Anda di halaman 1dari 10

OM

SWASTYASTU
NAMA KELOMPOK 1 :
NI NYOMAN AYU TRIANA JAYA
SAVITRI 1902622010111/06
NI PUTU EKA SWANDEWI
2
1902622010112/07
KONTROL BAGI INTERNAL AUDIT

1. Memahami dan mampu menjelaskan 4. Memahami standar-standar kontrol


definisi dan satndar control internal, karakteristik kontrol dan
saran untuk mencapai kontrol

2. Memahami model-model kontrol 5. Memahami laporan audit internal


internal dan penggunaan model tentang kontrol dan audit kontrol
kcontrol pada audit internal

6. Mampu membahas artikel penelitian


3. Menguraikan sistem kontrol, terkait dengan kontrol
meliputi elemen-elemen sistem
kontrol

3
1. DEFINISI DAN STANDAR CONTROL
Definisi awal
Pentingnya control audit bagi auditor (atau pengecekan internal seperti disebut pertama kali) diakui oleh L.R. Dicksee
pada awal tahun 1905. Ia mengatakan bahwa system pengecekan internal yang layak bisa menghilangkan kebutuhan akan
audit yang terperinci. Menurutnya control dapat dibagi menjadi 3 elemen yang terdiri atas : pembagian kerja,
penggunaan catatan akuntansi, dan rotasi pegawai. Menurut George E. Bennett tahun 1930 pengecekan internal adalah
koordinasi dari system akun – akun dan prosedur perkantoran yang berkaitan sehingga seseorang karyawan selain
mengerjakan tugasnya sendiri juga secara berkelanjutan mengecek pekerjaan karyawan yang lain untuk hal – hal tertentu
yang rawan kecurangan.
1. Definisi Kontrol : Menurut AICPA (Committee On Auditing Procedure) control internal adalah rencana organisasi
dan semua metode yang terkoordinasi dan pengukuran – pengukuran yang diterapkan di
perusahaan untuk mengamankan aktiva, memeriksa akurasi dan keandalan data akuntansi,
meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang
telah ditetapkan.
2. Definisi Kontrol bagi Akuntan Publik : Auditor independen di Amerika memandang definisi tersebut terlalu luas
untuk tujuan mereka, oleh karena itu control internal dipecah menjadi control
administratif dan control akuntansi.
3. Definisi Kontrol bagi Auditor Internal : Auditor internal memandang control sebagai penggunaan semua sarana
perusahaan untuk meningkatkan, mengarahkan, mengendalikan, dan
mengawasi bebagai aktvitas dengan tujuan untuk memastikan bahwa tujuan
perusahaan tercapai.
2. MODEL-MODEL KONTROL INTERNAL DAN PENGGUNAAN
MODEL KCONTROL PADA AUDIT INTERNAL
Pada awalnya manajemen menggunakan serankaian gungsi pengujian pengendalian untuk menentukan kecukupan fungsi
Internal Controls organisasi. Kemudian mulailah berkembang cara pandang baru terkait Internal Controls khususnya di
Amerika Serikat, Kanada dan Inggris. Pada ketiga negara tersebut itulah dikembangkan model Internal Controls yang
terintegrasi.
1. Model COSO : Model COSO yang dikembangkan pada awal tahun 1990an ini menghubungkan pengendalian dengan
lingkungan pengendalian diantaranya meliputi budaya organisasi, sikap prang yang ada didalam
organisasi, dan pendekatan organisasi untuk menilai risiko.
2. Model COCO : Model COCO dikembangkan oleh CICA (Criteria of Control Board of the Canadian Institute of
Chartered Accountants).
3. Model COBIT : Control Objectives fot Information and related Technology (COBIT) merupakan sekumpulan
dokumentasi best practices yang dapat yang dapat membantu organisasi untuk menjembatani gap
antara risiko, kebutuhan control dan permasalahan – permasalahan teknis.
4. Model CADBURY : Model ini mempunyai juga empat komponen seperti odel COCO tetapi mempunyai terminology
yang mirip model COSO (tanpa information and communication), yakni model ini pertama kali
muncul dalam suatu laporan yang berjudul Internal Control and Financial Aspects of Corporate
Governance (Cadbury Communittee) yang merupakan bentukan dari the Institute of Chartered
Accountants in England and Wales (ICAEW).
3. SISTEM KONTROL, MELIPUTI ELEMEN-
ELEMEN SISTEM KONTROL

Sarana kontrol meliputi orang, peraturan, anggaran, jadwal, dan analisis komponen – komponen lainnya. Bila
digabungkan, elemen – elemen ini akan membentuk sistem kontrol. Sistem tersebut dapat memiliki subsistem – subsistem
dan bisa juga menjadi bagian dari sistem yang lebih besar, semua sistem itu beroperasi secara harmonis untuk memenuhi
satu atau lebih tujuan bersama. Sistem tersebut bisa berbentuk tertutup atau terbuka. sebuah sistem tertutup (closed
system) tidak berinteraksi dengan lingkungan, sedangkan sistem terbuka (open system) memiliki interaksi. Sistem tertutup
jarang di gunakan, namun sejak komputer digunakan secara luas, sistem ini jadi sering digunakan. Auditor internal akan
berhubungan dengan kedua sistem meskipun mereka tidak dapat mengabaikan dampak lingkungan pada sistem kontrol
terbuka. Sistem usaha biasanya lebih kompleks, namun cara kerjanya tetap sama. Sistem lingkaran tertutup yang lebih
umum, seperti sistem pemesanan ulang persediaan, disebut sistem umpan balik (feedback system). Seperti halnya yang
berlaku pada thermostat, keluaran (dalam hal ini lingkungan) dibandingkan dengan suatu standar sehingga diperoleh
respon yang tepat. Semua sistem operasi memiliki bagian – bagian dasar yang terdiri atas masukan (input), pemrosesan
(processing), dan keluaran (output).
4. STANDAR-STANDAR KONTROL INTERNAL,
KARAKTERISTIK KONTROL DAN SARAN UNTUK
MENCAPAI KONTROL
1. Standar-Satndar Kontrol Internal
Selain standar operasi yang merupakan bagian dari system kontrol, terdapat kerangka standar yang harus diikuti
system kontrol itu sendiri. Standar-standar ini adalah
a. Standar-standar Umum
b. Standar-standar Rinci
2. Karakteristik Kontrol
Auditor internal dapat mengevaluasi system kontrol dengan menentukan kesesuaiannya dengan kriteria yang
ditetapkan seperti berikut ini:
a. Tepat waktu e. Fleksibilitas
b. Ekonomis f. Menentukan penyebab
c. Akuntabilitas g. Kelayakan
d. Penerapan h. Masalah-masalah dengan control
3. Sarana untuk mencapai kontrol
Sarana operasional yang dapat digunakan manajer untuk mengendalikan fungsi di dalam perusahaan adalah :
a. Organisas e. Akuntansi
b. Kebijakan f. Penganggaran
c. Prosedur g. Pelaporan
d. Personalia
5. LAPORAN AUDIT INTERNAL TENTANG
KONTROL DAN AUDIT KONTROL
1. Laporan audit internal tentang kontrol
Auditor internal secara periodik akan mengakumulasikan evaluasi kontrol dari banyak laporan audit internal dan
mencapai kesimpulan tentang lingkungan kontrol internal, struktur, dan filosofi organisasi secara keseluruhan.
Pengamatan harus dilakukan dengan memperhatikan posisi manajemen di berbagai tingkatan.Kebanyakan evaluasi ini
dapat berasal dari wawancara dengan manajemen.
2. Audit control
Tujuan audit control adalah untuk menentukan bahwa:
a. Kontrol memang diterapkan
b. Kontrol secara structural memang wajar
c. Kontrol dirancang untuk mencapai tujuan menajemen khusus atau untuk mencapai ketaatan dengan persyaratan yang
ditentukan, atau memastikan akurasi dan kelayakan transaksi
d. Kontrol memang digunakan
Secara rinci auditor harus :
a. Menelaah elemen risiko control.
b. Menentukan tujuan system control.
c. Menelaah tujuan untuk menentukan kesesuaiannya dengan kebijakanorganisasi atau dirancang untuk memastikan
ketaatandengan persyaratan internal atau eksternal.
d. Memeriksa dan menganalisa sistem control untuk menentukan kewajaran susunannya: yaitu, apakah terdapat kreteria,
metode pengukuran kondisi, evaluasi penyimpangan, evaluasi efektivitas, dan metode laporan
6. MEMBAHAS ARTIKEL PENELITIAN TERKAIT DENGAN KONTROL

Judul artikel:
“Pengaruh Sistem Internal, Kontrol, Audit Internal dan Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kecurangan (FRAUD)
perbangkan (Studi Kasus Pada Bank Syariah Anak Perusahaan BUMN di Medan)”
Artikel ini dilatar belakangi oleh kecurangan-kecurangan (Fraud) yang kerap terjadi di dunia perbankan.Kasus-kasus fraud yang
terjadi di dalam dunia perbankan dapat terjadi dan dilakukan oleh siapa saja eksternal maupun internal Perbankan itu sendiri. Sistem
internal kontrol, audit internal dan penerapan Good Corporate Governance (GCG) merupakan beberapa hal yang sangat penting
digunakan pihak perbankan untuk dapat menjalankan roda bisnisnya dengan baik tanpa ada tindakan-tindakan illegal yang dilakukan
untuk mencari keuntungan semata. Penelitian ini dilakukan adalah untuk mencaritahu pengaruh sistem internal control, audit internal
dan penerapan GCG terhadap kecurangan (fraud) dalam perbankan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif asosiatif dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Penelitian
dilakukan di tiga tempat yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang Medan, PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan
dan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan dengan menggunakan teknik pengumpulan data kuisioner.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa secara parsial sistem internal kontrol berpengaruh negatif signifikan terhadap
kecurangan (fraud) yang berarti bahwa semakin baik sistem internal kontrol maka tingkat kecurangan akan menurun. Kedua secara
parsial audit internal berpengaruh negatif signifikan terhadap kecurangan (fraud) berarti semakin baik audit internal dalam sebuah
perusahaan maka tingkat kecurangan (Fraud) akan menurun. Selanjutnya adalah secara parsial penerapan GCG berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kecurangan (fraud) yang juga berarti semakin baik penerapan GCG maka tingkat kecurangan akan menurun. Hasil
uji F juga menunjukkan bahwa secara bersama-sama ketiga variabel independen berpengaruh terhadap variabel independen. Hasil
penelitian ini berimplikasi terhadap jajaran manajemen PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah dan PT. Bank
Negara Indonesia Syariah untuk lebih memperkuat sistem internal kontrol, audit internal dan penerapan GCG untuk menekan tingkat
kecurangan (Fraud) dalam perbankan
OM SHANTI, SHANTI, SHANTI
OM

Anda mungkin juga menyukai