TENGGELAM
PENYUSUN:
1. Alfarizki Safutra, S.ked (21360265)
2. Muhammad Dwi Roynaldo, S.ked (21360241)
3. Vincentius Manggala Putra, S.ked (21360243)
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
PERIODE 9 JANUARI 2022 – 13 FEBRUARI 2022
1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil Penelitian:
1. WHO 2015, : -/+360.000 orang meninggal karena tenggelam di
Indonesia
2. RSUP manado (2013-2017): tenggelam kasus terbanyak (11 kasus)
Berdasarkan peraturan KKI SKDI 2012:
1. Kompetensi 3A (Teoritis) utk Asfiksia & tenggelam
2. Kompetensi 4A (Keterampilan klinis) utk asfiksia & tenggelam
Berdasarkan peran dokter:
Kemampuan dokter dalam VER pada peristiwa dugaan tindak pidana
kematian asfiksia karena tenggelam utk proses hukum
1.2 TUJUAN
Agar dapat mengetahui, memahami & melakukan segala hal yang
berhubungan dengan pokok pembahasan asfiksia karena tenggelam:
1. Definisi (Asfiksia, hipoksemia, hipoksia, anoksia, iskemia & nekrotik)
2. Klasifikasi Asfiksia Berdasarkan Penyebab
3. Klasifikasi Hipoksia & Anoksia berdasarkan patofisiologi
4. Fase-fase/tahapan/mekanisme asfiksia
5. Tanda-tanda asfiksia
6. Definisi asfiksia mekanik
7. Klasifikasi asfiksia mekanik berdasarkan mekanisme & peristiwa
8. Klasifikasi Tenggelam (definisi, mekanisme, tanda klinis & klasifikasi)
9. Mekanisme kematian tenggelam diluar asfiksia
1.3 MANFAAT
03. Masyarakat
2.1.1 ASFIKSIA
Academia.edu
2.6 DEFINISI ASFIKSIA MEKANIK
Amir A, 2009)
2.8.2 MEKANISME ASFIKSIA KARENA PERISTIWA
TENGGELAM
Air masuk Menimbulkan
Proses Karena panik
kemulut & refleks batuk
tenggelam atau kelelahan
saluran nafas
Menyebabkan korban
Ini terjadi Akibatnya banyak air yang
menghirup udara lagi &
berulang kali masuk menggantikan udara
menggapai permukaan
Akhirnya korban
mati (Amir A, 2009)
2.8.3 TANDA KLINIS PERISTIWA TENGGELAM
PADA ORANG HIDUP
1.Sering ditemukan pasir & lumpur pada tubuh, wajah, hidung, rambut, rongga
mulut, lambung & kerongkongan.
2.Mata merah karena iritasi oleh air.
3.Kulit basah, dingin dan pucat.
4.Kadang-kadang terdapat cutis anserina (Goose flesh) pada lengan dan bahu
(pada air hangat/dingin) mekanisme pertahanan diri dari suhu luar (aktivitas M.
Erector pilli).
5.Buih putih halus pada mulut & hidung (cairan encer & berbuih) yaitu surfaktan.
6.Washer woman hand (keriput, pucat dan kering).
7.Kadang terdapat cadaveric spasme (terjadi pd orang yg sadar saat tenggelam).
8.LM di bagian kepala/wajah.
9.Aspek medicolegal : umumnya karena kecelakaan. Yandi, dkk. 2009
10.Tanda asfiksia jika meninggal dalam keadaan asfiksia. Amir, A. 2009
FOTO KASUS
Caruso J. L.
(2016)
FOTO KASUS
Wet drowning
Pada keadaan ini cairan masuk ke dalam saluran pernapasan
setelah korban tenggelam.
Boediyanto, dkk.
1997)
Dry drowning
Pada keadaan ini cairan tidak masuk ke dalam saluran
pernapasan, akibat spasme laring.
Boediyanto, dkk.
1997)
2.8.4 KLASIFIKASI TENGGELAM
1. FIBRILASI VENTRIKEL
TERIMA KASIH