Anda di halaman 1dari 34

HIPEREMESIS

GRAVIDARUM
KELOMPOK 3
Home

Anggota

1. Berliana Sintya Putri (1911311008)


2. Suci Ajeng Safitri (1911311047)
3. Rachma Yulia Putri (1911312032)
4. Fitria Vanes (1911313010)
Home

Hiperemesis gravidarum adalah keluhan


mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali
sehari dalam masa kehamilan yang dapat
menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan, atau gangguan
elektrolit, sehingga menganggu aktivitas
sehari-hari dan membahayakan janin
dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
Home

Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi


status kesehatan ibu serta tumbuh kembang
janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-
80% wanita mengalami mual dan muntah,
60% wanita mengalami muntah, sementara
33% wanita hanya mengalami mual. Apabila
semua makanan yang dimakan dimuntahkan
pada ibu hamil, maka berat badan akan
menurun, turgor kulit berkurang dan timbul
asetonuria (Morgan et al, 2010).
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :

TINGKAT 1 TINGKAT 2 TINGKAT 3

1. Ibu merasa lemah


1. Ibu tampak lebih lemah dan 1. Keadaan umum lebih parah
2. Muntah terus menerus yang
apatis 2. Muntah berhenti
mempengaruhi keadaan
2. Berat badan turun 3. Kesadaran menurun dari
umum
3. TD turun, nadi kecil dan cepat somnolen sampai koma
3. Nafsu makan tidak ada
4. Suhu kadang-kadang naik 4. Nadi kecil dan cepat
4. Berat badan menurun,
5. Mata sedikit ikterik dan 5. Suhu meningkat
temperatur tubuh meningkat
cekung 6. TD menurun
5. Nadi meningkat sekitar 100
6. Turgor kulit lebih mengurang 7. Mulut kering dan kotor,
per menit dan tekanan darah
7. Lidah mengering dan tampak pernapasan bau aseton
sistolik menurun
kotor 8. Mata cekung dan timbulnya
6. Turgor kulit mengurang
8. Hemokonsentrasi, oliguria, ikterus
7. Lidah mengering mata
konstipasi
cekung
9. Aseton tercium dalam hawa
8. Merasa nyeri pada
pernapasan
epigastrium
ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan
biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf,
disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Menurut (Khayati,
2013) terdapat beberapa faktor predisposisi dan faktor lain, yaitu :

● Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan


ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)
● Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi.
● Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
dan kehilangan pekerjaan.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil,
yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai
mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah yang
berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas, dan mengalami
dehidrasi. Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis
gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa :
● Sakit kepala
● Konstipasi
● Sangat sensitif terhadap bau
● Produksi air liur berlebihan
● Inkontinensia urine
● Jantung berdebar
PATOFISIOLOGI
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam
darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium
dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi
sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah lebih banyak, dapat
merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan
terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender
esophagus dan lambung (Sindrom Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal (Khayati, 2013).
Home

Pemeriksaan Penunjang
● USG (dengan menggunakan waktu
yang tepat) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel,
mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta
● Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,
BUN
● Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT
dan kadar LDH
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum
menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
● Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik.
● Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
● Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah
kecil tetapi sering.
● Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
● Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
● Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
● Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting, dianjurkan
makanan yang banyak mengandung gula.
PENATALAKSANAAN
Apabila dengan cara diatas keluhan dan
gejala tidak mengurang, maka diperlukan cara lain
seperti :
● Obat-obatan
● Isolasi
● Terapi psikologika
● Caoran parenteral
● Menghentikan kehamilan
WOC
ASKEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM
PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
● Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan
makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya
berlebihan/hipersalivasi.
● Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui
bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi
yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.

DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
● Kesadaran : Pada kasus hiperemesis gravidarum umumnya lemah.Stabil,Menurun dari
composmentis sampai koma,Untuk mengetahui Keadaan emosional yang dialami oleh
ibu.
Pengkajian
2. Tanda-tanda vital
● Tekanan darah : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum tekanan darahnya turun.
● Nadi : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum denyut nadinya meningkat > 100 x
menit.(Prawirohardjo, 2002 : 278) Suhu : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum
suhu tubuhnya meningkat.

3. Muka
● Kelopak mata : Cekung
● Konjungtiva : Pucat
● Sklera : Putih
● Cloasma gravidarum : ada atau tidak ada.
● Oedem : ada atau tidak ada
Pengkajian
4. Hidung
● Polip : ada atau tidak ada
● Pendarahan : ada atau tidak ada
● Sekret : ada atau tidak ada
● Peradangan : ada atau tidak ada

5. Mulut dan Gigi


● Caries : ada atau tidak ada
● Gusi : ada pendarahan atau tidak ada
● Tonsil : ada pembengkakan atau tidak ada

6. Telinga
● Serumen : ada/ tidak

7. Pembesaran kelenjar tiroid : ada/ tidak


8. Pembesaran kelenjar limfe : ada/ tidak
Pengkajian
9. Dada
● Jantung : ictus cordis regular/ tidak
● Paru-paru : ada/ tidak ronchi dan wheezing
● Payudara : Bentuk : simetris/ tidak, Kebersihan : bersih/tidak, Benjolan : ada/ tidak, Rasa
Nyeri : ada/ tidak

10. Punggung dan pinggang


● Posisi tulang belakang : lordosis/ tidak
● Pinggang nyeri : ada/ tidak nyeri ketuk

11. Ekstermitas atas dan bawah


● Oedema kanan / kiri :ada/ tidak ada
● Kekakuan sendi dan otot :ada/ tidak ada
● varises kanan/kiri : ada/tidak ada
● Reflek patella : kanan/kiri positif/ negative
Pengkajian
12. Abdomen
● Linea : Tidak ada
● Striae : Tidak ada
● Pembesaran : sesuai umur kehamilan atau tidak
● Benjolan : tidak ada
● Konsistensi : lembek

13. TFU
Leopold I
● Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil
● Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian dalam fundus
● Konsistensi uterus
Leopold II
● Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri
● Menentukan letak punggung janin
Pengkajian
Leopold III
● Menentukan apa yang terdapat dibagian terbawah
● Untuk menentukan bagian terbawah janin apakah bagian tersebut sudah masuk pintu atas
panggul atau belum ( jika belum bagian terbawah tersebut dapat digoyangkan )
Leopold IV
● Pemeriksaan menghadap kearah kiri ibu hamil
● Seberapa jauh bagian terbawah janin masuk pintu atas panggul.

12. Fetus DJJ : belum terdengar

13. Anogenital
● Vagina : Terdapat tanda chadwick, elastisitas bertambah, tidak ada pembengkakan
kelenjar bartolini dan skene.
● Anus : Tidak ada haemoroid
Pengkajian
14. Eliminasi :Pemeriksaan laboratorium
● Haemoglobin : Normalnya 11 gr%
● Pada hyperemesis gravidarum tidak menutup kemungkinan lib ibu hamil kurang dari 11
gr% dikarenakan kurangnya asupan nutrisi yang mengakibatkan terjadinya anemia.
● Urine : Untuk megetahui ada/tidaknya protein dan albumin dalam urine. Normalnya
protein negatif.albumin urine (reduksi) negatif.
Pengkajian
14. Eliminasi : Pemeriksaan laboratorium
● Haemoglobin : Normalnya 11 gr%
● Pada hyperemesis gravidarum tidak menutup kemungkinan lib ibu hamil kurang dari 11
gr% dikarenakan kurangnya asupan nutrisi yang mengakibatkan terjadinya anemia.
● Urine : Untuk megetahui ada/tidaknya protein dan albumin dalam urine. Normalnya
protein negatif.albumin urine (reduksi) negatif.
Pengkajian
KEBUTUHAN DASAR KHUSUS
1. Aktifitas istirahat
● Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).

2. ntegritas ego
● Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang
kondisinya, kehamilan tak direncanakan.

3. Eliminasi
● Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih. Urinalisis :
peningkatan konsentrasi urine.
● Makanan/cairan Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan
Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
Pengkajian
4. Pernafasan
● Frekuensi pernapasan meningkat.
● Keamanan : Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
● Seksualitas : Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
● Interaksi social : Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran,
respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem
pendukung yang kurang.

TES LABORATORIUM
● Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang
meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang
mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.
● Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat
dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.
Home

DIAGNOSA
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan yang berlebihan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor
biologis, psikologis atau ekonomi.
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
4. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif;
perubahan psikologi kehamilan
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d
keterbatasan informasi
INTERVENSI
DIAGNOSA SLKI SIKI

Kekurangan volume Tujuan : Manajemen Cairan


cairan berhubungan Setelah dilakukan intervensi  
dengan kehilangan keperawatan selama 1x24 jam maka Observasi
cairan yang berlebihan. ekspetasi membaik dengan kriteria 1. Montor status hidrasi (mis.
hasil : frekuensi nadi, kekuatan nadi,
1. Keseimbangan cairan dan akral, pengisian kapiler,
elektrolit akan kembali ke kondisi kelembapan mukosa, turgor kulit,
normal,yangterbukti dengan turgor tekanan darah)
kulit normal,membrane mukosa 2. Monitor berat badan harian
lembab, berat badan stabil ttv 3. Monitor hasil pemeriksaan
dalam batas normal; laboratorium (mis. hematokrit, Na,
elektrolit,serum,Hb, K. C, berat jenis urine, BUN)
hematocrit,dan berat jenis urin 4. Monitor berat badan sebelum dan
akan berada dalam batas normal. sesudah dialisis
2. Klien tidak akan muntah lagi. 5. Monitor status hemodinamik (mis.
3. Klien akan mengkonsumsi asupan MAP, CVP, PAP, PCWP jika
dalam jumlah yang adequate. tersedia)
INTERVENSI
DIAGNOSA SLKI SIKI

Terapeutik
1. Catat intake-output dan hitung
balans cairan 24 jam
2. Berikan asupan cairan, sesuai
kebutuhan
3. Berikan cairan intravena, jika perlu
 
Kolaborasi
4. Kolaborasi pemberian diuretik, jika
perlu
INTERVENSI
DIAGNOSA SLKI SIKI

Ketidakseimbangan Tujuan : Manajemen Gangguan Makan


nutrisi kurang dari Setelah dilakukan intervensi  
kebutuhan tubuh keperawatan selama 1x24 jam Observasi :
berhubungan dengan maka ekspetasi membaik 1. Monitor asupan dan keluarnya
anoreksia, mual dengan kriteria hasil : makanan dan cairan serta
muntah. 1. Klien akan mengkonsumsi asupan kebutuhan kalori
oral diet yang mengandung zat  
gizi yang adequate Terapeutik
2. Klien tidak mengalami nausea dan 2. Timbang berat badan secara rutin
vomitus 3. Diskusikan perilaku makan dan
3. Klien akan mentoleransi diit yang jumlah aktivitas fisik (termasuk
telah di programkan olahraga) yang sesuai
4. Klien akan mengalami 4. Lakukan kontrak perilaku (mis.
peningkatanberat badan yang target berat badan, tanggung
sesuai selama hamil Jawab perilaku)
5. Dampingi ke kamar mandi untuk
pengamatan perilaku
memuntahkan kenbali makanan
INTERVENSI
DIAGNOSA SLKI SIKI

Edukasi
1. Anjurkan membuat catatan harian
tentang perasaan dan situasi
pemicu pangeluaran makanan
(mis. pengeluaran yang disengaja,
muntah, aktivitas berlebihan)
2. Ajarkan keterampilan koping untuk
penyelesaian masalah perilaku
makan
3. Ajarkan pengaturan diet yang tepat
 
Kolaborasi
4. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
target berat badan, kebutuhan
kalori dan pilihan makanan
INTERVENSI
DIAGNOSA SLKI SIKI

Intoleransi aktifitas Tujuan: Manajemen Energi :


berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi  
kelemahan. keperawatan selama 1x24 jam Observasi :
maka ekspetasi membaik 1. dentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
dengan kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan
  2. Monitor kalelahan
1. Dapat memperlihatkan 3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
kemajuan khususnya tingkat selama melakukan aktvitas
yang lebih tinggi  
2. Mengidentifikasi faktor-faktor Terapeutik
yang menurunkan toleransi 4. Sediakan ingkungan nyaman dan
aktifitas. rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
kunjungan)
5. Lakukan letihan rentang gerak pasif
dan/atau aktif
6. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
7. Fasiltasi duduk di sisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
INTERVENSI
DIAGNOSA SLKI SIKI

Edukasi
1. Anjurkcan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
3. Anjurkan manghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi keletihan
 
Kolaborasi
5. Kolaborasi dengan ahil gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan.
INTERVENSI
DIAGNOSA SLKI SIKI

Cemas berhubungan Tujuan: setelah dilakukan tindakan 1. Kontrol lingkungan klien dan batasi
dengan Koping tidak keperawatan selama 2x24 pengunjung
efektif; perubahan jam,diharapkan ketakutan klien 2. Kaji tingkat fungsi psikologis klie
psikologi kehamilan teratasi dengan : 3. Berikan support psikologis
Kriteria Hasil: 4. Berikan penguatan positif
1. Klien memverbalisasi 5. Berikan pelayanan kesehatan yang
perasaan dan maksimal
kekhawatirannya tentang 6. Jelaskan Tentang Hiperemesis
kesejahteraan janin Gravidarum dan kaji pengetahuan px.
INTERVENSI
DIAGNOSA SLKI SIKI

Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan Pendidikan keseatan tentang


tentang penyakit b/d keperawatan selama 2x24 2. Hiperemesis gravidarum
keterbatasan informasi jam,diharapkan klien tentang 3. Buat hubungan perawat-px. Yang
perubahan fisiologis dan mendukung & terus menerus
psikologis yang normal dan tanda- 4. Petahankan sikap terbuka terhadap
tanda bahaya kehamilan dengan keyakinan klien.
kriteria hasil: 5. Evaluasi pengetahuan peubahan
1. Klien menjelaskan perubahan fisiologis/psikologi s yang normal pada
fisiologis dan psikologis kehamilan
normal berkaitan dengan
kehamilan trimester pertama
2. Klien menunjukkan perilaku
perawatan diri sendiri yang
meningkatkan kesehatan
3. Mengidentifikasi tanda-tanda
bahaya kehmilan
Home

IMPLEMENTASI
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya
rencana tindakan tersebut diterapkan dalam situasi
yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tindakan keperawatan harus mendetail. Agar semua
tenaga keperwatan dapat menjalankan tugasnya
dengan baik dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan, perawat dapat langsung memberikan
pelayanan kepada ibu hamil dengan hiperemis
gravidarum.
Home

EVALUASI
1. Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan
berat badan
2. Pasien terhindar dari kerusakan kulit
3. TTV tetap stabil
4. Volume cairan tetap adekuat
5. Pasien mempunyai turgor kulit normal dan
membrane mukosa lembap
6. Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010
7. Pasien mempertahankan keseimbangan cairan
(asupan seimbang dengan haluaran)
Home

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai