Diajukan kepada:
Disusun oleh:
Muhammad Rafif
20204010157
2021
HALAMAN PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
Disusun oleh:
MUHAMMAD RAFIF
20204010157
Oktober 2021
Pembimbing
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, karunia serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan presentasi kasus dengan topik “Ventrikel
Septal Defect (VSD)” yang disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti
ujian akhir di bagian Ilmu Penyakit Dalan di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Penulis menyadari makalah presentasi kasus ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga
kritik dan saran sangat penulis harapkan. Dalam kesempatan yang sangat baik ini perkenankanlah
penulis mengucapkan penghargaan dan terimakasih kepada:
1. Allah SWT, telah memberikan segala nikmat yang tidak terhingga sehingga mampu
menyelesaikan presentasi kasus ini dengan baik.
2. dr. Bagus Andi Pramono, Sp.JP selaku dokter pembimbing dalam menyelesaikan
presentasi kasus ini.
3. Teman-teman ko-asistensi seperjuangan di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Muhammad Rafif
BAB I
PENDAHULUAN
Defek Septum Ventrikel (Ventricular Septal Defect/VSD) dalah anomali jantung bawaan
yang paling umum pada anak-anak dan kelainan bawaan kedua yang paling umum pada orang
dewasa, kedua hanya untuk katup aorta bikuspid. Mekanisme utama kompromi hemodinamik
dalam cacat septal ventrikel terjadi karena komunikasi yang tidak normal antara ventrikel kanan
dan kiri dan pembentukan shunt (Dakkak and Oliver, 2020). VSD merupakan kelainan jantung
bawaan berupa lubang pada septum interventrikuler. Lubang tersebut dapat hanya 1 atau lebih
(Swiss cheese VSD) yang terjadi akibat kegagalan fusi septum interventrikuler semasa janin dalam
kandungan. Sementara banyak VSD ditutup secara spontan, jika tidak, cacat besar dapat
menyebabkan komplikasi yang merugikan seperti hipertensi paru (PAH), disfungsi ventrikel dan
Defek ini merupakan defek yang paling sering dijumpai, meliputi 20-30% pada penyakit
jantung bawaan (Spicer et al., 2014) Secara global angka kejadian penyakit jantung bawaan
dilaporkan terjadi pada 8–10 setiap 1.000 kelahiran hidup, dari jumlah tersebut 20–30% adalah
VSD. Berdasarkan lokasi lubang, VSD diklasifikasikan dalam 3 tipe, yaitu: 1) Perimembranus,
bila lubang terletak di daerah septum membranus dan sekitarnya; 2) Subarterial doubly commited,
bila lubang terletak di daerah septum infundibuler; 3) muskuler, bila lubang terletak di daerah
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Ny. Y
Usia : 22 th
Alamat : Bantul
Agama : Islam
No. RM : 68-41-05
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
berdebar-debar
Pasien mengatakan sejak kecil sudah memiliki riwayat penyakit jantung. Saat kecil
sering merasa mudah lelah dan jika kelelahan, ujung-ujung jari membiru. Keluhan
Alkohol : (-)
Rokok : (-)
Narkoba : (-)
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
GCS : E4V5M6
Berat badan : 53 kg
2. Vital Sign
Pernapasan : 20x/menit
3. Pemeriksaan Head to Toe
c. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), edema palpebral (-/-)
g. Thorax
• Jantung
• Paru-paru
h. Abdomen
• Auskultasi : DJJ+
• Perkusi :-
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Echocardiogram (21/9/2021)
Finding/Comment:
Dimensi ruang jantung : LA tak dilatasi, LV dilatasi ringan
RA tak dilatasi, RV tak dilatasi
Dinding Jantung : IAS intak dan tampak MSA dengan shunt
- LV dilatasi ringan
- Global fungsi sistolik LV dan segmental normal dengan EF 68%
- Fungsi sistolik RV normal
- Fungsi diastolik LV normal
- Katup-katup baik
- VSD DCSA MSA dengan shunt L to R
E. DIAGNOSIS KERJA
1. G1P0A0 UK 24 Minggu
F. PENATALAKSANAAN
1. Edukasi
• Rutin ANC
A. Pengertian
Ventricular Septal Defect (VSD) adalah penyakit jantung bawaan berupa satu
lubang pada septum interventrikuler atau lebih (Swiss Cheese VSD) yang terjadi akibat
kegagalan fusi septum interventrikuler semasa janin. Defek ini menyebabkan aliran darah
dari ventriculus sinistra akan masuk ke dalam ventriculus dextra. Darah yang kaya akan
oksigen akan dipompa ke paruparu yang menyebabkan jantung bekerja lebih berat.1
B. Klasifikasi
kemungkinan ekstensi ke septum inlet, trabekula, outlet. Dekat katup trikuspid dan
MSA), yaitu jaringan bagian dari daun septal katup trikuspid TV yang dapat dan
tanpa deviasi septum outlet (+ 5%) - terletak di bawah katup semilunar di septum
conal atau outlet; biasanya disertai AR akibat prolaps kuspis aorta dan aneurisma
sinus Valsalva.
4) VSD inlet/AVSD (inlet septum ventrikel tepat di bawah katup AV, sering terjadi
hanya terdapat satu jenis VSD, tetapi bisa juga multipel. VSD sering menjadi
bagian dari PJB kompleks (misalnya TOF dan TGA). Penutupan spontan sering
terjadi, tetapi jarang pada VSD outlet dan umumnya pada masa kanak-kanak.
C. Presentasi klinis
• VSD yang telah ditutup pada masa kanak-kanak, tanpa lesi residual atau PH.
• VSD yang ditutup pada masa kanak-kanak, dengan lesi residual (besarnya
• VSD dengan pirau L-R yang tidak signifikan, tidak menimbulkan beban volume
kanak-kanak.
• VSD dengan pirau R-L (sindrom Eisenmenger); awalnya VSD besar, pirau L-R
deras, kemudian terjadi PVD berat, dan menyebabkan pirau berbalik arah R-L
(dapat timbul sianosis) Pasien VSD yang telah tertutup sempurna (spontan/dengan
intervensi), atau VSD kecil yang belum pernah diintervensi, atau VSD residual
kecil pasien dengan VSD kecil atau defek residual bermasalah, seiring
bertambahnya usia.
D. Patofisiologi
1) VSD
Gangguan hemodinamik pada penderita VSD tergantung pada ukuran defek dan
tahanan vaskular pulmonal. Pada janin normal, tahanan arteri pulmonalis tinggi, dan
akan menurun dengan cepat pada saat setelah lahir hingga tahanan vaskular pulmonal
sama dengan tahanan vaskular sistemik. Pada usia 4 – 6 minggu, penurunan tahanan
yang mencapai puncaknya pada umur 3 – 6 bulan. Pada penderita VSD adanya defek
septum interventrikular akan menyebabkan darah mengalir melalui defek dari ventrikel
kiri ke ventrikel kanan (left-to-right shunt) karena pengaruh perbedaan tekanan. Bunyi
bising disebabkan oleh derasnya aliran darah. Darah di ventrikel kanan didorong ke
arteri pulmonalis sehingga terjadi peningkatan aliran darah melalui arteri pulmonalis
yang berlanjut sebagai peningkatan tahanan vaskular pulmonal. Resistensi relatif antara
Bayi (3 – 4 minggu)
• TVP menurun
• TVki>TVka
• Curah jantung (cardiac output) meningkat 30% pada trimester pertama dan
kedua, dan mencapai kenaikan 45% di atas nilai prakonsepsi pada usia
kehamilan 24 4 minggu. Peningkatan maksimal volume plasma dan curah
sekuncup akan menurun pada trimester ketiga karena kompresi vena cava.
• Resistensi vaskular sistemik dan paru mulai menurun pada usia kehamilan
diastolik dan tekanan rerata (mean). Tekanan darah dapat turun 10-15
emboli. Peningkatan aktivitas enzim hati, laju filtrasi glomerulus, dan volume plasma,
perubahan pengikatan protein, dan penurunan kadar albumin serum berkontribusi terhadap
perubahan farmakokinetik banyak obat. Kontraksi uterus, posisi (lateral kiri vs. terlentang),
hemodinamik yang signifikan selama persalinan dan pascapersalinan. Nyeri dan kontraksi
uterus saat proses persalinan menyebabkan kenaikan curah jantung sebesar 20%, disertai
Kenaikan curah jantung maksimal terjadi segera setelah bayi dilahirkan, yakni
menggunakan analgesik epidural menyebabkan penurunan tekanan darah rerata dan indeks
curah jantung. Operasi sesar elektif dengan anestesi epidural dapat meningkatkan volume
sekuncup dan curah jantung pada saat plasenta dilahirkan dan hal tersebut akan tetap
berlangsung hingga operasi selesai. turun 39%; membuat tekanan darah rerata tetap stabil.
terjadi komplikasi obstetri, seperti bayi lahir prematur, preeklampsia atau perdarahan
pascapersalinan. Komplikasi pada bayi yang dilahirkan dapat mencapai 18-30% dan
mortalitas neonatal terjadi antara 1-4%. Terapi fertilitas merupakan kontraindikasi pada
perempuan dengan kelas fungsional IV, dan harus dipertimbangkan secara seksama pada
Terdapat beberapa skoring untuk mengestimasi risiko kardiak pada ibu hamil
dengan penyakit kardiovaskular, namun yang lazim digunakan saat ini adalah modified
• mWHO kelas risiko I, meliputi stenosis katup pulmonal ringan, patent ductus
arteriosus (PDA) kecil, prolaps katup mitral ringan, penyakit jantung bawaan
septum atrium/ventrikel yang belum dikoreksi, tetralogy of Fallot (ToF) yang telah
• mWHO kelas risiko II-III, meliputi gangguan fungsi ventrikel kiri ringan (fraksi
ejeksi >45%), kardiomiopati hipertrofi, penyakit katup jantung yang tidak termasuk
dalam mWHO kelas risiko I maupun IV, penyakit Marfan atau penyakit aorta
torakal bawaan tanpa dilatasi aorta, katup aorta bikuspis dengan diameter aorta <45
• mWHO kelas risiko III, meliputi gangguan fungsi ventrikel kiri sedang (fraksi
ventrikel kiri, katup mekanik, penurunan fungsi ventrikel kanan ringan, sirkulasi
Fontan dengan klinis baik dan tanpa adanya penyakit jantung penyerta lainnya,
lainnya, stenosis mitral sedang, stenosis aorta berat asimptomatik, dilatasi aorta
sedang (40-45 mm pada penyakit Marfan atau penyakit aorta torakal bawaan; 45-
50 mm pada katup aorta bikuspis, sindrom Turner, aortic size index [AoSI] 20-25
• mWHO kelas risiko IV, meliputi hipertensi arteri pulmonal (HAP), gangguan
fungsi ventrikel kiri berat (fraksi ejeksi 45 mm pada penyakit Marfan atau penyakit
aorta torakal bawaan; >50 mm pada katup aorta bikuspis, sindrom Turner, ASI >25
Berdasarkan Panduan Praktik Klinis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah tahun 2016
1. Anamnesis
• Gagal jantung kongestif (VSD besar): sesak nafas, kesulitan mengisap susu dan gagal
tumbuh kembang.
2. Pemeriksaan Fisik
• Takipneu.
• Auskultasi jantung:
• Bunyi jantung dua komponen pulmonal mengeras bila ada hipertensi pulmonal (HP).
• Sianosis bila sudah terjadi aliran shunt terbalik dari kanan ke kiri akibat HP
(sindroma Eisenmenger).
Klinis spesifik: bising holosistolik pada rongga interkostal 3-4 dan thrill di prekordial.
ukuran defek, besarnya beban volume di LV, dan estimasi PAP. AR akibat prolaps kuspis
harus dicermati, terutama pada VSD outlet dan perimembran. DCRV, PS infundibular dan
aneurisma sinus valsalva juga harus disingkirkan. Uji latih jantung harus dilakukan pada
pasien dengan PH untuk mengeksklusikan desaturasi. CMR dapat dilakukan apabila hasil
ekokardiografi meragukan, terutama dalam menilai beban volume LV dan kuantifikasi
besar pirau. Kateterisasi jantung diperlukan untuk kasus VSD dengan dugaan PH secara
F. Tatalaksana
Manajemen tatalaksana pada Ventrikular septal defect dapat dimulai dari melihat
apakah ada overload pada volume ventrikel kiri. Jika iya, kemudian pada pasien dinilai
apakah ada PAH atau tidak. Penutupan dapat langsung dilakukan apabila dari hasil
pemeriksaan tidak terdapat PAH. Adapun jika terdapat PAH maka perlu dinillai PVR nya
dan flow ratio sistemik dan pulmonaris sebelum dapat dilakukan penutupan. Apabila tidak
terdapat overload volume ventrikel kiri maka perlu diperiksa apakah terdapat prolaps katup
aorta yang dapat menyebabkan regurgitasi yang progresif sebelum dapat dilakukan
tindakan penutupan.
defek sulit dijangkau dengan pembedahan, dan VSD muskular di tengah septum
interventrikular, tanpa riwayat IE. Penutupan secara bedah dapat dilakukan dengan
mortalitas 1-2%, dan hasil jangka panjang yang baik. Kesintasan 40 tahun pasca penutupan
VSD sedikit lebih rendah dibandingkan populasi umum. Jarang ada pasien dewasa yang
memenuhi kriteria untuk penutupan VSD, umumnya defek kecil dengan pirau tidak
signifikan, atau telah mengalami PH yang memerlukan penilaian khusus. Pasien VSD yang
• Pada VSD outlet (dan sebagian kecil VSD perimembran), terdapat risiko prolaps
kuspis koroner kanan atau kuspis nonkoroner katup aorta, sehingga terjadi AR
• Aritmia dapat terjadi dengan angka kejadian yang lebih kecil dibandingkan PJB
lainnya.
• Endokarditis
H. Prognosis
Bila terdapat AR, TR, pirau residual, disfungsi LV, PH, PS infundibular atau
intervensi. Pasien dengan VSD yang lebih besar, lesi valvular atau gangguan
hemodinamik, harus kontrol setiap tahun dan dievaluasi di pusat PJBD. Pasien dengan
VSD kecil (defek residual, fungsi LV normal, tanpa PH, asimptomatik) tanpa lesi lain,
cukup dievaluasi 3-5 tahun sekali. Setelah penutupan trans-kateter, evaluasi teratur selama
2 tahun pertama perlu dilakukan, kemudian bergantung pada hasil evaluasi terakhir, dapat
dievaluasi kembali dalam waktu 2-5 tahun. Setelah penutupan bedah tanpa defek residual,
PEMBAHASAN
Pada kasus tersebut, diagnosis Ventri Septal Defect (VSD) ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan. Pasien datang
dengan keluhan berdebar-debar selama kehamilan ini. Keluhan ini berkaitan dengan kondisi
fisiologis pasien yaitu kehamilan. Pada wanita hamil terdapat perubahan hemodinamik salah
satunya yaitu peningkatan denyut jantung. Perubahan hemodinamik ini bertujuan untuk memenuhi
Pada penggalian riwayat penyakit, pasien memiliki riwayat penyakit jantung sejak kecil.
Keluhan yang dirasakan pada riwayat penyakit dahulu yaitu pasien sering merasa cepat lelah dan
ujung-ujung jari membiru, namun keluhan tersebut sudah hilang sejak pasien memasuki usia
remaja. Kemudian saat ini dilakukan pemeriksaan echocardiography dan didapatkan hasil
gambaran defek septum ventrikel dengan Membraneous Septum Aneurysm (MSA) dan left to right
shunt. Shunt tersebut menyebabkan adanya bising jantung pada pemeriksaan auskultasi, karena
darah yang ada pada Ventrikel kiri sebagian kecil masuk melalui shunt tersebut yang disebut
murmur holostolik.
Pasien-pasien dengan VSD yang telah tertutup secara spontan atau dengan intervensi tidak
menunjukkan adanya gejala klinis / asimtomatik dan tidak membutuhkan intervensi lebih lanjut.
Namun, Ibu hamil dengan defek septum ventrikel harus dievaluasi terkait kemungkinan hipertensi
pulmoner minimal sekali selama masa kehamilan. Risiko maternal pada pasien VSD kecil atau
setelah penutupan VSD tanpa dilatasi atau disfungsi ventrikel, saat kehamilan, berisiko rendah
mengalami penyulit (risiko kelas I dan II mWHO). Tidak ada bukti terjadinya peningkatan risiko
KESIMPULAN
Ventricular Septal Defect (VSD) adalah penyakit jantung bawaan berupa satu lubang pada
septum interventrikuler atau lebih (Swiss Cheese VSD) yang terjadi akibat kegagalan fusi septum
interventrikuler semasa janin. Sehingga berdasarkan pembahasan kasus di atas, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa: Pasien di diagnosis Ventricular septal defect yang merupakan salah satu PJB
(Penyakit Jantung Bawaan) yang ditemukan berdasarkan pemeriksaan fisik berupa bising jantung
yaitu murmur holosistolik dan pemeriksaan echocardiography berupa shunt left to right dan
terbentuknya MSA. Penyakit VSD ini umumnya dapat dideteksi sejak awal masa neonatus, dan
pada beberapa kasus dapat menutup seiring bertambahnya usia dan ada pula yang perlu dilakukan
tindakan pembedahan/penutupan shunt. Namun pada kasus ini pasien menunjukkan klinis yang
baik dengan ukuran defek septum yang kecil sehingga tidak perlu dilakukan tindakan operasi
penutupan. Beberapa pedoman dan penelitian juga menunjukan risiko penyulit maternal yang
rendah pada pasien dengan VSD kecil atau sudah menutup yang sedang hamil.
DAFTAR PUSTAKA
https://inaheart.org/guideline/ (2021).
5. Regitz-Zagrosek, V. et al. 2018 ESC Guidelines for the management of cardiovascular diseases
6. Baumgartner, H. et al. 2020 ESC Guidelines for the management of adult congenital heart
Cardiovascular Diseases during Pregnancy of the European Society of Cardiology (ESC). Eur