Anda di halaman 1dari 19

BAB III

Metode Simpleks
Rezki Dwy Putra
17051214032
S1 Sistem Informasi
Tentang metode simpleks
 Merupakan metode yang umum digunakan untuk
menyelesaikan seluruh problem program linier, baik yang
melibatkan dua variabel keputusan maupun lebih dari dua
variabel keputusan.
 Metode simpleks pertama kali diperkenalkan oleh George
B. Dantzig pada tahun 1947 dan telah diperbaiki oleh
beberapa ahli lain.
 Metode penyelesaian dari metode simpleks ini melalui
perhitungan ulang (iteration) dimana langkah-langkah
perhitungan yang sama diulang-ulang sebelum solusi
optimal diperoleh
Langkah-Langkah penyelesaian
dalam Metode Simpleks
 Syarat :
› Model program linier ( Canonical form)
harus dirubah dulu kedalam suatu bentuk
umum yang dinamakan ”bentuk baku”
(standard form).
Ciri ciri dari bentuk baku model
program linear
 Semua fungsi kendala/pembatas berupa
persamaan dengan sisi kanan non-negatif.
 Semua variabel keputusan non-negatif.
 Fungsi tujuan dapat memaksimumkan maupun
meminimumkan
Formulasi yang belum standar kedalam bentuk
standar :
a. Pembatas (constraint)
Pembatas bentanda ≤ atau ≥ dapat dijadikan suatu persamaan
(bertanda =) dengan menambahkan atau mengurangi dengan
suatu variabel slack pada ruas kiri pembatas tersebut.
 Contoh 1: X1 + 2X2 ≤ 6 maka kita tambahkan slack s1 ≥ 0 pada
ruas kiri sehingga memperoleh : X1 + 2X2 + s1 = 6
 Contoh 2 : 3x1 + 2x2 – 3x3 ≥ 5 maka harus dikurangkan variabel
s2 ≥ 0 pada ruas kiri sehingga diperoleh persamaan: 3x1 + 2x2 –
3x3 – s2 = 5
 Ruas kanan dari suatu persamaan dapat dijadikan bilangan non
negatif dengan cara mengalikan kedua ruas dengan -1.
 Contoh : 2x1-3x2-7x3 = -5 secara matematis adalah sama dengan -
2x1+3x2+7x3 = 5
 Arah ketidaksamaan dapat berubah apabila kedua ruas dikalikan
dengan -1.
 Contoh : 2 < 4 adalah sama dengan -2 > -4
2x1 – x2 ≤ -5 adalah sama dengan -2x1 + x2 ≥ 5
b. Variabel
 Suatu variabel Yiyang tidak terbatas dalam tanda dapat
dinyatakan sebagai dua variabel non negatif dengan
menggunakan subtitusi.
Menentukan solusi basis
› BFS (Solusi Basis Fisibel)
Dimana diterapkan X1 = X2 = X3 = 0 sehingga
didapatkan nilai Z, S1, S2, S3 dan S4.
› BV (Basis Variabel)
Menentukan variabel yang akan dicari nilainya,
seperti : Z, S1, S2, S3 dan S4
› NBV (Non Basis Variabel)
variabel yang dinolkan. Seperti X1, X2, dan X3.
Dari formulasi diatas bahwa seluruh NBV mempunyai koefisien
yang berharga negatif sehingga pada iterasi ini BFS belum
optimal. Contoh : Z – 60X1 – 30X2 – 20X3 = 0
4. Menghitung rasio dan melakukan ERO (Operasi baris
Elementer)
Didapat dari nilai solusi dibagi dengan koefisien yang paling
negatif Entering variabel(EV).
contoh : z - 60x1- 30x2 – 20x3 = 0
8X1 + 6X2 + X3 + S1 = 48 r = 48/8
4X1 + 2X2 + 1.5X3 +S2 = 20 r = 20/4
2X1 + 1.5X2 + 0.5X3 +S3 = 8 r = 8/2
Menentukan LV (Leaving Variabel)
variabel yang meninggalkan basis, yang memiliki
rasio yang terkecil dengan EV bernilai 1.

Iterasi akan berhenti jika X1, X2, X3 pada fungsi


tujuan mencapai nilai positif.
Contoh
 Maksimumkan : Z = 60x1+30x2+20X3
berdasarkan :
8X1 + 6X2 + X3 ≤ 48
4X1 + 2X2 + 1.5X3 ≤ 20
2X1 + 1.5X2 + 0.5X3 ≤ 8
x2 ≤5
X1,x2,x3 ≥0
 Konversi bentuk standar:
maksimumkan : z = 60x1+30X2+20x3
Berdasarkan :
8X1 + 6X2 + X3 + s1 = 48
4X1 + 2X2 + 1.5X3 + s2 = 20
2X1 + 1.5X2 + 0.5X3 + s3 = 8
x2 + s4 =5
• Menentukan BFS
x1=x2=x3=0
BV = {z,s1,s2,s3,s4}
NBV= {x1,x2,x3}
BFS = Z -60x1 - 30x2 - 20X3 = 0
8X1 + 6X2 + X3 + S1 = 48
4X1 + 2X2 + 1.5X3 + S2 = 20
2X1 + 1.5X2 + 0.5X3 + S3 = 8
x2 +S4 = 5
.: z= 0 , S1 = 48, S2 = 20 , S3 = 8, S4 = 5
 Bentuk Tabel

 Dilihat dari Z maka X1 yang memiliki koefisien


negatif paling besar
 Menghitung rasio:

 Menentukan LV  rasio terkecil : 4 maka:


Rasio
terkecil
› Baris ke-4 untuk pivotnya : 2/2 = 1

› Nilai basis untuk kolom ke-3:


Baris 1: -30-(-60*0.75)
= -30-45 = 15
Baris 2: 6-(8*0.75)
6–6=0
Baris 3: 2-(4*0.75)
= 2 -3 = -1
Baris 4:1-(0.0.75)
=1
› Nilai basis untuk kolom 4 :
Baris 1: -20-(-60*0.25)
= -20+15= -5
Baris 2: 1-(8*0.25)
= 1 – 2 = -1
Baris 3: 1.5-(4*0.25)
=1.5 - 1 = 0.5
Baris 4:0-(0*0.25)
=0
Solusi Sementara

 Karena nilai z masih terdapat yang bernilai


negatif sedangkan fungsi tujuan adalah
memaksimumkan maka dilakukan langkah
selanjutnya, dan akan berhenti jika nilai z tidak
terdapat negatif.
Hasil Akhir
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai