Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

POST PARTUM IBU NORMAL


KELOMPOK 1 :
ANDRE FITRI SANTOSO
(PO7220120 1634)
DWI ULAN KURNIAWATI
(PO7220120 1638)
FRENKY HARDIANSYAH.P
(PO7220120 1641)
WINDI PUTRI SURYANI
(PO7220120 1664)
KELAS : 2A KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MATERNITAS
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG
POST PARTUM
DEFINISI

Post partum adalah masa


sesudah persalinan dapat
juga disebut masa nifas Masa nifas atau masa purpenium adalah
(puerperium) yaitu masa masa setelah pertus selesai dan berakhir
sesudah persalinan yang setelah kira-kira 6-8 minggu (Manjoer, A
diperlukan untuk pulihnya dkk, 2001). Akan tetapi seluruh alat
kembali alat kandungan yang genetal baru pulih kembali seperti
lamanya 6 minggu sejak bayi sebelumnya ada kehamilan dalam waktu
lahir sampai organ-organ 3 bulan (Ilmu kebidanan, 2007)
reproduksi sampai kembali
ke keadaan normal sebelum
hamil (Bobak,2010).
ANATOMI DAN FISIOLOGIS

1. STRUKTUR EKSTERNA
a. Vulva
Vulva adalah nama yang diberikan untuk struktur genetalia
externa. Ini berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk
lonjong, berukuran panjang, mulai klitoris, kanan dan kiri dibatasi
bibir kecil sampai ke belakang dibatasi perineum.
b. Mons pubis
Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang
lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang diatas
simfisis pubis. .
c. Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons
pubis.
LANJUTAN…
d. Labia minora
Labia minora terletak diantara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit yang
panjang, sempit dan tidak berambut, yang memanjang ke arah bawah dari bawah
klitoris dan menyatu dengan fourchett.
e. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat
bawah arkus pubis.
f. Vestibulum
Vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk seperti perahuu atau lojong,
terletak diantar labia minora, klitoris dan fourchette.
g. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversi yang pipih dan tipis, dan treletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora digaris tengah
dibawah orifisum vagina.
h. Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antaraintroitus vagina dan
anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.
2. STRUKTUR INTERNA
a. Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, dibawah dan dibelakang
tuba falopi. Fungsi ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi dan
memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung
banyak ovum primordial.
b. Tuba fallopi
Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum. Panjang tuba kira-kira 10 cm
dengan diameter 0,6 cm. Tuba ini memanjang ke arah lateral, mencapai
ujung bebas legamen lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi setiap
ovarium.
c. Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih cekung yang
tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk
simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat. Fungsi uterus adalah
siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium, kehamilan dan
persalinan.
LANJUTAN…

Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :


1) Endometrium
2) Mometrum
3) Peritonium perietalis

d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
mampu meregang secara luas.
ETIOLOGI

Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau
dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan
(Manuaba, 1989).

Partus dibagi menjadi 4 kal a :


1. Kala I, pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan
multigravida sekitar 8 jam.
2. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3
menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik. Menjelang akhir kala I ketuban pecah
yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak.
3. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit. Dengan
lahirnya bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta.
4. Kala IV, dimaksud untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum
paling sering terjadi pada 2 jam pertama, observasi yang dilakukan yaitu tingkat
kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, terjadinya
perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400
sampai 500 cc ( Manuaba, 1989).
KLASIFIKASI

Tahapan yang terjadi pada masa nifas menurut Saleha 2009 adalah sebagai
berikut :
a. Periode immediate post partum, masa segera setelah plasenta lahir sampai
24 jam. Pada masa ini sering terdapat masalah, misalnya perdarahan karena
atonia uteri. Oleh karena itu, bidan harus teratur melakukan pemeriksaan
kontraksi uterus, pengeluaran lochea, tekanan darah dan suhu.
b. Periode early post partum antara 24 jam sampai 1 minggu, pada fase ini
dapat memastikan involasi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makan dan cairan serta ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Periode late post partum antara 1 minggu sampai 5 minggu, pada periode
ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling keluarga berencana.
LANJUTAN KLASIFIKASI

Tahapan yang terjadi pada masa nifas menurut Saleha 2009 adalah sebagai berikut:
a. Priode immediate post partum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini sering terdapat masalah,
misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu bidan harus tetarur melakukan
pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochea, teknan darah, dan suhu.

b. Priode early post partum antara 24 jam sampai 1 minggu


Pada fase ini dapat memastikan involasi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea
tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makan dan cairan, serta ibu dapat
menyusui dengan baik.

c. Periode late post partum antara 1 minggu sampai 5 minggu


Pada priode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling
keluarga berencana
PATOFISIOLOGI

Menurut Hamilton,1995 tentang adaptasi fisiologi :


1. Adaptasi Fisiologi

a. Infolusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini dimulai segera
setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus
berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas
umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pasca partum keenam fundus
normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan simpisis pubis.
b. Kontraksi
intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai
respon terhadap penurunan volume intrauterin yang sangat besar. homeostasis pasca partum dicapai
terutama akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan
pembentukan bekuan
3 Adaptasi psikologis
Menurut Hamilton, 1995 adaptasi psikologis ibu post partum
normal dibagi menjadi 3 fase yaitu :
a. Fase taking in / ketergantungan
Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkandimana ibu membutuhkan
perlindungandan pelayanan.
b. Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan
Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat sampai
kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal-
hal baru.
c. Fase letting go / saling ketergantungan
Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran. Sistem keluarga telah
menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang baru.
PATHWAY/WOC
POST PARTUM NORMAL

Perubahan fisisologi Perubahan Psikologi

Talking in
Proses Involusi Vagina dan Perineum Laktasi Taking hold Letting go
(Ketergantungan)
(ketergantungan (Kemandirian)
Peningkatan kadar kemandirian)
Ruptur Jaringan Struktur dan Karakter Butuh
Ocytosin,
payudara ibu perlindun Resiko perubahan
Peningkatan
gan dan Belajar Kondisi menjadi orangtua
kontraksi uterus
Trauma Personal Pembuluh Hormon mengen tubuh
Aliran pelayanan ai mengalami
Mekanis hygiene darah rusak Esteroge
Nyeri darah perawat perubahan
Kurang
dipayudar an diri
baik
a berurai Ganggua dan
dari uterus n pola bayi
Nyeri akut Genetalia Perdarahan tidur
kotor Proklatin Retensi Butuh
meningk darah informasi
Syok at
Resiko dipembuluh
Hipovolemik
terjadi payudara
infeksi
PATHWAY/WOC

Pembentukan ASI Kurang


pengetahuan

ASI keluar Penyempitan pada


duktus intiverus

Payudara bengkak ASI tidak keluar Retensi ASI Mastitis

Menyusui
tidak
efektif
Manifestasi Klinis

1. Sistem reproduksi

a. Prosesinvolusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses
ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Uterus, pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum hamil,
berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr
dua minggu setelah lahir. Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam
panggul. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50- 60gr. Pada masa pasca
partum penurunan kadar hormon menyebapkan terjadinya autolisis, perusakan
secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang
terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit
lebih besar setelah hamil.
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, hormon oksigen
yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopresi
pembuluh darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas
kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan kontraksi
uterus, suntikan oksitosin secara intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah plasenta
lahir.

c. Tempatplasenta
Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi vaskular dan trombus menurunkan
tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan bernodul tidak teratur. Pertumbuhan
endometrium ke atas menyebapkan pelepasan jaringan nekrotik dan mencegah pembentukan
jaringan parut yang menjadi karakteristik penyembuha luka. Regenerasi endometrum, selesai
pada akhir minggu ketiga masa pasca partum, kecuali pada bekas tempat plasenta.
d. Lochea
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir, mula-mula berwarna merah, kemudian menjadi merah tua
atau merah coklat. Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris desidua dan debris
trofoblastik. Aliran menyembur menjadi merah setelah 2-4 hari. Lochea serosa terdiri dari darah lama,
serum, leukosit dan denrus jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi lahir, cairan berwarna kuning atau
putih. Lochea alba mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mukus, serum dan bakteri. Lochea alba
bisa bertahan 2-6 minggu setelah bayi lahir.

e. Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca partum, serviks memendek dan
konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah
uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan.
f. Vagina dan perineum
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap
ke ukuran sebelum hami, 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan
kembali terlihat pada sekitar minggu keempat, walaupun tidak akan
semenonjol pada wanita nulipara.
2. Sistem endokrin

a. Hormonplasenta
Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan
kortisol, serta placental enzyme insulinase membalik efek
diabetagenik kehamilan. Sehingga kadar gula darah menurun secara
yang bermakna pada masa puerperium
b. Hormon hipofisis
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui
dan tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi
pada wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan ovulasi.
3. Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah
melahirkan,abdomenya akan menonjol dan membuat wanita
tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan sekitar 6 minggu
untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil.

4. Sistem urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah
wanita melahirkan. Diperlukan kira-kira dua smpai 8 minggu supaya
hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal
kembali ke keadaan sebelum hamil
5. Sistem cerna

a. Nafsu makan
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anestes ia, dan keletihan, ibu
merasa sangat lapar.

b. Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selam
waktu yang singkat setelah bayi lahir.

c. Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga hari
setelah ibu melahirkan.
6. Payudara
Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payudara
selama wanita hamil (esterogen, progesteron, human chorionik
gonadotropin, prolaktin, krotison, dan insulin) menurun dengan
cepat setelah bayi lahir.

a) Ibu tidak menyusui


b) Ibu yang menyusui
7. Sistem kardiovaskuler

a. Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor misalnya kehilangan darah selama
melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran cairan ekstravaskuler. Kehilangan darah
merupakan akibat penurunan volume darah total yang cepat tetapi terbatas. Setelah itu terjadi
perpindahan normal cairan tubuh yang menyebapkan volume darah menurun dengan lambat.
Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai
mencapai volume sebelum lahir.

b. Curah jantung
Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang masa hamil. Segera
setelah wanita melahirkan, keadaan ini akan meningkat bahkan lebih tinggi selama 30 sampai
60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit utero plasenta tiba- tiba kembali ke
sirkulasi umum
c. Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika wanita
dalam keadaan normal. Peningkatan kecil sementara, baik
peningkatan tekanan darah sistol maupun diastol dapat timbul dan
berlangsung selama sekitar empat hari setelah wanita melahirkan
8. Sistem neurologi
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi neurologis
yang terjadi saat wanita hamil dan disebapkan trauma yang dialami wanita saat
bersalin dan melahirkan.

9. Sistem muskuluskeletal
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung
secara terbalik pada masa pascapartum. Adaptasi ini mencakup hal-hal yang
membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat
pemsaran rahim.

10. Sistem integumen


Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat kehamilan berakhir.
Pada beberapa wanita, pigmentasi pada daerah tersebut akan menutap. Kulit kulit
yang meregang pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar, tapi
tidak hilang seluruhnya.
Komplikasi

a. Klien post partum komplikasi perdarahan

Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500- 600 cc dalam 24 jam
setelah anak dan plasenta lahir (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, 1998).Perdarahan Post partum
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1. Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir
2. Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir

b. Klien post partum komplikasi infeksi


Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah melahirkan) ialah infeksi klinis pada
saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah abortus atau persalinan (Bobak, 2004). Infeksi
ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh pada saat berlangsungnya proses
persalinan. Diantaranya, saat ketuban pecah sebelum maupun saat persalinan berlangsung
sehingga menjadi jembatan masuknya kuman dalam tubuh lewat rahim. Jalan masuk lainnya
adalah dari penolong persalinan sendiri, seperti alat-alat yang tidak steril digunakan pada saat
proses persalinan.
c. Klien post partum komplikasi penyakit blues

Post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues atau baby blues
dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak dalam
minggu pertama setelah persalinan atau pada saat fase taking in, cenderung akan
memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari
atau dua minggu pasca persalinan. Baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu
mengalami perasaan tidak nyaman (kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana hati
setelah persalinan, yang berkaitan.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, (2008):


- Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya
- Keadaan umum: TTV, selera makan dll
- Payudara: air susu, putting
- Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
- Sekres yang keluar atau lochea
- Keadaan alat kandungan
Pemeriksaan penunjang post partum menurut Manjoer arif dkk,
2001
- Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum
- Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta.
Penatalaksanaan Medis

a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi


perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan
miring kanan kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui
yang benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang
terjadi pada masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke-2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke-3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Nyeri akut NOC NIC


Definisi : pengalaman sensori dan aktual atau • pain level
potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan • pain control Pain managemen
emosional yang tidak menyenangkan yang • comfort level -Lakukan pengkajian nyeri
muncul akibat kerusakan jaringan yang Kriteria hasil : secraa komprehensif termasuk
sedemikian rupa (international) association for -Mampu mengontrol nyeri (tahu lokasi, karakteristik,durasi,
the study of pain) : awitan yang tiba-tiba atau penyebab nyeri, mampu menggunakan frekuensi, kualitas dan faktor
lambat dari intensitas ringan hingga berat teknik non farmakologi untuk presipitasi
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau mengurangi nyeri, mencari bantuan). -Observasi reaksi non verbal
diprediksi dan berlangsung <6 bulan. - Melapor bahwa nyeri berkurang dari ketidaknyamanan
dengan menggunakan manajemen -Gunakan teknik komunikasi
Batasan karakteristik nyeri terapeutik untuk mengetahui
• perubahan selera makan - Mampu mengenali nyeri (skala, pengalaman nyeri pasien
• perubahan tekanan darah intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) -Kaji kultur yang
• perubahan frekuensi jantung - Menyatakan rasa nyaman setelah mempengaruhi respon nyeri
• perubahan frekuensi pernapasan nyeri berkurang -Evaluasi pengalaman nyeri
Faktor yang berhubungan : pada masa lampau
Agen cedera (mis: biologis, zat kimia, -Bantuan pasien dan keluarga
fisik,psikologi) untuk mencari dukungan
2. Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko NOC NIC
Immune status -Pertahankan teknik aseptif
Faktor-faktor resiko : -knowledge infecion control -Batasi pengunjung bila perlu
-Prosedur infasi -risk kontrol -Cuci tangan setiap sebelum
-Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan dan sesudah tindakan
lingkungan. Peningkatan paparan lingkungan patogen Setelah dilakukan tindakan keperawatan
-Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, keperawatan selama 3 x 24 jam -Gunakan baju, sarung tangan
leukopenia, penekanan respon inflamasi) pasien tidak emngalami infeksi sebagai alat pelindung
-Pertahanan primer tidak adekuat (kerusakan kulit, dengan kriteria hasil : -Tingkatkan intake nutrisi
trauma jaringan, gangguan peristaltik) -klien bebas dari tanda dan -Berikan terapi antibiotik :
gejala infeksi Cefadroxil
-Menunjukkan kemampuan -Monitor tanda dan gejala
untuk mencegah timbulnya infeksi sistemikdan lokal
infeksi -Inspeksi kulit dan membran
-jumlah leukosit dalam batas mukosa terhadap kemerahan,
normal panas, drainase
-menunjukkan perilaku hidup -Monitor adanya luka
sehat -Dorong istirahat
-status imun, gastrointensial, -Ajarkan pasien dan keluarga
genitourinaria dalam batas tanda dan gejala infeksi
normal
3. Definisi NOC NIC
pengetahuan 1. Knowledge : disease proces Teaching : disease proces
2. Knowledge : health behavior setelah dilakukan 1. Berikan penilaia tentang tingkat
asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pengetahuan pasien tentang proses
ibu dapat mengetahui proses menyusui, perawatan bayi, mobilisasi dini, dan
pentingnya mobilisasi dan perawatan bayi dengan mnyusui
Kriteria hasil : 2. Berikan HE tentang pentingnya mobilisasi
3. Pasien dan suami dapat mengetahui 3. Berikan HE mengenai pemberian ASI
mengimplementasikan perawatan bayi eksklusif
4. Pasien mau dan mampu untuk melakukan 4. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mobilisasi dan aktivitas secara mandiri mungkin diperlukan untuk mencegah stress
5. Pasien dapat mengetahui cara pemberian ASI pada pada ibu
bayinya setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 1x24 jam diharapkan pasien dapat
menyusui bayinya dengan kriteria hasil:

Ketidak efektifan a. Pasien mau memberikan ASI pada bayinya


pemberian ASI b. Pasien dapat mengetahui manfaat memberikan ASI 1) Diskusikan dengan orgtua dalam
c. Pasien dapat mempertahankan proses menyusui mengestimasi dan lamanya waktu menyusui
dengan teknik yang benar 2) Sediakan kesempatan ibu kontak dengan
bayi untuk menyusui selama 2 jam setelah
melahirkan
3) Bimbing ibu untuk mengidentifikasi tanda
bayi untuk menyusui
IMPLEMENTASI

Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,


durasi, frekuensi,kualitas dan faktor presipitasi
Mengobservasi non verbal reaksi dan ketidaknyamanan
Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti ruangan,
pencahayaan dan kebisingan suhu
Mempertahankan teknik aseptif
Menggunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
Menginspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan
drainase
Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
Memberikan informasi tentang berapa lama nyeri akan akan nyeri seperti
penyebab nyeri, berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.
EVALUASI
1. 2. 3.
S: S: S : pasien mengatakan nyeri pada
Pasien mengatakan nyeri pada jahitan Pasien dapat menelaskan tanda-tanda jahitan episiotomi berkurang nyeri
episiotomi nyeri bertambah saat ibu infeksi dirasakan saat ibu berjalan
bergerak ataupun duduk O: O:
O: -Tidak terdapat tanda-tanda infeksi -Pasien tampak menahan nyeri saat
-Pasien tampak menahan nyeri saat pada ibu berjalan
bergerak ataupun duduk -TTV dalam batas normal -Pasien melakukan teknik nafas dalam
-Pasien melakukan teknik nafas dalam TD : 110/70 mmHg sesuai dengan contoh yang telah
sesuai dengan contoh yang telah N : 80x/menit diajarkan oleh perawat (tarik nafas
diajarkan oleh perawat (tarik nafas R : 20x/menit dari hidung. Hembuskan secara
dari hidung, hembuskan secara SB : 36 derajat celcius perlahan-lahan lewat mulut sampa
perlahan lewat mulut sampai nyeri A. Masalah teratasi sebagian nyeri berkurang)
berkurang) P . Lanjutkan intervensi pantau tanda- P : nyeri pada jahitan dijalan lahir
P : nyeri pada jahitan dijalan lahir tanda infeksi Q : nyeri tajam, perih
Q : nyeri tajam, perih R : daerah kemlauan tidak menyebar
R : sekitar daerah kemaluan S : skala nyeri 3 ( skala ringan)
S : myeri sedang 4-5 T : 5 menit
T : 10 menit, pada saat bergerak A. Masalah teratasi sebagian
A. Masalah teratasi sebagian P. Lanjutkan intervensi kaji tindakan
perawatan keefektifan tindakan
nyeri
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai