Anda di halaman 1dari 48

KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN

AKTIVITAS DAN LATIHAN


PENDAHULUAN
• Kegiatan berjalan, mengangkat, membawa 
bagian penting dlm aktivitas pelayanan
keperawatan.
• Program aktivitas fisik & olahraga secara
berkala  meningkatkan semua aspek
kesehatan (biopsikososial & spiritual).
OLAHRAGA & AKTIVITAS
• Olahraga: aktivitas fisik yg bertujuan
mengondisikan tubuh, meningkatkan kesehatan,
dan mempertahankan kebugarab, dan dapat
digunakan sbg tindakan terapeutik.
• Toleransi aktivitas: jenis dan kadar
olahraga/kerja yg mampu dilakukan seseorang.
• Faktor fisiologis, emosional, dan perkembangan
 mempengaruhi toleransi aktivitas.
KATEGORI OLAHRAGA
1. Isotonik
2. Isometrik
3. Isometrik Resistif
1. Olahraga Isotonik
• Menyebabkan kontraksi otot dan perubahan
panjangnya.
• Cth: berjalan, berenang, aerobik, jogging,
bersepeda, menggerakan tangan & kaki dgn
tahanan ringan.
• Meningkatkan fungsi sirkulas & respirasi,
meningkatkan massa, tonus & kekuatan otot;
dan mempromosikan aktivitas osteoblastik
(aktivitas sel pembentukan otot)
2. Olahraga Isometrik
• Melibatkan peregangan otot tanpa
menggerakan anggota tubuh (kontraksi
isometrik).
• Ideal utk klien yg tdk mampu menoleransi
peningkatan aktivitas  klien terimobilisasi di
tempat tidur.
• Fungsi: peningkatan massa, tonus, dan
kekuatan otot yg akan mengurangi atrofi otot,
peningkatan sirkulasi ke anggota tubuh yg
terlibat, dan aktivitas osteoblastik.
3. Olahraga Isometrik Resistif
• Mengontrasikan otot sambil mendorong
benda stasioner atau menahan gerakan suatu
benda (Hoeman, 2002).
• Push-up, mendorong papan kaki utk bangkit di
tempat tidur, dan mengangkat pinggul (hip
lifting).
• Meningkatkan kekuatan otot dan memberikan
tekanan thd tulang utk merangsang aktivitas
osteoblastik.
Manfaat Olahraga Bagi Klien dengan
Penyakit Kronis
1. Jantung koroner
– Pencegahan sekunder & rekurensi PJK.
– Penurunan mortalitas & morbiditas, peningkatan
kualitas hidup, peningkatan fungsi ventrikel kiri,
penurunan lipid, kesejahteraan psikologis.
2. Hipertensi
– Menurunkan TD sistolik & diastolik
– Olahraga intensitas rendah: jalan santai,
bersepeda.
Manfaat Olahraga Bagi Klien dengan
Penyakit Kronis
3. Penyakit paru obstruksti kronis
– Mengoptimalkan fungsi paru
4. Diabetes melitus
– Meningkatkan kebugaran kardiovaskuler dan
kesejahteraan psikologis.
– Cek gula darah sebelum & sesudah olahraga
– Hindari suntikan insulin ke otot yg aktif
berolahraga.
Regulasi
• Gerakan tubuh terkoordinasi melibatkan
integrasi fungsi dr sistem tulang, otot, dan
saraf.
• Ke-3 sistem  berkaitan erat dlm
memberikan dukungan mekanis bagi tubuh.
1. Sistem Tulang
Fungsi:
•Pendukung menjadi rangka & ikut
memberikan bentuk), kedudukan, dan posisi
anggota tubuh.
•Melindungi
•Pergerakan  bersama sendi menjadi tuas
baagi perlekatan otot
•Menyimpan mineral
•Hematopoesis
Sendi
• Hubungan antar tulang.
• Klasifikasi:
a. Sendi fibrosa
b. Sendi kartilageus
c. Sendi sinoviel
Ligamen, Tendon, dan Kartilago

Struktur yg mendukung sitem tulang.


•Ligamen  menghubungkan tulang dgn
kartilago.
•Tendon menghubungkan otot dgn tulang.
•Kartilago  jaringan ikat pendukung
nonvaskular dgn fleksibilias spt materi plastik.
2. Otot Rangka/Lurik
• Kontraksi otot  ketika berjalan, berbicara, berlari,
bernapas, aktivitas fisik.
• Berfungsi memfasilitasi pergerakan dan memberi bentuk dan
kontur pd tubuh.
• Origo : tempat perlekatan yg tidak bergerak
• Insersi : titik yg bergerak saat otot berkontraksi.
• Otot antagonis: menimbulkan gerakan pd sendi
• Otot sinergis: berkontraksi utk mencapai gerakan yg sama.
• Otot anti gravitasi: stabilisasi sendi  melawan gravitasi thd
tubuh
• Otot lurik: mendukung postur & menimbulkan gerakan
volunter.
3. Sistem Saraf
• Mengatur pergerakan & postur.
• Propriosepsi: kesadaran thd posisi tubuh dan
anggotanya.
• Saat berdiri, berlari, mengangkat, melakukan
aktivitas harian  perlu keseimbangan yg
cukup.
• Keseimbangan diatur sistem saraf 
serebelum & telinga bagian dalam.
Prinsip Teknik Transfer dan Pengaturan
Posisi
• Ajarkan cara transfer atau pengaturan posisi
kepada sejawat dan keluarga klien 
meningkatkan pengetahuan ttg teknik yg
benar.
• Penting pd saat memindahkan klien dr tempat
tidur ke kursi, dan melaksanakan aktivitas
harian.
Pengaruh Patologis pd Kesejajaran dan
Mobilitas Tubuh

1. Kelainan Konginetal
2. Kelainan Tulang, Sendi, dan Otot
3. Kerusakan Sistem Saraf
4. Trauma Muskuloskeletal
1. Kelainan Konginetal

• Mempengaruhi efisiensi sis. Muskuloskeletal;


yg bbd kedudukan, keseimbangan, dan
penampilan.
• Osteogenesis imperfecta: kelainan turunan yg
mempengaruhi tulang.
• Skoliosis: pembengkokan tulang belakang bbd
rotasi vetebra.
2. Kelainan Tulang, Sendi & Otot

• Osteoporosis: penurunan kepadatan/massa


tulang.
• Osteomalasia: penyakit metabolik,
mineralisasi kurang & tertunda  tulang
padat & seperti spons.
• Penyakit sendi radang (artitris)
• Ggn. Artikular  keseleo, dilokasi
3. Kerusakan Sistem Saraf

• Ggn. pada SSP yg meregulasi gerakan volunter


 ggn. kedudukan & mobilitas tubuh.
• Misal: pasien yg mengalami cedera kepala,
stroke.
4. Trauma Muskuloskeletal

• Lebam
• Kuntusio
• Keseleo
• Fraktur (ggn. kontinuitas jaringan tulang) 
trauma eksternal langsung, deformitas tulang
(fraktur patologis: osteoporosis).
Perubahan dan Perkembangan
1. Usia Infantil - Usia Sekolah
– BBL: tulang belakang mengalami fleksi dan belum
memiliki lekukan anteroposterior
– Anak 1-3 tahun: postur blm stabil krn abdomen yg
menonjol. Saat berjalan kaaki msh terpisah jauh dan
kaki sedikit eversi.
– Tahun ke-3: tubuh lebih kurus, tinggi, dan seimbang,
penonjolan abdomen berkurang, jarak antar kaki
lebih dekat, panjang lengan & kaki bertambah.
Perubahan dan Perkembangan
2. Masa Remaja
– Dimulai dgn adanya lonjakan pertumbuhan.
– Gadis: pinggul melebar, timbul deposit lemak
(lengan atas, paha, bokong).
– Pria: pertumbuhan tulang panjang dan
peningkatan masa otot.
Perubahan dan Perkembangan
3. Dewasa Muda & Pertengahan
– Postur & kesejajaran tubuh yg benar  peraya
diri & kelihatan baik.
– Perubahan terjadi pd ibu hamil  respon adaptasi
tubuh thd penambahan BB dan janin  pusat
gravitas berpindah ke anterior  postur
punggung yg sangat melengkung ke belakang 
nyeri punggung.
Perubahan dan Perkembangan
4. Lansia
– Terjadi kehilangan masa tulang yg progresif
– Penyebab: inaktivitas fisik, perubahan hormonal,
dan peningkatan aktivitas osteoklastik (aktivitas
sel yg mengabsorpsi jaringan tulang.
– Efek: kelemahan tulang  rentan thd
pembengkokan.
ASPEK PERILAKU
• Klien lbh cenderung mempraktekan program
olahraga  didukung & dibantu oleh keluarga,
teman, perawat, tim kesehatan lain.
• Perawat mempertimbangkan:
a. Pengetahuan klien ttg olahraga & aktivitas
b. Masalah pd program olahraga & aktivitas
c. Kebiasaan olahraga
• Informasi ttg manfaat & berulang membuat
klien merubah perilaku & mempraktikan olahraga
rutin.
MASALAH LINGKUNGAN
1. Tempat kerja: waktu yg terbatas.
2. Sekolah: kegiatan fisik anak-anak semakin
berkurang  obesitas.
Sekolah menjadi fasilitator  strategi penyertaan
aktivitas fisik dlm kegiatan anak.
3. Komunitas: penyediaan jalur utk berjalan,
bersepeda, lari.
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Pengkajian dlm posisi berdiri, duduk, atau berbaring.
• Utk menentukan: perubahan fisiologis normal,
deviasi yg bbd postur buruk, trauma, kerusakan otot,
ggn fungsi saraf, dan kebutuhan pembelajaran klien.
• Berikan kesempatan kpd klien utk memeriksa
posturnya dan memperoleh informasi ttg faktor
berpengaruh thd kesejajaran tubuh yg buruk:
ketiadaan aktivitas, kelelahan, malnutrisi, masalah
psikologis.
• Ajukan pertanyaan terkait olahraga & toleransi
aktivitas.
PENGKAJIAN
• Buat klien merasa nyaman  tidak terjadi posisi yg
kaku/tdk alamiah.
• Saat mengkaji kesejajaran tubuh pd klien tdk sadar
atau imobilisasi  pindahkan bantal (jika tdk
menjadi kontraindikasi) dan tempatkan dlm posisi
supinasi.
PENGKAJIAN
1. Posisi Berdiri
– Kepala tegak dan berada di garis tengah
– Anggota tubuh tampak simetris
– Tulang belakang lurus dgn lekukan normal (cekung di
bagian servikal, cembung di bagian toraks & lumbal)
– Abdomen tdk menonjol
– Lutut berada di garis lurus antara pinggul dan pergelangan
kaki dn sedikit fleksi
– Kaki terletak rata di lantai & mengarah ke depan, serta
sedikit terpisah utk mempertahankan dasar pendukung yg
besar.
– Lengan tergantung bebas di samping tubuh
PENGKAJIAN
1. Posisi Berdiri
– Pusat gravitasi berada di
garis tengah, dimulai dari
pertengahan dahi sampai
ke titik tengah diantara
kaki.
– Di lateral, garis gravitasi :
pertengahan tulang kepala
sampai ke 1/3 posterior
kaki.
PENGKAJIAN
2. Posisi Duduk
– Kondisi kepala tegak dgn kolom leher & vetebra berada
dlm garis lurus
– BB terdistribusi pd bokong & paha
– Paha paralel berada pd bidang horizontal (hindari
penekanan pd saraf & area popliteal)
– Kaki diddukung di atas lantai dan lengan bawah didukung
pd sandaran tangan, di pangkuan, atau pada meja di
depan kursi.
– Penting dilakukan pd klien menderita kelemahan otot,
kelemahan otot, dan kelumpuhan saraf  penurunan
sensasi di area yg terkena, tdk mampu merasa tekanan
atau sirkulasi berkurang.
PENGKAJIAN
3. Posisi Berbaring
– Posisi klien lateral dgn semua alat pendukung & bantal
(kecuali satu) dihilangkan dr tempat tidur.
– Vetebra berada dlm garis lurus tanpa adanya lekukkan.
– Jika klien tdk mampu merubah posisinya:
• Periksa posisi anggota tubuh saat berbaring
• Pastikan vetebra terletak pd kedudukan lurus tanpa
adanya lekukan
• Pastikan ektremitas jg pd kedudukn yg lurus
• Kepala & leher lurus tanpa adanya fleksi atau ekstensi
yg berlebihan
PENGKAJIAN
Kondisi beresiko menimbulkan kerusakan
muskuloskeletal saat berbaring:
Ggn mobilitas (traksi)
Penurunan sensasi (hemiparesis)
Ggn sirkulasi (diabetes)
Hilangnya kontrol otot volunter (cedera saraf tulang
belakang)
Pengkajian Mobilitas

• Membantu menentukan koordinasi &


keseimbangan klien saat berjalan
• Menentukan kemampuan beraktivitas harian
• Menentukan kemmpuan berpartisipasi dlm
program olahraga
• Memiliki 3 komponen:
1. Rentang gerak
2. Gait
3. Olahraga
Pengkajian Mobilitas

1. Rentang Gerak Sendi


– Melihat derajat keruskan sendi
– Menentukan: kekakuan sendi, pembengkakan,
nyeri, keterbatasan gerak, gerakan yg tdk
seimbang.
– Keterbatasan rentang gerak sendi (ROM) 
radang (artritis, ggn saraf, kontraktur).
– Peningkatan mobilitas sendi  kelainan jaringan
ikat, robekan ligamen, fraktur sendi.
Pengkajian Mobilitas

2. Gait
– Gaya berjalan: ritme, kecepatan, tempo.
– Melihat keseimbangan postur dan kemampuan
berjalan tanpa dibantu.
– Amati:
• Konformitas
• Ritme yg teratur & lancar
• Kesimetrisan ayunan kaki
• Ayunan yg lancar terkait fase gait
• Ayunan lengan yg simetris dan lancar.
Pengkajian Mobilitas

3. Olahraga
– Aktivitas fisik: utk mengondisikan tubuh,
meningkatkan kesehatan, mempertahankan
kebugaran, sebagai terapi utk mengoreksi
deformitas atau mengembalikan kesehatan tubuh
yg maksimal.
– Tentukan sejauh mana klien berolahraga secara
teratur.
Pengkajian Toleransi Aktivitas

• Kadar olahraga/aktivitas yg mampu dilakukan.


• Penting saat membuat rencana aktivitas fisik
utk promosi kesehatan klien penyakit akut,
kronis.
• Memberikan data ttg pola aktivitas &
membantu menentukan faktor 9fisik,
psikologis, motivasi) yg mempengaruhi
toleransi aktivitas.
Pengkajian Harapan klien

• Tentukan persepsi klien ttg kebugaran fisik yg


dianggap normal.
• Cth: bebas dr rasa sakit
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

• Intoleransi aktivitas
• Mekanisme adaptasi yg tidak efektif
• Gangguan pertukaran gas
• Resiko cedera
• Gangguan mobilitas fisik
• Gangguan keseimbangan nutrisi melebihi
kebutuhan
• Nyeri akut/kronis
PERENCANAAN
1. Tujuan & Hasil:
– Sertakan keluarga dlm rencana keperawatan 
dpt menjadi pngasuh.
– Meningkatkan & mempertahankan fungsi motorik
klien & kemandiriannya.
– Contoh:
• Berpartisipasi dlm aktivitas fisik yg diinstruksikan
• Menyebutkan pemahaman ttg perlunya peningkatan
aktivitas bertahap yg didasarkan pd toleransi & gejala.
• Mengekspresika pemahaman tt keseimbangan aktivitas
dgn istirahat.
PERENCANAAN
2. Menetapkan Prioritas:
– Kebutuhan utama  dampak masalah thd mental
& fisik klien.

3.Pelayanan Kolaboratif
– Ahli terapi fisik
– Ahli okupasi
IMPLEMENTASI
1. Promosi Kesehatan
– Mendorong olahraga teratur: min. 30 menit
– Menggabungkan gerakan aerobik, peregangan, latihan
fleksibilitas, latihan resistensi.
– Latihan aerobik: berjalan, berlari, bersepeda, lompat tali
 3-5x seminggu.
– Peregangan & latihan fleksibilitas : ROM aktif &
peregangan sendi & otot  meningkatkan fleksibilitas,
sirkulasi & postur, dan kesempatan utk relaksasi.
– Latiham resistensi: latihan beban  meningkatkan
kekuatan & ketahanan otot.
IMPLEMENTASI
2. Mekanika Tubuh  menggunakan perlengkapan
penanganan klien yg aman utk mengurangi resiko
cedera.
3. Perawatan Akut
– Motivasi klien utk melakukan peregangan & latihan
isometrik, ROM aktif, jalan intensitas rendah  sesuai
kondisi.
– Sistem Muskuloskeletal: latihan isometrik & peregangan
– Mobilitas sendi: ROM pasif
– Berjalan  meningkatkan mobilitas sendi (satuan meter
IMPLEMENTASI
Membantu klien berjalan:
•Kaji toleransi aktivitas klien, kekuatan, koordinasi, dan
keseimbangan  utk menentukan jenis bantuan.
•Kaji orientasi klien  tentukan stres yg dpt
mengganggu ambulasi.
•Evaluasi lingkungan: kurangi penghalang, lantai bersih
& kering, identifikasi titik istirahat, unakan alas kaki anti
selip.
•Bantu klien duduk 1-2 menit sebelum berdiri 
hipotensi ortostatik
EVALUASI
• Mengukur efektivitas intervensi keperawatan
 keberhasilan pemenuharapan & tujuan
• Mencangkup pulsasi, tekanan darah,
kekuatan, ketahanan, kesejahteraan
psikologis.
• Evaluasi kontinu  terapi baru, diagnosa
baru?

Anda mungkin juga menyukai