PENYAKIT
COVID-19
KELOMPOK 1
• Afsa Hadila Putri PO.62.24.2.20.031
• Alda Sonia PO.62.24.2.20.032
• Amelia Damayanti PO.62.24.2.20.033
• Annisa Firdianti A. PO.62.24.2.20.034
• Annisa Warhamna PO.62.24.2.20.035
• Arni Arfiani PO.62.24.2.20.036
DEFINISI COVID-19
Menurut Kemenkes RI, Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat
menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah
orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19.
Corona virus diketahui menyebabkan infeksi pernapasan mulai dari flu biasa, hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Covid-19 menular melalui droplets atau
percikan yang keluar saat seseorang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara. Tanda dan gejala umum infeksi covid-19
termasuk gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata adalah 5-6 hari dengan
masa inkubasi demam, batuk, dan sesak napas. Pada kasus yang parah, covid-19 dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
DATA ANGKA KEJADIAN COVID-19
Kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai 4.268.097 orang pada Rabu, 12 Januari 2022. Kasus ini naik 646 orang dari
hari sebelumnya. Total kasus Covid-19 tersebut membawa Indonesia di posisi empat Asia pada Kamis, 13 Januari 2022.
Saat ini Indonesia dihadapkan dengan varian virus corona Omicron yang meningkatkan jumlah kasus. Badan Litbangkes
Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat, varian Omicron telah terdeteksi 337 kasus. Kasus Covid-19 varian Omicron
merupakan yang tertinggi kedua di dalam negeri, setelah Delta yang memiliki jumlah kasus sebanyak 7.526 kasus.
Tercatat, kasus Covid-19 tertinggi masih ditempati India, pusat penyebaran varian Delta. Jumlah kasus di India mencapai
36.312.486 kasus. Negara selanjutnya yang mencatatkan kasus tertinggi adalah Turki dengan 10.195.676 kasus. Kemudian
Iran menyusul sebanyak 6.212.387 kasus.
EPIDEMIOLOGI COVID-19
Virus SARS-CoV-2 tergolong dalam genus Betacoronavirus (Beta-CoV) dalam keluarga Coronaviridae. Coronavirus adalah keluarga virus yang luas. Namun,
hanya enam virus (229E, NL63, OC43, HKU1, MERS-CoV, dan SARS-CoV) yang sebelumnya diketahui menginfeksi manusia; SARS-CoV-2 merupakan jenis
ketujuh yang menginfeksi manusia.
Karakteristik virus SARS-CoV-2 adalah virus RNA utas tunggal, panjang genom sekitar 30 kb dan memiliki selubung (envelope) berupa lipid, dimana pada
selubung tersebut tersebar glikoprotein membran yang dikenal dengan nama protein S. Protein S memiliki struktur berupa tonjolan-tonjolan seperti paku
(spikes) yang menjadi wahana virus untuk melekat pada reseptor sel inang (host) dan masuk ke dalam sel inang, sehingga protein ini sangat menentukan tingkat
keganasan dari virus ini SARS-CoV-2 juga memiliki protein struktur lainnya yaitu protein membran (protein M),protein selubung (protein E) dan nucleocapsid
protein (protein N). Protein S dari selubung virus corona dijadikan target pembuatan antibodi dalam produksi vaksin karena protein ini menjadi jalan masuk
virus ke dalam sel inang.
HOST
• Perilaku
• Kurang istirahat
• Usia
• Jenis kelamin
• Perokok
• Obesitas
• Penyakit penyerta
EVINRONMENT
Lingkungan adalah faktor luar dari individu yang tergolong faktor lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian,
yaitu lingkungan hidup internal berupa keadaan yang dinamis dan seimbang yang disebut hemostasis, dan lingkungan hidup eksternal
di luar tubuh manusia.
Jenis Kelamin
COVID-19
Perokok
Obesitas
Penyakit Penyerta
TINDAKAN PENANGANGAN COVID-19
PROMOTIF
PREVENTIF
KURATIF
REHABILITATIF
PROMOTIF
Upaya intervensi promotif merupakan perluasan dari upaya intervensi pencegahan (preventif) untuk menekan laju penularan virus
penyebab COVID-19 melalui pelaksanaan serangkaian perilaku yang disarankan. Intervensi promotif merupakan upaya
mentransfer kepada orang lain pengetahuan dan sikap protektif untuk mencegah atau melindungi diri terhadap bahaya penularan
COVID-19.
Jika kembali dari daerah tanpa transmisi lokal, dapat masuk ke tempat kerja dengan melakukan pemantauan mandiri dan meminimalisir
kontak dengan pekerja lainnya.
• Memiliki prosedur baku untuk menindak lanjuti hasil pemeriksaan suhu tubuh, jika terdeteksi pekerja dengan peningkatan suhu
tubuh dan gejala seperti flu. Sudah dibahas sebelumnya dalam protokol kesehatan di tempat kerja. Contoh: Alur masuk plant
berdasar pemeriksaan suhu tubuh dapat dilihat pada Lampiran dalam SOP.
• Meminimalisir kunjungan pekerja ke daerah berisiko seperti episentrum kasus dan fasilitas kesehatan, dengan mengarahkan pekerja
untuk menggunakan telemedicine jika membutuhkan layanan kesehatan.
• Meminta pekerja untuk melapor ke satgas COVID-19 perusahaan jika mengalami sakit seperti flu, dan atau mengalami kontak erat
dengan kasus terduga COVID-19.
• Memfasilitasi pemeriksaan dini COVID-19.
REHABILITATIF
Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif pada masalah covid-19 yaitu tenaga kesehatan telah memberikan pelayanan
rehabilitatif bertujuan agar pasien yang pernah menderita covid-19 dapat kembali pulih dan sembuh, sehingga dapat kembali
beraktifitas di lingkungan masyarakat dan melakukan jaga jarak.
• Keamanan pekerja kembali ke pekerjaannya, keamanan pekerja dilihat dari seberapa berat infeksi yang diderita, apakah tanpa
gejala atau bergejala ringan, sedang sampai berat. Selain itu juga perlu dievaluasi apakah pekerja menderita gejala sisa atau
mengalami long covid. Evaluasi juga dikaitkan dengan jenis pekerjaan dan potensi bahaya yang diterima pekerja tersebut.
Sebagai contoh pekerja pengguna respirator, tentu perlu dilakukan evaluasi terhadap fungsi parunya sesuai dengan
rekomendasi dokter yang berkompeten di bidangnya.
• Keamanan lingkungan, kerja dari kemungkinan penularan Sudah menjadi masalah umum adanya ketakutan pengusaha dan
rekan kerja jika pekerja terinfeksi kembali ke tempat kerja, sehingga banyak perusahaan memberikan syarat negatif pada test
PCR pasca isolasi. Diketahui bahwa virus dapat terbaca pada test PCR bisa terbaca cukup lama (positif persisten), sehingga
pemeriksaan PCR tidak lagi menjadi syarat mutlak untuk menentukan selesai masa isolasi.
KESIMPULAN
• Coronavirus ini adalah keluarga besar virus penyebab penyakit pada hewan dan manusia. Pada manusia, beberapa coronavirus diketahui menyebabkan infeksi
pernapasan mulai dari flu biasa, hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Tanda dan gejala umum infeksi covid-19 termasuk gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Pada kasus yang parah,
covid-19 dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian
• Agen utama Covid-19 adalah virus Corona atau yang dikenal juga sebagai SARS-CoV-2. Virus ini tidak tahan hidup di luar tubuh manusia terutama jika kena
panas matahari, dan mati pada panas di atas 65 derajat celcius. Virus ini termasuk sangat kuat/ganas virulensinya. Masa inkubasi virus ini antara 2 – 14 hari.
Artinya dalam rentang waktu tersebut jika masuk ke dalam tubuh manusia, akan muncul gejala penyakit Covid-19.
• Lingkungan fisik seperti area yang kumuh, akan mempercepat penularan virus karena banyaknya kontak antar manusia. Program pengabdian kepada masyarakat
dilakukan dalam enam tahap meliputi: Koordinasi, pembuatan Si-TACO, pelaksanaan Si-TACO, evaluasi, penutupan program pengabdian masyarakat. dan
beberapa olahraga ringan yang bisa dilakukan di rumah selama pandemi COVID-19., Pencegahan yang bertujuan mengurangi penyebaran virus, penyebab
COVID19 di antaranya: menjaga jarak, menggunakan masker wajah, selalu menjaga kebersihan tangan dan diri, membatasi kegiatan melalui karantina wilayah
dan penutupan sementara tempat usaha, serta melarang orang berkerumun atau berkumpul untuk tujuan keagamaan, pekerjaan, pendidikan, maupun rekreasi.
• Mengamati perkembangan situasi COVID-19 dunia, nasional dan wilayah sekitar dari sumber terpercaya, untuk mengetahui kasus-kasus di sekitar pekerja sebagai
dasar proteksi dan deteksi dini. Update kasus COVID-19 didapatkan dari situs WHO, Kementerian Kesehatan, BNPB, dan situs resmi masing–masing daerah.
• Diketahui bahwa virus dapat terbaca pada test PCR bisa terbaca cukup lama (positif persisten), sehingga pemeriksaan PCR tidak lagi menjadi syarat mutlak untuk
menentukan selesai masa isolasi.
DAFTAR PUSTAKA
• Kemenkes RI. (2020). Info Infeksi Emerging Kemenkes RI. Tersedia : https://infeksiemerging.kemkes.go.id. [16 Januari 2022]
• Tosepu, dkk. (2020). Correlation between weather and Covid-19 pandemic in Jakarta, Indonesia. Tersedia: https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.138436.
• WHO. (2020). Coronavirus Disease (Covid-19). Tersedia : https://covid19.who.int/. [16 Januari 2022]
• Kusumaningrum, Anggraeni Endah. "OPTIMALISASI PERAN SERTA MASYARAKAT TERHADAP PENGATURAN PEMBATASAN KEGIATAN
MASYARAKAT GUNA PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19." JURNAL USM LAW REVIEW 4.2 (2021): 714-727.
• Seftiya, A., & Kosala, K. (2021). Epidemiologi Karakteristik Pasien Covid-19 di Kalimantan Utara. Jurnal Sains dan Kesehatan, 3(5), 645-653.
• International Labour Organization. (2020). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 di Tempat Kerja.
APAKAH ADA YANG INGIN DITANYAKAN ???