Tanda Vital
TD : 130/80mmHg
HR : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,6’C
SpO2: 98%
Pemeriksaan Fisik
Kepala:
Bentuk simetris, rambut putih dan pertumbuhan
merata
Mata: Leher
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), Kaku kuduk (-), pembesaran limfonodi (-)
Hidung:
Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), sekret
(-/-), epistaksis (-/-)
Mulut:
Jantung
Bibir sianosis (-), mukosa mulut lembab (+), gusi
Inspeksi: iktus kordis tidak tampak
berdarah (-), gusi bengkak (+), gusi kemerahan
Palpasi: iktus kordis kuat angkat
(+), mulut hanya dapat terbuka selebar 0,5-1cm ,
Perkusi: batas jantung kesan tidak membesar
nyeri telan (-)
Auskultasi: BJ I-II intensitas normal, reguler,
bising (-)
Telinga:
Bentuk normal, sekret (-)
Paru
Inspeksi: simetris (+) retraksi (-), deformitas (-)
Palpasi: ketertinggalan nafas (-)
Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi
(-/-), wheezing (-/-)
Ekstremitas:
Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Abdomen:
Inspeksi: sejajar dengan dada (+), tanda peradangan (-),
distensi (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Perkusi : timpani (+), shifting dullness (-)
Palpasi : epistotonus (+), nyeri tekan (-), turgor
baik dan elastisitas kulit kembali cepat (<2 detik), hepar
dan lien teraba tidak membesar
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
Hemoglobin 13.3 14 – 18 g/dl GDS 173 80 – 200 mg/dl
Leukosit 8.26 4 – 11 103/uL HbA1C 6.30 %
Eritrosit 4,40 4,5 – 5,5 106/uL Natrium 145.5 137 – 145 mmol/l
Trombosit 196 150 – 450 103/uL Kalium 4,92 3,5 – 5,1 mmol/l
Hematokrit 36,8 42 – 52 vol% Klorida 110.4 98 - 107 mmol/l
Eosinofil 0 2–4 %
Basofil 1 0–1 %
Batang 0 2–5 % Darah Lengkap (28/11/2021)
Segmen 93 51 – 67 %
Limfosit 3 20 – 35 %
Monosit 5 4–8 %
Ureum 80 17 – 43 mg/dl
Creatinin 0,91 0,9 – 1,3 mg/dl
SGOT 22 <31 U/l
SGPT 22 <31 U/l
Diagnosa
TETANUS
Planning
Tetagam 3000 UI IM
Infus NaCl + Diazepam 2A 16 tpm
Inj. Metronidazole 500gr/8jam (IV)
Inj. Ceftriaxon 1A/12jam (IV)
Inj. Esomeprazole 100mg/12jam
C. tetani merupakan bakteri yang motil karena memiliki flagella, dimana menurut antigen
flagellanya, dibagi menjadi 11 strain dan memproduksi neurotoksin yang sama. Spora yang
diproduksi oleh bakteri ini tahan terhadap banyak agen desinfektan baik agen fisik maupun agen
kimia. Spora C. tetani dapat bertahan dari air mendidih selama beberapa menit (meski hancur dengan
autoclave pada suhu 121° C selama 15-20 menit).
Jika bakteri ini menginfeksi luka seseorang atau bersamaan dengan benda lain, bakteri ini akan
memasuki tubuh penderita tersebut, lalu mengeluarkan toksin yang bernama tetanospasmin.
Patofisiologi
Clostridium tetani dalam bentuk spora masuk ke tubuh
melalui luka yang terkontaminasi dengan debu, tanah, tinja
binatang, pupuk. Cara masuknya spora ini melalui luka yang
terkontaminasi antara lain luka tusuk oleh besi, luka bakar,
luka lecet, otitis media, infeksi gigi, ulkus kulit yang kronis,
abortus, tali pusat, kadang–kadang luka tersebut hampir tak
terlihat.
trismus
risus sardonikus
tetanus lokal
Bentuk ini sebenarnya banyak akan tetapi kurang dipertimbangkan
karena gambaran klinis tidak khas. Bentuk tetanus ini berupa nyeri,
kekakuan otot–otot pada bagian proksimal dari tempat luka. Tetanus
lokal adalah bentuk ringan dengan angka kematian 1%, kadang–kadang
bentuk ini dapat berkembang menjadi tetanus umum
cephalic tetanus
Merupakan salah satu varian tetanus lokal. Terjadinya bentuk ini bila luka
mengenai daerah mata, kulit kepala, muka, telinga, otitis media kronis dan
jarang akibat tonsilektomi. Gejala berupa disfungsi saraf loanial antara lain n.
III, IV, VII, IX, X, XI, dapat berupa gangguan sendiri–sendiri maupun
kombinasi dan menetap dalam beberapa hari bahkan berbulan–bulan. Cephalic
Tetanus dapat berkembang menjadi tetanus umum. Pada umumnya prognosis
bentuk cephalic tetanus jelek
Neonatal Tetanus
Tetanus neonatal didefinisikan sebagai suatu penyakit yang terjadi pada anak
yang memiliki kemampuan normal untuk menyusu dan menangis pada 2 hari
pertama kehidupannya, tetapi kehilangan kemampuan ini antara hari ke-3
sampai hari ke-28 serta menjadi kaku dan spasme. Tetanus neonatal, biasa
terjadi karena proses melahirkan yang tidak bersih. Gejala klinisnya biasa
terjadi pada minggu kedua kehidupan, ditandai dengan kelemahan dan
ketidakmampuan menyusu, kadang disertai opistotonus
Diagnosis
Diagnosis tetanus adalah murni diagnosis klinis berdasarkan riwayat penyakit dan temuan
saat pemeriksaan. Pada pemeriksaan fisik dapat dilakukan uji spatula, dilakukan dengan
menyentuh dinding posterior faring menggunakan alat dengan ujung yang lembut dan
steril. Hasil tes positif jika terjadi kontraksi rahang involunter (menggigit spatula) dan
hasil negatif berupa refleks muntah.
Laporan singkat The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene menyatakan
bahwa uji spatula memiliki spesifisitas tinggi (tidak ada hasil positif palsu) dan sensitivitas
tinggi (94% pasien terinfeksi menunjukkan hasil positif). Pemeriksaan darah dan cairan
cerebrospinal biasanya normal.
Spatula test
Tatalaksana
Ada tiga sasaran penatalaksanaan tetanus, yakni:
(1) membuang sumber tetanospasmin;
(2) menetralisasi toksin yang tidak terikat;
(3) perawatan penunjang (suportif ) sampai tetanospasmin yang
berikatan dengan jaringan telah habis dimetabolisme
membuang sumber tetanospasmin
• Luka harus dibersihkan secara menyeluruh dan didebridement untuk mengurangi muatan bakteri dan mencegah
pelepasan toksin lebih lanjut
• Pemberian antibiotik
1. Metronidazole diberikan secara iv dengan dosis inisial 15 mg/kgBB dilanjutkan dosis 30 mg/kgBB/hari setiap 6 jam
selama 7-10 hari. Metronidazole efektif mengurangi jumlah kuman C. tetani bentuk vegetatif.
2. Sebagai lini kedua dapat diberikan penicillin procain 50.000-100.000 U/kgBB/hari selama 7-10 hari, jika hipersensitif
terhadap penicillin dapat diberi tetracycline 50 mg/kgBB/hari (untuk anak berumur lebih dari 8 tahun). Penicillin
membunuh bentuk vegetatif C. tetani.
Sampai saat ini, pemberian penicillin G 100.000 U/kgBB/hari iv, setiap 6 jam selama 10 hari direkomendasikan pada
semua kasus tetanus.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa penicillin mungkin berperan sebagai agonis terhadap tetanospasmin dengan
menghambat pelepasan asam aminobutirat gama (GABA).
menetralisasi toksin yang tidak terikat
1. Antitoksin tetanus intramuskuler (IM) dengan dosis human tetanus immunoglobulin (TIG) 3.000-10.000 U
dibagi tiga dosis yang sama, diinjeksikan di tiga tempat berbeda. Rekomendasi British National Formulary ialah
5.000-10.000 unit intravena.
2. Bila human TIG tidak tersedia, dapat digunakan ATS (Anti Tetanus Serum) dengan dosis 100.000-200.000 unit,
diberikan 50.000 unit intravena dan 50.000 unit IM. Antitoksin diberikan untuk menginaktivasi toksin tetanus
bebas, sedangkan toksin yang sudah berada di saraf terminal tidak dapat ditangani dengan antitoksin. Oleh karena
itu, gejala otot dapat tetap berkembang karena toksin tetanus berjalan melalui akson dan trans-sinaps serta memecah
VAMP
3. Selain itu, dapat ditambahkan vaksin tetanus toksoid (TT) 0,5 ml. IM. Pasien yang tidak memiliki riwayat
vaksinasi sebaiknya mendapat dosis kedua 1-2 bulan setelah dosis pertama dan dosis ketiga 6-12 bulan setelahnya.
suportif
1. Umum
Pasien sebaiknya ditempatkan di ruang perawatan yang sunyi dan dihindarkan dari stimulasi taktil ataupun
auditorik.
1. Phillips score
<9 : severitas ringan
9-18 : severitas sedang
>18 : severitas berat.
2. Dakar score
0-1 : severitas ringan dengan mortalitas 10%,
2-3 : severitas sedang dengan mortalitas 10-20%,
4 : severitas berat dengan mortalitas 20-40%, dan
5-6 : severitas sangat berat dengan mortalitas >50%.
Phillips score
Klasifikasi Ablett
Tetanus Severity Score
Komplikasi
Outcome tetanus tergantung berat penyakit dan fasilitas pengobatan yang tersedia. Jika
tidak diobati, mortalitasnya lebih dari 60% dan lebih tinggi pada neonatus. Di fasilitas
yang baik, angka mortalitasnya 13% sampai 25%. Hanya sedikit penelitian jangka panjang
pada pasien yang berhasil selamat. Pemulihan tetanus cenderung lambat namun sering
sembuh sempurna, beberapa pasien mengalami abnormalitas elektroensefalografi yang
menetap dan gangguan keseimbangan, berbicara, dan memori.