Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Kelainan Konginetal
2. Kelainan Tulang, Sendi, dan Otot
3. Kerusakan Sistem Saraf
4. Trauma Muskuloskeletal
1. Kelainan Konginetal
• Lebam
• Kuntusio
• Keseleo
• Fraktur (ggn. kontinuitas jaringan tulang)
trauma eksternal langsung, deformitas tulang
(fraktur patologis: osteoporosis).
Perubahan dan Perkembangan
1. Usia Infantil - Usia Sekolah
– BBL: tulang belakang mengalami fleksi dan belum
memiliki lekukan anteroposterior
– Anak 1-3 tahun: postur blm stabil krn abdomen yg
menonjol. Saat berjalan kaaki msh terpisah jauh dan
kaki sedikit eversi.
– Tahun ke-3: tubuh lebih kurus, tinggi, dan seimbang,
penonjolan abdomen berkurang, jarak antar kaki
lebih dekat, panjang lengan & kaki bertambah.
Perubahan dan Perkembangan
2. Masa Remaja
– Dimulai dgn adanya lonjakan pertumbuhan.
– Gadis: pinggul melebar, timbul deposit lemak
(lengan atas, paha, bokong).
– Pria: pertumbuhan tulang panjang dan
peningkatan masa otot.
Perubahan dan Perkembangan
3. Dewasa Muda & Pertengahan
– Postur & kesejajaran tubuh yg benar peraya
diri & kelihatan baik.
– Perubahan terjadi pd ibu hamil respon adaptasi
tubuh thd penambahan BB dan janin pusat
gravitas berpindah ke anterior postur
punggung yg sangat melengkung ke belakang
nyeri punggung.
Perubahan dan Perkembangan
4. Lansia
– Terjadi kehilangan masa tulang yg progresif
– Penyebab: inaktivitas fisik, perubahan hormonal,
dan peningkatan aktivitas osteoklastik (aktivitas
sel yg mengabsorpsi jaringan tulang.
– Efek: kelemahan tulang rentan thd
pembengkokan.
ASPEK PERILAKU
• Klien lbh cenderung mempraktekan program
olahraga didukung & dibantu oleh keluarga,
teman, perawat, tim kesehatan lain.
• Perawat mempertimbangkan:
a. Pengetahuan klien ttg olahraga & aktivitas
b. Masalah pd program olahraga & aktivitas
c. Kebiasaan olahraga
• Informasi ttg manfaat & berulang membuat
klien merubah perilaku & mempraktikan olahraga
rutin.
MASALAH LINGKUNGAN
1. Tempat kerja: waktu yg terbatas.
2. Sekolah: kegiatan fisik anak-anak semakin
berkurang obesitas.
Sekolah menjadi fasilitator strategi penyertaan
aktivitas fisik dlm kegiatan anak.
3. Komunitas: penyediaan jalur utk berjalan,
bersepeda, lari.
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Pengkajian dlm posisi berdiri, duduk, atau berbaring.
• Utk menentukan: perubahan fisiologis normal,
deviasi yg bbd postur buruk, trauma, kerusakan otot,
ggn fungsi saraf, dan kebutuhan pembelajaran klien.
• Berikan kesempatan kpd klien utk memeriksa
posturnya dan memperoleh informasi ttg faktor
berpengaruh thd kesejajaran tubuh yg buruk:
ketiadaan aktivitas, kelelahan, malnutrisi, masalah
psikologis.
• Ajukan pertanyaan terkait olahraga & toleransi
aktivitas.
PENGKAJIAN
• Buat klien merasa nyaman tidak terjadi posisi yg
kaku/tdk alamiah.
• Saat mengkaji kesejajaran tubuh pd klien tdk sadar
atau imobilisasi pindahkan bantal (jika tdk
menjadi kontraindikasi) dan tempatkan dlm posisi
supinasi.
PENGKAJIAN
1. Posisi Berdiri
– Kepala tegak dan berada di garis tengah
– Anggota tubuh tampak simetris
– Tulang belakang lurus dgn lekukan normal (cekung di
bagian servikal, cembung di bagian toraks & lumbal)
– Abdomen tdk menonjol
– Lutut berada di garis lurus antara pinggul dan pergelangan
kaki dn sedikit fleksi
– Kaki terletak rata di lantai & mengarah ke depan, serta
sedikit terpisah utk mempertahankan dasar pendukung yg
besar.
– Lengan tergantung bebas di samping tubuh
PENGKAJIAN
1. Posisi Berdiri
– Pusat gravitasi berada di
garis tengah, dimulai dari
pertengahan dahi sampai
ke titik tengah diantara
kaki.
– Di lateral, garis gravitasi :
pertengahan tulang kepala
sampai ke 1/3 posterior
kaki.
PENGKAJIAN
2. Posisi Duduk
– Kondisi kepala tegak dgn kolom leher & vetebra berada
dlm garis lurus
– BB terdistribusi pd bokong & paha
– Paha paralel berada pd bidang horizontal (hindari
penekanan pd saraf & area popliteal)
– Kaki diddukung di atas lantai dan lengan bawah didukung
pd sandaran tangan, di pangkuan, atau pada meja di
depan kursi.
– Penting dilakukan pd klien menderita kelemahan otot,
kelemahan otot, dan kelumpuhan saraf penurunan
sensasi di area yg terkena, tdk mampu merasa tekanan
atau sirkulasi berkurang.
PENGKAJIAN
3. Posisi Berbaring
– Posisi klien lateral dgn semua alat pendukung & bantal
(kecuali satu) dihilangkan dr tempat tidur.
– Vetebra berada dlm garis lurus tanpa adanya lekukkan.
– Jika klien tdk mampu merubah posisinya:
• Periksa posisi anggota tubuh saat berbaring
• Pastikan vetebra terletak pd kedudukan lurus tanpa
adanya lekukan
• Pastikan ektremitas jg pd kedudukn yg lurus
• Kepala & leher lurus tanpa adanya fleksi atau ekstensi
yg berlebihan
PENGKAJIAN
Kondisi beresiko menimbulkan kerusakan
muskuloskeletal saat berbaring:
Ggn mobilitas (traksi)
Penurunan sensasi (hemiparesis)
Ggn sirkulasi (diabetes)
Hilangnya kontrol otot volunter (cedera saraf tulang
belakang)
Pengkajian Mobilitas
2. Gait
– Gaya berjalan: ritme, kecepatan, tempo.
– Melihat keseimbangan postur dan kemampuan
berjalan tanpa dibantu.
– Amati:
• Konformitas
• Ritme yg teratur & lancar
• Kesimetrisan ayunan kaki
• Ayunan yg lancar terkait fase gait
• Ayunan lengan yg simetris dan lancar.
Pengkajian Mobilitas
3. Olahraga
– Aktivitas fisik: utk mengondisikan tubuh,
meningkatkan kesehatan, mempertahankan
kebugaran, sebagai terapi utk mengoreksi
deformitas atau mengembalikan kesehatan tubuh
yg maksimal.
– Tentukan sejauh mana klien berolahraga secara
teratur.
Pengkajian Toleransi Aktivitas
• Intoleransi aktivitas
• Mekanisme adaptasi yg tidak efektif
• Gangguan pertukaran gas
• Resiko cedera
• Gangguan mobilitas fisik
• Gangguan keseimbangan nutrisi melebihi
kebutuhan
• Nyeri akut/kronis
PERENCANAAN
1. Tujuan & Hasil:
– Sertakan keluarga dlm rencana keperawatan
dpt menjadi pngasuh.
– Meningkatkan & mempertahankan fungsi motorik
klien & kemandiriannya.
– Contoh:
• Berpartisipasi dlm aktivitas fisik yg diinstruksikan
• Menyebutkan pemahaman ttg perlunya peningkatan
aktivitas bertahap yg didasarkan pd toleransi & gejala.
• Mengekspresika pemahaman tt keseimbangan aktivitas
dgn istirahat.
PERENCANAAN
2. Menetapkan Prioritas:
– Kebutuhan utama dampak masalah thd mental
& fisik klien.
3.Pelayanan Kolaboratif
– Ahli terapi fisik
– Ahli okupasi
IMPLEMENTASI
1. Promosi Kesehatan
– Mendorong olahraga teratur: min. 30 menit
– Menggabungkan gerakan aerobik, peregangan, latihan
fleksibilitas, latihan resistensi.
– Latihan aerobik: berjalan, berlari, bersepeda, lompat tali
3-5x seminggu.
– Peregangan & latihan fleksibilitas : ROM aktif &
peregangan sendi & otot meningkatkan fleksibilitas,
sirkulasi & postur, dan kesempatan utk relaksasi.
– Latiham resistensi: latihan beban meningkatkan
kekuatan & ketahanan otot.
IMPLEMENTASI
2. Mekanika Tubuh menggunakan perlengkapan
penanganan klien yg aman utk mengurangi resiko
cedera.
3. Perawatan Akut
– Motivasi klien utk melakukan peregangan & latihan
isometrik, ROM aktif, jalan intensitas rendah sesuai
kondisi.
– Sistem Muskuloskeletal: latihan isometrik & peregangan
– Mobilitas sendi: ROM pasif
– Berjalan meningkatkan mobilitas sendi (satuan meter
IMPLEMENTASI
Membantu klien berjalan:
•Kaji toleransi aktivitas klien, kekuatan, koordinasi, dan
keseimbangan utk menentukan jenis bantuan.
•Kaji orientasi klien tentukan stres yg dpt
mengganggu ambulasi.
•Evaluasi lingkungan: kurangi penghalang, lantai bersih
& kering, identifikasi titik istirahat, unakan alas kaki anti
selip.
•Bantu klien duduk 1-2 menit sebelum berdiri
hipotensi ortostatik
EVALUASI
• Mengukur efektivitas intervensi keperawatan
keberhasilan pemenuharapan & tujuan
• Mencangkup pulsasi, tekanan darah,
kekuatan, ketahanan, kesejahteraan
psikologis.
• Evaluasi kontinu terapi baru, diagnosa
baru?