REFLEKSI KASUS
3 5 +2 +2 + -
3 5 +2 +2 - -
Clonus tungkai (-/-)
Urinary Inkontinensia (-), retensi urin (-), hematuria (-), pyuria (-), poliuria (-), nocturia (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin Hitung Jenis Kimia Klinik
Leukosit Ureum 27,7 mg/dL
Hemoglobin 14,8 g/dl
Segmen 86,9% (+) Kreatinin 0,68 mg/dL
Leukosit 11.600 /µl (+) Imunoserol
ogi Gula Darah Sewaktu 136 mg/dl
Hematokrit 44% (-)
HBsAg Non reaktif Natrium (Na) 125 mEq/L (-)
Eritrosit 5,8 juta/μl
Kalium (K) 3,2 mEq/L (-)
Trombosit 343.000 /μl
Klorida (Cl) 85 mEq/L (-)
PEMERIKSAAN
CT SCAN Kepala:
PENUNJANG
Multiple infark pada periventricular dextra dan
capsula interna sinistra
Lesi di thalamus sinistra yang meluas ke
intraventricular sinistra
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Sinus Rhythm
Abnormal T-Wave
DIAGNOSIS
Hemiparese dextra susp. SNH dd SH
Hipertesi emergensi
Pemantauan TTV
PUKUL MAP TD HR RR
S: pasien mengatakan lebih baik dari sebelumnya, pusing (-), nyeri kepala (-)
A. Airway clear, batuk (+), dahak (-)
B. Respirasi spontan dengan NK 3 lpm, pengembangan dada simetris, vaskuler +/+, takipneu (-)
C. Akral hangat, nadi kuat, CRT < 2 detik. Hemodinamik tanpa support, infus NaCl 0.9% 60cc/jam, diuresis >0.5cc/KgBB/menit, suhu afebris
D. Compos mentis
E. Head up, iv line 2 jalur, DC (+) urin output kuning jernih, poliuri (+), skor resiko jatuh 50 resiko rendah
F/G: oral (+), mual muntah (-), peristaltik (+), BAB (-)
PEMBAHASAN
KRISIS HIPERTENSI
Definisi
HIPERTENSI KRISIS
Peningkatan tekanan darah mendadak (> 180/120 mmHg), T.O.D (+/-), keluhan (+/-) yang
membutuhkan penanggulangan segera
KLASIFIKASI
1. Hipertensi emergensi
Kenaikan TD mendadak yg sangat tinggi TDD >120 mmHg disertai kerusakan organ
target yang progresif dan mengancam jiwa cardiac renal retinal neurologis. Di perlukan
tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam.
2. Hipertensi urgensi
Kenaikan TD mendadak (180/110 mmHg) yg tidak/minimal disertai kerusakan organ
target. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam.
3. Malignan hipertensi : TD yang sangat tinggi secara mendadk yang dihubungkan dengan
perdarahan ocular dan eksudat sengan papilaedema
4.
Jika tidak ditangani segera HT emergensi terjadi infark miokard akut, edema pulmo akibat
gagal jantung kiri, ensefalopati hipertensi, perdarahan otak, hemolisis, acute renal failure
Patofisiologi
Patofisiologi
Survey primer: Cek dan pastikan patensi jalan nafas, support
oksigenasi dan ventilasi.
a) Cek obat yang diberikan
b) Pastikan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
c)
PRIMARY MANAGEMENT
ANAMNESIS
Riwayat hipertensi (awal hipertensi, jenis obat anti hipertensi, keteraturan
konsumsi obat).
SECONDARY MANAGEMENT
PEMERIKSAAN FISIK
Melakukan funduscopy papillaedema dan HT retinopati
Px sistem lain edema tungkai, JVP, auskultasi abdominal bruits,
krepitasi dan gallop, krepitasi basal, neurologis umum
Periksa status mental
Pemeriksaan penunjang
TERAPI
Hipertensi Emergensi
Dirawat di ICU dan monitoring kontinyu tekanan darah
Obat anti hipertensi parenteral
Target :
Menurunkan sekitar MAP 10-20% (<180/<120 mmHg) pada 1 jam pertama dan 5-15%
(<160/<120mmHg) pada 23 jam selanjutnya
Setelah periode yang sesuai (seringkali 8 hingga 24 jam) kontrol tekanan darah pada target
di unit perawatan intensif, obat oral biasanya diberikan dan terapi intravena awal
dikurangi dan dihentikan.
PENGOBATAN
Management of Hypertensive Urgencies
ONSET/DURATION OF
AGENT DOSE ACTION (AFTER PRECAUTIONS
DISCONTINUATION)
Captopril 12,5-25 mg PO 15-60 menit Dapat mencetuskan gagal
ginjal akut pada pasien dengan
bilateral renal artery stenosis
Nifedipine 10-20 mg PO 20 menit Hindari pemberian short
acting atau sublingual
nifedipine. Karena
menyebabkan hipotensi yang
tiba-tiba, stroke, dan kejadian
cardiac
Labetalol 200-400 mg PO 20-120 menit Gagal jantung, bradycardia,
bronkospasme
Clonidine 0,1-0,2 mg PO 30-60 MENIT Rebound hypertension. Karena
pengehentian yang mendadak
Prazosin 1-2 mg PO 2-4 JAM First dose hypotension,
syncope, tachycardia
Amlodipine 5-10 mg 30-50 menit Nyeri kepala, Tachycardia,
Flushing
KOMPLIKASI
Iskemik/Infark miokard
Aritmia
CHF
Pulmonary Edema
Peningkatan Kehilangan Darah saat pembedahan
Peningkatan tekanan intrakranial
Disruption Vascular
Pendarahan Serebral (Stroke, Ruptur Aneurysm
1. Hipert. Krisis : ↑ tek darah mendadak dgn atau tanpa TOD
2. Hipert. Urgensi : - berobat jalan
- oral anti hipertensi
3. Hipert. Emergensi : - rawat di ICU
- obat anti hipertensi parenteral
4.
KESIMPULAN
5.
TERIMAKASIH
Regulasi TD
Table 3 : Clinical Characteristics of the Hypertensive Emergency
Blood Pressure Funduscopic Neurologic Status Cardiac Findings Renal Symptoms Gastrointestinal
(mmHg) Findings Symptoms
Central nervous system Dizzness, NV, confusion, weakness, encephalopathy, ICH, SAH, ischemic stroke
Eyes Ocular hemorrhage, exudates, or papiledema on fundoscopic exam, blurred vision, loss of
sight
Heart Angina, ACS, LVF, PE, aortic dissection, cardiogenic shock
Kidneys Hematuria, proteinuria, pyelonephritis, elevated SCr and BUN, ARF
ACS; acute coronary syndrome; ARF: acute renal failure: BUN: blood urea nitrogen: ICH: intracranial hemorrhage; LVF: left ventricular failure; NV:
nausea and vomiting: PE: pulmonary edema: SAH: subarachnoid hemorrhage; SCr, serum creatinine
Pergolini MS. The Management of hypertensive crises. Clin Ter 2009. 160 (2)