Anda di halaman 1dari 45

Tetanus

Presentasi Kasus oleh


Kiki Marrinda Anggitasari

Pembimbing: dr. Agus Yuha Ahmadu, Sp.PD


Kasus
Tetanus
Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Tanggal Lahir : 5 November 1940
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 73 tahun
Alamat : Sewon, Bantul
Pekerjaan :-
Tanggal Masuk : 27 November 2021
Diagnosa Masuk : Tetanus
No. RM : 66 – 72 – xx
Anamnesis
Keluhan utama:
Pasien tidak bisa membuka mulut, susah menelan dan perut kaku.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Poli Penyakit Dalam pada 27 november 2021 dengan keluhan tidak bisa membuka mulut, kesulitan untuk
menelan dan perut terasa kaku. Pasien sulit menelan makanan. Pasien juga mengeluh gusi depan sakit semua. Keluhan
tersebut dirasakan sejak kurang-lebih 2 minggu. Riwayat trauma (-), riwayat terkena benda tajam (-), sesak (-), batuk-pilek
(-), nyeri tenggorokan (-) kejang (-).

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan serupa (-)
Keluhan serupa (-)
Riwayat vaksin tidak diketahui
DM (-)
Riwayat trauma (-)
HT (-)
DM (-)
Penyakit jantung (-)
HT (-)
Anamnesis Sistem
1. Sistem SSP : Tidak ada keluhan
2. Sistem Kardiovaskuler : Tidak ada keluhan
3. Sistem Respirasi : Tidak ada keluhan
4. Sistem Gastrointestinal : Tidak ada keluhan
5. Sistem Urogenital : Tidak ada keluhan
6. Sistem Integumentum : Tidak ada keluhan
7. Sistem Muskuloskeletal : Tidak dapat membuka mulut,
sulit menelan makanan, dan kaku pada perut
8. Sistem Indra : Tidak ada keluhan
9. Sistem Hematologi : Tidak ada keluhan
Pemeriksaan Umum
Status generalis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital
TD : 130/80mmHg
HR : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,6’C
SpO2: 98%
Pemeriksaan Fisik
Kepala:
Bentuk simetris, rambut putih dan pertumbuhan
merata

Mata: Leher
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), Kaku kuduk (-), pembesaran limfonodi (-)
 
Hidung:
Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), sekret
(-/-), epistaksis (-/-)
 
Mulut:
Jantung
Bibir sianosis (-), mukosa mulut lembab (+), gusi
Inspeksi: iktus kordis tidak tampak
berdarah (-), gusi bengkak (+), gusi kemerahan
Palpasi: iktus kordis kuat angkat
(+), mulut hanya dapat terbuka selebar 0,5-1cm ,
Perkusi: batas jantung kesan tidak membesar
nyeri telan (-)
Auskultasi: BJ I-II intensitas normal, reguler,
bising (-)
Telinga:
Bentuk normal, sekret (-)
Paru
Inspeksi: simetris (+) retraksi (-), deformitas (-)
Palpasi: ketertinggalan nafas (-)
Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi
(-/-), wheezing (-/-)
Ekstremitas: 
Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Abdomen: 
Inspeksi: sejajar dengan dada (+), tanda peradangan (-),
distensi (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Perkusi : timpani (+), shifting dullness (-)
Palpasi : epistotonus (+), nyeri tekan (-), turgor
baik dan elastisitas kulit kembali cepat (<2 detik), hepar
dan lien teraba tidak membesar
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
Hemoglobin 13.3 14 – 18 g/dl GDS 173 80 – 200 mg/dl
Leukosit 8.26 4 – 11 103/uL HbA1C 6.30 %
Eritrosit 4,40 4,5 – 5,5 106/uL Natrium 145.5 137 – 145 mmol/l
Trombosit 196 150 – 450 103/uL Kalium 4,92 3,5 – 5,1 mmol/l
Hematokrit 36,8 42 – 52 vol% Klorida 110.4 98 - 107 mmol/l
Eosinofil 0 2–4 %
Basofil 1 0–1 %
Batang 0 2–5 % Darah Lengkap (28/11/2021)
Segmen 93 51 – 67 %
Limfosit 3 20 – 35 %
Monosit 5 4–8 %
Ureum 80 17 – 43 mg/dl
Creatinin 0,91 0,9 – 1,3 mg/dl
SGOT 22 <31 U/l
SGPT 22 <31 U/l
Diagnosa
TETANUS
Planning

Tetagam 3000 UI IM
Infus NaCl + Diazepam 2A 16 tpm
Inj. Metronidazole 500gr/8jam (IV)
Inj. Ceftriaxon 1A/12jam (IV)
Inj. Esomeprazole 100mg/12jam

Inj. Diazepam 1A k/p

Monitor: keadaan umum, vital sign, tanda


kejang.
Follow Up
TETANUS
27 November 2021
S
-Tidak dapat membuka mulut - Sesak (-)
-Susah menelan - Mual-muntah (-)
-Perut Kaku - BAB/BAK tidak ada keluhan A
-Makan sedikit-sedikit -kejang (-)
Tetanus
O
KU: Tampak sakit sedang, CM P
VS: TD 133/91 mmHg, N 101 x/menit, RR 20 x/menit, S 36,6 OC Inf. NaCl + Diazepam 2A 16tpm
-Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), mukosa
mulut lembab (+), mulut terbuka selebar 0.5cm Tetagam 3000 UI IM
-Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-), kekakuan otot (-) Inj. Metronidazole 500gr/8 jam (IV)
-Thorax
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-) Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
Pal/ ketertinggalan napas (-/-)
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler, bising jantung (-)
-Abdomen
I/ datar (+), distensi (-)
A/ BU (+), normal
Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi (-)
Pal/ Epistotonus (+), NT (-), turgor kulit baik (+), hepatosplenomegali (-)
-Ekstremitas
Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
28 November 2021
S
-Mulai bisa membuka mulut sekitar 1cm - Sesak (-)
-Susah menelan - Mual-muntah (-)
-Perut Kaku - BAB/BAK tidak ada keluhan A
-Makan sedikit-sedikit - kejang (-)
Tetanus
O
KU: Tampak sakit sedang, CM P
VS: TD 123/91 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit, S 36,6 OC Inj. Tetagam 3000 IU IM
-Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), mukosa
mulut lembab (+), mulut terbuka selebar sekirar 1cm Inf. NaCl + Diazepam 2A 16tpm
-Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-), kaku kuduk (-) Inj. Metronidazole 500gr/8 jam (IV)
-Thorax
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-) Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
Pal/ ketertinggalan napas (-/-)
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler, bising jantung (-)
-Abdomen
I/ datar (+), distensi (-)
A/ BU (+), normal
Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi (-)
Pal/ Epistotonus (+), NT (-), turgor kulit baik (+), hepatosplenomegali (-)
-Ekstremitas
Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
29 November 2021
S
-Sudah bisa membuka mulut sekitar 2cm- Kejang (-)
-Perut kaku membaik
-Susah menelan membaik - Mual muntah (-)
-Ma/mi (+) sedikit-sedikit A
- BAB/BAK tidak ada keluhan
Tetanus
O
P
KU: Tampak sakit sedang, CM
VS: TD 145/104 mmHg, N 70 x/menit, RR 20 x/menit, S 37 OC Inj. Tetagam 3000 IU IM  stop
-Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), mukosa
Inf. NaCl + Diazepam 2A 20tpm
mulut lembab (+), mulut terbuka sekitar 2cm
-Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-), kaku kuduk (-) Inj. Metronidazole 500gr/8 jam (IV)
-Thorax
Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-)
Pal/ ketertinggalan napas (-/-)
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler, bising jantung (-)
-Abdomen
I/ datar (+), distensi (-)
A/ BU (+), normal
Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi (-)
Pal/ epistotonus (+) membaik, NT (-), turgor kulit baik (+),
hepatosplenomegali (-)
-Ekstremitas
Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
30 November 2021
S
-bisa membuka mulut sekitar 2cm- Kejang (-)
-Perut kaku membaik
-Susah menelan membaik - Mual-muntah (-)
A
-Ma/mi (+) sedikit-sedikit - BAB/BAK tidak ada keluhan
Tetanus
O
P
KU: Tampak sakit sedang, CM
VS: TD 145/104 mmHg, N 70 x/menit, RR 20 x/menit, S 37 OC Inf. NaCl + Diazepam 2A 16tpm
-Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), mukosa
Inj. Metronidazole 500gr/8 jam (IV)
mulut lembab (+), mulut terbuka selebar sekitar 2cm
-Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-), kekakuan otot (+) Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
-Thorax
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-)
Pal/ ketertinggalan napas (-/-)
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler, bising jantung (-)
-Abdomen
I/ datar (+), distensi (-)
A/ BU (+), normal
Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi (-)
Pal/ epistotonus (+) membaik, NT (-), turgor kulit baik (+),
hepatosplenomegali (-)
-Ekstremitas
Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
1 Desember 2021
S
-Sudah mulai dapat membuka mulut 2cm- Sesak (-)
-Kaku pada perut membaik - Mual-muntah (-)
-Makan mulai banyak/seperti biasa - BAB/BAK tidak ada keluhan
kejang (-)
O A
KU: Tampak sakit sedang, CM Tetanus
VS: TD 133/83 mmHg, N 75 x/menit, RR 22 x/menit, S 36,6 OC
-Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), mukosa P
mulut lembab (+), mulut terbuka selebar 2,5cmi Inf. NaCl + Diazepam 2A 16tpm
-Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-), kekakuan otot (+)
-Thorax Inj. Metronidazole 500gr/8 jam (IV)
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-) Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
Pal/ ketertinggalan napas (-/-)
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru (+) Inj. Esomeprazole 100mg/12jam
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler, bising jantung (-)
-Abdomen
I/ datar (+), distensi (-)
A/ BU (+), normal
Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi (-)
Pal/ epistotonus (+) berkurang, NT (-), turgor kulit baik (+),
hepatosplenomegali (-)
-Ekstremitas
Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
2 Desember 2021
S
-Sudah mulai dapat membuka mulut 3cm- Sesak (-)
-Kaku pada perut membaik - Mual-muntah (-)
-Makan mulai banyak/seperti biasa - BAB/BAK tidak ada keluhan
kejang (-)
O A
KU: Tampak sakit sedang, CM
Tetanus
VS: TD 132/91 mmHg, N 101 x/menit, RR 22 x/menit, S 36,6 OC
-Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), mukosa P
mulut lembab (+), mulut terbuka selebar 5cmi
Inf. NaCl + diazepam 1A 16tpm
-Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-), kekakuan otot (+)
-Thorax Inj. Metronidazole 500gr/8 jam (IV)
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-)
Inj. Ceftriaxon 1A/12jam
Pal/ ketertinggalan napas (-/-)
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru Inj. Esomeprazole 100mg/12jam
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler, bising jantung (-)
Inj. Diazepam 1A k/p (bila kejang)
-Abdomen
I/ datar (+), distensi (-)
A/ BU (+), normal
Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi (-)
Pal/ epistotonus (+) berkurang, NT (-), turgor kulit baik (+),
hepatosplenomegali (-)
-Ekstremitas
Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
3 Desember 2021
S
-Sudah mulai dapat membuka mulut 5cm- Sesak (-)
-Kaku pada perut membaik - Mual-muntah (-)
-Makan mulai banyak/seperti biasa - BAB/BAK tidak ada keluhan
kejang (-)
O A
KU: Tampak sakit sedang, CM Tetanus
VS: TD 131/91 mmHg, N 81 x/menit, RR 22 x/menit, S 36,6 OC
-Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), mukosa P
mulut lembab (+), mulut terbuka selebar 5cmi Inf. NaCl + diazepam 1A 16tpm
-Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-), kekakuan otot (+)
-Thorax STOP
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-) Inj. Metronidazole 500gr/8 jam (IV)
Pal/ ketertinggalan napas (-/-)
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru Inj. Ceftriaxon 1A/12jam
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler, bising jantung (-) Inj. Esomeprazole 100mg/12jam
-Abdomen
I/ datar (+), distensi (-) Inj. Diazepam 1A k/p
A/ BU (+), normal
Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi (-)
Pal/ epistotonus (+) berkurang, NT (-), turgor kulit baik (+), Plan: ur/cr
hepatosplenomegali (-)
-Ekstremitas
Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
4 Desember 2021
S
-Sudah mulai dapat membuka mulut 7cml- Sesak (-)
-Kaku pada perut membaik - Mual-muntah (-)
-Makan mulai banyak/seperti biasa - BAB/BAK tidak ada keluhan
kejang (-)
O A
KU: Tampak sakit sedang, CM
Tetanus
VS: TD 132/91 mmHg, N 101 x/menit, RR 22 x/menit, S 36,6 OC
-Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), mukosa P
mulut lembab (+), dapat membuka mulut 7cm
Inf. NaCl 16tpm
-Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-), kekakuan otot (+)
-Thorax Inj. Metronidazole 500gr/8 jam (IV)
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-)
Inj. Ceftriaxon 1A/12jam
Pal/ ketertinggalan napas (-/-)
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru Inj. Esomeprazole 100mg/12jam
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler, bising jantung (-)
Po diazepam tab 2x10mg
-Abdomen
I/ datar (+), distensi (-)
A/ BU (+), normal
Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi (-)
Pal/ epistotonus (+) berkurang, NT (-), turgor kulit baik (+),
hepatosplenomegali (-)
-Ekstremitas
Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
5 Desember 2021
S
-Sudah mulai dapat membuka mulut maksimal- Sesak (-)
-Kaku pada perut membaik - Mual-muntah (-)
-Makan mulai banyak/seperti biasa - BAB/BAK tidak ada keluhan
kejang (-)
O A
KU: Tampak sakit sedang, CM
Tetanus
VS: TD 132/91 mmHg, N 101 x/menit, RR 22 x/menit, S 36,6 OC
Evaluasi Ur: 8017 Cr:0.910,81 P
-Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), mukosa
Inf. NaCl 16tpm
mulut lembab (+), mulut sudah terbuka maksimal
-Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-), kekakuan otot (+) Inj. Metronidazole 500gr/8 jam (IV)
-Thorax
Inj. Ceftriaxon 1A/12jam
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-)
Pal/ ketertinggalan napas (-/-) Inj. Esomeprazole 100mg/12jam
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru
Po diazepam tab 2x10mg
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler, bising jantung (-)
-Abdomen
I/ datar (+), distensi (-)
A/ BU (+), normal
Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi (-)
Pal/ epistotonus (+) berkurang, NT (-), turgor kulit baik (+),
hepatosplenomegali (-)
-Ekstremitas
Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
6 Desember 2021
S
-Sudah mulai dapat membuka mulut maksimal- Sesak (-)
-Kaku pada perut membaik - Mual-muntah (-)
-Makan mulai banyak/seperti biasa - BAB/BAK tidak ada keluhan
kejang (-)
O A
KU: Tampak sakit sedang, CM
Tetanus
VS: TD 132/91 mmHg, N 101 x/menit, RR 22 x/menit, S 36,6 OC
-Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), mukosa P
mulut lembab (+), mulut sudah terbuka maksimal
Inf. NaCl 16tpm
-Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-), kekakuan otot (+)
-Thorax Inj. Metronidazole 500gr/8 jam (IV)
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-)
Inj. Ceftriaxon 1A/12jam
Pal/ ketertinggalan napas (-/-)
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru Inj. Esomeprazole 100mg/12jam
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler, bising jantung (-)
Po diazepam tab 2x10mg
-Abdomen
I/ datar (+), distensi (-)
A/ BU (+), normal
Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi (-)
Pal/ epistotonus (+) berkurang, NT (-), turgor kulit baik (+),
hepatosplenomegali (-)
-Ekstremitas
Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
7 Desember 2021
S
-Sudah mulai dapat membuka mulut maksimal- Sesak (-)
-Kaku pada perut membaik - Mual-muntah (-)
-Makan mulai banyak/seperti biasa - BAB/BAK tidak ada keluhan
kejang (-)
O A
KU: Tampak sakit sedang, CM
Tetanus
VS: TD 132/91 mmHg, N 101 x/menit, RR 22 x/menit, S 36,6 OC
-Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), mukosa P
mulut lembab (+), mulut sudah terbuka maksimal
-Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-), kekakuan otot (+) Inf. NaCl 16tpm
-Thorax Inj. Metronidazole 500gr/8 jam (IV)
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-)
Inj. Ceftriaxon 1A/12jam
Pal/ ketertinggalan napas (-/-)
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru Inj. Esomeprazole 100mg/12jam
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler, bising jantung (-)
-Abdomen Po diazepam tab 2x10mg
I/ datar (+), distensi (-)
A/ BU (+), normal
Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi (-)
Pal/ epistotonus (-), NT (-), turgor kulit baik (+), hepatosplenomegali (-)
-Ekstremitas
Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
8 Desember 2021
S
-Sudah mulai dapat membuka mulut maksimal- Sesak (-)
-Kaku pada perut membaik - Mual-muntah (-)
-Makan mulai banyak/seperti biasa - BAB/BAK tidak ada keluhan
kejang (-)
O A
KU: Tampak sakit sedang, CM
Tetanus
VS: TD 132/91 mmHg, N 101 x/menit, RR 22 x/menit, S 36,6 OC
-Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), mukosa P
mulut lembab (+), mulut sudah terbuka maksimal
-Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-), kekakuan otot (+)
-Thorax BLPL
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-)
Obat pulang:
Pal/ ketertinggalan napas (-/-)
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru clanexy 3 x
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 reguler, bising jantung (-)
-Abdomen Lanzoprazole 2 x
I/ datar (+), distensi (-) Diazepam tab 2 x 5mg
A/ BU (+), normal
Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi (-)
Pal/ epistotonus (-), NT (-), turgor kulit baik (+), hepatosplenomegali (-)
-Ekstremitas
Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Tinjauan Pustaka
Tetanus
Definisi
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang
dihasilkan oleh C. tetani ditandai dengan kekakuan otot dan spasme yang
periodik dan berat.
Tetanus dapat didefinisikan sebagai keadaan hipertonia akut atau kontraksi otot
yang mengakibatkan nyeri (biasanya pada rahang bawah dan leher) dan spasme
otot menyeluruh tanpa penyebab lain, serta terdapat riwayat luka ataupun
kecelakaan sebelumnya
Etiologi
C. tetani adalah bakteri Gram positif anaerob yang ditemukan di tanah dan kotoran binatang.
Bakteri ini berbentuk batang dan memproduksi spora, memberikan gambaran klasik seperti stik
drum, meski tidak selalu terlihat. Spora ini bisa tahan beberapa bulan bahkan beberapa tahun.

C. tetani merupakan bakteri yang motil karena memiliki flagella, dimana menurut antigen
flagellanya, dibagi menjadi 11 strain dan memproduksi neurotoksin yang sama. Spora yang
diproduksi oleh bakteri ini tahan terhadap banyak agen desinfektan baik agen fisik maupun agen
kimia. Spora C. tetani dapat bertahan dari air mendidih selama beberapa menit (meski hancur dengan
autoclave pada suhu 121° C selama 15-20 menit).

Jika bakteri ini menginfeksi luka seseorang atau bersamaan dengan benda lain, bakteri ini akan
memasuki tubuh penderita tersebut, lalu mengeluarkan toksin yang bernama tetanospasmin.
Patofisiologi
Clostridium tetani dalam bentuk spora masuk ke tubuh
melalui luka yang terkontaminasi dengan debu, tanah, tinja
binatang, pupuk. Cara masuknya spora ini melalui luka yang
terkontaminasi antara lain luka tusuk oleh besi, luka bakar,
luka lecet, otitis media, infeksi gigi, ulkus kulit yang kronis,
abortus, tali pusat, kadang–kadang luka tersebut hampir tak
terlihat.

Bila dinding sel kuman lisis maka dilepaskan eksotoksin,


yaitu tetanospasmin dan tetanolisin. Tetanolisin, tidak
berhubungan dengan pathogenesis penyakit. Tetanospasmin,
atau secara umum disebut toksin tetanus, adalah neurotoksin
yang mengakibatkan manifestasi dari penyakit tersebut
Gejala Klinis
Masa inkubasi tetanus umumnya antara 7-10 hari, namun dapat lebih
singkat atau dapat lebih lama. Makin pendek masa inkubasi makin jelek
prognosisnya. Terdapat hubungan antara jarak tempat invasi C. tetani
dengan susunan saraf pusat dan interval antara luka dan permulaan
penyakit, dimana makin jauh tempat invasi maka inkubasi makin
panjang. Secara klinis tetanus ada 4 macam, yaitu tetanus umum,
tetanus local, cephalic tetanus, dan tetanus neonatal
tetanus generalisata
Sekitar 80% tetanus merupakan tipe generalisata. Biasanya dimulai dengan trismus dan
risus sardonikus, lalu berproses ke spasme umum dan opistotonus. Kekakuan otot rahang
terutama masseter menyebabkan mulut sukar dibuka, sehingga penyakit ini juga disebut
lock jaw. Selain kekakuan otot masseter, pada muka juga terjadi kekakuan otot muka
sehingga muka menyerupai muka meringis kesakitan yang disebut risus sardonikus (alis
tertarik ke atas, sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi),
akibat kekakuan otot–otot leher bagian belakang menyebabkan nyeri waktu melakukan
fleksi leher dan tubuh sehingga memberikan gejala kuduk kaku sampai opisthotonus
opistotonus

trismus

risus sardonikus
tetanus lokal
Bentuk ini sebenarnya banyak akan tetapi kurang dipertimbangkan
karena gambaran klinis tidak khas. Bentuk tetanus ini berupa nyeri,
kekakuan otot–otot pada bagian proksimal dari tempat luka. Tetanus
lokal adalah bentuk ringan dengan angka kematian 1%, kadang–kadang
bentuk ini dapat berkembang menjadi tetanus umum
cephalic tetanus
Merupakan salah satu varian tetanus lokal. Terjadinya bentuk ini bila luka
mengenai daerah mata, kulit kepala, muka, telinga, otitis media kronis dan
jarang akibat tonsilektomi. Gejala berupa disfungsi saraf loanial antara lain n.
III, IV, VII, IX, X, XI, dapat berupa gangguan sendiri–sendiri maupun
kombinasi dan menetap dalam beberapa hari bahkan berbulan–bulan. Cephalic
Tetanus dapat berkembang menjadi tetanus umum. Pada umumnya prognosis
bentuk cephalic tetanus jelek
Neonatal Tetanus
Tetanus neonatal didefinisikan sebagai suatu penyakit yang terjadi pada anak
yang memiliki kemampuan normal untuk menyusu dan menangis pada 2 hari
pertama kehidupannya, tetapi kehilangan kemampuan ini antara hari ke-3
sampai hari ke-28 serta menjadi kaku dan spasme. Tetanus neonatal, biasa
terjadi karena proses melahirkan yang tidak bersih. Gejala klinisnya biasa
terjadi pada minggu kedua kehidupan, ditandai dengan kelemahan dan
ketidakmampuan menyusu, kadang disertai opistotonus
Diagnosis
Diagnosis tetanus adalah murni diagnosis klinis berdasarkan riwayat penyakit dan temuan
saat pemeriksaan. Pada pemeriksaan fisik dapat dilakukan uji spatula, dilakukan dengan
menyentuh dinding posterior faring menggunakan alat dengan ujung yang lembut dan
steril. Hasil tes positif jika terjadi kontraksi rahang involunter (menggigit spatula) dan
hasil negatif berupa refleks muntah.

Laporan singkat The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene menyatakan
bahwa uji spatula memiliki spesifisitas tinggi (tidak ada hasil positif palsu) dan sensitivitas
tinggi (94% pasien terinfeksi menunjukkan hasil positif). Pemeriksaan darah dan cairan
cerebrospinal biasanya normal.
Spatula test
Tatalaksana
Ada tiga sasaran penatalaksanaan tetanus, yakni:
(1) membuang sumber tetanospasmin;
(2) menetralisasi toksin yang tidak terikat;
(3) perawatan penunjang (suportif ) sampai tetanospasmin yang
berikatan dengan jaringan telah habis dimetabolisme
membuang sumber tetanospasmin
• Luka harus dibersihkan secara menyeluruh dan didebridement untuk mengurangi muatan bakteri dan mencegah
pelepasan toksin lebih lanjut

• Pemberian antibiotik
1. Metronidazole diberikan secara iv dengan dosis inisial 15 mg/kgBB dilanjutkan dosis 30 mg/kgBB/hari setiap 6 jam
selama 7-10 hari. Metronidazole efektif mengurangi jumlah kuman C. tetani bentuk vegetatif.
2. Sebagai lini kedua dapat diberikan penicillin procain 50.000-100.000 U/kgBB/hari selama 7-10 hari, jika hipersensitif
terhadap penicillin dapat diberi tetracycline 50 mg/kgBB/hari (untuk anak berumur lebih dari 8 tahun). Penicillin
membunuh bentuk vegetatif C. tetani.
Sampai saat ini, pemberian penicillin G 100.000 U/kgBB/hari iv, setiap 6 jam selama 10 hari direkomendasikan pada
semua kasus tetanus.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa penicillin mungkin berperan sebagai agonis terhadap tetanospasmin dengan
menghambat pelepasan asam aminobutirat gama (GABA).
menetralisasi toksin yang tidak terikat
1. Antitoksin tetanus intramuskuler (IM) dengan dosis human tetanus immunoglobulin (TIG) 3.000-10.000 U
dibagi tiga dosis yang sama, diinjeksikan di tiga tempat berbeda. Rekomendasi British National Formulary ialah
5.000-10.000 unit intravena.

2. Bila human TIG tidak tersedia, dapat digunakan ATS (Anti Tetanus Serum) dengan dosis 100.000-200.000 unit,
diberikan 50.000 unit intravena dan 50.000 unit IM. Antitoksin diberikan untuk menginaktivasi toksin tetanus
bebas, sedangkan toksin yang sudah berada di saraf terminal tidak dapat ditangani dengan antitoksin. Oleh karena
itu, gejala otot dapat tetap berkembang karena toksin tetanus berjalan melalui akson dan trans-sinaps serta memecah
VAMP

3. Selain itu, dapat ditambahkan vaksin tetanus toksoid (TT) 0,5 ml. IM. Pasien yang tidak memiliki riwayat
vaksinasi sebaiknya mendapat dosis kedua 1-2 bulan setelah dosis pertama dan dosis ketiga 6-12 bulan setelahnya.
suportif
1. Umum
Pasien sebaiknya ditempatkan di ruang perawatan yang sunyi dan dihindarkan dari stimulasi taktil ataupun
auditorik.

2. Kontrol Spasme Otot


Golongan benzodiazepin menjadi pilihan utama. Diazepam intravena dengan dosis mulai dari 5 mg atau lorazepam
dengan dosis mulai dari 2 mg dapat dititrasi hingga tercapai kontrol spasme tanpa sedasi dan hipoventilasi berlebihan.
Magnesium sulfat dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan benzodiazepin untuk mengontrol spasme dan
disfungsi otonom dengan dosis loading 5 mg intravena diikuti 2-3 gram/jam hingga tercapai kontrol spasme.

3. Kontrol Disfungsi Otonom


Dapat menggunakan magnesium sulfat atau morfin.

4. Kontrol Saluran Napas


Obat yang digunakan untuk mengontrol spasme dan memberikan efek sedasi dapat menyebabkan depresi saluran
napas. Ventilasi mekanik diberikan sesegera mungkin. Trakeostomi lebih dipilih dibandingkan intubasi
endotrakeal yang dapat memprovokasi spasme dan memperburuk napas.

5. Cairan dan Nutrisi yang Adekuat


Diperlukan cairan serta nutrisi yang adekuat mengingat tetanus meningkatkan status metabolik dan katabolik.
Skoring Tetanus
Sistem skoring yang telah diakui dapat digunakan untuk menilai prognosis tetanus yaitu Phillips score, Dakar score
atau Tetanus Severity Score.

1. Phillips score
<9 : severitas ringan
9-18 : severitas sedang
>18 : severitas berat.

2. Dakar score
0-1 : severitas ringan dengan mortalitas 10%,
2-3 : severitas sedang dengan mortalitas 10-20%,
4 : severitas berat dengan mortalitas 20-40%, dan
5-6 : severitas sangat berat dengan mortalitas >50%.

3. Tetanus Severity Score


<8 : Risiko rendah
≥8 : Risiko tinggi
Dakar score

Phillips score

Klasifikasi Ablett
Tetanus Severity Score
Komplikasi
Outcome tetanus tergantung berat penyakit dan fasilitas pengobatan yang tersedia. Jika
tidak diobati, mortalitasnya lebih dari 60% dan lebih tinggi pada neonatus. Di fasilitas
yang baik, angka mortalitasnya 13% sampai 25%. Hanya sedikit penelitian jangka panjang
pada pasien yang berhasil selamat. Pemulihan tetanus cenderung lambat namun sering
sembuh sempurna, beberapa pasien mengalami abnormalitas elektroensefalografi yang
menetap dan gangguan keseimbangan, berbicara, dan memori.

Anda mungkin juga menyukai