ruangan tersendiri untuk menyimpan stok obat
jantung dan menyiapkan obat.
FARMASI ICU

• KRITIK :
Jadwal Petugas ICU hanya ada satu shift yaitu shift pagi.

• SARAN :
Perlu petugas farmasi yang standby 24 jam atau dibuat 3 shift diruang
ICU untuk melakukan kegiatan pelayanan dikefarmasian didepo ICU
agar pelayanan lebih optimal, meminimalisir kehilangan obat/alkes.
FARMASI LOGISTIK

KRITIK :

• Ruang penyimpanan obat dan alkes kurang memadai

• Penyimpanan obat kurang terstruktur karena tempat yang sempit sehingga


penyimpanan obat masih tercampur

• SARAN :

• perlu perluasan ruangan agar dapat menampung lebih banyak dan


memudahkan obat/alkes tersedia ketika dibutuhkan.

• Perlu ruangan khusus (Ruangan bersih dan terpisah) untuk produksi obat (ex :
produksi kapsul CaCo3)
FARMASI OK

KRITIK :

• Penyimpanan obat dalam almari pendingin perlu diperhatikan karena


banyaknya genangan air pada frezeer es yang mencair.

• Akses pengambilan obat kurang terpantau

• Perlu adanya pemisahan obat/alkes retur dengan obat/alkes yg sudah dipakai


agar tidak melukai petugas
SARAN :

• Perlu penertiban pengambilan obat dan alkes

• Perlu pencatatan pengambilan obat dan alkes

• Saran kepada petugas anastesi agar tertib dalam mengisi form BMHP dan
anastesi yang telah disediakan agar menghindari kekeliruan dalam
pendokumentasian sediaan yang telah digunakan
FARMASI HANDLING SITOSTATIKA

• KRITIK :
Tidak ada tempat almari untuk meletakan barang digudang
sehingga barang terlihat berantakan.

• SARAN :
Tidak ada pintu penghubung antara tempat penyiapan obat dan
ruang untuk pemakaian APD, perlu diberikan pintu agar
petugas tidak keluar masuk melewati 2 pintu antara ruang
peyiapan dan ruang ganti.
FARMASI RAWAT INAP

KRITIK :

• Perlu penambahan tenaga kefarmasian.

• Ruang untuk diskusi masih bergabung dengan ruang admin sitostatika

SARAN :

Perlu adanya ruangan untuk diskusi/rapat sendiri.


CSSD
KRITIK :
• Meja untuk penyiapan terlalu kecil dan bergabung dengan alat
yang sudah dicuci.
• Tempat penyiapan alat menjadi satu dengan penataan dan
pembungkusan alat
SARAN :
• Perlu adanya tempat sendiri setelah alat dicuci dan
dikeringkan.
PENUGASAN PKPA
RUMAH SAKIT ISLAM
SULTAN AGUNG SEMARANG

 Membuat PPT Penggolongan Obat Berdasarkan Kelas


Terapi
 Membuat katalog CSSD
 Membuat leaflet
 Membuat posyandu
 Membuat artikel dan siaran radio
 Membuat brosur Pelayanan Informasi Obat (PIO)
PENUGASAN PKPA
RUMAH SAKIT ISLAM
SULTAN AGUNG SEMARANG
 Stock opname depo farmasi
 Membuat buku saku
 Membuat Waiting time
 Visite bangsal dan Pemantauan Terapi Obat (PTO)
bersama APJP
 Studi Kasus di Bangsal
 Membuat kalender penggunaan obat khusus
TUGAS 1
PPT Penggolongan Obat Menurut
Kelas Terapi
TUGAS 2
KATALOG CSSD
TUGAS 3 LEAFLET
TUGAS 4 POSYANDU
POSYANDU TANGGAL 8 MEI 2018
TEMPAT DI BANGETAYU
POSYANDU TANGGAL 9 MEI 2018
TEMPAT DI TERBOYO WETAN
POSYANDU TANGGAL 12 MEI 2018
TEMPAT DI PENGGARON
TUGAS 5 PMKRS (SIARAN RADIO)
SIARAN RADIO
TEMA : BATUK
SIARAN RADIO
TEMA :INFLUENZA
SIARAN RADIO
TEMA : DIARE
TUGAS 6 PELAYANAN
INFORMASI OBAT (PIO)
PIO DI GMCE RAWAT JALAN
PIO DI POLI SYARAF
PIO DI GMCE RAWAT JALAN
PIO DI POLI SYARAF
PIO DI SEC
TUGAS 7 STOCK OPNAME DEPO
TUGAS 8 BUKU SAKU
TUGAS 9 VISIT BANGSAL
MEMBUAT PTO
TUGAS 10
KALENDER PENGGUNAN OBAT KHUSUS
TUGAS 11 STUDI KASUS
KASUS 1
Ileus obstruktif
PKPA STIFAR YAPHAR SEMARANG
PERIODE APRIL-MEI 2018
ILEUS OBSTRUKTIF atau disebut juga ileus mekanik
adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak
bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya
sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan kelainan
dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang
menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen
usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut
Penyebab
- Obstruksi lumen usus
- Gangguan peristalsis

Ileus Mekanik/Ileus
Obstruksi Obstruksi
- Strangulasi - Sederhana
- Invainasi - Strangulasi
- Sumbatan lumen . Hernia
. Invaginasi
. Adhesi
. Volvulus
. Cacingan
Sistemik Serangan kolik
- Hipovolemia - Nyeri perut berkala
- Syok - Mual/ muntah
- Oliguria - Gelisah
- Gangguan elektrolit - Hiperperistalsis

Perut kembung
- Kelebihan cairan usus
- Kelebihan gas dalam usus
Gejala dan Tanda
- Serangan kolik, mual, muntah
- Obstipasi, tidak ada flatus
- Oliguri
- Perut kembung: adakah bekas operasi, adakah hernia
- Hiperperistalsis
- dehidrasi

Penanggulangan
- Rehidrasi
- Operasi
- Perbaikan elektrolit
KASUS

Nama : An. D.M


BB : 10Kg
NRM : 1350580
Ruang : ICU
Jaminan : Umum
Tangal masuk : 11 Mei 2018
Tanggal lahir : 18 Juni 2016
Diagnosa : ileus obstruktif
HR : 178/mnt (normal=80-120)
Rr : 58/mnt (normal=22-37)
T : 36⁰C
Pasien merupakan rujukan dari RS Purwodadi dengan diagnosa ileus obstruktif (hernia), pasien diterima pada
13 mei 2018 dalam kondisi mengalami penurunan kesadaran, syok, hernia, gangguan elektrolit dan sebelum
dirawat di rumah sakit, pasien pernah diurut ke tukang urut. Pada 14 mei 2018 pasien menjalani serangkaian
pembedahan laparotomi.
Hasil
Jenis Analisis Nilai Normal Satuan 13-Mei 14-Mei 15-Mei
Hematology
Hemoglobin 10,8-12,8 g/dl 11 10,8  
Hematokrit 35-43 % 35,4 35  
Leukosit 6-17,5 ribu/UI 8,24 10,27  
Trombosit 217-497 ribu/UI 548 529  
APTT/PTTK 21,8-28 detik 24,1  -  
Kontrol 21,1-28,5   25,3 -  
PTT 9,3-11,4   14,8 -  
Kontrol 9,3-12,5   11 -  
Bilirubin Direk-Indirek
Bilirubin direk 0-0,2 mg/dl 0,47 -  
Bilirubin indirek 0-0,75 mg/dl 0,22 -  
Total protein 6,0-8,0 g/dl 6,14 -  
Albumin-Globulin
Albumin 3,4-4,8 g/dl 3,44 -  
Globulin    g/dl 2,7 -  
SGOT 0-50 U/I 43 -  
SGPT 0-50 U/I 10 -  
Kimia
Natrium 132-145 mmol/L 131,4 130,5
Kalium 3,5-5 mmol/L 5,22 5,71
Chloride 95-105 mmol/L 99,5 100,9
Calsium 9,0-11,0 mg/dl 8,5 6,3
Magnesium 1,7-2,3 mg/dl 1,9 1,6
GDS 60-100 mg/dl 80 -
Cholesterol 114-203 mg/dl 107 -
Trigiserida 30-100 mg/dl 61 -
HDL 6,0-53,0 mg/dl 25 -
LDL 60-130 mg/dl 65 -
Uric Acid 3,5-7,2 mg/dl 6,1 -
Ureum <48 mg/dl 23 -
Creatinin 0,5-1,2 mg/dl 0,5 -
Bilirubin total <1,0 mg/dl 0,69 -
KIMIA
Analisa gas darah
Pemeriksaan Hasil (14/05) Nilai Normal Satuan
FIO2 60.0
ph 7.168 7.37-7.45
ph(37⁰C) 7.189
PCO2 37.0 33-44 mmHg
PCO2 (37⁰C) 34.5
PO2 89.7 71-104 mmHg
PO2 (37⁰C) 80.8
S02% 92.8 94-98 %
Hct 33 39-49 %
Hb 11.1 13.2-17.2 g/dl
BE ecf -15,1
BE b -13,3 ( - 2) - (+3) mmol/l
SBC 14.1
HCO3 13.3 22-29 mmol/l
TCO2 14.3 23-27 mmol/l
A 382.8
A- aDO2 293.1
a/A 0.2
RI 3.6
O2 Cap 15.4
O2Ct 14.6
Lactate 3.0
Calsium ++ 0.98
TANGGAL
NO NAMA OBAT REGIMEN DOSIS RUTE
13/05 14/05 15/05
1 GLIBOTIC INJ (AMIKASIN) 2 x 250 mg  i.v √ √ √

2 INFUS D5 ½ NS 10 tetes/mnt   i.v √ √

3 METRONIDAZOLE INJ 3 x 75 mg i.v √ √ √

4 KCL INF + D5 ½ NS 10 tetes/mnt   i.v √  

5 PCT INJ 125 mg prn i.v √ √  


VOLUVEN INF 6% @500ML
6  100 cc/jam selama 3 jam i.v   √ √
(HYDROXYETHYL STARCH)
7 ATROPINE SULFATE ½ ampul i.v √
8 CALSIUM GLUCONAS ½ ampul i.v √
SUBJECTIV
E

Nama : An. D.M


BB : 10Kg
NRM : 1350580
Ruang : ICU
Jaminan : Umum
Tangal masuk : 11 Mei 2018
Tanggal lahir : 18 Juni 2016
Diagnosa : ileus obstruktif
Pasien merupakan rujukan dari RS Purwodadi dengan diagnosa ileus obstruktif (hernia), pasien
diterima pada 13 mei 2018 dalam kondisi mengalami penurunan kesadaran, syok, hernia,
gangguan elektrolit dan sebelum dirawat di rumah sakit, pasien pernah diurut ke tukang urut.
Pada 14 mei 2018 pasien menjalani serangkaian pembedahan laparotomi.
OBJECTIVE
Hasil
Jenis Analisis Nilai Normal Satuan 13-Mei 14-Mei 15-Mei
Hematology
Hemoglobin 10,8-12,8 g/dl 11 10,8  
Hematokrit 35-43 % 35,4 35  
Leukosit 6-17,5 ribu/UI 8,24 10,27  
Trombosit 217-497 ribu/UI 548 529  
APTT/PTTK 21,8-28 detik 24,1  -  
Kontrol 21,1-28,5   25,3 -  
PPT 9,3-11,4   14,8 -  
Kontrol 9,3-12,5   11 -  
Bilirubin Direk-Indirek
Bilirubin direk 0-0,2 mg/dl 0,47 -  
Bilirubin indirek 0-0,75 mg/dl 0,22 -  
Total protein 6,0-8,0 g/dl 6,14 -  
Albumin-Globulin
Albumin 3,4-4,8 g/dl 3,44 -  
Globulin    g/dl 2,7 -  
SGOT 0-50 U/I 43 -  
SGPT 0-50 U/I 10 -  
Kimia
Natrium 132-145 mmol/L 131,4 130,5
Kalium 3,5-5 mmol/L 5,22 5,71
Chloride 95-105 mmol/L 99,5 100,9
Calsium 9,0-11,0 mg/dl 8,5 6,3
Magnesium 1,7-2,3 mg/dl 1,9 1,6
GDS 60-100 mg/dl 80 -
Cholesterol 114-203 mg/dl 107 -
Trigiserida 30-100 mg/dl 61 -
HDL 6,0-53,0 mg/dl 25 -
LDL 60-130 mg/dl 65 -
Uric Acid 3,5-7,2 mg/dl 6,1 -
Ureum <48 mg/dl 23 -
Creatinin 0,5-1,2 mg/dl 0,5 -
Bilirubin total <1,0 mg/dl 0,69 -
KIMIA
Analisa gas darah
Pemeriksaan Hasil (14/05) Nilai Normal Satuan
FIO2 60.0
ph 7.168 7.37-7.45
ph(37⁰C) 7.189
PCO2 37.0 33-44 mmHg
PCO2 (37⁰C) 34.5
PO2 89.7 71-104 mmHg
PO2 (37⁰C) 80.8
S02% 92.8 94-98 %
Hct 33 39-49 %
Hb 11.1 13.2-17.2 g/dl
BE ecf -15,1
BE b -13,3 ( - 2) - (+3) mmol/l
SBC 14.1
HCO3 13.3 22-29 mmol/l
TCO2 14.3 23-27 mmol/l
A 382.8
A- aDO2 293.1
a/A 0.2
RI 3.6
O2 Cap 15.4
O2Ct 14.6
Lactate 3.0
Calsium ++ 0.98
ASSESMENT

DRP efek samping obat:


+ Paracetamol inf = mual, muntah
DRP interaksi obat :
PLAN

+ Menyarankan untuk pemberian ASI selama 2th penuh dan tidak

memberikan makanan yang berat-berat untuk sang anak

+ Menyarankan agar tidak memijat anak dibawah 5 th dengan

sembarangan pada bagian yang masih dalam pertumbuhan


KESIMPULAN

Pada kasus ini terapi yang digunakan telah sesuai dengan prosedur penanganan ileus obstruktif.
Namun kondisi pasien pasca oprasi tidak menunjukan hasil yang baik dan cenderung menurun seperti kadar
SO2%, Hb, Hct, BE b, HCO3 dan TCO2
Dan pasienpun akhirnya memilih berada disamping Allah SWT

Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un


KASUS 2
IHD
DM Tipe II

Praktek Kerja Profesi Apoteker


Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi Semararang”
Kasus

Nyonya H 68 tahun masuk dari IGD ke baitul izzah 2 A.3 tanggal masuk
4/5/18 dengan diagnosa IHD, DM tipe II dengan keluhan sesak nafas
IHD (Ischemic Heart Disease)

Penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung,
disebabkan oleh abnormal arteri koroner (aterosklerosis dari arteri koroner)
DM (Diabetes Melitus)

Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah
akibat gangguan sekresi insulin.
Analisis SOAP

Subjek

Data Pasien
Nama : Nyonya H
Usia : 68 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 31-12-1950
No.RM : 01343976
Tanggal MRS : 04-05-2018
Ruang rawat: Baitul Izzah 2
Diagnosis : DM tipe II, IHD
Objektif
Tgl 4/5 5/5 6/5 6/5 6/5 6/5 7/5 7/5 8/5 9/5
(20.30) (5.00 (05.00) (18.15) (18.30) (21.00) (07.00) (20.00) (05.00) (05.00)
)
TD 160/80 140/ 170/10 220/12 220.12 136/70 160/11 160/10 160/12 220/14
(mmHg) 90 0 0 0 0 0 0 0

RR 22 22 30 30 32 35 30 25 37 35
(x/menit)
N 104 82 96 123 119 84 93 104 130
(x/menit)

S 36 36,5 36 38,5 38,5 36 36 36,5 39


(˚C)

Tgl 9/5 10/5 10/5 10/5 11/5 13/5 14/5 15/5 15/5 16/5
(11.50 (05.00) (07.00) (13.30) (20.15) (19.45) (05.00) (05.00) (05.50) (05.00)
)
TD 220/1 210/11 188/96 153/83 188/99 204/94 160/80 185/11 184/11 140/70
(mmHg) 40 0 0 0
RR 35 26 42 31 15 39 27 32 30 20
(x/menit
)
N 130 132 125 104 89 90 108 124 124 90
(x/menit
)
S 39 36 36 36 36 36,7
(˚C)
Parameter 4/5 5/5 6/5 10/5 Nilai Normal

Hemoglobin 10,6 10,1 11,7-15,5 g/dl

Hematokrit 32 30,1 33-45 %

Leukosit 27,8 3,6-11 ribu/ul

Natrium 128 132,5 135-147 mmol/L

Kalium 3,46 3,5-5 mmol/L

Trombosit 135 150-440 ribu/ul

Chloride 100,6 95-105 mmol/ul

Urine reduksi 500 < 15 (negatif)

High sensitive 6164,6 < 19 ng/L


Troponin
Uric acid 9,2 2,6-5,7 mg/dl

Ureum 65 10-50 mg/dl

Kreatinin 1,58 1,76 0,6-1,1 mg/dl


darah
Albumin 2,91 3,4-4,8 g/dl

SGOT 62 0-35 u/l

SGPT 73 0-35 u/l

Kalium 7,9 8,8-10,8 mg/dl

HBsAg +
Nama Obat Regimen Rute 4/ 5/ 6/ 7/ 8/ 9/ 10/5 11/5 12/ 13/5 14/ 15/ 16/ 17/
Dosis 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

omeprazole 2x1 Iv √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Primperan 3x1 Iv √ √ √ √ √ √ √ √ √ stop

Ezelin 1x10 u Iv √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Levofloxacin 1x500mg Po √ √ √ √ √ √ √ stop

Valesco 80 mg 1x80mg Po √ √ √ √ √ √ √ √ √ Stop

Valesco 160 mg 1x160mg Po √ √ √ √ √

Sucralfat 3x2 cth Po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Parasetamol 3x500mg Po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Humalog 3x10 u √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Humalog 3x8 u √ √ √ √

Clopidogrel 1x75mg Po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Arixtra 1x1 √ √ √ √ √ √ Stop

Cedocard 2mg/ml √ √ √ √ √ √ √ √ √ stop

Furosemid 1x2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Nama Obat Regimen Rute 4/ 5/ 6/ 7/ 8/5 9/ 10 11/5 12/ 13 14 15/ 16/5 17/5
Dosis 5 5 5 5 5 /5 5 /5 /5 5

Spironolacton 3x50mg Iv √ √ √ st
op
Spironolacton 1x25mg Iv √ √ √ √ √ √ √ √ √

ISDN 3x5mg Iv √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

OBH syr 3x1 Po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Aspilet 1x80mg Po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Lactulosa 1x2 cth Po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Cefepim 2x1g Po √ √ √ √ √ √ stop

Alprazolam 1x0,5 Po √ √ √

Cefixim 2x200mg √

Amlodipin √ √ stop

RL Po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Asessment

omeprazol digunakan untuk Primperan (metoclopramide)


mengatasi tukak. Refluks digunakan untuk gangguan saluran
gastroesofageal, tukak duodenum cerna, mual, muntah akibat obat,
dan tukak lambung anoreksia, ulkus peptikum.

Ezelin (insulin glargine) merupakan Levofloxacin merupakan obat


insulin long acting yang dapat antibiotik golongan quinolon
digunakan untuk diabetes tipe II
Sucralfat digunakan untuk Parasetamol digunakan sebagai
mengobati tukak lambung terapi nyeri ringan sampai sedang
dan sebagai antipiretik

Clopidogrel antiplatelet yang


Humalog (insulin Lispro) merupakan digunakan untuk pengencer darah,
insulin yang dapat menggantikan mencegah pembentukan darah
insuli dalam tubuh diarteri dan mengurangi resiko
terkena serangan jantung/ stroke

Arixtra (fondaparinux) digunakan


sebagai antikoagulan atau
Furosemid digunakan sebagai lini
Cedocard (ISDN) digunakan untuk pertama pada keadaan edema yang
merelaksasi pembuluh darah disebabkan oleh penyakit gagal
kejantung sehingga suplai darah dan jantung kongesif, penyakit sirosis
oksigen kejantung meningkat hati, dan penyakit ginjal serta
sindrom nefrotik

Spironolacton merupakan obat


golongan antagonis aldosteron untuk ISDN (isosorbit dinitrat) merupakan
edema, asitas pada sirosis hati, vasodilator atau pelebar pembuluh
sindroma nefrotik, gagal jantung darah untuk angina pectoris (nyeri
kongestif dada).

OBH digunakan untuk batuk


berdahak.
Aspilet merupakan anti platelet Lactulosa merupakan obat pencahar
diberikan untuk menurunkan risiko atau konstipasi
tromboemboli

Alprazolam merupakan obat


Cefepim merupakan antibiotik golongan benzodiazepim yang
golongan sefalosporin generasi IV bekerja di sistem saraf pusat untuk
mengatasi kecemasan dan gangguan
panik

Cefixim merupakan antibiotik Amlodipin digunakan sebagai


golongan sefalosporin generasi III antihipertensi
DRP

• DRP ada indikasi tidak ada obat :


1. Hasil lab menunjukkan HBsAg + (hepatitis B)
2. Hasil lab menunjukkan kadar uric acid tinggi
• DRP tidak ada indikasi ada obat : -
• DRP dosis terlalu tinggi : -
• DRP dosis terlalu rendah : -
• DRP Polifarmasi : -
• DRP Efek samping:
1. Furosemid : hiperurisemia, hipokalemia, anemia.
2. omeprazole : vertigo, diare, kemerahan, batuk.
3. Primperan (metoclopramide) : sakit kepala, mengantuk, mulut kering, ruam, detak jantung
cepat.

4. Ezelin (insulin glargine) : kemerahan, bengkak, gatal-gatal, hipokalemia, gangguan kulit.


5. Levofloxacin : sakit kepala, insomnia, konstipasi.
6. Valesco (valsartan) : hipotensi, hiperkalemia, vertigo, meningkatnya kadar ureum dalam darah.
7. Sucralfat : sakit kepala, pusing, ngantuk, vertigo, diare, hiperglikemi
8. Humalog (insulin lispro) : hipoglikemi, hipokalemi, takikardi.

9. Clopidogrel : gangguan pencernaan, konstipasi atau diare.

10. Arixtra (fondaparinux) : konstipasi, edem, muntah, panas, anemia

11. Cedocard (ISDN) : pusing, sakit kepala, ruam, gatal-gatal, sesak dada, sulit bernapas.

12. Spironolacton : leukopeni, mual, muntah, hipokalemi, hyponatremi, trombositopeni.

13. OBH : gelisah, eksitasi, tremor, takikardi

14. Aspilet : hepatotoksik, mual, muntah, bronchospasm.

15. Lactulosa : mual, muntah, diare, sakit perut, dehidrasi.

16. Cefepim : panas, sakit kepala, diare.

17. Alprazolam : perasaan depresi, nyeri dada, jantung berdebar, kejang, kencing sedikit.

18. Cefixim : diare, mual, muntah, panas, sakit kepala.

19. Amlodipin : nyeri dada, bengkak ditangan, pergelangan kaki

20. RL : infeksi daerah injeksi, flebitis di daerah injeksi, peningkatan volume cairan.
- DRP interaksi obat :
• Furosemid + spironolacton : menyebabkan menurunnya serum potasium
Plan
1. Penurunan kalium yang terjadi maka perlu dilakukan pemantauan kalium
2. Disarankan kepada dokter untuk memberikan terapi hepatitis B seperti lamifudin, adefovir dan
entecavir ( panduan tatalaksana infeksi hepatitis B kronik, 2016)
3. Pada data lab menunjukkan SGOT dan SGPT tinggi sehingga disarankan pemberian curcumin
sebagai hepatoprotektor
4. Disarankan pemberian allopurinol untuk mengatasi hiperurisemia yang dialami pasien (dipiro.9:6.
2015)
5. Disarankan untuk melakukan kultur bakteri
KIE

• Pasien harus minum obat antihipertensi secara teratur.


• Diet makanan rendah lemak.
• Pasien tidak boleh olahraga berat dan disarankan istirahat yang cukup.
• Pasien disarankan makan sayur dan buah secara teratur, hindari makanan yang mengandung banyak
purin seperti kacang-kacangan.
• Pasien disarankan diet rendah garam
• Lakukan cek tekanan darah, asam urat dan gula darah secara rutin.
Terima Kasih
KASUS 3
Kasus :
Komplikasi Gagal Ginjal + TB
Paru
KASUS Nama: Tn TH No CM : 01351078
Usia : 44 tahun Kamar : B Izzah 1 (C-2)
BB : 60 kg

DPJP : dr. Mulyono Adjii, Sp.P.


dr Konsul : Dr. dr. Shofa, Sp.PD-KGH
• Tn TH usia 44 tahun dr. Aditya : dr. Aditya, Sp.JP
masuk IGD pada Rujukan : pneumonia
tanggal 19 Mei 2018 Diagnosis IGD : dispnea, laringitis
pukul 18.30 dengan Diagnosis 20/05 : CKD, laringitis, DM
Diagnosis 21/05 : CKD, laringitis, DM, curiga IHD, curiga
keluhan utama lemas, dislipidemia, curiga TB
nyeri dada, sesak dan Diagnosis 22/05 : CKD Komplikasi CHF + TB Paru + DM
Diagnosis 24/05 : curiga Ca Laring
susah bernafas. (24/05 pukul 13.45 pasien mengalami gagal nafas, rencana pindah ICU)
Pasien memiliki (24/05 pukul 16.45 pasien dinyatakan meninggal)
riwayat CKD dengan Riwayat Penyakit : DM Tipe II, CKD dengan HD, Hipertensi, Stemi
HD
Riwayat Obat : Amiodarone HCl; Bisoprolol 2,5 mg ;
ISDN 5 mg, Furosemid 40 mg, Novorapid
Subjek
19/5 20/5 21/5 22/5 23/5 24/5
(07.30)

Batuk ++++ +++ +++ +++ +++ +++

Sesak ++ ++ +++ +++ +++ +

Nyeri dada 5 5 5 3 2 2

BAK + + + + +

BAB - - + - +
Objek
TTV 19/05 20/05 21/05 22/05 23/05 24/05 24/05 24/05
(07.30) (13.45) (16.30) Normal
TD (mmHg) 115/75 108/84 140/90 130/90 130/80 121/81 183/103
90-140/60-90
N (x/menit) 89 84 82 80 80 75 102 34
60-80

Takikardi
(>100)
RR (x/menit) 24 24 26 26 26 20
16-20

T (C) 39,15 36,3 36 36 36 36,3


< 37,8
Data Laboratorium
19/05 19/05 21/05 22/05 23/05 Nilai
(09.02) (20.14) Rujukan
Hemoglobin(g/dL) 10,8 11,1 11,5 13,2-17,3

Hematokrit (g/dL) 32,9 33,2 34,0 33-45

Leukosit (ribu/uL) 9,39 6,10 16,74 3,8-10,6

Trombosit (ribu/uL) 291 340 339 150-440

Ureum 114 114 42 10-50

SrCl 2,66 2,39 1,3 0,7-1,3

Natrium 136 135-147

Kalium 5,34 3,5-5

Chloride 100,4 95-105

Kolesterol 196 < 200

HDL 58 27-67

LDL 130 60-130

Uric Acid 10,3 3,5-7,2

GDS 217 < 200

BTA (Sputum) - -
• Data Pengobatan
• Lanjutan
Perhitungan

• GFR = 175 x (Kreatinin Serum) -1,154 x (Umur) -0,203


= 175 x 2,66 -1,154 x 44-0,203
= 26,248 mL/min/1,73 m2

• CrCl = (140-Umur) x Berat Badan


               72 x Kreatinin Serum
= (140-44) x 60
72 x 2,66

= 30,075 mL/min
Stadium
Stadium GFR (ml/min/1,73 m2) Keterangan

1 ≥ 90 GFR normal/meningkat

2 60-89 GFR ringan

3 30-59 GFR sedang

4 16-29 GFR berat

5 < 15 Gagal ginjal


Assesment
Nama Obat Analisis

Folic Acid Terapi anemia, defisiensi asam folat


Do : 0,4 – 1 mg po once daily

Do yang digunakan : 0,5 mg/day

Fermia (fe fumarat + vit B6) Defisiensi Fe


Do : 60-100 mg po q12hr

Do yang digunakan : 60 mg/day

CaCO3 Asupan kalsium (agen pengikat fosfor)


Do : 1-1,2 g po divided q6-12hr

Do yang digunakan : 500 mg q8hr


Dosis berlebih
Nama obat Analisis

Acetylcysteine Terapi mukolitik


Do : 200 mg po q8-12hr
KI : asma akut

Do yang digunakan : 200 mg q8hr

OBH Syrup Terapi mukolitik

Concor 2,5 mg (Bisoprolol) Terapi antihipertensi (beta blocker)


Terapi post stemi
Do : 2,5-5 mg po qDay
Renal Impair : CrCl < 40mL/min  2,5 mg/day

Do yang digunakan : 2,5 mg/day

RL Digunakan untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh


Penggunaannya untuk pasien CKD harus di monitoring
Nama obat Analisis
Bioprexum 2,5 mg (Perindopril) Terapi antihipertensi (ACEI)
Do : 4-8 mg po divided q12hr
Do yang digunakan : 2,5 mg/day
Dosis kurang

Miniaspi 80 mg (aspirin) Terapi antiplatelet


Do : 75-100 mg/day po
Renal Impair : CrCl >10 mL/min  dose adjustment not
necessary

Do yang digunakan : 80 mg/day

Atorvastatin 20 mg Terapi dislipidemia


Off-Label : preventif Cardio Disease
Do : 10-80 mg po qDay
Do untuk pasien CKD (initial or maintenance) : 20
mg/day (Nayor M et al., 2016)

Do yang digunakan : 20 mg/day


Nama obat Analisis

Nitrocaf R 2,5 mg (nitroglycerin) Terapi antiangina, mensuplai O2 ke jantung


Do : 2,5-6,5 mg po q6-8hr
Renal Impair : CrCl 10-50 mg/min  q24-72hr

Do yang digunakan : 2,5 mg/day

Paracetamol 1 g/100 ml infus Terapi antipiretik


Do : 325-650 mg po/pr q4hr PRN
Renal Impair : CrCl ≤30 mL/min  longer dosing intervals

Do yang digunakan : 1000 mg/100 ml infus

Furosemid Terapi diuretic


Do : - 20-40 mg iv
- 20-80 mg po/day

Do yang digunakan : 40 mg/day po


Do yang digunakan : 20 mg/day iv

Combivent 2,5 mg (Terbutaline) Agonis R/ beta adrenergic (bronkospasme)


Do : 5 mg q6-8hrn PRN
Renal Impair : GFR <50 mL/min  reduce 50%

Do yang digunakan : 2,5 mg q8hr


Nama Obat Analisis

Pulmicort 0,25 mg (Budesonid) Kortikosteroid  menurunkan frekuensi eksaserbasi


Do : 0,25 mg q12-24hr
Do yang digunakan : 0,25 mg/day

Apidra (Insulin Glulisine) Terapi DM


Insulin Rapid Acting
Do : usually 3 times a day

Do yang digunakan : 3 x 10 iu

Lantus (Insulin Glargine) Terapi DM


Insulin Long Acting
Do : once daily
Do yang digunakan : 1 x 15 iu

Levofloxacin 500 mg infus Terapi pneumonia


Do : 500 mg iv/day once daily for 7-14 days

Do yang digunakan : 500 mg iv/day


Nama obat Analisis

Aminofilin Relaksasi otot polos (bronkospasme)

Rifampisin (Kategori III – 6RHE) Terapi TBC


Do : BB 40-60  450 mg/day
Do yang digunakan : 450 mg/day

Isoniazid (Kategori III – 6RHE) Terapi TBC


Do : 5 mg/BW or 300 mg/day

Do yang digunakan : 300 mg/day

Etambutol (Kategori III – 6RHE) Terapi TBC


Do : 20 mg/BW or 1 g/day
Do yang digunakan : 1 g/day
Nama obat Analisis

Irbesartan Obat antihipertensi (ARB)


Do : 150-300 mg/day

Do yang digunakan : 300 mg/day

Nifedipin ER Obat antihipertensi (CCB)


Do : 30-60 mg/day po

Do yang digunakan 30 mg/day

Allopurinol Inhibitor oksidasi xantin


Do : 100-300 mg/day
Renal Impair : CrCl 3-10 mL/min  100 mg/day

Do yang digunakan : 100 mg/day


DRP’s
• DRP Ada obat tidak ada indikasi :  DRP Terapi Kurang Tepat :
- Levofloxacin  kultur bakteri lebih dulu - Acetylcysteine dan OBH syrup

• DRP Ada indikasi tidak ada obat :


 DRP Efek Samping :
- Folac, Miniaspi, Acetylcysteine bronkospasme
- Nyeri
- Fermia  konstipasi
- CaCO3  konstipasi
• DRP Dosis kurang : - Bioprexum  pusing, batuk
- Bioprexum - Rifampicin, Ethambutol  hepatotoksik
- INH  hepatotoksik, neuropati
- Irbesartan  hiperkalemia
• DRP Dosis berlebih : - Allopurinol  nefrotoksik, hepatotoksik
- CaCO3
• DRP Interaksi obat :
Serious
- Bioprexum + Allopurinol  resiko syok anafilaksis, Stevens Johnson syndrome
- Rifampicin + Isoniazid  Rifampicin meningkatkan toksisitas INH (hepatotoksik)
(metabolisme)
- Rifampicin + Aminofilin  Rifampicin menurunkan efek Aminofilin (metabolisme)
- Allopurinol + Aminofilin  Allopurinol meningkatkan kadar Aminofilin
(metabolisme)
- Rifampicin + Pulmicort  Rifampicin menurunkan kadar Pulmicort
(metabolisme)
- Rifampicin + Atorvastatin  Rifampicin menurunkan kadar atorvastatin
(metabolisme)
- Miniaspi + Bioprexum  antagonis farmakodinamik (menurunkan fungsi ginjal)
- Irbesartan + Bioprexum  efek sinergis (resiko hipotensi, kerusakan ginjal,
hiperkalemia)
- Aminofilin + Pulmicort  Aminofilin meningkatkan toksisitas Pulmicort, resiko kejang ringan
Signifikan
- Bioprexum + Furosemid  efek sinergis (resiko hipotensi
akut, penurunan fungsi ginjal)
- Bioprexum + Apidra /Lantus  Bioprexum meningkatkan efek
insulin
- Adalat Oros + Aminofilin  Adalat meningkatkan efek aminofilin
- Irbesartan + Concor  meningkatkan kadar kalium
dalam darah - Atorvastatin + Pulmicort  Atorvastatin meningkatkan efek Pulmicort
- Irbesartan + Miniaspi  meningkatkan kadar kalium - Pulmicort + Aminofilin  Pulmicort menurunkan efek aminofilin
dalam darah, saling meningkatkan toksisitas dan
menurunkan fungsi ginjal - Levofloxacin + Apidra/Lantus  efek sinergis
- Concor + Adalat Oros  resiko hipotensi - Miniaspi + Apidra/Lantus  efek sinergis
- Concor + Miniaspi  meningkatkan kadar kalium - Isoniazid + Aminofilin  Isoniazid meningkatkan aminofilin
dalam darah
- Concor + Combivent  Concor menurunkan efek - Ethambutol + Allopurinol  Ethambutol menurunkan efek allopurinol
Combivent - Isoniazid + Pulmicort  Isoniazid meningkatkan efek Pulmicort
- Concor + Aminofilin  Concor menurunkan kadar
Aminofilin
- Isoniazid + Atorvastatin  Isoniazid menurunkan efek Atorvastatin
- Adalat Oros + Atorvastatin  Adalat menurunkan efek - Isoniazid + Adalat Oros  Isoniazid meningkatkan efek Adalat
Atorvastatin
- Rifampicin + Pulmicort  Rifampisin menunkan efek Pulmicort
- Adalat Oros + Pulmicort  Adalat meningkatkan efek
Pulmicort - Rifampicin + Adalat Oros  Rifampicin menurunkan efek Adalat
- Adalat Oros + Aminofilin  Adalat meningkatkan efek - Combivent + Furosemid  menunkan kadar kalium dalam darah
aminofilin

- CaCo3 menurunkan efek seluruh obat (absorbsi)


Plan
• Mengkaji ulang waktu pemberian CaCO 3 bersama obat lain mengingat CaCO 3 dapat
menghambat absorbsi obat lain
• Menyarankan pada dokter untuk mengkaji ulang pemberian OBH syrup dan Acetylcysteine
sebagai mukolitik (pasien terdiagnosa TB Paru, Acetylcysteine juga KI pada pasien dengan
asma akut)
• Menyarankan pada dokter untuk memberi terapi tambahan Curcuma sebagai agen
hepatoprotektor
• Menyarankan kepada dokter untuk melanjutkan pemberian Parasetamol sebagai terapi analgesik
• Menyarankan untuk dilakukan kultur bakteri pneumonia
• Monitoring efek terapi, efek samping dan interaksi obat
• Monitoring data Lab pasien
• Memberikan KIE kepada pasien atau keluarga pasien
KIE
• Menyarankan pasien untuk mengkonsumsi sayur-sayuran hijau untuk
menambah asupan Fe (tambah darah)

• Menyarankan kepada pasien untuk melakukan diet rendah garam, diet


rendah protein (kacang-kacangan), diet rendah gula, diet rendah lemak

• Menyarankan kepada pasien untuk memperhatikan kadar air yang


dikonsumsi (banyaknya air yang masuk kurang lebih sama dengan yang
dikeluarkan)

• Menyarankan kepada pasien (keluarga) untuk rutin melakukan kontrol


sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter dan HD 2x seminggu
Thank You
KASUS 4
ANALISIS SOAP
KASUS & PENYELESAIAN (SOAP)

• A.KASUS
Nama : Ny. Retno martini
Umur : 34 th.
MRS : 17 mei 2018
• Anamnese
pasien masuk rumah sakit tanggal 17 mei 2018 dengan
keluhan merasa kencang pada perut. Pasien sedang hamil
37 minggu. Pasien didiagnosa PEB dan anemia ringan.
Penyelesaian SOAP

• Subjektif
Nama : Ny. Retno martini
Umur : 34 th.
MRS : 17 mei 2018
• Keluhan : perut merasa kencang
• Diagnosa : PEB, anemia ringan
OBJEK

Tanggal 17/05/18 18/05/18 19/05/18

TD 160/100 150/90 130/80

• Tanda-tanda Vital RR 20x/menit 20x/menit 20x/menit

Suhu (T) 36oC 36oC 36oC

Nadi 98x/menit 80x/menit 82x/menit


Data laboratorium
Tanggal Keterangan:
Nilai = Low
Data Lab Rujukan 17/05/18 18/05/18 19/05/18 = High
= Normal
Hemoglobin 12 - 15 11,5 9,1
Hematokrit 33– 45 30,3 25,9

Leukosit 3,6 - 11 7,38 11,7

Trombosit 150 - 400 303 250

GDS 80 - 160 106

Ureum 10 - 50 15

Kreatinin 0,6 - 1,3 0,86

Natrium 136 - 145 138,7

Kalium 3,5 - 5,1 4,29

Klorida 98 - 107 111,8


Terapi obat

Rute
17/05/18 18/05/18 19/05/18
Infus RL 20 tpm √ √ √
Inj. asam tranexamat 500 mg/8 jam i.v √ √
Inj. cefotaxime 2 g/24 jam i.v √ √ √
Ketoprofen supp 100mg/8jam i.v √ √ √
Inj. MgSo4 20% 1 g/jam s.p √
dopamet 250 mg/8 jam p.o √ √ √
Inj. B lasix/ 40mg24jam i.v √ √ √
Kalnex i.v √
Inj dexametason i.v √
Transfusi darah 2 PRC i.v √
ASSESMENT
• Dilihat dari data laboratorium
1. TD meningkat karena adanya penyempitan pembuluh darah. Jika pembuluh
darah menyempit, maka akan menyebabkan tekanan darah meningkat dan
aliran darah ke janin akan berkurang.Pasien didiagnosa PEB (Preeklampsia
berat) sehingga pasien diberi dopamet
2.  Hemoglobin merupakan komponen yang berfungsi sebagai alat transportasi
O2 dan CO2. sedangkan Hematokrit berfungsi untuk mengukur sel darah
merah. Pada pasien terjadi penurunan hemoglobin dan hematokrit
menandakan anemia. Sehingga pasien dilakukan transfusi darah.
3. Penggunaan antibiotik diharuskan dalam pasca bedah, yaitu antibiotik
golongan sefalosporin generasi ketiga (cefotaxime). Selain itu dilihat juga dari
hasil lab pasien yang menunjukan leukosit yang tinggi sehingga perlu diberi
antibiotik.
4. Dari hasil lab diketahui bahwa kadar klorida tinggi sehingga diberi furosemid
karena furosemid bekerja meningkatkan ekskresi dari klorida
• Tranexamat Injeksi digunakan sebagai fibrinolitik mencegah perdarahan pasca operasi.
• Ketoprofen supp digunakan sebagai analgetik antipiretik yang bekerja dengan cara
menghambat produksi prostaglandin yang merupakan zat penyebab munculnya nyeri,
radang, atau demam.
• MgSO4 merupakan pilihan pertama untuk mengatasi kejang pada preeklamsia.
DRP

DRP efek samping obat potensial : ada


- Furosemid dapat menyebabkan terjadinya hipokalemia

DRP interaksi obat : ada


- Ceftriaxon meningkatkan resiko toksisitas dari Furosemid karena efeknya yang sinergis dengan
furosemid yaitu merusak ginjal.
- Ketoprofen dapat menurunkan efektivitas kerja dari furosemid.
- Apabila dexametason dan furosemid digunakan bersamaan akan meningkatkan resiko terjadinya
hipokalemia.
Plan
• B lasix merupakan obat diuretik yang kurang aman untuk ibu hamil (kategori C) jadi
sebaiknya dilakukan pemantauan penggunaan furosemid.
• Disarankan penggunaan Ca.glukonas (antidotum) apabila terjadi efek samping dari
MgSO4.
• Monitoring tekanan darah
• Disarankan untuk mengurangi asupan garam dan karbohidrat
• Makan makanan yang bergizi untuk pemulihan kondisi pasien
KASUS 5
Stroke
KASUS

Pasien Tn.S datang ke IGD Rs.Sultan Agung Semarang pada tanggal 15 mei
2018 jam 14.00 dengan keluhan 2 hari post jatuh, nyeri pada lengan kanan,
memar, sulit digerakan, bicara pelo. Diagnosa awal Hipertensi, SNH (stroke
non Hemoragik). Setelah dilakukan hasil laboratorium pasien mengalami
dislipidemia, dan hiperurisemia. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi.
SUBYEKTIF
SUBYEKTIF
• Nama : Tn. S
• Umur : 78 Tahun
• BB : 65 kg
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Tgl masuk : masuk IGD tanggal 15 mei 2018 jam 14.00 .
• Tgl keluar : 20 Mei 2018
• Keluhan : 2 hari post jatuh, lengan kanan nyeri, memar, sulit digerakan,
bicara pelo
• Riwayat Penyakit : Hipertensi

• Diagnosa awal : Hipertensi, SNH


• Diagnosa utama : Infark cerebral
• Diagnosa sekunder : Hipertensi, dislipidemia,
bradikardi, NSTEMI , hiperurisemia
OBJEKTIF
Tanda-Tanda Vital
Tanda- 15-5-18 16-5-18 17-5-18 18-5-18 19-05-18 20-5-18
Tanda normal S M P S M P S M P S M P S M P S
Vital

T (⁰C) 37,7  36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
RR 18-22  20 18 12 15 18 11 20 19 20 16 14 20 21 21 19 20
(x/men
it)

HR 60-80  98 87 72 59 74 84 70 74 69 71 92 87 74 74 72 69
(x/men
it)

Td 120/80  194 175/8 187/ 134/ 197/ 208 200/ 186/ 242/ 168 106 156/ 160 153/ 180 142/
(mmH /95 8 100 72 97 /94 96 89 121 /91 /75 76 /68 71 /90 62
g)

SPO2   98 98 100 100 100 97 99 95 100 100 100 99 100 100 100 100
%
Keluha Siang :Bahu terasa sakit Nyeri pinggang, Badan terasa Nyeri pada tangan - -
n Malam : lengan kanan skala nyeri 6 lemas, malam hari kanan, skala nyeri
masih sakit, kemerahan   keluhan susah 6
tidur
Data Laboratorium
Jenis Nilai normal Hasil Ket
Hematologi      
Darah rutin 1      
Hemoglobin 13,2-17,39 g/dl 13,7 Normal
Hematokrit 33-45 % 39,8 Normal
Leukosit 3,8-10,6 ribu/uL 15,14 Tinggi
Trombosit 150-440 ribu/uL 206 Normal
Golongan darah - B -
Kimia      
Gula darah sewaktu 75-110 mg/dl 107 Normal
Kolesterol <200 mg/dl 260 Tinggi
Trigliserid <160 mg/dl 122 Normal
Uric acid 3,5-7,2 mg/dl 7,5 Tinggi
Ureum 10-150 mg/dl 60 Normal
Kreatinin darah 0,7-1,3 mg/dl 1,79 Tinggi
Na,K,Cl      
Natrium 135-147 mmol/L 137,9 Normal
Kalium 3,5-5 mmol/L 4,40 Normal
Cloride 95-105 mmol/L 103,5 Normal
Terapi Penggunaan Obat
Penggunaan obat Aturan 15-5-18 16-5-18 17-5-18 18-5-18 19-5-18 20-5-18
pakai P S S M P S S M P S S M P S S M P S S M P S S M

Infus RL 20 tpm √ √ √ √ √
Amlodipine 10 mg (tab)         √  
Irbesartan 300 mg (tab)         √
Citicoline (injeksi)         √
Asam mefenamat 500 mg 3x1         √ √   √ STOP

Miniaspi 80 mg 1x1       √ √       √       √       √       √      
Mecobalamin 500 mcg 1x1       √ √       √       √       √       STOP
Clopidogrel 75 mg 1x1               √ √       √       √       √      
Ketorolac (injeksi) 2x1     √   STOP
Citicoline (injeksi) 2x1       √   √   √   √   √   √   √ STOP
Simvastatin 20mg (tab) 1x1       √       √       √       √       √       √
Allopurinol 100mg (tab) 1x1         √       √       √       √       √      

Asam folat 1mg (tab) 1x1         √       √       √       √       √      


Ibuprofen 400 mg (tab) 2x1                 √     √ √     √ √     √ STOP
Amlodipine 10mg 2x1                         √     √ STOP     √  
Irbesartan 300 mg 1x1                           √       √     STOP
Ext Adalat oros 1x30 mg 1x1                         √       STOP
(tab)
Diazepam 2mg (tab) 1x1                               √ STOP
Ext alprazolam 0,5 mg 1x1                         √       STOP
Ext furosemide                           √       STOP
Citicoline 500 mg (tab) 2x1                                   √   √   √   √
Diltiazem 30 mg (tab) 2x1                                 √     √ STOP
Salbutamol 2 mg (tab) 1x1                                 √         √    
Trombopop gel (topical)                                   √              
Terapi Obat Pulang
Penggunaan obat Aturan pakai

Miniaspi 80 mg 1x1

Simvastatin 20 mg 1x1

Allopurinol 100 mg 1x1

Asam folac 1x1


Tanggal 20-05-18
Clopidogrel 75 mg 1x1

Citicoline 500 mg 2x1

Salbutamol 2mg 1x1

Amlodipine 10 mg 1x1

Diltiazem 30 mg 1x1
ASSESMENT
TANDA- TANDA VITAL

Tekanan darah pasien 194/95 mmHg menunjukan pasien mengalami


hipertensi stage 2
Respiratory Rate (frekuensi nafas) pada tanggal 16,17, dan 18 pasien
mengalami penurunan frekuensi pernafasan menunjukan laju pernafasan
pasien sangat lambat.
HR pada tanggal 15 meningkat , frekuensi nadi meningkat menunjukan
denyut jantung pasien meningkat.
Suhu badan pasien normal.
ANALISA PEMERIKSAAN LABORATORIUM ASSESMENT

Kadar leukosit merupakan respon fisologi untuk melindungi


tubuh dari mikroorganisme, peningkatan nilai leukosit pada
pasien disebabkan oleh adanya kerusakan jaringan akibat
pecahnya pembuluh darah dan menunjukan adanya infeksi.
Kadar kolesterol pasien 260 mg/dL menunjukan pasien
mengalami hiperkolesterol.
Kadar asam urat pasien 7,5 mg/dl menunjukan pasien
mengalami hiperurisemia
Kadar kreatinin darah pasien 1,79 mg/dl menunjukan pasien
adanya gangguan fungsi ginjal. Dengan nilai ClCr sebesar
31,26 mg/dl. Menunjukan bahwa pasien mengalami gagal
ginjal stadium 3 dengan nilai normal stadium 3 (>25-75)
ANALISA PENGGUNAAN OBAT ASSESMENT

Infus RL 20 tpm digunakan untuk menggantikan keseimbangan


elektrolit pasien.
Citicoline digunakan untuk pengobatan infark cerebral berfungsi
sebagai neuroprotektan yang dapat melindungi neuron dari
kematian sel, meningkatkan aliran darah, dan konsumsi oksigen
diotak serta mengurangi infark. Citicoline juga mampu membantu
dalam recovery motorik pasien dengan meningkatkan fungsi
neurologis.
Irbesartan adalah obat antihipertensi golongan ARB (Antagonis
reseptor angiotensi II) bekerja menghambat vasokontriksi sehingga
dapat menurunkan tekanan darah.
Amlodipine adalah obat antihipertensi golongan CCB (Calsium
Chanel Bloker) bekerja dengan membuat vasodilatasi sehingga dapat
menurunkan tekanan darah.
ANALISA PENGGUNAAN OBAT

Asam mefenamat obat NSAID digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dan peradangan.
Miniaspi mengandung asam asetil salisilat/ aspirin sebagai antiplatelet untuk mecegah
terbentuknya trombus mekanisme kerja menghambat agregasi platelet.
Mecobalamin mengandung vitamin B12 berfungsi untuk memperbaiki fungsi saraf.
Clopidogrel sebagai antikoagulan digunakan mencegah terbentuknya trombus lebih
lanjut dengan mekanisme kerja menghambat adenosin diphospat. Aktivasi faktor
sehingga menghambat protombin menjadi trombin sehingga tidak terbentuk benang
fibrin.
Ketorolac obat gol NSAID digunakan untuk mengurangi nyeri sedang-berat.
Simvastatin obat golongan statin digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol.
Allopurinol digunakan untuk menurunkan kadar asam urat.
ANALISA PENGGUNAAN OBAT

Asam folat atau vitamin B9 digunakan untuk memperbaiki


sel, memperbaiki kerusakan saraf, serta neuropati perifer.
Ibuprofen digunakan untuk mengurangi rasa nyeri.
Adalat oros mengandung obat nifedipine golongan CCB
digunakan sebagai obat antihipertensi.
Diazepam adalah obat psikotropik digunakan sebagai
penenang, pasien mengeluhkan sulit tidur.
Furosemid adalah obat antihipertensi golongan diuretik kuat.
Diltiazem obat antihipertensi golongan CCB
Salbutamol obat bronkodilator digunakan untuk melebarkan
saluran udara pada paru-paru.
Drug Related Problem
1. DRP ada indikasi tidak ada obat : tidak diberikan obat
antihipertensi pada tgl 16 menunjukan TD pasien 197/97
mmHg, dan tgl 17 TD pasien 208/94 mmHg
2. DRP efek samping obat : penggunaan amlodipine dan
nifedipine dapat menyebabkan udema, penggunaan
furosemide dapat menyebabkan hipokalium, penggunaan
simvastatin menyebabkan kebas atau neuropati perifer,
allopurinol dapat meningkatkan serum kreatinin
3. DRP tidak ada indikasi ada obat (tidak butuh obat): -
4. DRP dosis terlalu tinggi : asam mefenamat
5. DRP dosis terlalu rendah : -
6. DRP polifarmasi : -
7. DRP interaksi obat :
Aspirin + asam mefenamat : dapat meningkatkan efek
antikoagulan
Ibuprofen + aspirin : ibuprofen akan mengurangi efek
antiplatelet.
Amlodipine + simvastatin : menyebabkan myopati /
rhabdomyolysis.
Salbutamol + aspirin : menurunkan serum pottasium.

• Tekanan darah pada tanggal 18 yaitu 242/121 mmHg, pasien


diberikan obat antihipertensi amlodipin, irbesartan, extra
furosemide, extra adalat oros.
• Penggunaan obat pulang untuk menurunkan tekanan darah
digunakan kombinasi obat antihipertensi golongan CCB yaitu
amlodipine dan diltiazem
PLAN
Penggunaan obat kombinasi hipertensi pada hari pertama sudah sesuai
karena tekanan darah pasien yaitu hipertensi stage 2 sehingga dipakai
kombinasi gol ARB (irbesartan) dan CCB (Amlodipine).
Penggunaan obat antihipertensi seharusnya diberikan pada tanggal 16
dan 17, dengan kombinasi yang masih sama dengan penggunaan
sebelumnya yaitu kombinasi gol ARB dan CCB.
Penggunaan obat antihipertensi pada tgl 18 amlodipine dan extra adalat
oros (nifedipine) merupakan obat golongan CCB, kombinasi ini
meningkatkan efektivitas obat antihipertensi. Sedangkan penggunaan
obat extra furosemide pada tanggal 18 digunakan untuk mengatasi efek
samping obat amlodipine dan nifedipine, mengurangi edema.
Penggunaan bersama Amlodipin dan simvastatin dapat meningkatkan
efek myopati dan rhabdomyolisis sebaiknya diberikan dengan diberi jeda
waktu.
Penggunaan obat aspirin dan clopidogrel dapat meningkatkan efek
pendarahan sebaiknya dilakukan monitoring Prothrombine time
Penggunaan obat mecobalamin (vitamin B12) digunakan untuk mengatasi
efek samping simvastatin yaitu neuropati perifer (kebas)
PLAN
Pasien mengeluhkan nyeri pinggang, penggunaan asam mefenamat
dihentikan diganti dengan ibuprofen sudah sesuai.
Tanggal 19 dan 20 pasien tidak mengalami nyeri pada tangan maupun
pinggang sehingga penggunaan ibuprofen sebagai antinyeri dihentikan
penggunaannya.
Penggunaan asam mefenamat dan aspirin meningkatan efek antikoagulan
sehingga penggunaan asam mefenamat pada tanggal 17 dihentikan.
Sebaiknya penggunaan ibuprofen + aspirin diberi jeda, ibuprofen
digunakan 2-4 jam penggunaan setelah aspirin.
Penggunaan obat furosemide pada tanggal 18 digunakan untuk mengatasi
efek samping obat amlodipine dan nifedipine, mengurangi edema.
Efek samping penggunaan furosemide yaitu hipokalemia, sebaiknya
dilakukan monitoring kadar kalium.
Penggunaan obat asam mefenamat dengan dosis 1500 tiap 8 jam pada
pasien geriatri terlalu besar, sebaiknya dilakukan penurunan dosis, dimana
dosis awal 500mg sehari.
Penggunaan obat pulang antihipertensi sebaiknya digunakan kombinasi
obat golongan CCB dan ARB menurut dipiro.
Monitoring dan Evaluasi

• Monitoring tekanan darah < 140/90 mmHg (jnc 8)


• Monitoring kolesterol <200 mg/dl
• Monitoring asam urat 3,5-7,2 mg/dl
• Monitoring nilai kreatinin darah karena efek samping penggunaan obat
allopurinol, yang dieksresikan 80% di ginjal.
• Monitoring kadar kalium.
KIE
• Melakukan fisioterapi
• Memperbanyak komsumsi air putih
• Mengurangi asupan natrium garam.
• Mengurangi makanan berlemak
• Melakukan monitoring tekanan darah
• Istirahat yang teratur selama 8 jam dalam satu hari
• Menginformasikan kepada pasien untuk patuh terhadap terapi yang dijalani untuk
menghindari terjadinya kegagalan terapi.
TERIMA KASIH
KASUS 6
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai