Anda di halaman 1dari 40

CON GESTI VE

HEART
FAILURE DEWI DIANA
20204010289
Pembimbing : dr. Bagus
IDENTITAS PASIEN
Nama : Bp.W
Usia : 66 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Cempluk RT 5 Mangunan Dlingo

Tgl masuk IGD : 21-12-21 jam 00.54


ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien post ranap datang ke RSUD Bantul dengan keluhan sesak napas. Keluhan yang biasa
dirasakansesak napas hilang timbul, dan memberat terutama jika posisi berbaring, terengah-engah jika
naik tangga.Pasien tidak demam, batuk (- pilek (-) Nyeri ulu hati (-) BAK/BAB tidak ada Keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu : CHF, Bronkhitis & Pneumonia


Riwayat Pengobatan : post ranap dengan obat pulang Curcuma forte
Riwayat Penyakit Keluarga : keluhan serupa (-) DM (-) HT (-) Asma (-) Jantung (-)
Riwayat Personal Sosial : Pasien sudah berhenti merokok sejak 1 minggu yang lalu.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital
TD : 92/52 mmHg
Suhu : 36,7 oC
Nadi : 89x/menit
Respirasi : 31x/menit
Saturasi Oksigen : 90%
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala: Leher
Bentuk simetris, pertumbuhan rambut merata Kaku kuduk (-), pembesaran limfonodi (-)

Mata: Jantung
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
Inspeksi: iktus kordis tidak tampak
 
Hidung: Palpasi: iktus kordis kuat angkat
Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), sekret
Perkusi:Redup, kardiomegali (+), batas bawah
(-/-), epistaksis (-/-)
  jantung bergeser ke lateral midaxilla sinistra
Mulut:
Auskultasi: BJ I-II intensitas normal, reguler,
Bibir sianosis (-), mukosa mulut lembab (+),
nyeri telan (-), gigi berlubang (-) bising (+)

Telinga:
Bentuk normal, sekret (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Paru
Abdomen Inspeksi:
Simetris (+) retraksi (-),
deformitas (-)
Inspeksi: Palpasi:
Sejajar dengan dada (+), tanda Ketertinggalan nafas (-)
peradangan (-), distensi (-) Perkusi:
Auskultasi: Sonor di seluruh lapang paru
Bising usus (+) normal Auskultasi:
Perkusi: Suara dasar vesikuler (+/+),
Timpani (+), shifting dullness (-) ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Palpasi:
Supel(+) nyeri tekan (-), turgor baik Ekstremitas
dan elastisitas kulit kembali cepat (<2 Superior:
detik), hepar dan lien teraba tidak Akral hangat (+/+), edema (-/-)
membesar Inferior:
Akral hangat (+/+), edema (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
Hemoglobin 13.0 14 - 18 g/dl GDS 75 80 – 200 mg/dl
Leukosit 8.79 4 – 11 103/uL ELEKTROLIT
Eritrosit 4.19 4,0 – 5,0 106/uL Natrium 141.0 137 – 145 mmol/l
Trombosit 380 150 – 450 103/uL Kalium 3.78 3,5 – 5,1 mmol/l
Hematokrit 38.4 36 – 46 vol% Klorida 110.4 98 - 107 mmol/l
Eosinofil 3 2–4 %
Basofil 1 0–1 %
Batang 0 2–5 % Darah Lengkap (15/12/2021)
Segmen 75 51 – 67 %
Limfosit 17 20 – 35 %
Monosit 4 4–8 %
Ureum 22 17 – 43 mg/dl
Creatinin 0.54 0.60 – 1.10 mg/dl
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RO THORAX PA DEWASA

Kesan :
- Cardiomegali
- Corakan vascular
pulmo meningkat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOS
A
Cardiomyopati
PLANNING
- Inf. NaCL 15tpm
- Inf. D5% 15tpm - Inj. Paracetamol 500g/8jam
- Inf D10% 10tpm - PO Mertigo 3x1
- Bolus D40% jika - Inj. Furosemid 1A/24jam
GDS <50 = 3 fl - Inj. Captopril 3 x 6,125 mg
GDS 50-70 = 2 fl

GDS 70-80 = 1 fl
- O2 NK 3lpm
W U P
OL LO
F IE N
PA S
15 Desember 2021 - Abdomen
S I/ Deformitas (-) distensi (-)
- Lemas - Sesak (+) A/ BU (+), normal peristaltik (+)
- Pusing berputar - Mual (-) muntah (-) Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi(-)
- BAB/BAK tidak ada keluhan. - Nyeri uluhati Pal/ NT (-), turgor kulit baik (+)
- Nafsu makan turun - Ekstremitas
O Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
KU: Tampak sakit sedang, CM Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
VS: TD 130/90 mmHg, N 100x/menit, RR 24 x/menit, A
S 36,9 OC Spo2 : 100%(dengan O2 3lpm) - Hipoglikemi
GDS= (05.00) 110 (16.00) 109 - Dispepsi
(08.20) 75 (19.00) 95 - Cardiomyopati Peripartum
(09.30) 72 (bolus D40% 1 fl)
(10.30) 102
- Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema P
palpebra (-/-), mukosa mulut lembab (+), - Inf D10% 500 mL 10tpm
- Leher: pembesaran limfonodi (-) - NK 3lpm
- Thorax - Inj Paracetamol 500mg/8jam
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-) - Inj Furosemid 1A/24jam
Pal/ ketertinggalan napas (-/-) - Inj Captopril 3x6,25
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru - PO Mertigo 3x1
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 - GDS/6jam ,
reguler, bising jantung (+) - Bolus D40% jika GDS :
<50= 3fl
50-70 = 2fl
70-80 = 1fl
16 Desember 2021 - Abdomen
S I/ Luka bekas SC , distensi (-)
- Lemas ⬇️ - Sesak nafas ⬇️ A/ BU (+), normal
- Pusing berputar(+) - Mual (-) muntah (-) Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi(-)
- BAB/BAK tidak ada keluhan. - Nyeri uluhati Pal/ NT (-), turgor kulit baik (+)
- Nafsu makan turun - Ekstremitas
O Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
KU: Tampak sakit sedang, CM Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
VS: TD 118/85 mmHg, N 76x/menit A
S 36,9 OC SpO2 99% (dengan O2 3lpm) - Cardiomyopati Peripartum
GDS= (23.00) 100 - Hipoglikemi
(05.00) 80 (bolus D40% 1 fl) - Dispepsi
(19.30) 89
- Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema
palpebra (-/-), mukosa mulut lembab (+), P
- Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-) - Inf D10% 500 mL 10tpm
- Thorax - NK 3lpm
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-) - Inj Paracetamol 500mg/8jam
Pal/ ketertinggalan napas (-/-) - Inj Furosemid 1A/24jam
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru - Inj Captopril 3x6,25
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 - PO Mertigo 3x1
reguler, bising jantung (+) - GDS/6jam ,
- Bolus D40% jika GDS :
<50= 3fl
50-70 = 2fl
70-80 = 1fl
17 Desember 2021 - Abdomen
S I/ Luka bekas SC , distensi (-)
- Lemas ⬇️ - Sesak nafas (-) A/ BU (+), normal
- Pusing berputar ⬇️ - Mual (-) muntah (-) Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi(-)
- BAB/BAK tidak ada keluhan. - Nyeri uluhati ⬇️ Pal/ NT (-), turgor kulit baik (+)
- Nafsu makan membaik - Ekstremitas
O Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
KU: Tampak sakit sedang, CM Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
VS: TD 105/67 mmHg, N 75x/menit A
S 36,4 OC SpO2 98% (dengan O2 3lpm) - Cardiomyopati Peripartum
GDS= (23.00) 81 (bolus D40% 1fl) - Dispepsi
(05.00) 79 (bolus D40% 1 fl) - Hipoglikemi
(11.00) 79 (bolus D40% 1 fl)
(21.00) 114
- Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema P
palpebra (-/-), mukosa mulut lembab (+), - Inf D10% 500 mL 10tpm
- Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-) - Inj Paracetamol 500mg/8jam
- Thorax - Inj Furosemid 1A/24jam
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-) - Inj Captopril 3x6,125
Pal/ ketertinggalan napas (-/-) - PO Mertigo 3x1
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru - GDS/8jam ,
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 - Bolus D40% jika GDS :
reguler, bising jantung (+) <50= 3fl
50-70 = 2fl
70-80 = 1fl
18 Desember 2021 - Abdomen
S I/ Luka bekas SC , distensi (-)
- Lemas ⬇️ - Sesak nafas (-) A/ BU (+), normal
- Pusing berputar (-) - Mual (-) muntah (-) Per/ timpani (+), shifting dullness (-), undulasi(-)
- BAB/BAK tidak ada keluhan. - Nyeri uluhati(-) Pal/ NT (-), turgor kulit baik (+)
- Nafsu makan membaik - Ekstremitas
O Superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
KU: Tampak sakit sedang, CM Inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
VS: TD 110/70 mmHg, N 79x/menit A
S 36,1 OC SpO2 98% (dengan O2 3lpm) - Cardiomyopati Peripartum
GDS= (05.00) 75 (bolus D40% 1 fl) - Dispepsi
- Kepala: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), edema - Hipoglikemi
palpebra (-/-), mukosa mulut lembab (+),
- Leher: simetris (+), pembesaran limfonodi (-)
- Thorax P
I/ simetris (+/+), retraksi (-/-) - BLPL
Pal/ ketertinggalan napas (-/-)
Per/ sonor (+/+) pada semua lapang paru Obat yang dibawa pulang
Aus/ SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 - Furosemide 1x10
reguler, bising jantung (+) - Captopril 12,5mg 3 x 1/2
TINJAUAN
PUSTAKA
Cardiomyopati
Peripartum
DEFINISI

Definisi terkini dibuat oleh Heart Failure


Association of the European Society of
Cardiology Working Group on PPCM pada
tahun 2010 yang menyatakan bahwa PPCM
adalah suatu keadaan kardiomiopati idiopatik,
berhubungan dengan kehamilan, bermanifestasi
sebagai gagal jantung karena disfungsi sistolik
ventrikel kiri, biasanya terjadi pada 1 bulan
terakhir kehamilan sampai 5 bulan masa
postpartum.

Sumber: IDI Monique Setiantiningrum, Vallentino Rehatta RS St. Gabriel Kewapante,


Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia CDK-218/ vol. 41 no. 7, th. 2014
ANATOMI
JANTUNG
A. Jantung yang normal memperlihatkan LV
dan LA.
B. Kardiomiopati dilatasi ditandai dengan
dilatasi ventricular dengan hipertrofi
ringan.
C. Kardiomiopati Hipertrofi ditandai dengan
hipertrofi ventricular yang signifikan,
sering melibatkan septum intraventrikular.
D. Kardiomiopati restriktif yang disebabkan
infiltrasi atau fibrosis dari ventrikel tanpa
adanya pelebaran ruang jantung. Pelebaran
LA umum ditemukan pada ketiga tipe
kardiomiopati ini.
KLASIFIKASI
ETIOPATOGENESI
S
Beberapa hipotesis telah diajukan namun tidak
ada yang dapat menjadi penjelasan penyebab
utama bagi semua kasus PPCM.

1. Stress Oksidatif
2. Prolaktin, Prolaktin 16 Kda dan Katepsin D
3. Miokarditis
4. Antibodi
5. Genetik
PATOFISIOLOGI
1. Stres Oksidatif

- Data baru menunjukan keterlibatan stress oksidatif prolactin-cleaving


protease cathepsin D dan prolactin pada patofisiologi PPCM
- Stres oksidatif adalah suatu stimulus proten untuk mengaktivasi Cathepsin
D dan Matrix Metalloproteinase-2 (MMP-2) suatu enzim yang dapat
menggenerasi prolactin 16kDa
- Belakangan ini di temukan korelasi erat antara N-terminal brain natriuretic
peptidw (NTproBNP),suatu marker tingkat stress dinding ventrikel dan gagal
jantung, prolactin, dan marker untuk stress oksidatid (LDL teroksidasi) dan
iinflamasi (interferon-gama)
PATOFISIOLOGI
2. Prolaktin, Prolaktin 16 Kda dan Katepsin D
- Stres Oksidatif sebagai trigger aktivasi cathepsin D dalam kariomiosit akan
memotong prolactin menjadi angistatic dan pro-apoptic subfragment
- Pasien PPCM akut mempunyai kadar low density lipoprotein (LDL) serum
tinggi (suatu indikasi stress oksidatif tinggi) dan juga peningkatan kadar serum
katepsin D yang teraktivasi, prolactin total dan fragmen prolactin 12kDa yang
bersifat angiostatik.
PATOFISIOLOGI
3. Miokarditis
- Selain stress oksidatif, inflamasi jantung disebutt juga miokarditis telah
diketahui berhubungan dengan PPCM
- Virus tersebut antara lain, parvovirus B19, human herpes virus 6, Epstein
Barr virus, dan human cytomegalovirus
- Perubahan system imun saat hamil dapat mengeksaserbasi infeksi de novo
atau mereaktivasi virus laten pada wanita hamil menyebabkan miokarditis
yang berujung pada miokardiopati
PATOFISIOLOGI
4. Autoimun
- Serum pasien PPCM ditemukan mempengaruhi maturisasi sel dendrit in
vitro, berbeda dibandingan dengan serum wanita postpartum sehat
- Serum wanita PPCM mengandung titer autoantibodi tinggi terhadap protein
jaringan kardium yang tidak terdapat pada pasien kardiomiopai idiopatik
- Autoantibodi berasal dari sel fetal (microchimerism) (yang dapat masuk ke
dalam surkulasi maternal) dan beberapa protein (seperti aktin dan myosin)
yang dilepaskan oleh uterus selama proses melahirkan telah terdeteksi
pada pasien PPCM. Autoantibodi ini bereaksi dengan protein miokardium
maternal yang kemudian menyebabkan PPCM.
PATOFISIOLOGI
4. Genetik
- Perempuan yang mempunyai gen DCM (dilated cardiomyopathy) dapat
berujung pada PPCM setelah kehamilan karena adanya stress
hemodinamik. Selain itu terdapat hubungan antara wanita dengan keluarga
laki-laki yang mempunya DCM.
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko terjadinya kardiomiopati
peripartum meningkat pada
- ras afrika,
- umur hamil>30 tahun,
- obesitas,
- operasi sesar,
- kehamilan ganda,
- preeklamsi,
- hipertensi kronis,
- multiparitas dan riwayat kardiomiopati
Patofisiologi kardiomiopati peripartum secara peripartum sebelumnya
hipotesis diawali dengan adanya kerusakan pada
sel-sel otot jantung (myocite) yang mengakibat- kan
penurunan fungsi kontraksi dan penurunan stroke
volume, yang pada akhirnya akan mengakibatkan
dilatasi ventrikel kiri, penurunan kardiak output dan
peningkatan tekanan pengisian ventrikel.
MANIFESTASI
KLINIS

Presentasi klinis PPCM kurang lebih sama dengan Pada mayoritas pasien, 78% gejala
gagal jantung sistolik sekunder terhadap didapati pada 4 bulan setelah melahirkan,
kardiomiopati. Tanda dan gejala awal PPCM hanya 9% pasien menunjukkan gejala
biasanya menyerupai temuan normal fisiologis pada bulan terakhir kehamilan. Tanda dan
kehamilan, termasuk oedem pedis, dyspneu gejala paling sering dijumpai pada saat
d’effort, ortopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea, pasien datang adalah dengan NYHA
dan batuk persisten. functional class III atau IV. Kadang pasien
datang dengan aritmi ventrikel atau
cardiac arrest.
TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala klinis seperti: Gejala PPCM diklasifikasikan menggunakan


Lelach,sesak nafas berat, bahkan saat sistem New York Heart Association sebagai
istirahat, ortopneu, paroksimal nokturnal berikut:
dispneu, batuk, bahkan batuk darah, nyeri • Class I – Keadaan tanpa gejala
dada, palpitasi/berdebar-debar, nyeri perut, • Class II – Gejala ringan hanya pada aktivitas
mual, muntah dan tidak nafsu makan, berat
peripheral or pulmonary edema, distensi vena • ClassIII–Gejaladenganaktivitasringan
juguler, ascites, hepatomegali, aritmia, irama • Class IV – Gejala pada saat istirahat
gallop, sistolik murmur.
DIAGNOSIS
Kardiomiopati peripartum adalah diagnosis eksklusi, pasien harus telah diperiksa dan
disingkirkan penyebab lain gagal jantung selain kehamilan. Hal ini untuk menyingkirkan
kemungkinan diagnosis idiopathic dilated cardiomyopathy (IDCM).

Gejala klinis dari kardiomiopati peripartum pada tahap awal hampir tidak terdeteksi
karena memiliki gejala yang sama seperti gejala wanita hamil pada akhir kehamilan,
seperti cepat lelah, dispneu, batuk, ortopneu dan paroksimal nokturnal dispneu. Selain
itu pasien dengan kardiomiopati peripartum mempunyai gejala klinis yang sama dengan
gejala klinis pada gagal jantung kiri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thorak: Echocardiografi:
-Kardiomegali, -Dilatasi 1 atau 4 ruang jantung,
-Efusi pleura bilateral, -Hipokinetik ventrikel, mitral dan atau
-Edem paru, trikuspid regurgitasi, -EF menurun,
-Infiltrat paru, -LVED dimensi meningkat,
biopsi endomiokardial :
ECG: -non spesifik,
-Normal, -miokarditis
-Sinus takikardi,
Ekocardiografi merupakan baku emas diagnosis PPCM :
-Left ventriculer hypertrophy,
Tidak semua pasien datang dengan dilatasi LV, tetapi LV
-Disritmia dengan perubahan gelombang end-diastolic diameter >60 mm memprediksi
ST dan T non spesifik, kesembuhan minimal fungsi LV (sama halnya dengan
-Atrial fibrilasi, LVEF <30%). Kriteria diagnosis juga termasuk EF <45%
-Ventrikel takikardi, dan fractional shortening <30%.1
-RBBB,
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI
Lebih akurat untuk menilai volume ruang
jantung dan fungsi ventrikel dibandingkan
ekokardiografi, juga lebih sensitif untuk
melihat trombus. Magnetic resonance imaging
dapat mengukur kontraksi miokard secara
segmental dan dapat mengidentifikasi
perubahan miokard secara detail. Magnetic
resonance imaging menggunakan gadolinium
jauh lebih sensitif untuk menyingkirkan
diagnosis PPCM dari miokarditis lainnya,
tetapi gadolinium harus dihindari pada
wanita hamil.
TATALAKSAN
A
Penatalaksanaan kardiomiopati
peripartum sebagian besar bersifat standar terapi pada kardiomiopati
suportif. peripartum adalah:
Tujuan terapi pada pasien dengan - bed rest,
kardiomiopati peripartum adalah - oksigenasi, untuk menjaga
- Optimalisasi hemodinamik, oksigenasi jaringan sehingga
- mengoptimalkan preload, membantu mencegah disfungsi end-
- menurunkan afterload dan organ dan gagal organ multipel.
- meningkatkan kontraktilitas.
TATALAKSAN
 Untuk Vasodilator:
Anifedipin,
amlodipine, nitroglycerin, dan
hidralazin dapat digunakan pada
 Positif inotropik: digoxin, jika diperlukan
dapat diberikan dopamine, dobutamine
dan milrinone. Diberikan pada pasien
wanita hamil. dengan hipoperfusi perifer (hipotensi,
 Untuk menurunkan dan penurunan fungsi ginjal).
mengoptimalisasikan preload:  Obat antikoagulan : LMWH (low
restriksi pemasukan cairan dan molecular weight heparin) merupakan
sodium (garam), loop diuretik pilihan selama hamil atau warfarin.
(furosemid) aman digunakan LMWH diberikan secara injeksi
selama kehamilan, tetapi subkutan dengan dosis 1 mg?kgBB
sebaiknya tidak menggunakan setiap 12 jam dengan evaluasi kadar
spironolactone. Pemberian faktor anti-Xa, sedangkan warfarin
diuretik furosemid terutama jika diberikan secara oral dengan target INR
terdapat tanda- tanda kelebihan berkisar antara 2,0 –3,0.
cairan. Dengan dosis awal 20–40
mg bolus intravena.
Terapi imunosupresi: azathioprine,steroid.
Morpin: memberikan efek dilatasi vena,
dilatasi ringan arteri dan menurunkan
denyut jantung.

Transplanstasi jantung: apabila terapi


medikal gagal.
KOMPLIKA
SI
Trombosis ventrikel kiri tidak jarang ditemui pada pasien PPCM dengan
LVEF <35%. Komplikasi lain yang dapat dijumpai adalah embolisme perifer,
termasuk emboli serebral dengan konsekuensi neurologis serius dan
embolisme koroner mesenterium.
TERIMAK
ASIH
e
este modelo d
CRÉDITOS: lo
foi criado pe
apresentação con,
sgo , in c lu i íc ones da Flati
Slide
e imagens da
e infográficos
Freepik

Anda mungkin juga menyukai