Anda di halaman 1dari 42

KRISIS HIPERTENSI

REFLEKSI KASUS

Devina Rossita Hapsari


Abdur Rahman Faqih Al
Jundi
Andi Auliya Tenri Yola
Pembimbing : dr.Juni Kurniawaty, M.
Sc., Sp.An
Identitas Pasien
Nama : Ny. SM
Jenis Kelamin : Perempuan
No RM : 119xxx
Tanggal Lahir : 6 Maret 1966 (53 tahun)
Alamat : Susukan 3, Margokaton, Seyegan, Sleman
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Masuk RS : 29/1/2019 pukul 20:00
Primary Management
Kesan umum: Compos Mentis, tampak lemah
Tanda vital :
TD : 210/110 mmHg HR : 78 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 36,4ºC
SpO2 : 98%
VAS : 3 (nyeri ringan)
Airway : clear
Breathing : spontan, RR 26x/menit
Circulation :
1. TD 210/110 (krisis hipertensi)
2. Nadi 78x/menit, kuat, reguler;
3. WPK <2 detik
Dissability : GCS E4V5M6

Pupil isokor (3 cm/3 cm)


Reflex cahaya (+/+)
Plegi/ parese : hemiparese (+)
SECONDARY MANAGEMENT - ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Nyeri kepala dan kelemahan bagian tubuh bagian kanan

Riwayat Penyakit Sekarang : 3Bulan SMRS HSMRS


Os menyatakan rajin kontrol Os dibawa keluarga ke IGD
1Tahun SMRS dan berobat ke RSUD RS UGM karena jatuh tiba-
Os menyatakan tekanan darah Sleman, tetapi 3BSMRS, os tiba dan sulit bangun. Os
mencapai 200, disertai keluhan merasa sudah dangat baikan mengeluhkan nyeri kepala
pusing berputar dan mual muntah, dan berhenti mengonsumsi dan lemah pada bagian tubuh
tanpa kelemahan anggota gerak. obat anti hipertensi maupun sebelah kanan.
Os menyatakan memeriksakan kontrol ke dokter. Pingsan (-), mual/muntah (-),
dirinya ke RSUD Sleman dan demam (-), telinga
dirawat ±1 minggu, serta berdenging (-), pusing
diresepkan amlodipin. Os berputar (-), riwayat trauma
menyatakan disarankan bed rest 2 Hari SMRS kepala (-). Os mengatakan
total di rumah sepulang dari rumah Os mengeluhkan nyeri kepala makan/ minum, BAK/ BAB
sakit. disertai kelemahan bagian dalam batas normal .
tubuh sebelah kanan.
SECONDARY MANAGEMENT - ANAMNESIS
RPD
Keluhan serupa (+)
Hipertensi (+) sejak 13 tahun yll, setelah hamil di usia 40 tahun, saat ini tidak terkontrol
Rawat inap (+) tahun 2018, di RSUD Sleman, dengan keluhan pusing berputar dan tekanan darah
tinggi.
Riwayat operasi (+) SC 13 tahun yll
Diabetes mellitus (-) disangkal
Penyakit jantung (-) disangkal
Alergi obat/ lain-lain (-) disangkal, makanan (+) kerang  muntah
Asma (-) disangkal
RPK
Keluhan serupa (-), Hipertensi (-), DM (-), Alergi (-), Asma (-), Penyakit jantung (-)
Anamnesis Sistem
Termoregulasi : demam (-)
Sistem Saraf Pusat : penurunan kesadaran (-)
Kardiovaskular : tampak biru (-), pucat (-)
Respiratorius : sesak napas (-), batuk (-), pilek (-)
Gastrointestinal : muntah (-), BAB cair (-)
Urogenital : BAK dbn , nyeri saat pipis (-)
Integumentum : sianosis (-), ikterik (-), anemis (-)
Muskuloskeletal : deformitas (-) kelemahan anggota
gerak (+)
Secondary Management
Kepala Conjunctiva anemis (-/-)
Risiko Jatuh (Morse) : Rendah Sklera ikterik (-/-), mata cowong (-/-)
Fungsional : ADL dibantu Reflex cahaya (+/+), pupil isokor (3cm/3cm)
Kelainan bentuk kepala (-)
Status Gizi : Baik
Telinga Discharge (-), tinnitus (-)
Status Psikologi : Tenang Hidung Discharge (-), Epistaksis (-) Nasal flaring (-),
Tersumbat (-)
Rongga mulut Kebersihan oral cukup
Antropometri Kering/ stomatitis/ sumbing (-)
BB : 59,5 kg Sianosis (-)
TB : 155 cm Leher Pembesaran Lnn (-)
Kaku kuduk (-)
BMI : 24,765 kg/m2
Kulit Kering (-), pucat (-), petechiae (-), ikterik (-),
(overweight) luka/gangrene (-), turgor (baik)
Secondary Management
Thorax Inspeksi : Pengembangan dada simetris, penggunaan otot bantu napas (-) retraksi (-)
- Pulmo Palpasi : nyeri dada (-), taktil fremitus simetris
- Cor Perkusi : Sonor (+/+), dull (-/-)
Auskultasi : SDV (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-), stridor inspirasi (-/-)
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba SIC V LMCS
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : S1 S2 reguler, bising (-)
Abdomen Inspeksi : ascites (-), jejas (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (+) nomal
Perkusi : timpani (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Secondary Management
Extremitas Akral hangat (+), WPK <2 detik, edema (-)
Kekuatan : Reflex fisiologis: Reflex patologis:

3 5 +2 +2 + -

3 5 +2 +2 - -
Clonus tungkai (-/-)
Urinary Inkontinensia (-), retensi urin (-), hematuria (-), pyuria (-), poliuria (-), nocturia (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin Hitung Jenis Kimia Klinik
Leukosit Ureum 27,7 mg/dL
Hemoglobin 14,8 g/dl
Segmen 86,9% (+) Kreatinin 0,68 mg/dL
Leukosit 11.600 /µl (+) Imunoserol
ogi Gula Darah Sewaktu 136 mg/dl
Hematokrit 44% (-)
HBsAg Non reaktif Natrium (Na) 125 mEq/L (-)
Eritrosit 5,8 juta/μl
Kalium (K) 3,2 mEq/L (-)
Trombosit 343.000 /μl
Klorida (Cl) 85 mEq/L (-)
PEMERIKSAAN
CT SCAN Kepala:
PENUNJANG
Multiple infark pada periventricular dextra dan
capsula interna sinistra
Lesi di thalamus sinistra yang meluas ke
intraventricular sinistra
PEMERIKSAAN PENUNJANG

EKG
Sinus Rhythm
Abnormal T-Wave
DIAGNOSIS
Hemiparese dextra susp. SNH dd SH
Hipertesi emergensi

TATA LAKSANA AWAL IGD


O2 Nasal kanul 3lpm Drip Nicardipin mulai 0,1 mcg up titrasi,
Head up position jika sudah sistol >200/ diastol 120 mmHg
Captopril 25 mg sublingual Amlodipin 10 mg PO (pagi)
Infus NaCL 0,9% 20 tpm Candesartan 8 mg PO (malam)
Paracetamol 750mg / 6 jam PO jika perlu
TATA LAKSANA AWAL IGD
Drip Nicardipin mulai 0,1 mcg up titrasi,
jika sudah sistol >200/ diastol 120 mmHg
 target MAP 70-110 mmHg
Inf Mannitol extra 250 cc lanjut 125 cc / 6
jam, tap off 24 jam
Inj. Asam tranexamat 500 mg/ 12 jam
Bed rest total
Amlodipin 10 mg PO (pagi)
Candesartan 8 mg PO (malam)
Transfer HCU
PUKUL MAP TD HR RR

23.30 140 205/115 67 17

00.30 126 174/101 66 16

02.00 124 172/97 63 15

03.00 130 174/102 61 15

04.00 137 170/109 78 17

05.00 139 177/121 63 16

06.00 140 196/113 83 18

Pemantauan TTV
PUKUL MAP TD HR RR

08.00 133 179/101 79 20

09.00 126 186/111 82 21

10.00 133 182/110 73 20

11.00 139 184/115 65 15

12.00 125 195/112 83 19

13.00 106 179/94 67 16

14.00 120 157/90 80 16

15.00 131 179/101 76 17

16.00 113 184/104 72 18

17.00 101 173/103 76 14

18.00 125 179/98 74 19


PUKUL MAP TD HR RR

19.00 135 175/106 68 16

20.00 134 176/107 69 17

21.00 122 180/107 78 17

22.00 114 184/115 66 16

23.00 121 172/97 63 15

24.00 112 149/94 61 12


TATALAKSANA ICU
Perawatan selama tgl 30 januari 2019
Jam 7.00
S: HT (+), SH
O: TD 194/114, HR 96, RR 24
A: Hipertensi Emergensi, Intra cerebral hemorrhage
P: -TDS > 220
1. Metoprolol inj 5g IV
2. Nimodipin
3. Farmabes
- TDS < 220
1. oral candesartan naik 1x 16 mg
Target TDS < 180

S: pasien mengatakan lebih baik dari sebelumnya, pusing (-), nyeri kepala (-)
A. Airway clear, batuk (+), dahak (-)
B. Respirasi spontan dengan NK 3 lpm, pengembangan dada simetris, vaskuler +/+, takipneu (-)
C. Akral hangat, nadi kuat, CRT < 2 detik. Hemodinamik tanpa support, infus NaCl 0.9% 60cc/jam, diuresis >0.5cc/KgBB/menit, suhu afebris
D. Compos mentis
E. Head up, iv line 2 jalur, DC (+) urin output kuning jernih, poliuri (+), skor resiko jatuh 50 resiko rendah
F/G: oral (+), mual muntah (-), peristaltik (+), BAB (-)
PEMBAHASAN
KRISIS HIPERTENSI
Definisi
HIPERTENSI KRISIS
Peningkatan tekanan darah mendadak (> 180/120 mmHg), T.O.D (+/-), keluhan (+/-) yang
membutuhkan penanggulangan segera
KLASIFIKASI
1. Hipertensi emergensi
Kenaikan TD mendadak yg sangat tinggi TDD >120 mmHg disertai kerusakan organ
target yang progresif dan mengancam jiwa  cardiac renal retinal neurologis. Di perlukan
tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam.
2. Hipertensi urgensi
Kenaikan TD mendadak (180/110 mmHg) yg tidak/minimal disertai kerusakan organ
target. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam.
3. Malignan hipertensi : TD yang sangat tinggi secara mendadk yang dihubungkan dengan
perdarahan ocular dan eksudat sengan papilaedema
4.

Jika tidak ditangani segera HT emergensi  terjadi infark miokard akut, edema pulmo akibat
gagal jantung kiri, ensefalopati hipertensi, perdarahan otak, hemolisis, acute renal failure
Patofisiologi
Patofisiologi
Survey primer: Cek dan pastikan patensi jalan nafas, support
oksigenasi dan ventilasi.
a) Cek obat yang diberikan
b) Pastikan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
c)

PRIMARY MANAGEMENT
ANAMNESIS
Riwayat hipertensi (awal hipertensi, jenis obat anti hipertensi, keteraturan
konsumsi obat).

Riwayat Ganguan organ (kardiovaskuler, serebrovaskular, renovaskular, dan


organ lain).

SECONDARY MANAGEMENT
PEMERIKSAAN FISIK
Melakukan funduscopy  papillaedema dan HT retinopati
Px sistem lain  edema tungkai, JVP, auskultasi abdominal bruits,
krepitasi dan gallop, krepitasi basal, neurologis umum
Periksa status mental
Pemeriksaan penunjang

EKG  Perubahan gelombang QRS, ST, dan T  hipertrofi ventrikel kiri


Hct, penghitungan sel darah putih dan apusan darah tepi  anemia, menandakan
adanya hemolisis
Urea dan kreatinin
Analisis urin dengan px mikroskopis  hematuria dan proteinuria
Rontgen thorax  cardiomegaly dan kongesti pulmoner
Tes fungsi tiroid
Non contrast computed tomografi kepala  jika neurologis abnormal
Echo cardiogram (disfungsi ventrikel kiri, abnormalitas katup, gerakan dinding
yang abnormal)
Diagnosis
Banding
Hipertensi Urgensi
Target segera : Menurunkan tekanan darah dalam 24-72 jam
Medikasi : oral dengan rapid onset action

TERAPI
Hipertensi Emergensi
Dirawat di ICU dan monitoring kontinyu tekanan darah
Obat anti hipertensi parenteral
Target :
Menurunkan sekitar MAP 10-20% (<180/<120 mmHg) pada 1 jam pertama dan 5-15%
(<160/<120mmHg) pada 23 jam selanjutnya
Setelah periode yang sesuai (seringkali 8 hingga 24 jam) kontrol tekanan darah pada target
di unit perawatan intensif, obat oral biasanya diberikan dan terapi intravena awal
dikurangi dan dihentikan.

PENGOBATAN
Management of Hypertensive Urgencies
ONSET/DURATION OF
AGENT DOSE ACTION (AFTER PRECAUTIONS
DISCONTINUATION)
Captopril 12,5-25 mg PO 15-60 menit Dapat mencetuskan gagal
ginjal akut pada pasien dengan
bilateral renal artery stenosis
Nifedipine 10-20 mg PO 20 menit Hindari pemberian short
acting atau sublingual
nifedipine. Karena
menyebabkan hipotensi yang
tiba-tiba, stroke, dan kejadian
cardiac
Labetalol 200-400 mg PO 20-120 menit Gagal jantung, bradycardia,
bronkospasme
Clonidine 0,1-0,2 mg PO 30-60 MENIT Rebound hypertension. Karena
pengehentian yang mendadak
Prazosin 1-2 mg PO 2-4 JAM First dose hypotension,
syncope, tachycardia
Amlodipine 5-10 mg 30-50 menit Nyeri kepala, Tachycardia,
Flushing
KOMPLIKASI
Iskemik/Infark miokard
Aritmia
CHF
Pulmonary Edema
Peningkatan Kehilangan Darah saat pembedahan
Peningkatan tekanan intrakranial
Disruption Vascular
Pendarahan Serebral (Stroke, Ruptur Aneurysm
1. Hipert. Krisis : ↑ tek darah mendadak dgn atau tanpa TOD
2. Hipert. Urgensi : - berobat jalan
- oral anti hipertensi
3. Hipert. Emergensi : - rawat di ICU
- obat anti hipertensi parenteral
4.

KESIMPULAN
5.
TERIMAKASIH
Regulasi TD
Table 3 : Clinical Characteristics of the Hypertensive Emergency
Blood Pressure Funduscopic Neurologic Status Cardiac Findings Renal Symptoms Gastrointestinal
(mmHg) Findings Symptoms

Usually Hemorrhages, Headache, Prominent apical Azotemia, Nausea. vomiting


>220/140 exudates, confusion, pulsation, proteinuria,
papiledema somnolence, cardiac oliguria
stupor, visual eniargement,
loss, seizures, congestive heart
focal neurologic failure
deficits, coma

Sumber : Hebert e.j Prim Care 2008. 35 (3)


Table 4 : Clinical Manifestations of End-Organ Damage From Hypertensive Emergency

Central nervous system Dizzness, NV, confusion, weakness, encephalopathy, ICH, SAH, ischemic stroke

Eyes Ocular hemorrhage, exudates, or papiledema on fundoscopic exam, blurred vision, loss of
sight
Heart Angina, ACS, LVF, PE, aortic dissection, cardiogenic shock
Kidneys Hematuria, proteinuria, pyelonephritis, elevated SCr and BUN, ARF

ACS; acute coronary syndrome; ARF: acute renal failure: BUN: blood urea nitrogen: ICH: intracranial hemorrhage; LVF: left ventricular failure; NV:
nausea and vomiting: PE: pulmonary edema: SAH: subarachnoid hemorrhage; SCr, serum creatinine

Pergolini MS. The Management of hypertensive crises. Clin Ter 2009. 160 (2)

Anda mungkin juga menyukai